"Sial!" umpat Lady Hazel, Pangeran Sallac dan Grand Duke Erbish kompak."Tuan Louvi!" seru Lady Neenash.Louvi memahami isyarat yang diberikan Lady Neenash. Dia segera mengubah bentuk kekuatan sucinya menjadi belenggu cahaya. Dengan cepat, dia mengikat semua rekan-rekannya sebelum meluncur jatuh ke air terjun. Sialnya, secara fisik, sang pendeta muda tak mungkin bisa menahan tiga orang dewasa sekaligus. Tak ayal, dia juga ikut terseret.Wushhh!Seolah melihat kesempatan emas, oksan mengepakkan sayap dengan kencang. Embusan angin kuat menerpa. Louvi tak kuasa menahannya. Dia pasrah dan memejamkan mata."Oksan berengs*k!" umpat Lady Hazel, Pangeran Sallac dan Grand Duke Erbish lagi-lagi kompak."Belum berakhir!" seru Lady Neenash sembari mengangkat tangan.Manna mengumpul. Embusan hawa dingin terasa membekukan tubuh. Lady Neenash berhasil mencegah tubuh mereka meluncur turun dengan membekukan sekitar, termasuk oksan yang tengah terbang dengan menyebalkan itu. Tak ayal, oksan itu jatuh
Mereka telah bersiap di posisi masing-masing. Tak lama kemudian, semak-semak di arah barat bergerak. Geraman terdengar jelas, hingga muncul hewan mistis yang tak asing."Tieriz ...," gumam Grand Duke Erbish. "Ck! Seharusnya, aku membawa catnip lagi," keluhnya.Dari segi perawakan, tieriz mirip dengan lizen. Namun, dia memiliki corak khas seperti tulisan kuno di seluruh bulunya. Jika disandingkan dengan hewan biasa, mungkin bisa disebut sejenis harimau. Bedanya, tieriz berekor sangat panjang dan mirip belenggu.Ajaibnya, ekor tieriz juga bisa berubah-ubah panjangnya. Jika tengah bertarung, tieriz akan memanfaatkan ekornya dengan sangat terampil. Tak sedikit mangsa yang mati mengenaskan hanya karena tercekik belitan ekor tersebut."Apa kalian sudah siap?" tanya Grand Duke Erbish.Lady Neenash, Lady Hazel, dan Pangeran Sallac mengangguk mantap. Mereka mengelilingi tieriz sambil menggenggam senjata masing-masing. Adapun Louvi berdiri agak jauh sembari menggunakan kekuatan suci untuk menet
Lady Neenash memberi isyarat agar mereka berkumpul kembali. Dia membuat perisai es, mereka pun berkumpul. Sementara tieriz berusaha menembus perisai es, mereka segera berdiskusi. "Kak Erbish dan Sallac akan mengecoh tieriz, Lady Hazel dan Tuan Louvi coba memurnikan sihir hitamnya. Saat ada celah terbuka, aku akan langsung menghancurkan bola pengendalinya," usul Lady Neenash."Bukankah itu berbahaya, Neenash? Lapisan pelindung sihir hitam itu bisa menutup dengan cepat. Bagaimana kalau kau sampai terperangkap di sana?" sergah Grand Duke Erbish."Paman benar, Neenash. Aku tidak mau kau celaka," timpal Pangeran Sallac."Aku tidak perlu terlalu dekat dengan pengendalinya, cukup melempar belati es saja," debat Lady Neenash.Grand Duke Erbish dan Pangeran Sallac masih tidak setuju. Namun, suara retakan perisai es membuat mereka tak punya banyak pilihan. Grand Duke Erbish dan Pangeran Sallac mau tak mau harus segera menghadapi tieriz. Srat! Pedang Grand Duke Erbish yang telah diperkuat den
