Share

Bab 5

Penulis: Adrian
Aula jamuan ini seketika menjadi sunyi senyap.

Semua orang menyaksikan adegan ini dengan mulut ternganga.

Tidak ada yang menyangka bahwa Julian akan berani maju dan melindungi Rachel.

Perbuatannya benar-benar mempermalukan Carlsen!

Orang-orang berpikir, 'Bocah kampungan ini sepertinya nggak tahu kehebatan Keluarga William, makanya dia berani maju pada saat seperti ini.'

Keluarga William memiliki relasi yang sangat luas dan bisa dibilang menguasai seluruh Kota Lahora.

Hal ini bukan terjadi hanya karena kekayaan Keluarga William, tetapi karena ada seorang seniman bela diri yang sangat kuat di Keluarga William.

Meskipun seniman bela diri yang kuat ini sudah mengasingkan diri di Gunung Emerald, dengan keberadaan orang itu, di seluruh Provinsi Greenlake, jarang ada yang berani menyinggung Keluarga William.

Inilah alasan utama Carlsen bersikap sesombong ini.

Semua orang menatap Julian dengan perasaan senang atas penderitaannya.

Jika dia berani menyinggung Keluarga William, dia pasti akan menderita.

Melihat anggur yang dituang ke lantai, Carlsen melirik Julian sekilas dan tertawa dengan konyol.

"Seru juga, ya," katanya.

Sebagai tuan muda di Keluarga William, sudah lama sekali tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. Sering sekali, dia tidak bisa menemukan lawan yang cocok untuk bersenang-senang dengannya.

Dia mengamati Julian dari atas ke bawah, layaknya melihat daging di talenan, sambil berpikir dengan senang hati bagaimana dia akan mempermalukan pria bodoh ini.

Sebelum dia bisa mengucapkan apa pun, beberapa bawahan di sampingnya sudah mulai bersuara.

"Nak, kamu cari mati, ya?"

"Berani sekali kamu menyinggung Tuan Carlsen?"

"Di Kota Lahora, nggak ada yang berani melawan Tuan Carlsen! Kamu benar-benar punya nyali, ya!"

Melihat genangan anggur di lantai, lalu melihat senyuman di wajah Carlsen, Rachel merasa ketakutan hingga wajahnya memucat.

Dia berpikir, 'Julyan, dasar bodoh! Kamu sama sekali nggak tahu siapa yang kamu singgung, ya?!'

Beberapa adegan yang sangat menyeramkan pun muncul dalam benaknya.

Ada adegan tangan dan kaki Julyan dipatahkan, lalu dibuang ke luar seperti sampah ....

Ada juga adegan Julian difitnah dan dipenjarakan seumur hidupnya. Kemudian, di penjara, Julian juga sering ditindas oleh orang-orang yang disuap oleh Carlsen ....

Selain itu, ada adegan Julian ditipu oleh orang yang disewa Carlsen, sehingga Julian berutang dalam jumlah besar dan tidak bisa membayar utang itu seumur hidupnya ....

Rachel tahu bahwa situasi seperti ini bisa saja terjadi.

Sambil memikirkan hal ini, Rachel tidak bisa memikirkan hal lainnya lagi.

Dia menggertakkan giginya dan merebut gelas dari tangan Julian, lalu mengisi gelas itu dengan anggur.

"Tuan Carlsen, maaf ya. Temanku nggak tahu apa-apa, dia nggak tahu aturan. Sebelum datang ke sini, aku menyuruh dia untuk menolak semua minuman yang ditawarkan padaku, makanya dia berbuat seperti itu. Dia bukan sengaja mau melawanmu."

"Aku minta maaf, ya. Hari ini, aku akan meminum sebanyak apa pun kamu menyuruhku untuk minum. Kumohon, jangan salahkan temanku, ya ...."

Rachel menatap Carlsen dengan tatapan memelas sambil merendahkan dirinya untuk memohon pada Carlsen.

Carlsen hanya meliriknya sekilas, lalu tersenyum dengan sinis sambil memukul gelas itu.

Prang!

Gelas itu jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.

Rachel merasa ketakutan hingga tubuhnya bergetar.

Carlsen berkata, "Kalau sudah menolak ajakan bersulang dengan aku, Carlsen William, kamu harus dihukum. Kalau hari ini, bocah ini nggak menjilat anggur di lantai hingga bersih, jangan harap kalian bisa pergi dari sini."

"Kalau kamu, wanita jalang ini, aku nggak mau menyia-nyiakan waktuku untuk bermain lagi denganmu. Lepaskan semua pakaianmu sekarang juga."

Rachel menatap Carlsen dengan tatapan tidak percaya, wajahnya seketika menjadi pucat pasi.

Aula jamuan ini menjadi gempar, semua orang terus berbisik-bisik sambil memperhatikan tubuh Rachel yang indah dengan tatapan penuh arti.

Adegan direktur cantik dari Grup Stellar melepaskan pakaiannya di depan umum tentu saja sangat langka.

Para bawahan Carlsen pun mulai bersorak dengan nada yang aneh.

