Share

Bab 41

Aku masih bergeming ditempat, menatap Kak Diana tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun.

"Apa?" tanyanya tanpa menatapku.

"Maksud Kakak apa tadi?"

"Nggak usah pura-pura, kamu juga tahu itu."

Aku terperanjat. Jadi, pemikiranku tadi tak salah? Ya Allah, Kak Diana. Shelina, benar-benar urat malunya sudah terputus.

Aku menyuruh Nur untuk pulang terlebih dahulu, mungkin rencanaku untuk ke toko akan gagal.

Nur pun menurutinya, kupesankan taksi online dan menyuruhnya untuk menunggu di depan pagar karena jarak taksinya dekat.

"Aku pulang dulu, ya, Kak," ucap Nur sambil menyalamiku, juga Kak Diana.

"Hati-hati di jalan, yak. Jaga diri, jangan kayak Megan."

Deg!

Aku tahu sekarang. Ia, bukan tak memedulikan adik bungsunya, hanya saja terlampau sakit menghadapi kenyataan salah satu anggota keluarga mencoreng nama baik kita.

Nur hanya mengangguk, kemudian pergi keluar.

"Duduk sini!" perintah Kak Diana.

Aku seg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status