Holla....
Pertama-tama, aku sebagai author Balikan Dengan Mantan mengucapkan terima kasih untuk para pembaca Balikan Dengan Mantan. Terima kasih juga dengan apresiasinya sehingga cerita ini semakin banyak yang baca dan semoga pembaca cerita ini semakin bertambah. Amiin...
Kedua mohon maaf jika seandinya ada part yang tidak sesuai, contohnya seperti part Prolog yang isinya ternyata part bertemu dan part Bertemu yang isinya ternyata part prolog. Ada juga part kecewa yang ternyata update dua kali, dan ada part yang gak ke update,, maklum yah aku updatenya lewat hp kadang di hp emang gitu. (Doain dapat rejeki dan bisa beli hp baru dan laptop)
Ketiga, mulai hari ini, aku bakal perbaiki setiap part di cerita Balikan dengan Mantan jadi ditunggu yah? (Semoga bisa, soalnya tadi setiap aku revisi gak bisa-bisa)
Keempat, selalu tunggu update-an dari author karena cerita ini bakal update sampai akhir kok (jangan khawatir). Aku nulis cerita Balikan Dengan Mantan udah sampnai part 67 tapi aku update sehari sekali, udah gak kayak kemarin-kemarin dua part sehari, soalnya stok part udah mau abis.
Kelima, kalau ada yang tanyain Balikan Dengan Mantan sampai berapa part, author masih belum bisa jawab, karena masih ada banyak kekonyolan-kekonyolan Axel yang maun author perlihatkan buat kalian semua dan masih ada banyak konflik-konflik yang author suguhkan untuk kalian semua, jadi bersabar yah.
Terakhir, selalu jaga kesehatan kalian, patuhi protokol kesehatan, jangan lupa pakai masker dan ajak teman-teman kalian baca cerita ini. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.
Bye bye
Holla.... Mohon maaf beberapa hari ini aku gak update dan mungkin masih belum bisa update. Pertama, aku kurang sehat, akhir-akhir ini sering gak enak badan bahkan ngantuk banget lantaran kecapean. Kedua, sekarang minggu-minggu terakhir KKN buat aku semakin sibuk. Ketiga, aku mau minta maaf sebesar-besarnya kalau dari tanggal 23-31 Desember aku gak bakal update dulu karena aku bakal selesaikan laporan KKN aku secepatnya. Keempat, bersabar menunggu tanggal 1 Januari tahun depan untuk update part terbaru dari Balikan Dengan Mantan, akan ada banyak kekonyolan-kekonyolan Axel menunggu kalian. Kelima, ajak teman-teman kalian untuk baca Balikan Dengan Mantan Terakhir, selalu jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan Sampai bertemu tahun depan Bye bye &nbs
"Kita pulang," ajak Axel.Savira pun mengangguk, matanya sudah sembab lantaran menangis tadi di dalam lift. Wanita itu ketakutan, membuatnya jadi teringat dengan masa lalu saat dia juga terjebak di lift seorang diri tanpa ada yang mengetahuinya dan baru bisa keluar pagi harinya.Axel memegang bahu Savira, melepaskan pelukan mereka. Dia menatap mata Savira yang sembab, pasti karena tadi Savira menangis terlalu lama di dalam lift. Axel menggeram, kenapa dia harus melihat Savira menangis lagi? Kapan Axel bisa membuat Savira bahagia?Tanpa memedulikan karyawannya, Axel menggendong Savira bridal style, berniat membawa Savira memasuki lift, tapi urung kala Savira memeluk lehernya erat bahkan sampai mencengkeram pundaknya."Tenang, gak pa-pa," ucap Axel berusaha menenangkan Savira.Tapi Savira menggelengkan kepalanya, memberitahu pada Axel kalau dia tak ingin turun menggunakan lift. Wan