"Kenapa harus saken? Hewan ini sangat menyebalkan," keluh Grand Duke Erbish.Ya aroma busuk khas dan gua lembab memang perpaduan yang cocok untuk sarang saken saat bertelur. Benar saja, baru lima langkah mereka berjalan dari sejak aroma busuk tercium, telur-telur besar putih kekuningan sudah terlihat. Semakin banyak tumpukan telur, semakin kuat aroma memuakkan menusuk penciuman.Saken adalah jenis hewan mistis yang terlihat seperti ular biasa. Namun, jika dalam mode bertarung, maka akan tampak perbedaannya. Sama seperti oksan yang berbulu keras, sisik saken juga serupa perisai kuat tak terkalahkan.Tubuh saken mengeluarkan lendir hijau berbau busuk. Hal paling menyebalkan adalah gerakannya sangat cepat seolah-olah bisa menghilang dan berpindah tempat tanpa disadari lawan. Oleh karena itu, Grand Duke Erbish malas sekali berhadapan dengan hewan tersebut.Pluk!Sesuatu jatuh dari stalaktit menimpa kepala Lady Hazel. Dia menelan ludah dan mencoba meraba rambutnya. Lendir yang lengket hija
Lady Neenash memejamkan mata, lalu memusatkan manna ke telapak tangan. Hembusan hawa dingin terasa saat dia menumpahkan manna ke dinding dan langit-langit gua. Retakan pun seketika membeku.Sementara itu, Louvi kembali mengerahkan kekuatan sucinya untuk memurnikan racun di tubuh Grand Duke Erbish. Oleh karena proses sempat terputus, dia harus mengulang dari awal lagi. Cahaya hangat berpendar di tangan Louvi, lalu berpindah dan menyelimuti seluruh tubuh Grand Duke Erbish.Brak! Brak!Kegaduhan dari arah dalam gua membuat mereka kompak menoleh terkecuali Louvi yang tengah fokus melakukan pengobatan. Pangeran Sallac dan Lady Hazel seketika mengumpat. Sementara Lady Neenash hanya menghela napas berat."Sial*n! Ular busuk itu malah ke sini!" gerutu Pangeran Sallac.Ya, saken yang tadi masih tenang di sarangnya tiba-tiba merayap dengan cepat. Pangeran Sallac menyemburkan api. Saken mundur dan menghilang.Ketika saken menghilang bahaya justru menjadi lebih besar. Artinya, mereka hanya tingg
Pintu gua tertutup runtuhan stalaktit. Lady Neenash dan Pangeran Sallac terduduk lemas. Percikan air terjun membasahi pakaian mereka, tetapi tidak menjadi masalah berarti. Keduanya kompak menghela napas lega.Mereka hampir saja terperangkap dalam gua bau itu bersama saken. Beruntung, mereka berhasil berlari keluar tepat waktu. Masih terdengar suara benturan dari dalam gua. Mungkin saken tengah berusaha membebaskan diri dari reruntuhan. "Sebaiknya, kita segera menyusul yang lain. Bisa saja saken itu berhasil menerobos keluar," cetus Lady Neenash. Dia mencoba berdiri. Namun, sungguh sial, kakinya malah tergelincir. Lady Neenash terguling masuk ke ceruk air terjun. "Neenash!" seru Pangeran Sallac panik seraya ikut menceburkan diri. Untunglah, Pangeran Sallac bisa dengan cepat menggapai tubuh Lady Neenash. Dia membawa sang kekasih naik ke daratan. Tangannya memancarkan pendar kemerahan pertanda sihir api untuk pengering tengah digunakan. "Kau sudah bisa menurunkanku, Sallac," pinta L
Kabut hitam menyusup masuk kamar Lady Cherrie melalui celah jendela. Tak lama kemudian, kabut tersebut menjelma pemuda tampan dengan dua tanduk kecil di kepalanya. Dia berlutut di hadapan Lady Cherrie yang tengah menyesap anggur merah dari gelas kaca. "Apa kau sudah bereskan perempuan sial*n itu?" cecar Lady Cherrie sembari menyilangkan kakinya dengan angkuh. Pemuda tampan menunduk takzim. "Maafkan hamba, Yang Mulia. Mereka berhasil lolos dan sudah melakukan teleportasi ke utara bersama Grand