Share

BAB 47

Suamiku itu terbahak, entah apa yang membuatnya tertawa?

"Kita udah suami istri, lho."

"Terus?"

"Ya nggak terus-terus."

Tiba-tiba.

Klik!

Lampu dimatikan.

"Mas uji, ih!"

--

Esok paginya.

Aku dan dia masih dalam keadaan biasa saja. Jangan membayangkan yang iya-iya, karena itu hanya ada dalam imajinasi kalian saja, hehe.

Papa dan Mama tersenyum melihat kami keluar dari kamar, namun senyum itu memudar saat melihat rambutku.

"Kok kering?" tanya Mama.

"Eh?"

"Ma, apaan sih? Malu itu si penganten barunya."

Mama menutup mulutnya. Lalu mempersilakan kami duduk untuk sarapan.

"Uji, kerjaannya gimana?" tanya Papa.

"Mungkin sementara waktu bakal diambil alih sama temen Uji, Om, eh Pa. Maaf, belum terbiasa."

Aku dan Mama terkekeh mendengar obrolan keduanya. Nita belum bangun, mungkin kecapekan gara-gara kemarin mengurus acara pernikahanku.

"Jani nanti mau ngecek toko dulu. Mas Uji mau ikut atau di rumah aja?" tanyaku.

"Ikut aja deh, Jan. Daripada di rumah, bete."

Aku mengangguk s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status