Di saat pagi telah tiba, demam Savira sudah mulai turun. Akan tetapi, wanita itu tidak ikut sarapan bersama.Savira malu, benar-benar malu karena teringat dengan kejadian kemarin, kejadian di mana dia memanggil nama Axel tanpa embel-embel 'pak' serta membalas pelukan Axel erat. Oh, ya Tuhan, Savira benar-benar sudah gila, dia harusnya sadar, siapa dia.Wanita itu mengacak-acak rambutnya, kejadian kemarin terus terngiang-ngiang di benaknya. Kapan itu akan menghilangkan dari pikirannya?"Ayolah, aku malu," gumam Savira"Malu kenapa?"Savira mendongak, dia sama sekali tidak sadar kalau Jeslyn sudah masuk kamar. Wanita itu tersenyum pada mantan mertuanya, merasa kikuk kala ditanya seperti itu. Dia tidak mungkin mengatakan pada Jeslyn kejadian kemarin, yang ada Jeslyn akan menggodanya habis-habisan."Malu kenapa?"Savira tersenyum, tanga
"Ma, Savira bisa makan sendiri," ucap Savira pada Jeslyn yang menyuapnya.Wanita itu memang sakit, tapi dia bukan sakit parah yang memegang sendok saja tidak bisa. Bahkan Savira masih bisa berdiri jika dia mau saat ini. Pada dasarnya, Jeslyn saja yang overprotektif padanya."Enggak, apaan? Kamu itu lagi sakit, jadi harus Mama suapi," tolak Jeslyn tegas.Savira meringis mendengar itu, dia bisa saja mengatakan sesuatu yang dapat menyakiti Jeslyn. Misalnya dia yang sudah bukan siapa-siapa wanita itu lagi, tapi Savira juga tahu adab sopan santun terhadap orang tua."Kan Savira bukan sakit parah." Alhasil Savira mencari kata yang tepat agar Jeslyn berhenti menyuapinya.Sungguh demi apa pun, sebenarnya Savira tidak masalah kalau disuapi oleh Jeslyn, setidaknya itu bisa mengurangi rindunya pada sang ibu yang sudah tak ada. Tapi, di kamar ini bukan cuma Jeslyn saja tapi ada Daniel serta
"Pak Rendra mau menjual sekolahnya, siang nanti dia meminta bertemu untuk mengurus surat-suratnya."Axel yang tadi tengah sibuk mengetik di laptopnya, langsung terperangah saat mendengar perkataan Ron. Ini benar-benar di luar dugaan, padahal Axel hari ini akan mengurus perpindahan Raka ke sekolah yang lain tapi tiba-tiba saja dia mendapat kabar dari Ron kalau Rendra mau menjual sekolahnya."Jangan mengada-ada," kata Axel membuat Ron menggelengkan kepalanya cepat."Saya sama sekali tidak mengada-ada, Pak. Pak Rendra mau menjual sekolahnya," balas Ron.Ini memang benar, Ron tidak mengada-ada, Rendra menjual sekolahnya tanpa meminta saham atau bahkan meminta bertemu dengan Savira."Apa yang dia minta? Apa dia meminta untuk dipertemukan dengan Savira? Apa kamu mempertemukan keduanya?" Tanya Axel memberondong Ron dengan pertanyaan."Tidak ada, Pak. Dia menjual sekolahnya tanpa meminta saham atau bahkan minta dipertemukan dengan Savira."Ax
Savira dikagetkan dengan Axel yang datang di kontrakannya tiba-tiba tanpa dia ketahui, padahal ini masih pukul dua belas siang. Napas pria itu bahkan tersengal-sengal tidak tahu kenapa."Bapak ngapain ke sini?" Tanya Savira. Wanita itu bahkan sampai mengernyit heran melihat Axel yang terlihat begitu kusut dan acak-acakan."Saya kemari mau memastikan kalau kamu gak ketemu sama Rendra nanti malam," jawab Axel.Hah? Ketemu Rendra? Rendra lagi."Pak, saya gak kenal siapa Rendra yang Bapak maksud," ungkap Savira. Nyatanya, wanita itu memang tidak mengenal Rendra. Selama dia tinggal di kota ini, dia sama sekali belum pernah bertemu atau berkenalan dengan pria bernama Rendra."Rendra teman saya, kamu gak mungkin gak kenal sama dia," kata Axel membuat Savira membulatkan mulutnya hingga berbentuk huruf O."Kenapa? Kamu beneran mau ketemu sama Rendra?"