Duke Erbish–""Apa?" potong Lady Cherrie. "Bagaimana bisa gagal? Ada empat pengendali sihir hitam dan masih gagal katamu?""Maafkan hamba, Yang Mulia. Kristal pengendali juga telah dihancurkan oleh mereka ....""Bodoh!" umpat Lady Cherrie. Dia melemparkan gelas anggur dengan geram. Darah mengucur dari kening si pemuda. Rambutnya juga berlumuran anggur merah yang bercampur pecahan kaca. Namun, pemuda itu tetap menunduk dengan takzim, tak goyah sedikit pun. "Kekuatannya belum bangkit! Bagaimana
Raja Garrpou mengetuk-ngetuk meja dengan ujung jari. Wajahnya tampak digayuti mendung. Sejak berita kekalahan pasukan perbatasan, masalah lain datang beruntun, mulai dari beberapa wilayah yang direbut hingga penculikan para gadis di perbatasan.Hari ini, Raja Garrpou kembali menggelar rapat rahasia dengan Count Calliant Blossom. Sebenarnya, sang raja belum sepenuhnya percaya bahwa Marquess Arbeil berkhianat. Oleh karena itu, dia berani menjadikan Count Calliant yang notabene sahabat sang marquess menjadi penasihat.Turun temurun, Keluarga Esbuach dan Keluarga Blossom mengabdi kepada kerajaan. Tak satu pun ada rekor buruk dalam sejarah keluarga mereka. Kesetiaan dan kejujuran yang selalu dijunjung tinggi telah menyokong kemajuan Kerajaan Varyans."Jadi, bagaimana pendapatmu, Count Blossom? Apakah aku harus meminta bantuan Erbish?" tanya Raja Garrpou dengan suara lesu.Dia tentu masih terbayang amarah Grand Duke Erbish beberapa hari lalu. Sang adik bungsu tentu tak terima eksekusi mati
Seorang wanita muda terbangun dari tidur dengan tubuh banjir keringat. Piamanya sampai basah kuyup. Ya, dia baru saja bermimpi tentang kehidupan masa lalunya sebagai putri seorang marquess. Mimpi panjang tentang sebuah fitnah, bersatunya cinta, tetapi berakhir dengan pengorbanan yang memilukan.Wanita itu memijat kening. "Mimpi yang aneh dan terasa sangat nyata. Dan suamiku di mimpi itu ...."Dia tersentak saat melihat jam weker di nakas."Si*l! Aku terlambat bangun! Kenapa weker tidak berbunyi?"Wanita itu melompat dari kasur dan bergegas menuju kamar mandi. Dia mandi dengan jurus kecepatan bayangan, hanya dalam 10 menit sudah selesai. Setelah berpakaian dan berdandan minimalis, si wanita muda pun meninggalkan apartemennya dan pergi ke kantor."Huh, berhasil tepat waktu!" seru wanita muda begitu berhasil melakukan presensi digital di kantornya.Oleh karena rambut yang berantakan akibat terburu-buru, wanita itu memutuskan untuk ke toilet. Dia terlebih dulu buang air kecil. Namun, sebel
Lady Neenash telah sampai di kuil suci. Rakyat sudah banyak berkumpul di sana. Sementara itu, kepala kuil menggendong Salnash, lalu meletakkannya di altar. Dia mengangkat tangan, siap melepaskan kekuatan suci bentuk penyerangan.Wushh! Angin dingin berembus. Tubuh kepala kuil seketika membeku. Halaman kuil suci menjadi riuh. Orang-orang kompak mengalihkan pandangan. Mereka menjerit panik saat melihat Lady Neenash dengan sorot mata penuh kebencian."Apa yang terjadi?""Saintess menyerang kepala kuil?""Kenapa Saintess melakukannya?Ucapan-ucapan penuh tanya menggema. Semua orang kebingungan. Tak lama kemudian, Grand Duke Erbish dan Lady Hazel juga tiba di kuil. Lady Hazel menggunakan alat ciptaannya untuk mengeraskan suara."Saintess marah karena kepala kuil telah membuat fitnah yang kejam kepada Pangeran Salnash!" seru Lady Hazel.Rakyat saling pandang. Mereka mulia terbagi menjadi dua kubu dan saling berdebat. Grand Duke Erbish tak ingin membuang waktu, langsung menghajar para pende
