Share

Raya Depresi

Penulis: Yulistriani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-27 14:18:07

Di kantor polisi, Indira menjenguk Raya dengan membawa sang cucu. Melihat putrinya, hati Raya kian hangat.

"Maira sayang."

Raya langsung meraih dan mencium kening putrinya yang hampir berusia setahun. Bayi itu hanya beda usia dua bulan saja dengan Citra, si kecil itu sangat cantik, wajahnya mirip dengan Erlangga.

"Ma ... Ma ... Ma ...."

Maira terus mengoceh sembari menggigit tangannya, membuat hati Raya kian teriris perih. Pun Indira, air matanya mengalir deras melihat kemalangan cucu dan anaknya.

"Maafkan Mama ya, sayang."

Raya terus menciumi pipi Maira, tetapi sesekali tatapan wanita itu nampak kosong.

"Kamu kenapa bisa ceroboh, Raya?"

Indira bertanya sambil terus menangis, wanita itu kesal, kecewa, sedih dan marah karena anaknya tengah ditahan di kantor polisi dengan meninggalkan sang cucu yang masih balita.

"Aku gak sengaja Bun, tapi sejujurnya aku gak mau hidup semakin susah. Aku cuma minta Erlangga bertanggung jawab atas Maira, setelah Mas Radit tahu semuanya, kita dibuang bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Apa Rencana Indira?

    Melihat wajah sang kakak yang nampak modis dan elegan, seketika Indira teringat bayangan masa-masa yang membuatnya begitu benci pada Hasna. .Puluhan tahun lalu ...."Indira, sudah berapa kali Bapak katakan, kamu jangan sering pulang malam, contohlah Mbak mu itu. Malu Bapak ini, setiap hari pulang malam dengan lain lelaki."Indira baru saja pulang dengan mengendap-endap di kegelapan. Wanita itu seketika terkejut saat lampu dinyalakan oleh bapaknya yang tengah menunggu di kamar dengan kemarahan yang memuncak."Mbak Hasna lagi, Mbak Hasna lagi, kenapa sih Bapak selalu saja bandingkan aku sama dia?"Indira membalas dengan lantang perkataan bapaknya, suaranya kian meninggi. Wanita itu jengah selalu dibandingkan dengan Hasna, Indira kesal karena sangat kakak selalu lebih unggul darinya, karena itu dirinya semakin hari semakin bertambah kebenciannya pada Hasna."Dengar Indira, kamu itu perempuan dan harus jaga diri. Bapak gak mau kamu sampai menoreh aib di keluarga kita."Soleh, sang ayah m

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Dian Dalam Bahaya

    Sepulangnya Indira, suasana kini nampak haru, terlebih saat Nurul memeluk Dian dan Citra penuh kerinduan."Citra cantik, ketemu lagi sama Oma ya, Oma kangen bangeeeet."Nurul menggendong Citra yang usianya sudah lebih dari satu tahun itu, bobotnya semakin bertambah sehingga Nurul sedikit kesulitan saat mengangkat gadis kecil kesayangannya.Wanita itu menciumi pipi Citra yang gembul tanpa henti, membuat Dian begitu haru lantaran banyak curahan kasih sayang untuk sang putri."Hasna, silakan duduk."Damar berbicara dengan nada yang sedikit ketus, tak dipungkiri lelaki itu masih sedikit kecewa dengan Hasna yang tega menelantarkan anak kandungnya.Nurul dan Dian menangkap raut ketus itu, tetapi mereka berusaha tetap diam dan tenang, sementara Hasna menunduk, wanita itu merasa bersalah pada lelaki yang sudah dianggap sebagai kakaknya itu."Kang Damar, Teh Nurul terima kasih sudah menyayangi Dian seperti anak kalian sendiri," kata Hasna dengan mata berkaca-kaca."Gak perlu dipikirkan Hasna,

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Dalam Jerat Radit

    Indira tengah berjalan di trotoar, tetapi pikirannya melayang jauh pada percakapannya dengan Damar sesaat sebelum kedatangan Hasna tempo hari. "Maaf Indira, tapi saya rasa Rudi juga gak bisa bantu dalam hal ini."Damar menyesap kopi, jauh dalam hatinya lelaki itu tak tega melihat kesusahan Indira, terlebih saat ini Raya memiliki anak yang masih membutuhkannya, tetapi Damar sadar, Raya harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya."Saya mohon Kang, untuk kali ini saja, tolong bantu Raya, coba saja Kang Damar sama Teh Nurul bilang dulu sama Rudi, bisa gak bantu bebaskan Raya dari kasus ini."Indira memohon pada kerabatnya itu, Rudi adalah suami Rara, anak semata wayang Damar dan Nurul yang berada di Kalimantan, Rudi bekerja sebagai pengacara."Saya gak bisa memastikan, tapi coba kamu tanya sendiri sama Rudi. Maaf, saya gak bisa bantu kamu, Indira," tolak Damar. Suara klakson mobil menyadarkan Indira dari penolakan Damar dan Nurul beberapa waktu lalu.Indira terus melangkah menyusu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Awal Sebuah Petaka

