Share

Bab 167

Author: Levin Sergio
"Kamu barusan menyebut tentang rencana pembangunan distrik baru. Kalau bukan di Hessen, memangnya di mana lagi?"

"Lupakan saja. Ayo kita nyalakan TV dan saksikan beritanya langsung. Aku rasa media pasti akan segera menghubungi pemenang besar sepertiku, untuk diwawancarai!"

Edward memperlihatkan senyuman bangga, seolah-olah dialah yang akan menjadi pemenang besar dalam investasi kali ini. Dia tampak sangat sombong saat ini.

Ken bergegas menyalakan TV.

Setelah menyetel saluran, anggota Keluarga Sebastian pun menonton berita dengan penuh perhatian dan penuh semangat.

"Eh, tempat yang ada diperlihatkan di berita ini sepertinya bukan di Hessen!"

"Bukan wilayah Hessen, melainkan wilayah Analin sana."

"Benar, itu daerah kumuh di sebelah Analin. Di sebelahnya juga terdapat banyak tanah murah dan tanah terlantar. Sebenarnya, wilayah sana sudah pernah mencari investor untuk mengambil alih dengan harga murah, tapi sayangnya nggak ada perusahaan yang menginginkannya."

Tanpa butuh waktu lama, anggo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 168

    "Bagaimana bisa jadi seperti ini? Nggak seharusnya begitu, nggak seharusnya begitu ...."Edward seakan-akan kehilangan jiwanya. Dia berdiri di sana dengan linglung, lalu bergumam pada dirinya sendiri.Dia tidak bisa menerima hasil seperti ini. Dia sulit menerima kenyataan ini.Untuk mengembalikan reputasinya, Edward bukan hanya meminjam uang dan menunda pembayaran utang, tetapi dia juga menginvestasikan semua aset keluarganya.Dia bahkan menipu Keluarga Sebastian agar mereka meminjamkan uang untuk berinvestasi.Awalnya, setelah berhasil mendapatkan keuntungan, dia berencana akan mengambil sebagian keuntungan untuk membagikannya pada Keluarga Sebastian.Sisanya akan dia simpan sendiri. Dia bisa makan sepuasnya dan menjadi kaya raya dalam semalam.Namun kali ini, jangankan menjadi kaya raya dalam semalam, krisis keuangan yang tengah dia hadapi malah bertambah buruk. Dia telah menjerumuskan keluarga mereka ke dalam situasi putus asa.Bahkan, Edward sempat berpikir untuk mengakhiri hidupny

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 169

    Namun setelah melihat tatapan kecewa Emilia, Edward tidak berani marah lagi.Dia tidak terima wanita yang sudah hampir menjadi miliknya ini lepas dari tangannya begitu saja.Pokoknya, dia ingin memiliki Emilia dan juga menguasai Grup Sebastian sepenuhnya.Namun, apa yang harus dia lakukan sekarang? Dia sudah menghabiskan semua uang, apalagi kerugiannya sangat besar.Mereka memintanya untuk mengembalikan uang. Dari mana dia bisa mendapatkan uang lagi?Selain identitasnya sebagai putra sulung Keluarga Halim, dia tidak punya apa-apa lagi sekarang."Bu, kalian jangan paksa Edward lagi. Masalah sudah terjadi. Apa pun yang kita katakan sekarang, nggak ada gunanya lagi. Mengenai masalah uang, mari kita pikirkan cara lain," ucap Emilia.Meski Emilia berkata demikian, ini juga pertama kalinya wanita itu melihat sikap pengecut dan ketidakberdayaan Edward.Ternyata putra sulung Keluarga Halim ini tidaklah sesempurna yang dia bayangkan.Tiara tidak peduli dengan suasana hati orang lain.Dia hanya

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 170

    Tiara langsung memarahinya. "Edward, cepat lepaskan wakil kepala rumah sakit kami.""Kamu buta dan menyeret Keluarga Sebastian ke dalam perapian bersamamu. Apa hubungannya dengan Nathan? Kalau kamu punya nyali, sana luapkan amarahmu pada Keluarga Sebastian. Apa kamu berani?"Edward menggertakkan giginya dan bertanya, "Jangan kira aku nggak tahu. Kamu beruntung bisa menikmati dividen dari proyek Analin pasti karena kamu sudah menggunakan taktik murahan, 'kan?"Nathan berkata dengan kagum, "Tuan Edward benar-benar hebat. Kami memang menggunakan beberapa trik untuk menghasilkan banyak uang."Edward meraung. "Kamu hanyalah dokter kecil yang nggak berdaya. Katakan padaku, dari mana kamu mendapatkan informasi wilayah yang akan dikembangkan berada di Analin?"Nathan tersenyum dan berkata, "Dari mana lagi? Tentu saja aku tahu berita itu dari bertanya-tanya di jalan. Tuan Edward, apa kamu nggak tahu? Kalau begitu, kamu benar-benar ketinggalan berita!""Kamu bercanda, 'kan? Nathan, kamu ingin ma