Axel mengetuk pintu rumah Savira berkali-kali, berharap pemilik rumah keluar. Pria itu melihat jendela rumah yang tertutup rapi, tapi Axel tetap mengetuk pintu.Melihat gorden jendela disingkap, Axel langsung mendekati jendela, dia mendapatkan anaknya tengah melihat keluar, mungkin saja ingin melihat tamu tak diundang.Sementara itu, Raka yang melihat papanya di depan dengan wajah cemasnya, langsung membuka pintu, menyuruh papanya masuk."Papa tumben ke rumah?" Raka bingung dengan papanya memang sangat jarang bertamu di kontrakan mereka, yang ada malah Savira dan Raka yang sering ke rumah orang tua Axel bahkan menginap di sana."Mama mana?"Raka mengernyit heran, kenapa papanya malah bertanya mamanya?"Lagi keluar sama temannya," jawab Raka tanpa tahu alasan papanya ke kontrakan mereka, padahal Axel ke kontrakan mereka karena takut Savira jalan berdua dengan
Setelah kejadian kemarin, Savira tak masuk kantor. Axel pun memakluminya, karena sudah pasti Savira ingat menenangkan diri. Tadi pagi juga dia mendapat telepon dari Raka, Raka bilang untuk tidak usah dijemput karena dia akan pulang dijemput mamanya dan Axel menyanggupinya. Axel langsung menelepon mamanya juga papanya, mengatakan pesan Raka untuk tak perlu dijemput.Sejak tadi, kerja Axel hanya menyalakan laptop kemudian menekan tombol capslock di keyboard tanpa mengetik apa pun di sana, padahal pria itu memiliki banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan.Axel menyesal karena semalam memarahi Savira, ini semua karena dia cemburu, dia pikir Savira jalan-jalan bersama Rendra tapi ternyata tidak, Savira jalan bersama Salsa.Salsa. Apa tadi? Tunggu dulu, Axel bisa manggil Salsa untuk menanyakan tentang Savira dengan wanita itu. Selama mereka berpisah, Savira memang banyak berubah maupun sikap atau sifatnya. Dulunya lemah lembu
Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye***Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye***Abang Dosen udah updateAyok mampir! Gak kalah seru dari Balikan Dengan Mantan.Pokoknya kalian wajib baca, kita baper-baperan di sana, menghalu bareng-bareng.heheheAku tunggu vote dan komentar kalian.Jangan sampai ketinggalan. Bakal update setiap hari.bye bye
Savira menarik rambut Axel, membuat si empunya rambut mengaduh kesakitan. Walau begitu, dia sama sekali tak bisa menyuruh Savira melepaskan tarikan Savira. Saat ini, istrinya tengah berjuang melahirkan anak kedua mereka. Axel jadi membayangkan perjuangan Savira melahirkan Raka.Air mata menetes dari mata Axel, dia sedih melihat Savira, lebih sedih lagi kala bayangan tentang Savira yang melahirkan Raka, terus berputar di benaknya."Axel, sakit," adu Savira membuat Axel mengangguk, pria itu tahu rasanya pasti sakit, terbukti dengan Savira menangis."Iya, Sayang, kamu harus kuat. Aku bakal tetap di samping kamu."Savira kembali mengejan, mengikuti perintah dokter. Sekita beberapa menit dia mengejan lama, tangis bayi terdengar, Axel bernapas dengan lega karena Savira sudah tak merasakan sakit lagi. Bayi laki-laki telah lahir, adik Raka telah lahir tepat pukul satu dini hari. Bayi yang sehat tanpa ada cacat satu pun."Alhamdulillah," ucap pria itu tak henti-henti