    "Itu Raya ...."Indira berkata pada mantan suaminya saat membuka pintu kamar. Di sana anak perempuan mereka tengah melamun, tatapan wanita itu nampak kosong, sesekali tersenyum tetapi sesekali juga air mata menitik di kedua netra.Adi berjalan perlahan menghampiri sang putri, hatinya begitu hancur melihat kondisi Raya yang kian menyedihkan."Apa yang sebenarnya terjadi pada Raya, Indira ...?" tanya Adi dengan menatap iba putrinya, "putriku pasti sangat tertekan," lanjut Adi, pandangannya tak beralih dari gerak gerik Raya.Indira hanya diam, bulir bening terus menitik dari kedua netra, ingatannya berputar, membawa dirinya pada kejadian hampir dua tahun yang lalu.Dua tahun lalu .... "Raya, apa yang kamu sembunyikan dari Bunda?"Indira menatap putrinya penuh selidik. Wanita itu khawatir karena Raya lama sekali di kamar mandi."Gak apa-apa, Bunda."Raya nampak ketakutan dan menyembunyikan sesuatu, tetapi Indira tak menyadari gerak-gerik putrinya."Oh ya sudah, Bunda sudah masak, kamu ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Perkelahian dr. Rian VS Radit

    Dokter Rian berhenti di sebuah rumah berlantai dua dengan gaya minimalis modern. Lelaki itu ingat saat pulang dari rumah teman, Dian pernah mengatakan padanya bahwa dulu tinggal di sana saat masih menjadi istri Radit. "Permisi Pak, apa benar itu rumahnya pak Radit?" tanya dr. Rian pada seseorang. Lelaki itu sengaja memarkirkan mobilnya di tepi jalan. "Oh iya betul pak," balas lelaki itu ."Terima kasih, pak."Dokter Rian gegas berlari dan melihat gerbang tak dikunci. Di post satpam, seorang lelaki dengan seragam putih itu nampak tertidur, dr. Rian masuk tanpa meminta izin terlebih dahulu.Sesampainya di teras rumah Radit, dr. Rian seketika ragu karena pintu nampak tertutup rapat."Mungkin Dian memang gak ke rumah Radit," gumam dr. Rian lirih.Perasaanya tak karuan karena ia yakin kalau calon istrinya itu sedang tidak baik-baik saja, tetapi prasangka berubah saat melihat rumah Radit sepi.Putra almarhum Adrian itu baru saja melangkah hendak pergi, tetapi urung karena mendengar suara

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kekacauan Ijab Kabul

    "Radit ...."Ajeng menjerit saat melihat putranya masih menggenggam gunting yang berlumuran darah.Semua mata warga tertuju pada Dian yang membalut tubuhnya dengan selimut, desas-desus tak enak mulai terdengar seiring riuhnya kehebohan.Salah satu warga menelpon polisi, Bu Fitri, tetangga yang dulu pernah dekat dengan Dian gegas mengambil pakaian tertutup dan memberikannya pada mantan istri Radit agar wanita itu tak lagi jadi bahan tontonan.Sementara satpam yang sudah tak berdaya lantaran kehilangan banyak darah gegas digotong hendak dibawa ke rumah sakit."Pakai mobil saya saja, Pak," kata dr. Rian sembari mengusap pelipis yang juga berdarah lantaran terkena ujung meja yang tajam.Setelah berpakaian rapi, Dian berlari keluar, wanita dan calon suaminya itu lantas membawa satpam yang bekerja di rumah Radit ke rumah sakit ditemani oleh dua orang warga.Beberapa orang menenangkan istri satpam dan juga Ajeng, sementara Radit dihajar warga yang geram karena telah melukai penjaga keamanan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Wanita Masa Lalu

