Share

Bab 45

"Siapa, Rain?" tanya Mama dari dalam. 

"Nggak tahu-" 

Mataku membulat sempurna saat melihat Mas Uji keluar dari pintu kemudi. Ia hari ini berpakaian rapi, seragam batik pun sepertinya pilihannya. 

Tak lama, beberapa orang turun menggunakan kemeja senada. Astaghfirullah, benarkah perkataannya kemarin itu? 

Aku tersentak karena sebuah tepukan di pundak. Nur terlihat melongo mendapati tamu di pagi hari. 

"Mas Uji, mau lamar Kakak, ya?" godanya. 

"Apaan, sih? Ketemu lagi kan baru beberapa hari yang lalu, masa iya mau nikah?" elakku. 

"Tapi, Kak, perasaan waktu cinta monyet itu jangan disepelakan, lho. Buktinya temen Nur sekarang menikah dengan lelaki yang dulu pernah disukainya.

Ucapan Nur membuatku terdiam. Masa sih, aku mau menerima lamarannya? Apa tidak terlalu buru-buru? Apa nantinya aku takkan dicap murahan oleh orang sekitar? 

"Ma, ada tamu di depan," ucapku. 

"Siapa,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status