"Saya tak punya pilihan selain memaafkan bukan?" sindir Lady Neenash.Matanya melirik sinis. Duke Thalennant menelan ludah, merasa tertampar keras oleh ucapan pedas Lady Neenash. Sementara itu, Pangeran Seandock malah menatap Lady Neenash penuh perhatian."Neenash, aku tahu kamu berhati besar.""Saya orang yang pendendam, Yang Mulia. Jika saja suami saya tidak mati, posisi Anda saat ini pasti bisa direbutnya demi saya.""Neenash, kau tahu Kak Sallac terkutuk–""Jaga bicara Anda, Yang Mulia. Suami saya memiliki mata merah dan manna yang berlimpah karena dia titisan naga dalam legenda." Lady Neenash tertawa sinis. "Sayang sekali fitnah ibunda Anda tercinta membuatnya menjadi pangeran yang terbuang."Pangeran Seandock mengepalkan tangan. Wajahnya jelas tak terima Lady Neenash telah bicara buruk tentang Ratu Olive. Lady Neenash tak peduli. Sang ratu telah banyak membuat mendiang suaminya menderita.Hening tiba-tiba menyergap. Lady Neenash menenangkan Salnash yang tampak gelisah. Dia men
Lady Neenash tersentak. Dia mengedarkan pandangan. Pangeran Sallac sudah tak ada. Namun, kehadirannya sebelumnya terasa begitu nyata. Tanpa sadar, Lady Neenash mengelus perut.Lady Neenash pun segera memanggil Grand Duke Erbish dengan alat komunikasi sihir. Sang kakak angkat datang dengan tergesa bersama Lady Hazel. Tak lupa dia masuk dengan membanting pintu seperti biasa saat sedang panik."Neenash, apa yang terjadi? Kau terluka? Ada yang sakit?" cecar Grand Duke Erbish dengan mata melotot.Tak ayal, dia terkena cubit Lady Hazel."Kau ini kejam sekali pada suami sendiri, Hazel," protesnya."Itu karena kau selalu saja membuat onar, Erbish. Sudah berapa kali pintu kamar ini harus diganti dan untung saja Lady Neenash tidak terkena serangan jantung karena kaget," omel Lady Hazel.Setelah suami istri itu berhenti bertengkar, Lady Neenash pun menceritakan pengalamannya bertemu dengan Pangeran Sallac. Tak ketinggalan, dia juga menceritakan tentang kehamilannya. Grand Duke Erbish sangat baha
Lady Hazel sempat mundur. Dia berusaha memasang perisai. Namun, usahanya benar-benar terlambat. Benang cahaya telah mengikat tubuhnya dengan erat."Lady, kumohon jangan ...," lirih Lady Hazel sebelum tak sadarkan diri.Lady Neenash tentu tak mengurungkan niatnya. Saat kekuatan suci Lady Neenash menginvasi ingatan Lady Hazel, bayangan peristiwa di kuil naga selatan langsung terlihat. Hati Lady Neenash seketika hancur berkeping-keping.Memori Lady Hazel tentang kematian Pangeran Sallac seperti ditampilkan di depan matanya. Bagaimana sang suami mulai berubah menjadi naga hitam, lalu sedikit perdebatan. Lady Neenash seketika menjerit histeris saat bayangan Pangeran Sallac mengambil tombak dan mengeluarkan jantungnya sendiri.Bruk!Lady Neenash jatuh terguling dari kasur. Rasa sakit yang menghunjam terlalu dalam, hingga air matanya bahkan tidak bisa dikeluarkan.Kepedihan hati yang begitu dalam benar-benar mengguncang jiwa. Lady Neenash terus gemetaran. Isak yang tertahan menyesakkan dada.