    Di dalam sel, Raya terdiam sembari memikirkan masa-masa kelam dalam hidup yang memaksanya berbuat buruk. Dua tahun lalu .... "Aduh, maaf Mas aku gak sengaja."Raya tak sengaja menabrak Radit di dapur rumahnya. Wanita itu hendak minum, begitu juga Radit yang terbangun di tengah malam lantaran haus.Raya hanya mengenakan lingerie yang sangat menerawang saat bertabrakan dengan lelaki yang sudah berbulan-bulan haus akan lautan cinta.Melihat penampilan Raya, lelaki itu menelan ludah, matanya tak bisa beralih saat melihat samar keindahan di balik kain tipis penutup tubuh Raya."Oh iya gak apa-apa," balas Radit pelan.Lelaki itu berusaha mengalihkan pandangan dari sesuatu yang tak seharusnya ia lihat."Makasih Mas." Raya menganggukkan kepala dan bergegas hendak pergi. Namun, langkahnya dihalau oleh Radit. "Raya ...." Radit berseru. "Iya," jawabnya sembari menoleh. "Kalau bisa kamu jangan pakai baju seperti itu di sini ya Ray, maaf sebelumnya, tapi saya pikir itu kurang sopan."Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Rencana Siapa?

    Malam sebelum pernikahan Dian, Indira terdiam memikirkan masa lalu Raya yang sangat ia sesali seumur hidupnya. Dua tahun lalu .... "Raya, Bunda lihat akhir-akhir ini kamu sering murung, kenapa?" tanya Indira saat keduanya di dalam kamar Raya."Aku gak apa-apa, Bun," balasnya tanpa melihat wajah Indira."Bunda gak yakin kamu baik-baik saja, pasti ada yang sedang kamu sembunyikan dari Bunda, kan?" tanya Indira lagi.Wanita itu mencecar anaknya agar jujur. Firasat keibuannya mengatakan jika putrinya sedang berada dalam masalah."Enggak, Bun." Raya tetap berusaha mengelak."Raya dengar Bunda. Apa yang sebenarnya terjadi?"Indira mengguncangkan bahu putrinya, dengan sikap seperti ini membuat Indira semakin yakin kalau Raya sedang tertimpa masalah berat. Terlebih wanita itu tahu betul sifat buruk anaknya yang tak pernah cerita jujur saat memiliki masalah."Tapi janji Bunda gak akan marah kalau sudah tahu semuanya?"Raya menatap manik hitam ibunya, sementara Indira hanya mengangguk, ada se

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02

Bab terbaru

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Ending

    "Sayang."Beni menghampiri Nengsih yang masih tersedu-sedu. Air mata wanita itu sulit terhenti. Hatinya masih saja nyeri membayangkan masalah yang menimpa keluarganya."Hmmm."Nengsih hanya berdehem, setelah jarak suaminya dekat, ia pun justru mengalihkan pandangan. Kondisi mood sedang buruk lantaran tengah premenstrual syndrom. Sehingga, hormonnya sangat berpengaruh terhadap masalah yang tengah dihadapi.Biasanya, Nengsih akan berpikir rasional. Namun, entah mengapa kali ini seakan-akan ia membenarkan ucapan Abizar bahwa semua yang terjadi antara keluarganya dengan keluarga Tiara disebabkan oleh pengkhianatan suaminya.Beni yang lelah, lantas mencoba diam, lelaki itu mencerna sikap istrinya kemudian instrospeksi diri. Namun, setelah diperhatikan sekian lama ia baru peka bahwa istrinya tengah mengalami mood swing. Sehingga, ia memeluk istrinya dari belakang, tak peduli Nengsih mengamuk, ia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya sangat mencintai sang istri dibandingkan orang lain."Apaa

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Sahabat Jadi Cinta

    "Ya udah, sambil nunggu Kak Citra masuk aja dulu, yuk."Kedua insan itu lantas masuk ke rumah Dian. Di dalam, Abizar langsung disambut hangat oleh Dian."Abizar, apa kabar?" tanya Dian begitu pandangannya bersitatap dengan putra kedua Beni."Alhamdulillah, aku sehat Tante, Tante Dian apa kabar?"Abizar meraih tangan Dian lalu menciumnya takzim. Lelaki itu kemudian duduk di sofa, sementara Syadea pergi ke dapur untuk mengambilkan jamuan untuk sahabatnya."Katanya mau berangkat siang, ini masih pagi, lho," ujar Dian, ia menoleh ke arah jam dinding yang baru menunjukkan pukul sembilan.Belum sempat Abizar menjawab, Syadea yang baru kembali dari dapur sembari membawa air dan kudapan itu menyahut."Biasa Ma, dia gak sabar," ujar Syadea dengan menaikkan sebelah alisnya.Dian tersenyum, wanita itu kemudian menganggukkan kepala dan pergi ke halaman rumah untuk mengurus semua tanaman hias kesayangannya.Setelah Dian berlalu, wajah Abizar kembali pias kala mengingat sang ayah. Rasa kecewa kemba

