Share

Bab 165

Author: Levin Sergio
Emilia tidak tahan lagi dan berkata, "Bu, kalian nggak perlu berlebihan seperti itu lagi. Lihat, di sini masih ada begitu banyak orang."

"Edward, sebelumnya kamu bilang wilayah Hessen sana akan melakukan pembongkaran dan investasi. Pernyataan seharusnya sudah dikeluarkan, 'kan? Bagaimana hasilnya?"

Begitu mendengar kata-kata itu, Edward segera memasang senyum penuh percaya diri. "Emilia, kamu benar. Pernyataan itu sudah dikeluarkan secara resmi."

"Awalnya aku ingin menunggumu siuman dan memberimu kejutan. Siapa sangka kamu begitu pintar dan sudah mengetahuinya."

Tamara berkata dengan gembira, "Kalau begitu, Edward, apa keuntungan investasi 200 miliar akan segera cair?"

Ken berkata dengan cemas, "Kak Edward, punyaku juga. Aku nggak serakah seperti ibuku. Beberapa puluh miliar saja sudah cukup."

"Begitu uang jatuh di tanganku, aku akan langsung membeli Bugatti. Aku jamin mobil itu akan seratus kali lebih keren dibandingkan mobil bobrok milik seseorang."

Ken takut orang-orang di sekitarny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 166

    Edward langsung mencibir. Pecundang ini memang harus dia tangani."Nathan, sebelumnya aku sudah berbaik hati menyarankanmu untuk menginvestasikan uang agar kamu bisa menjadi kaya. Apa boleh buat, kamu nggak memanfaatkan kesempatan yang kuberikan padamu. Kamu menyesal sekarang?"Edward memandang Nathan sambil memperlihatkan seringaian.Dia berharap bisa melihat wajah Nathan yang penuh dengan penyesalan.Orang-orang dari Keluarga Sebastian juga ikut mentertawakan Nathan hanya demi menyanjung Edward."Tuan Edward, jangan harap orang rendah seperti itu bisa mendapatkan kesuksesan. Terkadang memang ada orang yang ditakdirkan untuk hidup miskin sepanjang hidup mereka.""Tuan Edward, kalau lain kali ada kesempatan bagus seperti ini lagi, jangan lupa sama aku ya. Jangan khawatir, aku bukan orang bodoh. Siapa yang akan menolak keuntungan seperti itu, 'kan?""Benar, Tuan Edward, kalau kelak ada kesempatan menghasilkan banyak uang, katakan saja pada kami. Buat apa repot-repot beri tahu pecundang

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 167

    "Kamu barusan menyebut tentang rencana pembangunan distrik baru. Kalau bukan di Hessen, memangnya di mana lagi?""Lupakan saja. Ayo kita nyalakan TV dan saksikan beritanya langsung. Aku rasa media pasti akan segera menghubungi pemenang besar sepertiku, untuk diwawancarai!"Edward memperlihatkan senyuman bangga, seolah-olah dialah yang akan menjadi pemenang besar dalam investasi kali ini. Dia tampak sangat sombong saat ini.Ken bergegas menyalakan TV.Setelah menyetel saluran, anggota Keluarga Sebastian pun menonton berita dengan penuh perhatian dan penuh semangat."Eh, tempat yang ada diperlihatkan di berita ini sepertinya bukan di Hessen!""Bukan wilayah Hessen, melainkan wilayah Analin sana.""Benar, itu daerah kumuh di sebelah Analin. Di sebelahnya juga terdapat banyak tanah murah dan tanah terlantar. Sebenarnya, wilayah sana sudah pernah mencari investor untuk mengambil alih dengan harga murah, tapi sayangnya nggak ada perusahaan yang menginginkannya."Tanpa butuh waktu lama, anggo