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 171

    Namun saat jatuh di tangan Nathan, kenapa rasanya dia begitu tidak berdaya dan tidak bisa melawan sama sekali?Emilia juga tercengang saat ini.Selama ini, sosok Edward itu bagaikan kesatria berkuda putih dalam hatinya.Edward bukan hanya mahir dalam bidang sastra dan bela diri, tetapi ke mana pun pria itu pergi, tindakannya selalu penuh wibawa hanya dan menonjolkan statusnya sebagai putra sulung Keluarga Halim.Namun begitu berhadapan dengan Nathan sekarang, dia bukan hanya dipukuli secara habis-habisan, tetapi sisi pengecutnya, ditambah lagi dengan giginya yang terkatup erat dan juga rambutnya yang acak-acakan membuat Emilia merasa mual.Untuk pertama kalinya, dia merasa Edward membuatnya ilfil."Nathan, beraninya kamu menampar wajahku? Beraninya kamu menampar wajahku?"Edward menutupi wajahnya dan menunjuk Nathan dengan mata memerah. "Aku harus membunuhmu. Master Keluarga Halim kami pasti akan membuatmu mati mengenaskan."Emilia mengerutkan kening dan berkata, "Edward, sudah cukup."

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 172

    Namun bagi Edward yang kurang beruntung, hari-hari baik masih jauh di depan.Tepat setelah diberi pelajaran oleh Nathan, Ken bersiap mengeluarkan jurus pamungkasnya lagi."Edward, kamu harus menunjukkan sikapmu sekarang. Kapan kamu akan mengembalikan uang miliaran yang aku investasikan padamu?"Ken yang saat ini tampak sangat agresif. Sikapnya benar-benar berbeda dari biasanya, yang mana selalu menyanjung Edward.Edward berkata dengan muram, "Ken, mengingat hubunganku dengan kakakmu, bukankah hanya beberapa miliar saja, 'kan? Aku bisa membayarmu kembali dalam hitungan menit."Ken mengulurkan tangannya. "Baiklah, kalau begitu, kembalikan padaku sekarang juga.""Kamu ...."Edward sangat emosi. Ken memaksanya untuk mengembalikan uangnya sekarang juga. Dari mana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu?Dia bahkan tidak berani memikirkan utang-utangnya di luar sana. Apa dia sudah sampai pada titik di mana harus menjual ginjalnya?Jangankan miliaran, bahkan meminta Edward mengeluarkan beberap

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 173

    "Asal kamu membelikanku Bugatti atau memberikan Panamera-mu, aku akan mendukungmu dan kakakku kembali bersama, bagaimana?"Tanpa menunggu Nathan menjawab, Edward langsung marah dan berkata, "Ken, apa kamu nggak tahu malu? Kamu menjual kakakmu demi ketenaran dan kekayaan, apa kamu mempertimbangkan perasaanku?"Ken mencibir. "Edward, kamu sekarang terlilit utang dan miskin. Apa aku masih harus mempertimbangkan perasaanmu? Kamu pantas?""Sialan! Karena kamu nggak berguna dan nggak bisa cari uang, tentu saja kakakku nggak bisa bersama denganmu lagi."Saking emosinya, Edward bahkan hampir muntah darah. Sejak dia lahir sampai sekarang, dia tidak pernah begitu tidak berguna seperti sekarang ini.Emilia berkata dengan dingin, "Ken, kalau kamu berani mengatakan hal nggak masuk akal lagi, segera keluar dari sini.""Aku nggak butuh pria busuk seperti kalian dalam hidupku. Apa kalian kira aku nggak bisa hidup tanpa pria?"Perkataan Ken barusan telah menyakiti harga diri Emilia.Seakan-akan dia har

