Beranda / Pernikahan / Balikan Sama Mantan Istriku / BAB 5 – Resmi Bercerai

Share

BAB 5 – Resmi Bercerai

Penulis: Ghostriz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

 “Lakukan saja perintahku. Minta Lily memberimu pekerjaan di toko keluarganya. Ibu yakin dia akan membantumu karena dia terlihat tertarik padamu. Jangan jadi pria bodoh yang merana hanya karena seorang wanita.”

Alan mengepalkan tangannya, pikiran dan hatinya berkecamuk antara tidak terima dan sakit hati. Terlebih setelah mendengar ucapan ibunya, ia merasa tidak harus menjadi hancur hanya karena Riana meninggalkannya. Setidaknya, setelah gadis itu kembali ke keluarganya, maka ia pasti akan jauh lebih bahagia bukan?

 Hah! Sampai akhirpun Alan tidak bisa membenci gadis itu.

“Baiklah, aku akan mencoba meminta bantuan Lily. Seperti ucapan Ibu, aku akan mencoba mencari pekerjaan lain dan membuktikan bahwa hidup kita bisa berubah.”

Helena akhirnya dapat tersenyum puas setelah mendengar jawaban putranya. Ia menghampiri Alan dan memeluk putranya yang lebih tinggi dua puluh centi darinya itu.

“Bagus, kau benar-benar putraku yang cerdas. Ingatlah kau masih harus membiayai pendidikan adikmu, Dita.”

Alan membalas pelukan ibunya dan mengangguk pelan. Pada akhirnya, satu-satunya wanita yang tulus mencintai dan mendukungnya hanyalah ibunya seorang. Karena itu, Alan bertekad untuk membuktikan bahwa ia mampu menjadi kaya, membahagiakan ibunya, dan menunjukkan pada Riana dan keluarganya bahwa ia tidak akan selamanya menjadi miskin.

Dalam hati ia bertekad untuk menghancurkan keluarga sombong itu. Segala cara akan ia lakukan untuk menjadi kaya raya dan memiliki kuasa.

***

Besok siangnya, berkas perceraian tiba di rumah Alan. Ia membaca surat cerai yang tertera nama Adriana Jacky dan dirinya. Dengan berat hati ia memberikan stempel jari dan menulis namanya di beberapa berkas sebagai persetujuan untuk bercerai. Sebenarnya ia berharap ada persidangan sehingga dapat bertemu dengan Riana untuk yang terakhir kalinya, namun di berkas itu disebutkan bahwa tidak akan ada persidangan atas permintaan keluarga Jacky.

Alan hanya dapat menghela napas dan memberikan map coklat berisi berkas-berkas yang telah ia tanda tangani tadi pada seorang pria berjas hitam yang menunggu di depan rumah. Pria itu orang suruhan keluarga Jacky yang mengantarkan berkas-berkas tadi dan memaksa Alan untuk segera menandatanganinya.

Setelah menerima berkas itu, pria itu pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

“Dasar sombong! Bagaimana mungkin mereka tidak mau memberikan uang sepeserpun pada kita?!” Dari belakang Alan dapat mendengar ibunya mulai mengomel.

Sejak tadi ibunya hanya bersungut dalam diam tanpa berani berbicara karena adanya pria berjas yang terlihat menyeramkan itu.

“Sudahlah bu, aku masih bisa bekerja untuk mencari uang,” jawab Alan mencoba menenangkan. Ia lalu beranjak masuk ke kamarnya kembali dan tertegun memandangi setiap sudut kamar yang mengingatkannya pada Riana.

Pandangannya beralih pada tong sampah di dekat meja rias. Ia mengambil kembali gumpalan kertas yang ditulis Riana kemarin dan merapikannya.

Ini kenang-kenangan terakhir dari Riana, aku harus menyimpannya,’ batin Alan dengan lirih dan menyimpan kertas itu di dalam sebuah kotak yang berisi berkas-berkas penting.

Saat Alan hendak menutup kotak itu, pandangan Alan tertuju pada sebuah buku tabungan dan juga kartu ATM miliknya dan juga Riana. Awalnya mereka membuka tabungan itu untuk dana darurat biaya persalinan Riana ketika melahirkan nanti, namun rencana itu gagal karena Riana keguguran.

Alan pikir Riana akan membawanya, tetapi gadis itu meninggalkannya di sini.

Sudah lama Alan tidak memeriksanya karena ia menyerahkan semua sisa uang gajinya kepada Riana dan mempercayakannya kepada gadis itu untuk ditabung ataupun dibelanjakan.