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 168

    "Bagaimana bisa jadi seperti ini? Nggak seharusnya begitu, nggak seharusnya begitu ...."Edward seakan-akan kehilangan jiwanya. Dia berdiri di sana dengan linglung, lalu bergumam pada dirinya sendiri.Dia tidak bisa menerima hasil seperti ini. Dia sulit menerima kenyataan ini.Untuk mengembalikan reputasinya, Edward bukan hanya meminjam uang dan menunda pembayaran utang, tetapi dia juga menginvestasikan semua aset keluarganya.Dia bahkan menipu Keluarga Sebastian agar mereka meminjamkan uang untuk berinvestasi.Awalnya, setelah berhasil mendapatkan keuntungan, dia berencana akan mengambil sebagian keuntungan untuk membagikannya pada Keluarga Sebastian.Sisanya akan dia simpan sendiri. Dia bisa makan sepuasnya dan menjadi kaya raya dalam semalam.Namun kali ini, jangankan menjadi kaya raya dalam semalam, krisis keuangan yang tengah dia hadapi malah bertambah buruk. Dia telah menjerumuskan keluarga mereka ke dalam situasi putus asa.Bahkan, Edward sempat berpikir untuk mengakhiri hidupny

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 169

    Namun setelah melihat tatapan kecewa Emilia, Edward tidak berani marah lagi.Dia tidak terima wanita yang sudah hampir menjadi miliknya ini lepas dari tangannya begitu saja.Pokoknya, dia ingin memiliki Emilia dan juga menguasai Grup Sebastian sepenuhnya.Namun, apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia sudah menghabiskan semua uang, apalagi kerugiannya sangat besar.Mereka memintanya untuk mengembalikan uang. Dari mana dia bisa mendapatkan uang lagi?Selain identitasnya sebagai putra sulung Keluarga Halim, dia tidak punya apa-apa lagi sekarang."Bu, kalian jangan paksa Edward lagi. Masalah sudah terjadi. Apa pun yang kita katakan sekarang, nggak ada gunanya lagi. Mengenai masalah uang, mari kita pikirkan cara lain," ucap Emilia.Meski Emilia berkata demikian, ini juga pertama kalinya wanita itu melihat sikap pengecut dan ketidakberdayaan Edward.Ternyata putra sulung Keluarga Halim ini tidaklah sesempurna yang dia bayangkan.Tiara tidak peduli dengan suasana hati orang lain.Dia hanya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 170

    Tiara langsung memarahinya. "Edward, cepat lepaskan wakil kepala rumah sakit kami.""Kamu buta dan menyeret Keluarga Sebastian ke dalam perapian bersamamu. Apa hubungannya dengan Nathan? Kalau kamu punya nyali, sana luapkan amarahmu pada Keluarga Sebastian. Apa kamu berani?"Edward menggertakkan giginya dan bertanya, "Jangan kira aku nggak tahu. Kamu beruntung bisa menikmati dividen dari proyek Analin pasti karena kamu sudah menggunakan taktik murahan, 'kan?"Nathan berkata dengan kagum, "Tuan Edward benar-benar hebat. Kami memang menggunakan beberapa trik untuk menghasilkan banyak uang."Edward meraung. "Kamu hanyalah dokter kecil yang nggak berdaya. Katakan padaku, dari mana kamu mendapatkan informasi wilayah yang akan dikembangkan berada di Analin?"Nathan tersenyum dan berkata, "Dari mana lagi? Tentu saja aku tahu berita itu dari bertanya-tanya di jalan. Tuan Edward, apa kamu nggak tahu? Kalau begitu, kamu benar-benar ketinggalan berita!""Kamu bercanda, 'kan? Nathan, kamu ingin ma

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 171

    Namun saat jatuh di tangan Nathan, kenapa rasanya dia begitu tidak berdaya dan tidak bisa melawan sama sekali?Emilia juga tercengang saat ini.Selama ini, sosok Edward itu bagaikan kesatria berkuda putih dalam hatinya.Edward bukan hanya mahir dalam bidang sastra dan bela diri, tetapi ke mana pun pria itu pergi, tindakannya selalu penuh wibawa hanya dan menonjolkan statusnya sebagai putra sulung Keluarga Halim.Namun begitu berhadapan dengan Nathan sekarang, dia bukan hanya dipukuli secara habis-habisan, tetapi sisi pengecutnya, ditambah lagi dengan giginya yang terkatup erat dan juga rambutnya yang acak-acakan membuat Emilia merasa mual.Untuk pertama kalinya, dia merasa Edward membuatnya ilfil."Nathan, beraninya kamu menampar wajahku? Beraninya kamu menampar wajahku?"Edward menutupi wajahnya dan menunjuk Nathan dengan mata memerah. "Aku harus membunuhmu. Master Keluarga Halim kami pasti akan membuatmu mati mengenaskan."Emilia mengerutkan kening dan berkata, "Edward, sudah cukup."