Saat kemilau cahaya tak lagi menyilaukan, Lady Hazel dan Grand Duke Erbish perlahan membuka mata. Keduanya seketika terjengkang. Pangeran Sallac telah raib, digantikan naga hitam bersurai indah. Tubuh raksasanya tampak gagah dan menggetarkan hati.Grand Duke Erbish tersadar lebih dulu. "Ke-ke-mana, Sallac? Apa dia ditelan naganya?" "Sepertinya, bukan begitu, Erbish. Tidak ada tanda-tanda pertarungan." Lady Hazel menggigit bibir sejenak. "Aku benci mengatakan ini, tapi kemungkinan besar Pangeran Sallac adalah naganya ...."Grand Duke Erbish dan Lady Hazel kompak terdiam. Mereka hanya membisu untuk waktu yang lama. Inilah jawaban dari perlakuan aneh Ratu Artica saat melihat wajah Pangeran Sallac. Meskipun tak ingin mengakuinya, Grand Duke Erbish menyadari bahwa keponakannya adalah titisan Naga Asentica."Ah, mungkin saja dugaanku salah," gumam Lady Hazel tak ingin menerima kenyataan."Iya, iya, pasti ada kemungkinan lain," timpal Grand Duke Erbish.Sang naga mendengkus. Hawa panas napa
"Jantung naga ...." Wajah Pangeran Alesca tampak sangat muram. Matanya beberapa kali bergerak dengan gelisah. Dia seperti ingin mengungkapkan sesuatu, tetapi meragukannya, seolah-olah hal itu adalah sebuah kabar yang sangat buruk."Hei, katakan dengan jelas! Jantung naga? Apa itu sebuah artefak? Di mana kami akan mendapatkannya? Di kuil naga selatan?" cecar Grand Duke Erbish tak sabaran.Pangeran Alesca menghela napas berat. "Bukan artefak, tetapi jantung dari naga yang hidup."Para prajurit utara yang mendengarnya menjadi gentar. Meskipun sudah dikatakan punah, mereka sering kali mendengar legenda tentang naga. Kematian konyol yang akan dihadapi jika berani bertarung dengan makhluk mitologi tersebut.Grand Duke Erbish mengepalkan tangan. "Di mana naganya? Meskipun harus bertarung mati-matian, aku pasti akan mendapatkan jantungnya!" Wajah Pangeran Alesca semakin sendu. Dia bahkan menghela napas berat berkali-kali. Grand Duke Erbish menjadi tidak sabaran dan hampir saja mencengkeram
Flash! Cahaya benderang memancar dari tubuh Lady Cherrie. Ratu iblis Artica yang sebelumnya menguasai tubuh tersebut mendadak tak bisa bergerak. Tak lama kemudian, sebilah pedang terbentuk dari cahaya. Tangan halus Lady Cherrie meraih pedang cahaya."Kau berhasil, Cherrie!" seru Lady Hazel. Badannya yang lemas kembali bertenaga. Dia mendadak berdiri. Grand Duke Erbish hampir saja terseruduk. "Terima kasih, Lady Cherrie," tutur Lady Neenash seraya mengalirkan kekuatan suci ke arah Lady Cherrie.Sayangnya, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama. Lady Cherrie yang telah mengenggam pedang cahaya dengan sempurna malah menusuk dirinya sendiri. Kabut hitam seketika merembes keluar, semakin lama semakin deras. "Sial*n! Dasa bodoh! Kau akan mati bodoh!" Umpatan Ratu Artica terdengar mengiringi jatuhnya tubuh Lady Cherrie ke tanah.Kepalanya membentur bebatuan. Darah segar mengalir bersamaan deru napas yang semakin melemah. Namun, senyuman semanis madu terukir di sudut bibir kemerahan."Ch
"Hazel! Hazel!" Grand Duke Erbish semakin berteriak emosional. Dia hendak berlari ke depan. Namun, Lady Neenash malah memegangi tangannya sembari menggeleng pelan. Grand Duke Erbish mendelik protes, tetapi tetap tak berani memberontak dari perintah sang adik angkat kesayangan. "Lihatlah baik-baik, Kak! Aku juga sebenarnya tak ingin mengizinkan seperti ini, tapi istrimu memang nekat," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish mengerutkan kening. " Maksudmu?""Lihat saja, Kak. Jika kubilang sekarang, tolong tarik Lady Hazel ke sini. Sebenarnya, aku ingin Sallac yang melakukannya karena dia bisa terbang, tetapi dia malah diculik," bisik Lady Neenash. Grand Duke Erbish bahkan belum mampu memahami situasi. Lady Neenash tiba-tiba mengalirkan kekuatan suci ke arah Ratu Artica. Iblis itu tentu menepisnya, tetapi kekuatan suci malah berbelok ke satu titik dan beresonansi dengan kekuatan cahaya asli di tubuh Lady Cherrie. "Sekarang, Kak! Bawa lagi Lady Hazel ke sini!" seru Lady Neenash. Grand