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kekecewaan Seorang Anak

    Beni mengejar istrinya yang tengah dikuasai emosi. Lelaki itu tahu betul bukan seperti ini karakter Nengsih. Namun, ia pun memaklumi apa yang dirasakan sang istri."Sayang, tunggu!"Beni menyeru istrinya yang baru saja membuka pintu kamar. Sedangkan Nengsih yang baru saja memutar kenop pintu itu menghentikan langkahnya sejenak. Wanita itu terisak, kemudian menyeka air mata yang berkejaran di pipinya.Melihat butiran kristal yang terus meluruh dari manik belahan jiwanya, Beni lantas memeluk sang istri erat. Ia tak mengatakan apapun meski ada yang ingin dikatakan.Beni memilih untuk membiarkan Nengsih mengekspresikan perasaannya. Sedih, marah, kecewa adalah rasa yang sangat manusiawi. Sebaik apapun sang istri, lelaki itu sadar wanitanya bukanlah malaikat. Sama seperti dirinya, kendatipun sudah berusaha menjadi orang baik, tetap saja ia selalu melakukan kesalahan."Mungkin benar kata Abizar, aku yang membuat semua jadi begini, andai aku gak menikahi Tiara untuk membantunya, andai aku jug

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Batas Kesabaran

    Mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Asih, Beni dan istrinya lantas saling pandang. kedua insan itu mengerutkan dahi sebab rasa penasaran."Maksud Bu Asih?" tanya Nengsih tak mengerti.Begitupun dengan Beni, ia menatap mata mantan mertuanya penuh selidik. Entah, lelaki itu merasa ada makna tersirat dari kalimat yang diucapkan oleh Asih.Tak langsung menjawab, Asih justru menangis semakin kencang hingga membuat Abizar yang sebelumnya tak peduli dengan tamu kedua orang tuanya pun ikut menghampiri."Ma, Pa, ada apa?" tanya Abizar setengah berlari, ia takut ada orang kesurupan di rumahnya mengingat sang ibu pernah diganggu makhluk halus."Ssst, gak ada apa-apa," jawab Beni dengan meletakkan jari telunjuk di bibirnya.Namun, bukannya pergi, Abizar justru tertarik ingin mendengar obrolan mereka. Sehingga, lelaki kelas tiga sekolah menengah atas itu duduk di kursi lainnya yang kosong.Asih yang tengah menangis tak memedulikan kehadiran putra Beni, ia tak lagi malu untuk mengemis maaf."Be

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Akibat Keserakahan

    Alarm berbunyi di pukul empat pagi. Sehingga, membuat Citra dan suaminya terperanjat. Boy yang masih merasa lelah itupun meraih ponsel di atas meja, kemudian ia mematikan alarmnya. Namun, bukannya bangkit, lelaki itu justru merebahkan lagi kepalanya ke atas bantal."Kok tidur lagi?"Citra yang juga terbangun karena mendengar alarm lantas menoleh ke arah suaminya. Tubuh keduanya masih polos dan hanya ditutupi oleh selimut saja."Masih ngantuk," jawab Boy dengan suara parau. Matanya seakan-akan sulit terbuka karena rasa lelahnya."Ish, bangun yuk, sebentar lagi kan subuh," ajak Citra.Wanita yang baru saja melepas kegadisannya itu bangkit kemudian duduk di samping Boy, ia menutup dadanya dengan selimut yang dikenakan."Hufft, ayo."Meskipun masih terasa lelah karena pertarungan semalam, tetapi Boy masih selalu ingat dengan kewajibannya. Kendatipun mengantuk dan kerap dihantui rasa malas, tetapi ia selalu bangun untuk bersih-bersih sebelum subuh.Lelaki itu lantas ikut bangkit lalu menci