Assalamualaikumhalooo semua....Apa kabar?Gimana puasanya? Lancar?Huhu karena sibuk meneliti dan mulai nyusun skripsi aku jadi lupa buat extra part cerita ini. Bahkan sempat janji mau update cerita baru.Tapi tenang, aku bakal baut extra part Balikan Dengan Mantan. Kalian bakal ketemu dengan Raka dan adik Raka nantinya. :DSebelum itu, mulai tanggal 29 April nanti (uhuy) aku bakal update cerita baru dengan judul Abang Dosen.Q : Kak, ceritanya RomCom gak?A : Iya, Romance-komedi, jadi ditunggu yahQ : Setiap hari apa updatenya?A : Setiap hari. Aku bakal update setiap hari sekitar jam 10 malamOk, mulai hari ini aku bakal update prolognya, jadi sambil nungguin tanggal 29 April, kalian bisa masukin ceritanya ke perpustakaan dulu.Nantikan extra part Balikan Dengan Mantan tanggal 28 AprilBye bye
Savira mengecup punggung tangan Axel sementara Axel mengecup keningnya lama. Prosesi ijab kabul telah selesai beberapa menit yang lalu dan saat ini keduanya kini telah resmi menjadi sepasang suami istri.Axel tersenyum melihat Savira yang begitu cantik menggunakan make up. Kemudian keduanya diarahkan penghulu untuk memasangkan cincin di jari manis, setelahnya mereka diarahkan untuk menandatangani buku nikah."Kami cantik," bisik Axel membuat Savira yang ada di sampingnya mencubit kecil pahanya. Bersyukur tak ada yang melihat."Gak sabar buat nanti malam," bisik Axel lagi."Kamu kalau ngomong terus nanti malam aku tidur sama Raka aja," kata Savira mengomel suaminya itu.Ah, suami? Savira terkikik geli kala mengingat kalau dia dan Axel kini resmi menjadi sepasang suami istri, apalagi mengingat bagaimana banyaknya rintangan yang mereka lewati dulu.Savira benar-
Savira mendengus kesal lantaran Axel yang sudah tak mengizinkannya bekerja dan yang lebih membuatnya kesal adalah, tiba-tiba saja ada sekitar sepuluh wanita berpakaian kemeja putih berjas hitam dengan rok span di atas lutut membawanya ke kamar.Wanita itu juga kini telah tinggal di rumah orang tua Axel atas permintaan Jeslyn dan Daniel, sementara Axel disuruh menginap di apartemennya oleh Jeslyn, katanya takut Axel berbuat macam-macam pada Savira.Dari pagi sampai sore ini, Savira tak henti-hentinya mendapatkan perawatan badan dan wajah dari sepuluh orang itu. Pertama, dia yang dibantu mandi, walau malu dia juga tetap mau karena merek memijat-mijat punggungnya bahkan memakaikannya sabun yang sangat wangi, Savira sama sekali belum pernah mencium aroma sabun itu. Kedua, rambutnya di keramas, diberikan masker rambut, kemudian diberi vitamin rambut hingga wangi dan lembut. Ketiga, kukunya pun mereka rapikan bahkan diberikan kuteks bening. Keempa