Ia juga meminta Riana untuk menabung uang hasil kerjanya sendiri agar gadis itu tidak ikut menanggung kebutuhan rumah mereka. Ia merasa bahwa seluruh penghasilan Riana adalah milik gadis itu sendiri.

Namun, Alan terkejut begitu melihat nominal tabungan mereka. Itu sebesar 50 Juta Rupiah! Itu bahkan lebih dari cukup untuk biaya persalinan normal yang berkisar 15 Juta. Alan tidak menduga bahwa Riana dapat menyimpan uang sebanyak ini dalam waktu lima bulan.

Ia memeriksa rincian transaksi yang Riana lakukan, dan sebagian besar itu adalah nominal uang gaji Riana dan juga dirinya. Namun beberapa lainnya dalam jumlah besar. Alan tidak tahu darimana Riana mendapatkan semua uang itu.

Sebuah ingatan terlintas di pikiran Alan ketika mengingat bahwa beberapa perhiasan dan barang-barang Riana berkurang. Ia ingat bahwa gadis itu menjualnya untuk menutupi kebutuhan harian mereka, apa sisanya gadis itu tabung juga?

Dada Alan seketika terasa begitu sesak. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa setelah melihat semua usaha Riana selama ini. Ia tidak tahu di bagian mana yang salah dalam pernikahan mereka hingga Riana meminta untuk bercerai darinya.

Padahal gadis itu tidak pernah mengeluh ataupun berkata lelah hidup miskin, karena faktanya Riana begitu cerdas mengatur keuangan mereka.

Bab terkait

  • Balikan Sama Mantan Istriku   VOTE REVISI SETTING DAN LATAR NOVEL

    Halo, semuanya. Mohon maaf untuk keterlambatan saya dalam update semua cerita saya di sini karena ada beberapa kesibukan di rl yang membuat saya tidak bisa fokus. Di pengumuman kali ini saya ingin memberitahukan sebuah informasi kepada para pembaca sekalian, novel ini sudah direvisi ya setting dan latarnya, jadi bisa dibaca ulang dari bab 1 yaa~~ Dengan perubahan ini aku harap dapat membuat para pembaca lebih mudah dalam mendalami peran setiap karakternya,. Selamat membaca dan semoga semakin suka dengan novel kedua ku di sinii. terimakasih kepada para pembaca sekalian yang sudah setia menantikan setiap bab dari novel-novelku. Untuk novel yang satu lagi akan segera aku tamatkan yaaMohon nantikan update selanjutnya dari novel ini! Terimakasih!

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 6 – Kenyataan

    “Alan!”Mendengar suara ibunya dari luar pintu kamar membuat Alan buru-buru menyembunyikan buku tabungan itu dan menyimpannya kembali ke dalam kotak. Ia takut jika ibunya mengetahui tabungan itu maka ibunya akan menggunakannya untuk berfoya-foya.Alan tidak ingin menggunakan uang hasil tabungan mereka untuk sesuatu yang sia-sia.“Ada apa, Bu?” tanya Alan begitu membuka pintu dan menatap pada sosok ibunya yang masih terlihat cemberut.“Apa kau ada uang? Kau tahu, ini sudah siang dan tidak ada bahan makanan apapun di kulkas. Berikan aku uang agar bisa berbelanja!”Tertegun, Alan menatap ibunya dengan ekspresi lemah. Ia pun mengeluarkan dompetnya yang masih setengah basah dan memberikan dua lembar pecahan lima puluh ribu.“Hanya ini yang kumiliki, Bu. Aku akan pergi bekerja nanti malam,” jawab Alan dengan nada lelah.Sejujurnya ia ingin beristirahat hari ini, namun ia tidak bisa mengingat bahwa ia sudah bertekad untuk mengumpulkan uang demi mengubah nasib mereka dan membuktikan pada Rian

