Share

Mahluk Pembangkang

Nengsih terus meracau dan nampaknya ia sangat kesakitan saat ayat demi ayat dilantunkan oleh ustaz Yusuf.

Sesekali Nengsih pingsan, tetapi rupanya ia hanya berpura-pura pingsan. Sesekali ia tertawa dan menangis.

Sudah lebih dari tiga jam prosesi ruqyah dilakukan, tetapi wanita itu masih sering mengerang, melotot dengan wajah yang sangat menyeramkan. Tak lama kemudian Nengsih muntah darah disertai rambut dan pecahan kaca di dalamnya. Wanita itu nampak kesulitan juga kesakitan sehingga membuat semua yang berada di sana meringis kecuali Ustaz Yusuf yang memang sudah terbiasa dengan hal-hal semacam ini.

"Lihat, ada rambut dan darah di muntahannya," kata Sarah pada Dian dan Indira. Mereka menelan ludah saat melihatnya.

"Astaghfirullahalazim," bisik Dian sembari menutup mulutnya. Begitupun Indira, wanita itu tercengang melihat pemandangan di depannya. Tadinya mereka datang untuk membantu Nengsih, tetapi Beni yang sangat perhatian sudah cukup untuk membantu istrinya.

Lelaki itu menyeka sisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status