Share

Part 30. Sebuah Prinsip

“Lho, Oma kapan datang?” Gemi baru saja turun dari lantai dua rumahnya ketika mendapati sang nenek duduk di ruang keluarga bersama Opa dan ibunya. Menjabat dua tangan orang tua tersebut, sebelum bergabung dengan mereka.

“Barusan.” Oma tersenyum kepada Gemi sembari mengamati perubahan cucunya yang begitu drastis. “Oma datang ingin lihat kamu, kumpul keluarga nggak pernah datang. Kenapa? Kamu sakit?”

Oma kali ini benar-benar menatap Gemi dengan tatapan yang serius. Mengamati setiap inci tubuh Gemi yang benar-benar berubah pesat. Gadis itu juga tidak seceria biasanya. Senyum yang ditunjukkan adalah senyum terpaksa. Tampak tidak ada kebahagiaan dalam tatapan matanya. Itu adalah hal yang sangat menyedihkan untuk keluarganya yang melihat.

“Aku sehat, Oma. Aku cuma lagi nggak enak badan kemarin.”

Oma lantas menoleh kepada Binar. Seolah berbicara lewat tatapan mata. Opa mengelus pundak cucunya dengan sayang. “Kalau begitu, sana istirahat dulu. Ada yang ingin kami bicarakan.”

Gemi mengang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status