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 7 – Bertemu Teman Lama

    Alan menerima tisu dari Tina dan menghapus air matanya lalu menerima botol air mineral dari Ferdi dan meminumnya.“Terimakasih,” ujarnya pelan.Mereka berempat duduk di lantai dengan Alan sebagai pusatnya.“Kami baik-baik saja hingga dua hari lalu. Dan Riana tiba-tiba pergi dari rumahku dengan sebuah surat yang mengatakan dia mau bercerai dariku. Hingga saat ini aku masih belum berbicara dengannya. Dia sudah mengirimkan surat cerai kepadaku siang tadi.”Ketiga pegawai lainnya terdiam menatap Alan dengan prihatin. Siapapun pasti akan sedih dan terkejut karena diceraikan tanpa alasan yang jelas.“Apa isi surat itu kalau kami boleh tahu?” Tina mencoba bertanya dengan hati-hati. Ia sangat penasaran akan alasan Riana menceraikan pria sebaik Alan.“Dia tidak tahan hidup miskin denganku,” jawab Alan lirih.“Apa?! Bagaimana mungkin?! Kau bahkan bekerja sampai subuh demi dia! Dan tiba-tiba dia bilang tidak tahan hidup miskin?! Dasar wanita gila!”“Bang, tolong jangan hina istriku. Ini salahku

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 8 ­– Penghinaan

    Berikan aku nomormu,” kata Damian sembari mengeluarkan ponselnya. Alan menatap Damian sejenak lalu mengeluarkan ponselnya dan mulai menyebutkan satu per satu nomor teleponnya. Setelah saling bertukar nomor, Damian menatap Alan kembali. “Padahal aku berencana untuk mencarimu besok, tetapi ternyata takdir langsung mempertemukan kita,” ujarnya dengan senyum tulus. “Benarkah? Aku bahkan tidak menduga kau akan kembali ke kota kecil ini.”Damian tertawa. “Yeah, kupikir aku juga tidak akan kembali ke sini. Tapi, ternyata ada hal yang harus kulakukan di sini.” Ketika Alan ingin menjawab, ponsel Damian berdering begitu keras. Pria muda berusia 23 tahun itu mengangkat ponselnya dengan ekspresi yang berubah menjadi serius. “Baiklah, aku akan segera masuk,” jawabnya sembari menutup sambungan telepon dan kembali menatap Alan.“Ternyata kau sudah menjadi orang besar ya sekarang?” ujar Alan yang lebih terdengar seperti sebuah pernyataan dari pada pertanyaan. “Begitulah. Kalau begitu aku masuk

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 1 – Diceraikan Karena Miskin

    Sore itu, Alan mengendarai motor bebeknya pulang dengan senyum lebar sembari membawa sebuah tote bag di gantungan motor yang berisi burger McD kesukaan istrinya. Ia mendapatkan itu semua dari salah seorang pelanggan yang memakai jasa ojek online-nya. “Terimakasih, mas. Ini satu bungkus lagi untuk mas saja. Saya sengaja beli dua untuk diberi ke drivernya satu,” kata pelanggan wanita bernama Weni itu. Ia baru saja memesan jasa antar makanan online dan memesan dua paket makanan dari McD melalui Alan. “Wah! Yang benar, Kak? Terimakasih ya, kebetulan istri saya suka sekali burger McD, tapi setelah menikah dengan Saya dia belum pernah memakan ini lagi,” jawab Alan dengan senyum lebarnya, membuat Weni membulatkan matanya takjub mengetahui pria setampan Alan yang terlihat masih muda ternyata sudah menikah. “Alhamdulillah, Mas. Kalau begitu salam ya Mas untuk istrinya. Saya jadi ikut senang dengarnya.” “Iya Kak, nanti saya sampaikan. Saya permisi dulu ya, Kak.” “Iya, Mas. Hati-hati di jala

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 2 – Mencari Riana

    Tertegun. Otaknya seolah berhenti berfungsi selama beberapa saat setelah membaca surat itu. Itu benar tulisan tangan Riana, dan ia belum dapat mencerna apa yang baru saja ia baca. Selama satu jam Alan duduk diam di depan meja rias membaca surat di tangannya berulang kali. Suara gemuruh langit yang disusul dengan petir mulai terdengar di luar rumah. Suara siulan angin yang melewati celah-celah lubang udara seolah menjadi musik pengiring kesedihan Alan yang mulai menghantamnya. Setelah membaca surat itu berulang kali, dia menyadari bahwa Riana akan menceraikannya. Wanita yang dia cintai dengan sepenuh hati meninggalkannya. Setelah membaca surat itu berulang kali,. Alan mencengkeram kertas itu dengan satu tangan dan menggertakkan gigi agar tidak berteriak. Kisah cinta yang ia pikir akan bertahan selamanya hancur begitu saja karena ia miskin dan tidak dapat memberikan kemewahan pada istrinya selama pernikahan mereka. Semua kenangan lama bersama Riana mulai bermunculan di dalam kepalany