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Istri Seutuhnya

    "Kamu siap, gak?" tanya Boy.Lelaki itu berbisik di daun telinga sang istri dengan suara lembut dan berat. Sementara Citra hanya mengangguk dengan wajah tersipu."Tapi kita harus berdoa dulu," ujar Citra.Ia hampir tak berani melihat mata suaminya sebab malu, takut dan gelisah terus menghantuinya. Namun, tak dipungkiri ia pun sangat menginginkan malam ini."Iya, aku tahu, yuk kita berdoa dulu," jawab Boy.Keduanya saling melempar senyum, kemudian melafalkan doa sebelum berhubungan. Keduanya berharap semoga setelah malam ini akan lahir keturunan yang sholeh dan sholehah.Namun, setelah berdoa keduanya justru merasa kaku dan malu. Citra bingung begitupun Boy, sehingga lelaki dengan janggut tipis itu menggaruk-garuk kepala sebab salah tingkah yang membuat keduanya tertawa.Tak ingin gagal, Boy yang sangat senang dengan bibir istrinya lantas kembali melabuhkannya di sana. Pun Citra, ia sudah merasa terbiasa sehingga tak lagi malu seperti saat pertama menikah.Lama Boy memainkan bibirnya d

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Kondisi Tiara Memburuk

    "Aku sakit karena membaca surat kamu sama Maira," jawab Citra, bukannya sedih, gadis itu justru tertawa mengingat kekonyolannya. Namun, tidak bagi Boy, ia justru semakin merasa bersalah dan menyadari betapa besar cinta sang istri padanya."Iya kah?" tanya Boy."Iya, kamu tahu gak, kamu adalah orang pertama yang aku cintai."Citra melanjutkan perjalanan, sementara Boy terus menatapnya dengan perasaan kagum juga bahagia."Aku berasa terbang karena dicintai begitu dalam," jawab Boy sembari tertawa. Lelaki itupun meraih kembali jemari Citra dan menuntunnya keluar dari area makam.Setelah sampai di parkiran, Boy meraih helm dan membantu Citra mengenakannya."Aku juga bisa pakai sendiri," tolak Citra, tetapi tak dipungkiri hatinya meleleh dengan perlakuan Boy yang begitu manis."Gak apa-apa, kamu cantik kalau pakai helm," puji Boy sembari menepuk-nepuk benda penutup kepala itu lembut."Ya sudah, sekarang kita cari masjid dulu yuk, habis itu kita makan, aku laper," ajak Citra."Ayok," balas

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Buah Ketulusan

    "Kak Farel, ada Oma sama Opa."Maira berbisik di telinga suaminya. Ia malu sebab ketahuan bermesraan di dapur. Sehingga, keduanya yang tengah berhadapan dengan jarak yang sangat dekat itu lantas menjauh."Gak usah malu, justru kita senang ya, Mas," ujar Indira pada suaminya.kedua pasangan berusia lanjut itu saling melempar senyum. Indira tanpa ragu menggandeng lengan suaminya di hadapan pengantin baru itu."Iya, gak apa-apa, jangan kalah sama kita yang udah tua," sahut Adi sembari tertawa kemudian berlalu meninggalkan Maira dan suaminya di sana.Saat langkah Adi menjauh, Farel masih tersenyum lebar. Ia sangat bahagia karena melihat keromantisan nenek dan kakek Maira meski sudah berusia lanjut."Oma sama Opa romantis banget, ya. Pasti dulu mereka saling mencintai," puji Farel saat kedua orang yang merawat istrinya pergi."Enggak, justru di masa lalu mereka pernah bercerai. Bahkan, kehadiran Mama pun belum bisa membuat Oma mencintai suaminya," balas Maira."Yang benar?"Farel terkejut,

  • Bangkitnya Istri yang Terbuang   Menikmati Momen Indah

    Di rumah Indira, Maira tengah memasak untuk sarapan. Sementara nenek dan kakeknya tengah berjalan-jalan pagi. Mereka sadar sudah tak muda lagi dan harus memerhatikan kesehatan agar tak menjadi pesakitan."Masak apa?"Farel yang baru saja keluar kamar itu menghampiri sang istri, ia memeluk Maira dari belakang sehingga membuat istrinya sedikit terkejut."Eh, aku masak nasi goreng buat sarapan," jawab Maira.Wanita itu membiarkan tangan suaminya melingkar di pinggang. Sehingga, Maira bisa merasakan kehangatan di punggungnya yang menempel dengan dada Farel."Baunya enak," puji Farel.Melihat rambut Maira yang diikat ke belakang dan menampilkan leher jenjang membuat kecantikan wanita itu kian paripurna. Sehingga, membuat Farel semakin senang bermanja-manja dengannya."Oh ya, hari ini mau temani aku ke kantor, enggak?" tanya Maira.Saat libur kuliah, ia memang sering menghabiskan waktu untuk mengurus perusahaan Mega. Maira yang memang mengambil jurusan manajemen dan administrasi bisnis itu

DMCA.com Protection Status