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 174

    Tiara berkata dengan nada menghina, "Kepala Keluarga Halim, Thomas Halim, juga ingin mundur posisinya karena kesehatannya yang lemah.""Tapi dilihat dari kebodohan Edward dan sikapnya yang nggak becus, Keluarga Halim pasti akan hancur kalau jatuh ke tangannya!"Nathan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ini urusan Keluarga Halim dan nggak ada hubungannya denganku.""Aku hanya berharap Edward nggak berpura-pura mati saja."Tiara melengkungkan bibirnya dan berkata, "Kalau dia benar-benar mengambil alih Keluarga Halim, mengingat pikirannya yang sempit, dia pasti akan mencari masalah denganmu.""Kalau begitu, aku akan mengirimnya dan Keluarga Halim ke jurang kehancuran secepatnya," ucap Nathan dengan datar.Tiara menutup mulutnya dan tersenyum. "Kalau memikirkan Edward sekarang, aku merasa merinding. Dia sepertinya terobsesi dengan orang yang nggak suka pamer sepertimu.""Aku bukan orang hebat. Hanya saja, aku nggak suka menindas orang lain. Jadi, sebaiknya mereka juga nggak mencari masa

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 175

    Regina memberi instruksi pada sekretarisnya. "Selain itu, minta tim keamanan untuk mengawasi dengan ketat dan memastikan nggak terjadi kesalahan sedikit pun."Sekretaris berkata dengan enggan, "Nona, apa kita nggak mau mengemas sepertiga bahan obat yang tersisa? Kalau kita kembali seperti ini, aku khawatir beberapa pabrik di departemen farmasi harus ditutup. Bayangkan, kerugiannya pasti besar.""Biar aku yang menebus kerugian itu sendiri. Lantaran Liam si bajingan itu ingin bermain, aku akan menemaninya sampai akhir," ucap Regina sambil tersenyum dingin.Sekretaris itu khawatir, tetapi tidak berani mengatakan apa pun lagi. Dia berbalik dan meminta sopir truk untuk berangkat.Regina turun dari mobil dan berkata pada seorang wanita berwajah bopeng yang berdiri di sampingnya, "Bibi Eva, truk tanaman obat sudah berangkat. Tolong bawa orang-orangmu dan bantu jaga mereka di sepanjang jalan."Wanita berwajah bopeng itu tampak tidak mencolok dan bertubuh kurus, tetapi matanya sesekali bersinar

Latest chapter

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 316

    Menjelaskan begitu banyak dalam satu tarikan napas telah membuat mulut Nona Regina terasa kering. Dia segera mengambil gelas berisi air dan meneguknya habis.Melihat Regina masih belum puas, Nathan tampak menggelengkan kepalanya.Dia sekarang yakin bahwa spekulasi Regina sepenuhnya disebabkan karena dia terlalu banyak membaca novel romantis atau terlalu sering menonton drama idola.Seperti yang kita ketahui, melodrama seperti itu telah menimbulkan banyak dampak buruk terhadap wanita dan mengakar dalam.Setelah keduanya selesai makan, mereka pun membawa piring-piring kembali ke dapur dan mencucinya.Waktu menunjukkan jam tujuh malam. Setelah berpikir sejenak, Nathan pun berkata, "Nona Regina, ini pertama kalinya kamu datang ke sini. Bagaimana kalau aku ajak kamu berkeliling?"Regina berkata, "Lain kali saja, Dokter Nathan. Aku harus pulang."Melihat wanita itu memutar jari-jarinya, tampak enggan untuk pergi, Nathan pun berkata dengan heran, "Sekarang masih awal. Kalau Nona Regina masih

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 315

    Nathan hampir tersedak. "Bukan, kamu ...."Dia mengira Nona Regina sudah menyadari sesuatu atau mungkin telah menemukan beberapa petunjuk.Tak disangka, wanita itu malah mengucapkan kata-kata konyol seperti itu.Regina memasang ekspresi seakan dia memahami segalanya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bima sekarang sudah hampir berusia enam puluh tahun. Dia belum pernah menikah. Ini juga bukan lagi rahasia di antara orang-orang kaya di Beluno!""Lelaki tua ini bukan hanya nggak menikah, dia juga nggak pernah mencari wanita di luar. Banyak orang yang terkejut dan bingung.""Dia punya kekayaan sebanyak itu, tapi nggak punya penerus. Bukankah itu aneh sekali?""Sebenarnya, banyak orang berspekulasi bahwa Bima pasti punya wanita di luar.""Hanya saja, dia nggak pernah mempublikasikannya, jadi nggak ada yang berani menyebarkan rumor.""Aku juga pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Tuan Bima pasti punya keluarga, tapi dia menyembunyikannya dengan baik.""Sampai aku bertemu denganmu, Dokter Nat