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 3 – Kekecewaan

    “Berhenti menyebut nama putriku dari mulut kotormu itu! Kau tidak berhak menemuinya lagi karena kalian akan bercerai besok! Sudah cukup putriku hidup sengsara karenamu! Jadi berhenti mencarinya! Dasar pengemis tak tahu malu!” Hinaan demi hinaan dilontarkan nyonya Jacky pada Alan yang berusaha berdiri dari genangan air kotor di tanah. Wajahnya setengah berlumpur karena terjatuh tadi. Penampilannya benar-benar terlihat seperti seorang pengemis yang menyedihkan di tengah guyuran hujan. Namun, pria itu tidak memedulikan semua hinaan itu. Yang ia pikirkan hanya menemui istrinya untuk berbicara. Ia pun berlutut di tanah menghadap nyonya Jacky, menangis dan memohon agar diizinkan untuk bertemu dengan Riana. “Aku mohon kepadamu, Bu. Izinkan aku bertemu dengan Riana. Aku harus mendengarnya langsung dari Riana mengapa ia menceraikanku? Tolong izinkan kami bertemu, Bu!” Alan mengabaikan tubuhnya yang mulai menggigil karena kedinginan. Ia terus berteriak memanggil nama Riana dengan air mata

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 4 – Pulang Ke Rumah

    “Tentu saja, Ibu juga ingin mendengar penjelasanmu tentang ini!” Alan dan Helena−Ibu Alan−pun berjalan masuk ke dalam rumah. Wanita paruh baya itu segera mengambilkan handuk bersih untuk Alan. “Mandi dan gantilah bajumu dulu. Setelah itu temui Ibu.” Alan mengangguk sembari menerima handuk yang ibunya berikan. Ia berjalan ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya dengan sesekali meringis merasakan perih dari luka-luka di tubuhnya yang terkena air dan sabun. Bahkan saat mandipun ia kembali menangis memikirkan nasib pernikahannya dengan Riana yang membuat hatinya terasa begitu sakit. Selesai mandi dan berpakaian, Alan berjalan ke ruang makan dan menemui ibunya yang tengah duduk di meja makan dengan segelas teh hangat dan satu kotak yang berisi obat-obatan. Paper bag berisi McD tadi juga masih berada di atas meja itu. Dan sialnya itu kembali membuat Alan sedih. “Kemarilah, biarkan Ibu mengobatimu,” panggil Helena kepada Alan. Pria muda itu berjalan menghampiri ibunya dan duduk d

Bab terbaru

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 8 ­– Penghinaan

    Berikan aku nomormu,” kata Damian sembari mengeluarkan ponselnya. Alan menatap Damian sejenak lalu mengeluarkan ponselnya dan mulai menyebutkan satu per satu nomor teleponnya. Setelah saling bertukar nomor, Damian menatap Alan kembali. “Padahal aku berencana untuk mencarimu besok, tetapi ternyata takdir langsung mempertemukan kita,” ujarnya dengan senyum tulus. “Benarkah? Aku bahkan tidak menduga kau akan kembali ke kota kecil ini.”Damian tertawa. “Yeah, kupikir aku juga tidak akan kembali ke sini. Tapi, ternyata ada hal yang harus kulakukan di sini.” Ketika Alan ingin menjawab, ponsel Damian berdering begitu keras. Pria muda berusia 23 tahun itu mengangkat ponselnya dengan ekspresi yang berubah menjadi serius. “Baiklah, aku akan segera masuk,” jawabnya sembari menutup sambungan telepon dan kembali menatap Alan.“Ternyata kau sudah menjadi orang besar ya sekarang?” ujar Alan yang lebih terdengar seperti sebuah pernyataan dari pada pertanyaan. “Begitulah. Kalau begitu aku masuk

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 7 – Bertemu Teman Lama

    Alan menerima tisu dari Tina dan menghapus air matanya lalu menerima botol air mineral dari Ferdi dan meminumnya.“Terimakasih,” ujarnya pelan.Mereka berempat duduk di lantai dengan Alan sebagai pusatnya.“Kami baik-baik saja hingga dua hari lalu. Dan Riana tiba-tiba pergi dari rumahku dengan sebuah surat yang mengatakan dia mau bercerai dariku. Hingga saat ini aku masih belum berbicara dengannya. Dia sudah mengirimkan surat cerai kepadaku siang tadi.”Ketiga pegawai lainnya terdiam menatap Alan dengan prihatin. Siapapun pasti akan sedih dan terkejut karena diceraikan tanpa alasan yang jelas.“Apa isi surat itu kalau kami boleh tahu?” Tina mencoba bertanya dengan hati-hati. Ia sangat penasaran akan alasan Riana menceraikan pria sebaik Alan.“Dia tidak tahan hidup miskin denganku,” jawab Alan lirih.“Apa?! Bagaimana mungkin?! Kau bahkan bekerja sampai subuh demi dia! Dan tiba-tiba dia bilang tidak tahan hidup miskin?! Dasar wanita gila!”“Bang, tolong jangan hina istriku. Ini salahku