Savira benar-benar tak menyangka kalau Axel membawanya bertemu dengan wanita bernama Vina yang bagi Savira itu adalah rivalnya. Sekalipun cuma sekali melihat Vina saat itu bersama Axel, Savira masih sangat mengingat dengan jelas wajah wanita itu.Kekasih Axel itu mendelik tajam ke arah sang kekasih yang tak merasakan bersalah bahkan langsung bersalaman dengan Vina juga cipika-cipiki tanpa memedulikannya.Tangannya yang sejak tadi digenggam Axel pun dia lepaskan secara kasar. Apa-apaan Axel ini? Apa Axel hanya main-main memintanya untuk bersama-sama?"Apa kabar, Xel?"Axel tertawa kecil lalu menjawab pertanyaan Vina. "Baik, malah baik banget, Vin."Vina tersenyum, kemudian atensinya beralih pada wanita di sebelah Axel, yang tak lain tak bukan adalah Savira. Kemudian Vina menatap Axel sejenak, meminta untuk dikenalkan pada Savira."Oh, iya, kenalin, ini Savira
Setelah membujuk nenek Savira yang menolak mereka, akhirnya keduanya benarh diizinkan masuk ke dalam rumah dan kebetulan sekali, malam ini rumah nenek Savira tengah ramai. Semua keluarga berkumpul di rumah nenek Savira.Saat mereka sudah masuk rumah, semua mata tertuju pada Axel dan Savira, ada yang memandang Savira sinis dan ada pula yang memandang Savira tak suka. Atensi mereka beralih pada Axel yang ada di samping Savira, tengah menggenggam tangan Savira erat.Tapi, lain halnya dengan Rendra yang menatap mereka tajam. Rendra tahu apa tujuan Savira dan Axel datang ke rumah neneknya. Pastinya Axel dan Savira ingin meminta restu dengan neneknya."Duduk," perintah nenek Savira—Lisa.Savira awalnya ragu, tapi tetap mendudukkan dirinya di samping Axel yang sudah lebih dulu duduk. Rendra yang melihat itu mendekat, bahkan kini duduk di sofa hingga berhadapan dengan Axel dan Savira.
Axel : SayangSavira tersenyum senang membaca pesan dari Axel. Wanita itu menggigit bibir bawahnya menahan kegemasan pada pesan dari Axel. Hanya satu kata itu saja mampu membuat Savira melayang.Astaga, Axel benar-benar membuat Savira gila. Savira menenggelamkan wajahnya di bantal, kemudian berteriak. Hanya itu satu-satunya cara untuk melampiaskan kegemasannya pada Axel, kalau dia berteriak secara langsung tanpa meredam suaranya dengan bantal, bisa-bisa Raka akan datang ke kamarnya."Ya Allah, aku harus balas apa?"Savira kebingungan ingin membalas pesan Axel.Iya, Sayang.Savira pun mengetik dua kata itu, kemudian dihapus.Iya.Ah, rasanya membalas hanya dengan satu kata saja terlalu monoton untuk orang yang tengah menjalani kasih. Savira menghapus lagi pesannya itu.Kenapa, Axel?
"Kamu sama Axel udah balikan?"Pertanyaan Jeslyn dijawab dengan anggukan kepala dari Savira. Wanita itu malu mengakui kalau dia kembali bersama Axel, entah kenapa, tapi rasanya benar-benar malu. Apa mungkin karena Jeslyn yang sering menjodoh-jodohkan mereka?Orang tua Axel, Raka, juga Bi Ulan sudah pulang dari berliburnya, mereka baru tiba semalam. Dan Axel langsung menceritakan pada orang tuanya kalau dia telah kembali bersama Savira. Jeslyn yang memang tak percaya dengan anaknya memilih bertanya dengan Savira dan ketika pagi tiba, dia langsung menelepon Savira, menyuruh Savira ke rumah padahal Savira harus bekerja."Seriusan?"Lagi, Savira mengangguk."Mama kok gak percaya, yah? Atau ini hanya akal-akalan kamu sama Axel aja?"Astaga, Jeslyn malah ragu mereka. Kemarin-kemarin Jeslyn ragu dengan perasaan Axel dan Savira yang sudah saling melupakan, tapi sekarang ketika anaknya dan Savira sudah balikan, dia malah ragu."Udah, Ma. Aku s