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 172

    Namun bagi Edward yang kurang beruntung, hari-hari baik masih jauh di depan.Tepat setelah diberi pelajaran oleh Nathan, Ken bersiap mengeluarkan jurus pamungkasnya lagi."Edward, kamu harus menunjukkan sikapmu sekarang. Kapan kamu akan mengembalikan uang miliaran yang aku investasikan padamu?"Ken yang saat ini tampak sangat agresif. Sikapnya benar-benar berbeda dari biasanya, yang mana selalu menyanjung Edward.Edward berkata dengan muram, "Ken, mengingat hubunganku dengan kakakmu, bukankah hanya beberapa miliar saja, 'kan? Aku bisa membayarmu kembali dalam hitungan menit."Ken mengulurkan tangannya. "Baiklah, kalau begitu, kembalikan padaku sekarang juga.""Kamu ...."Edward sangat emosi. Ken memaksanya untuk mengembalikan uangnya sekarang juga. Dari mana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu?Dia bahkan tidak berani memikirkan utang-utangnya di luar sana. Apa dia sudah sampai pada titik di mana harus menjual ginjalnya?Jangankan miliaran, bahkan meminta Edward mengeluarkan beberap

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 173

    "Asal kamu membelikanku Bugatti atau memberikan Panamera-mu, aku akan mendukungmu dan kakakku kembali bersama, bagaimana?"Tanpa menunggu Nathan menjawab, Edward langsung marah dan berkata, "Ken, apa kamu nggak tahu malu? Kamu menjual kakakmu demi ketenaran dan kekayaan, apa kamu mempertimbangkan perasaanku?"Ken mencibir. "Edward, kamu sekarang terlilit utang dan miskin. Apa aku masih harus mempertimbangkan perasaanmu? Kamu pantas?""Sialan! Karena kamu nggak berguna dan nggak bisa cari uang, tentu saja kakakku nggak bisa bersama denganmu lagi."Saking emosinya, Edward bahkan hampir muntah darah. Sejak dia lahir sampai sekarang, dia tidak pernah begitu tidak berguna seperti sekarang ini.Emilia berkata dengan dingin, "Ken, kalau kamu berani mengatakan hal nggak masuk akal lagi, segera keluar dari sini.""Aku nggak butuh pria busuk seperti kalian dalam hidupku. Apa kalian kira aku nggak bisa hidup tanpa pria?"Perkataan Ken barusan telah menyakiti harga diri Emilia.Seakan-akan dia har

Latest chapter

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 320

    Nathan tersenyum dan berkata, "Nona Monika bukan hanya pandai melelang, tapi juga pandai menilai barang antik. Sangat berbakat."Begitu dipuji oleh Nathan, Monika tampak senang dan berkata dengan rendah hati, "Tuan Nathan terlalu memuji. Aku hanya melakukan pekerjaanku dengan baik saja.""Ditambah lagi, keluargaku juga punya bisnis barang antik. Aku sudah sering melihatnya sejak kecil, jadi aku tahu sedikit."Nathan berjalan di sekitar alun-alun dan berkata, "Baiklah, kami lihat-lihat dulu. Kalau ada yang aku suka, aku baru akan merepotkan Nona Monika.""Baiklah. Kalau ada yang Tuan Nathan, beri tahu aku saja," ujar Monika.Tiara sedikit tidak puas, tetapi dia masih tersenyum dan berkata, "Ada begitu banyak barang antik, kaligrafi, dan lukisan di alun-alun ini. Apa Nona Monika berani jamin kamu memahami segalanya?"Monika berkata sambil tersenyum tenang, "Barang antik merupakan seni yang luas dan mendalam, yang mana melibatkan zaman kuno dan modern, baik di dalam maupun luar negeri. Bu