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 314

    Arjun mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, seolah-olah ingin mengatakan, setidaknya dia sudah mencoba membujuknya.Jika Nayana masih tidak mau dengar, dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Bisa terlihat bahwa Tuan Nathan mengalah pada janda ini.Kalau saja orang seperti Liam berani bersikap kasar kepada Tuan Nathan, mereka pasti sudah ditampar berkali-kali.Setelah sampai di Cusio, hari sudah malam.Nathan mendorong pintu halaman rumahnya.Dia menemukan Bima sedang duduk di meja batu di bawah pohon sambil menikmati anggur dengan tenang.Selain Anggur Abadi milik Nathan, juga ada beberapa hidangan di atas meja itu.Bima tampak menikmati kacang goreng dan juga hidangan lainnya sambil menyesap anggur.Nathan berjalan mendekatinya, lalu meliriknya, dan berkata dengan tidak senang, "Sejak kapan lelaki tua sepertimu belajar menikmati kehidupan?""Tuan Muda, kamu sudah terlalu memujiku. Hidangan lezat seperti ini bukanlah hal yang bisa aku buat."Sembari berbicara, Bima pun menunjuk ke d

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 313

    Nathan, Nayana, Arjun, dan juga anak buah mereka juga bergegas kembali ke Analin."Kak Arjun, Nyonya Nayana, aku hanya bisa membantu kalian sampai di sini saja."Tujuan provokasi telah tercapai, jadi Nathan tidak berniat mencampuri urusan dunia bawah tanah lagi."Tuan Nathan, Anda sudah banyak membantu kami," ucap Arjun."Saya juga nggak berani merepotkan Anda lagi. Biarlah Nayana dan saya yang menyelesaikan sisanya."Nayana tersenyum dan berkata, "Sayangku, kamu sudah membantu kami membuat Simon dengan Julian berselisih.""Bagaimana kalau kamu bantu kami sampai akhir dan menyingkirkan Simon untuk kami?"Tanpa perlu berpikir dua kali, Nathan langsung menolak. "Nyonya Nayana, kamu juga tahu aku punya aturan dalam bertindak.""Yang aku lakukan sudah jauh melampaui balasan ramuan legendaris yang akan kamu berikan padaku.""Sekarang, Nyonya Nayana masih mengajukan permintaan. Kamu nggak merasa itu sudah kelewat batas?""Benar, Nayana. Tuan Nathan sudah banyak membantu kita," seru Arjun."K

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 312

    Tawa menghina Simon terdengar dari jauh. "Julian, sebelum kamu datang ke Beluno, Sirion-ku selalu jadi yang paling berkuasa.""Ada nggak-nya kamu di sini, sudah nggak penting lagi. Julian, aku beri tahu kamu, aku sudah lama bersabar padamu!""Enyahlah dari sini, dasar bajingan!"Julian yang ditinggal begitu saja tampak marah. Tatapan matanya seakan-akan ingin membunuh seseorang.Lantaran Simon telah menamparnya dan memutuskan hubungan dengannya.Julian juga tidak perlu merasa bersalah lagi. Hanya bisa dikatakan, Simon, penguasa Sirion, sudah salah membuat keputusan.Demi seorang wanita, Simon memilih untuk bermusuhan dengannya.Orang berpikiran sempit seperti itu tidak layak mendapatkan bantuan Julian.Arjun dan Nayana saling berpandangan saat ini. Keduanya seakan bisa melihat kegembiraan yang terpancar dari mata mereka masing-masing.Akhirnya dua musuh Sirion mereka, Simon dan Julian, berselisih juga.Kalau begitu, ini saatnya mereka tampil.Keduanya memandang Nathan secara bersamaan.

