Share

Part 33. Halusinasi

Kala bungkam. Tidak ada sepatah kata pun yang bisa dia keluarkan. Tatapannya mengarah lurus pada wajah putrinya yang tampak pucat, seolah tidak ada aliran darah di sana. Gemi terlihat tenang sekali dalam tidurnya, sampai dia tak terpengaruh dengan suara-suara obrolan di sekitarnya. Mungkin itu adalah efek obat penenang yang sudah masuk ke dalam tubuhnya.

“Mas … aku mau bicara.” Binar mendekat pada Kala yang berdiri mematung di samping ranjang. “Kita keluar dulu.” Binar mengelus kepala putrinya sebelum dia meninggalkan ruangan inap tersebut.

Di kamar itu sudah ada Ramon dan Anyelir, Bening pun masih ada di sana. Karena itu, Binar tidak khawatir meninggalkan Gemi. Dia harus benar-benar serius berbicara dengan sang suami untuk menyelesaikan masalah putrinya. Binar duduk di kursi panjang tak jauh dari ruangan Gemi, menunggu Kala. Tak lama, lelaki itu menyusul Binar. Duduk di samping sang istri, masih dengan mulut tertutup rapat.

Binar segera bersuara setelah itu. “Sekarang semuanya suda
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status