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 319

    Di dalam mobil, Tiara langsung menelepon Regina.Setelah mengobrol cukup lama, Tiara meletakkan ponselnya dan berkata dengan kecewa, "Sayang sekali, Regina nggak bisa keluar.""Padahal kami sudah sepakat sebelumnya dan mau pergi ke konferensi penilaian barang antik bersamamu, Nathan.""Tapi Keluarga Suteja sangat ketat sama Regina sekarang, jadi terpaksa lain kali saja."Nathan mendadak teringat dengan sikap Billy dan yang lainnya kemarin.Dari luar, Billy memang datang untuk menjemput Regina, tetapi dilihat dari penampilannya, Nathan merasa pria itu sedang mengawasi Regina."Akhir-akhir ini, Keluarga Suteja kedatangan orang penting dari ibu kota provinsi," seru Dokter Bayu."Regina mungkin perlu menemani orang itu, jadi dia nggak punya waktu."Ketiganya mengobrol di sepanjang jalan. Tak lama kemudian, mereka pun sampai di Jalan Antik paling terkenal di Beluno.Mobilnya masih berhenti jauh, tetapi tidak bisa maju ke depan lagi, karena terlalu banyak orang.Nathan akhirnya menemukan tem

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 318

    Nathan tidak berbicara dan hanya menatap Tiara.Wajah Tiara merah padam. Saat menyadari Nathan tengah menatapnya, dia segera mengalihkan pandangannya dan berkata dengan suara pelan, "Nathan, jangan dengarkan omong kosong kakekku. Dia sudah pikun."Nathan tersenyum dan berkata, "Dokter Bayu, aku sudah bilang sebelumnya, kesenjangan usia di antara kita berdua terlalu besar.""Nggak pantas bagiku menerimamu sebagai muridku. Jadi, jangan bahas masalah ini lagi kelak."Dokter Bayu mengangguk kecewa, lalu berkata dengan putus asa, "Baiklah. Aku juga tahu kalau permintaan ini kurang pantas.""Tapi Dokter Nathan, aku datang ke sini hari ini bukan hanya untuk berguru padamu, tapi masih ada hal lain.""Katakanlah!" seru Nathan.Dokter Bayu mengusap jenggotnya dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini adalah konferensi penilaian barang antik Grup Valentino. Para ahli dan kolektor barang antik dari Beluno, ibu kota provinsi, dan Naroa akan datang.""Aku berpikir untuk mengajak Dokter Nathan pergi be

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 317

    Keesokan harinya.Nathan sudah pergi ke Rumah Sakit Perdana Beluno pagi-pagi.Sebagai wakil kepala rumah sakit, kinerjanya juga tidak berbeda dengan seorang manajer yang lepas tangan.Hanya saja, meski Rumah Sakit Perdana merupakan rumah sakit terbesar di Beluno dan juga rumah sakit swasta.Tingkat kebebasan Nathan masih cukup tinggi.Ditambah lagi dengan dukungan yang diberikan Tiara dan Regina, Nathan pada dasarnya tidak perlu mengambil tindakan, kecuali menghadapi penyakit yang sulit atau operasi yang menantang."Pak Nathan, pagi!"Para perawat muda di rumah sakit itu tampak penuh semangat. Saat melihat Nathan, mereka semua langsung menyapanya dengan hangat."Pagi, semuanya!" balas Nathan sambil tersenyum.Perawat paling populer di Rumah Sakit Perdana bernama Adel.Saat tatapan matanya tidak sengaja bertemu dengan Nathan, wajah oval perawat muda itu langsung memerah. Dia menundukkan kepalanya dan tidak berani memandang Nathan lagi.Nathan tersenyum pada perawat muda itu, kemudian na