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 311

    Nathan tersenyum dan berkata, "Tuan Simon sangat mendominasi. Sikap nggak goyah seperti itu sungguh mengagumkan.""Nak, jangan banyak omong lagi. Cepat katakanlah," seru Simon dengan tidak sabar."Jangan kira aku nggak tahu. Nayana dan Arjun sekarang memilih untuk mengikuti kata-katamu.""Dalam hal menggunakan taktik, kamulah yang paling hebat.""Aku nggak pantas menerima pujian seperti itu," seru Nathan dengan cepat."Sebenarnya, aku hanya ingin memberitahumu sedikit informasi saja, Tuan Simon. Saat berada di ruang tunggu Vila Analin, aku menemukan barang bagus di dalam gelas anggur Tuan Julian dan Nona Vilda.""Barang bagus ini sangat langka. Namanya Bubuk Albunus. Dengar-dengar, kalau obat ini dikonsumsi oleh pria atau wanita sebelum berhubungan badan, bisa meningkatkan gairah dan juga bisa bersenang-senang dalam waktu yang lama ....""Cukup hentikan! Jangan dilanjutkan lagi."Sebelum Nathan selesai berbicara, Simon sudah tidak sanggup mendengarnya lagi.Rasa marah yang baru saja be

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 310

    Julian berkata pada Simon dengan penuh tulus, "Kak Simon, tolong beri aku kesempatan sekali lagi.""Kali ini memang aku yang salah, tapi jangan khawatir. Aku pasti akan berjuang keras untuk Sirion demi menebus kesalahanku."Wajah Simon menegang. Dia jelas masih marah.Beberapa master Sirion maju ke depan, lalu mengepalkan tangan mereka, sambil berkata, "Tuan Simon, Tuan Julian sudah mengakui kesalahannya. Anda lihat, bukankah kita harus memaafkannya?""Benar, Tuan Simon. Tuan Julian hanya khilaf sesaat. Tapi bukankah dia bilang dia akan menebus dosanya? Aku rasa kita harus memberinya kesempatan.""Tuan Simon juga termasuk orang yang punya pemikiran terbuka. Bukankah hanya seorang wanita murahan saja? Campakkan saja."Simon menarik napas dalam-dalam. Dia sudah hampir berhasil dibujuk oleh saudara-saudaranya.Dia memang masih perlu mengandalkan Julian sekarang.Walau pria mesum ini sudah kelewat batas dan membuatnya ingin menamparnya sampai mati.Namun, dibandingkan dengan bantuan yang a

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 309

    Simon merebut barang dari tangan anak buahnya dan melemparkannya ke wajah Julian."Julian, kamu bilang kamu dan Vilda, si jalang, itu datang ke sini hanya untuk beristirahat. Nggak terjadi apa pun ya, 'kan?"Simon menatap Julian dan berkata dengan nada ganas, "Kalau begitu, buka matamu dan lihat, apa yang ada di tanganku ini?"Julian mengambil barang yang dilemparkan Simon barusan dan melihatnya. Wajahnya seketika memerah. Dia merasa malu dan tidak tahu harus mencari alasan apa lagi.Karena itu adalah dua pasang pakaian dalam, yang dia dan Vilda tidak sempat kenakan barusan. Lantaran sibuk melarikan diri, mereka pun meninggalkannya di kamar.Simon menggertakkan giginya dan melemparkan salah satu sepatu kulit merah milik Julian yang hilang dan gulungan tisu bekas ke kepala Julian.Bukan hanya itu saja, Simon juga melemparkan kondom bekas ke kepala Julian sambil memasang ekspresi jijik dan benci.Julian tidak tahan menghadapi benda kotor seperti itu dan segera menghindarinya.Para master

  • Bangkit dari Abu: Kembalinya Nathan   Bab 308

    Plak!Simon langsung menamparnya dengan keras."Dasar jalang! Kamu masih berani berkelit sekarang? Akan kuhabisi kamu!"Simon menamparnya dengan penuh benci.Vilda menjerit. Tubuhnya seketika terlempar sejauh empat hingga lima meter. Dia langsung menyemburkan darah. Kondisinya tampak sekarat.Kelopak mata Liam berkedut. Dia merasa ada hawa dingin yang menyelimuti hatinya.Sepertinya Simon bertekad membunuh Vilda!"Tuan Liam, bukankah kamu terus menekankan bahwa pasangan hina ini nggak ada di hotelmu?"Tepat di saat nyali Liam makin menciut, Simon langsung menatapnya dengan ekspresi datar.Liam terkejut. "Tuan Simon, sebenarnya aku ...."Simon tidak berniat mendengar penjelasannya sama sekali. Dia melambaikan tangannya dan berkata, "Bawa bajingan ini keluar dari sini. Jangan habisi dia. Kalau nggak, Keluarga Suteja akan datang mencari masalah.""Tapi aku mau dia merasakan apa yang namanya sengsara dan juga hidup menderita!"Dua lelaki kekar dari Sirion bergegas maju ke depan, kemudian m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status