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 6 – Kenyataan

    “Alan!”Mendengar suara ibunya dari luar pintu kamar membuat Alan buru-buru menyembunyikan buku tabungan itu dan menyimpannya kembali ke dalam kotak. Ia takut jika ibunya mengetahui tabungan itu maka ibunya akan menggunakannya untuk berfoya-foya.Alan tidak ingin menggunakan uang hasil tabungan mereka untuk sesuatu yang sia-sia.“Ada apa, Bu?” tanya Alan begitu membuka pintu dan menatap pada sosok ibunya yang masih terlihat cemberut.“Apa kau ada uang? Kau tahu, ini sudah siang dan tidak ada bahan makanan apapun di kulkas. Berikan aku uang agar bisa berbelanja!”Tertegun, Alan menatap ibunya dengan ekspresi lemah. Ia pun mengeluarkan dompetnya yang masih setengah basah dan memberikan dua lembar pecahan lima puluh ribu.“Hanya ini yang kumiliki, Bu. Aku akan pergi bekerja nanti malam,” jawab Alan dengan nada lelah.Sejujurnya ia ingin beristirahat hari ini, namun ia tidak bisa mengingat bahwa ia sudah bertekad untuk mengumpulkan uang demi mengubah nasib mereka dan membuktikan pada Rian

  • Balikan Sama Mantan Istriku   VOTE REVISI SETTING DAN LATAR NOVEL

    Halo, semuanya. Mohon maaf untuk keterlambatan saya dalam update semua cerita saya di sini karena ada beberapa kesibukan di rl yang membuat saya tidak bisa fokus. Di pengumuman kali ini saya ingin memberitahukan sebuah informasi kepada para pembaca sekalian, novel ini sudah direvisi ya setting dan latarnya, jadi bisa dibaca ulang dari bab 1 yaa~~ Dengan perubahan ini aku harap dapat membuat para pembaca lebih mudah dalam mendalami peran setiap karakternya,. Selamat membaca dan semoga semakin suka dengan novel kedua ku di sinii. terimakasih kepada para pembaca sekalian yang sudah setia menantikan setiap bab dari novel-novelku. Untuk novel yang satu lagi akan segera aku tamatkan yaaMohon nantikan update selanjutnya dari novel ini! Terimakasih!

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 5 – Resmi Bercerai

    “Lakukan saja perintahku. Minta Lily memberimu pekerjaan di toko keluarganya. Ibu yakin dia akan membantumu karena dia terlihat tertarik padamu. Jangan jadi pria bodoh yang merana hanya karena seorang wanita.” Alan mengepalkan tangannya, pikiran dan hatinya berkecamuk antara tidak terima dan sakit hati. Terlebih setelah mendengar ucapan ibunya, ia merasa tidak harus menjadi hancur hanya karena Riana meninggalkannya. Setidaknya, setelah gadis itu kembali ke keluarganya, maka ia pasti akan jauh lebih bahagia bukan? Hah! Sampai akhirpun Alan tidak bisa membenci gadis itu. “Baiklah, aku akan mencoba meminta bantuan Lily. Seperti ucapan Ibu, aku akan mencoba mencari pekerjaan lain dan membuktikan bahwa hidup kita bisa berubah.” Helena akhirnya dapat tersenyum puas setelah mendengar jawaban putranya. Ia menghampiri Alan dan memeluk putranya yang lebih tinggi dua puluh centi darinya itu. “Bagus, kau benar-benar putraku yang cerdas. Ingatlah kau masih harus membiayai pendidikan adikmu, D