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 316

    Menjelaskan begitu banyak dalam satu tarikan napas telah membuat mulut Nona Regina terasa kering. Dia segera mengambil gelas berisi air dan meneguknya habis.Melihat Regina masih belum puas, Nathan tampak menggelengkan kepalanya.Dia sekarang yakin bahwa spekulasi Regina sepenuhnya disebabkan karena dia terlalu banyak membaca novel romantis atau terlalu sering menonton drama idola.Seperti yang kita ketahui, melodrama seperti itu telah menimbulkan banyak dampak buruk terhadap wanita dan mengakar dalam.Setelah keduanya selesai makan, mereka pun membawa piring-piring kembali ke dapur dan mencucinya.Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Setelah berpikir sejenak, Nathan pun berkata, "Nona Regina, ini pertama kalinya kamu datang ke sini. Bagaimana kalau aku ajak kamu berkeliling?"Regina berkata, "Lain kali saja, Dokter Nathan. Aku harus pulang."Melihat wanita itu memutar jari-jarinya, tampak enggan untuk pergi, Nathan pun berkata dengan heran, "Sekarang masih awal. Kalau Nona Regina masih

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 315

    Nathan hampir tersedak. "Bukan, kamu ...."Dia mengira Nona Regina sudah menyadari sesuatu atau mungkin telah menemukan beberapa petunjuk.Tak disangka, wanita itu malah mengucapkan kata-kata konyol seperti itu.Regina memasang ekspresi seakan dia memahami segalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bima sekarang sudah hampir berusia enam puluh tahun. Dia belum pernah menikah. Ini juga bukan lagi rahasia di antara orang-orang kaya di Beluno!""Lelaki tua ini bukan hanya nggak menikah, dia juga nggak pernah mencari wanita di luar. Banyak orang yang terkejut dan bingung.""Dia punya kekayaan sebanyak itu, tapi nggak punya penerus. Bukankah itu aneh sekali?""Sebenarnya, banyak orang berspekulasi bahwa Bima pasti punya wanita di luar.""Hanya saja, dia nggak pernah mempublikasikannya, jadi nggak ada yang berani menyebarkan rumor.""Aku juga pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tuan Bima pasti punya keluarga, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.""Sampai aku bertemu denganmu, Dokter Nat

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 314

    Arjun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, seolah-olah ingin mengatakan, setidaknya dia sudah mencoba membujuknya.Jika Nayana masih tidak mau dengar, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Bisa terlihat bahwa Tuan Nathan mengalah pada janda ini.Kalau saja orang seperti Liam berani bersikap kasar kepada Tuan Nathan, mereka pasti sudah ditampar berkali-kali.Setelah sampai di Cusio, hari sudah malam.Nathan mendorong pintu halaman rumahnya.Dia menemukan Bima sedang duduk di meja batu di bawah pohon sambil menikmati anggur dengan tenang.Selain Anggur Abadi milik Nathan, juga ada beberapa hidangan di atas meja itu.Bima tampak menikmati kacang goreng dan juga hidangan lainnya sambil menyesap anggur.Nathan berjalan mendekatinya, lalu meliriknya, dan berkata dengan tidak senang, "Sejak kapan lelaki tua sepertimu belajar menikmati kehidupan?""Tuan Muda, kamu sudah terlalu memujiku. Hidangan lezat seperti ini bukanlah hal yang bisa aku buat."Sembari berbicara, Bima pun menunjuk ke d

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 313

    Nathan, Nayana, Arjun, dan juga anak buah mereka juga bergegas kembali ke Analin."Kak Arjun, Nyonya Nayana, aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini saja."Tujuan provokasi telah tercapai, jadi Nathan tidak berniat mencampuri urusan dunia bawah tanah lagi."Tuan Nathan, Anda sudah banyak membantu kami," ucap Arjun."Saya juga nggak berani merepotkan Anda lagi. Biarlah Nayana dan saya yang menyelesaikan sisanya."Nayana tersenyum dan berkata, "Sayangku, kamu sudah membantu kami membuat Simon dengan Julian berselisih.""Bagaimana kalau kamu bantu kami sampai akhir dan menyingkirkan Simon untuk kami?"Tanpa perlu berpikir dua kali, Nathan langsung menolak. "Nyonya Nayana, kamu juga tahu aku punya aturan dalam bertindak.""Yang aku lakukan sudah jauh melampaui balasan ramuan legendaris yang akan kamu berikan padaku.""Sekarang, Nyonya Nayana masih mengajukan permintaan. Kamu nggak merasa itu sudah kelewat batas?""Benar, Nayana. Tuan Nathan sudah banyak membantu kita," seru Arjun."K

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 312

    Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status