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 4 – Pulang Ke Rumah

    “Tentu saja, Ibu juga ingin mendengar penjelasanmu tentang ini!” Alan dan Helena−Ibu Alan−pun berjalan masuk ke dalam rumah. Wanita paruh baya itu segera mengambilkan handuk bersih untuk Alan. “Mandi dan gantilah bajumu dulu. Setelah itu temui Ibu.” Alan mengangguk sembari menerima handuk yang ibunya berikan. Ia berjalan ke kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya dengan sesekali meringis merasakan perih dari luka-luka di tubuhnya yang terkena air dan sabun. Bahkan saat mandipun ia kembali menangis memikirkan nasib pernikahannya dengan Riana yang membuat hatinya terasa begitu sakit. Selesai mandi dan berpakaian, Alan berjalan ke ruang makan dan menemui ibunya yang tengah duduk di meja makan dengan segelas teh hangat dan satu kotak yang berisi obat-obatan. Paper bag berisi McD tadi juga masih berada di atas meja itu. Dan sialnya itu kembali membuat Alan sedih. “Kemarilah, biarkan Ibu mengobatimu,” panggil Helena kepada Alan. Pria muda itu berjalan menghampiri ibunya dan duduk d

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 3 – Kekecewaan

    “Berhenti menyebut nama putriku dari mulut kotormu itu! Kau tidak berhak menemuinya lagi karena kalian akan bercerai besok! Sudah cukup putriku hidup sengsara karenamu! Jadi berhenti mencarinya! Dasar pengemis tak tahu malu!” Hinaan demi hinaan dilontarkan nyonya Jacky pada Alan yang berusaha berdiri dari genangan air kotor di tanah. Wajahnya setengah berlumpur karena terjatuh tadi. Penampilannya benar-benar terlihat seperti seorang pengemis yang menyedihkan di tengah guyuran hujan. Namun, pria itu tidak memedulikan semua hinaan itu. Yang ia pikirkan hanya menemui istrinya untuk berbicara. Ia pun berlutut di tanah menghadap nyonya Jacky, menangis dan memohon agar diizinkan untuk bertemu dengan Riana. “Aku mohon kepadamu, Bu. Izinkan aku bertemu dengan Riana. Aku harus mendengarnya langsung dari Riana mengapa ia menceraikanku? Tolong izinkan kami bertemu, Bu!” Alan mengabaikan tubuhnya yang mulai menggigil karena kedinginan. Ia terus berteriak memanggil nama Riana dengan air mata

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 2 – Mencari Riana

    Tertegun. Otaknya seolah berhenti berfungsi selama beberapa saat setelah membaca surat itu. Itu benar tulisan tangan Riana, dan ia belum dapat mencerna apa yang baru saja ia baca. Selama satu jam Alan duduk diam di depan meja rias membaca surat di tangannya berulang kali. Suara gemuruh langit yang disusul dengan petir mulai terdengar di luar rumah. Suara siulan angin yang melewati celah-celah lubang udara seolah menjadi musik pengiring kesedihan Alan yang mulai menghantamnya. Setelah membaca surat itu berulang kali, dia menyadari bahwa Riana akan menceraikannya. Wanita yang dia cintai dengan sepenuh hati meninggalkannya. Setelah membaca surat itu berulang kali,. Alan mencengkeram kertas itu dengan satu tangan dan menggertakkan gigi agar tidak berteriak. Kisah cinta yang ia pikir akan bertahan selamanya hancur begitu saja karena ia miskin dan tidak dapat memberikan kemewahan pada istrinya selama pernikahan mereka. Semua kenangan lama bersama Riana mulai bermunculan di dalam kepalany

  • Balikan Sama Mantan Istriku   BAB 1 – Diceraikan Karena Miskin

    Sore itu, Alan mengendarai motor bebeknya pulang dengan senyum lebar sembari membawa sebuah tote bag di gantungan motor yang berisi burger McD kesukaan istrinya. Ia mendapatkan itu semua dari salah seorang pelanggan yang memakai jasa ojek online-nya. “Terimakasih, mas. Ini satu bungkus lagi untuk mas saja. Saya sengaja beli dua untuk diberi ke drivernya satu,” kata pelanggan wanita bernama Weni itu. Ia baru saja memesan jasa antar makanan online dan memesan dua paket makanan dari McD melalui Alan. “Wah! Yang benar, Kak? Terimakasih ya, kebetulan istri saya suka sekali burger McD, tapi setelah menikah dengan Saya dia belum pernah memakan ini lagi,” jawab Alan dengan senyum lebarnya, membuat Weni membulatkan matanya takjub mengetahui pria setampan Alan yang terlihat masih muda ternyata sudah menikah. “Alhamdulillah, Mas. Kalau begitu salam ya Mas untuk istrinya. Saya jadi ikut senang dengarnya.” “Iya Kak, nanti saya sampaikan. Saya permisi dulu ya, Kak.” “Iya, Mas. Hati-hati di jala

DMCA.com Protection Status