"Cepat lepaskan! Kalau Tuan Carlsen benar-benar marah, kamu mau lepas pun nggak ada gunanya lagi!"

"Tuan Carlsen memang bijak! Wanita yang nggak tahu diri seperti ini memang nggak boleh dibaik-baikin!"

"Dasar wanita jalang! Untuk apa kamu masih pura-pura di hadapan Tuan Carlsen? Kamu seharusnya menuruti ucapannya dengan patuh! Mengerti?"

Mendengar ucapan-ucapan ini, pikiran Rachel menjadi kosong.

Apa yang harus dia lakukan?

Jika dia benar-benar melepaskan seluruh pakaiannya di depan umum, ke depannya, bagaimana dia harus tetap hidup?

Namun, jika dia membuat Carlsen marah, Julian akan celaka.

Dia mulai memarahi dirinya sendiri. 'Rachel, dasar bodoh! Hanya karena kamu merasakan sedikit ketertarikan pada Julyan, kamu malah langsung membawanya ke pesta seperti ini! Kalau nggak, masalahnya mana mungkin menjadi seperti ini?'

Kalau dia terkena masalah, kamulah yang harus tanggung jawab!'

Dia nggak boleh sampai terkena masalah!'

Kalau nggak, kamu nggak akan hidup dengan tenang selamanya!'

Tubuh Rachel terus bergetar. Namun, dia menggertakkan giginya dan mengambil sebuah keputusan.

Dengan berlinang air mata, dia menahan penghinaan ini dan mengangkat tangannya dengan susah payah.

Namun, tangannya malah ditahan oleh sebuah tangan yang hangat dan kuat.

Seorang bawahan Carlsen sedang menantikan wanita cantik ini melepaskan pakaiannya. Melihat Julian yang masih berani menghentikan Rachel, dia seketika marah besar. "Dasar bocah kampungan! Kamu tuli, ya? Tuan Carlsen menyuruhmu untuk berlutut dan menjilat anggur di lantai hingga bersih!"

Sambil berteriak, dia menerjang ke arah Julian dan hendak menahan kepala Julian.

Julian menangkap tangan orang itu dan mematahkannya dengan santai.

Semua orang langsung mendengar suara tulang patah dengan sangat jelas.

"Ahh!!!"

Orang itu seketika berteriak ketakutan.

Kemudian, Julian mengangkat kakinya, membuat orang itu terlempar jauh, lalu menabrak Carlsen, sehingga keduanya terjatuh bersama.

Semua orang yang menyaksikan kejadian ini pun merasa kebingungan.

Perputaran alur yang mendadak ini membuat mereka agak tercengang.

Bocah kampungan ini hebat juga, ya? Jangan-jangan dia memang datang untuk membuat keributan?

"Tuan Carlsen, apakah Anda baik-baik saja?" Beberapa bawahan Carlsen pun bergegas pergi memapah Carlsen.

Carlsen berdiri dengan perasaan terhina. Dia berteriak pada dua pengawal di belakangnya dengan penuh amarah, "Dasar pecundang! Kenapa kalian masih diam saja? Cepat bunuh dia!"

"Siap!" Kedua pengawal yang kuat itu langsung menerjang ke arah Julian secepat kilat.

Plak! Plak!

Kedua pengawal itu hanya merasa seakan-akan wajah mereka menabrak sebuah truk yang sedang melaju kencang.

Sebelum mereka bisa mencerna apa yang terjadi, mereka sudah terbang di udara. Saat mereka masih melayang, mereka sudah jatuh pingsan.

Semua orang sama sekali tidak melihat apa yang dilakukan Julian dengan jelas.

Setelah melihat wajah kedua pengawal yang sudah bengkak dan memar, mereka baru menyadari bahwa pemuda yang mereka sebut bocah kampungan itu menampar kedua pengawal itu.

Kekuatan seperti apa ini?!

Semua orang menatap Julian dengan tatapan terkejut, dengan ekspresi takjub di wajah mereka.

Bab terkait

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 6

    Carlsen melihat Julian melangkah menghampirinya dengan wajah pucat. Kakinya bergetar, tetapi dia pura-pura tenang dan hendak membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu.Plak!Sebuah tamparan yang sangat nyaring membuat pandangan Carlsen berkunang-kunang. Dia hanya merasa seakan-akan dunianya berputar, sehingga dia hampir terjatuh.Rachel menutup mulutnya dengan ketakutan, matanya terbelalak, tatapannya putus asa.Dia berpikir, 'Gawat! Julyan sudah membuat masalah besar! Kali ini, kalaupun aku setuju untuk menjadi budaknya Carlsen, aku juga nggak bisa menyelamatkan Julyan lagi!'Saat semua orang melihat Julian yang sangat kuat dan memancarkan niat membunuh, mereka ketakutan. Tanpa disadari, semuanya menahan napas mereka dan tidak berani mengeluarkan suara apa pun karena takut menjadi target dari iblis itu.Julian bahkan berani menampar tuan muda dari Keluarga William. Jika mereka menjadi targetnya, nasib mereka sepertinya akan lebih mengenaskan.Carlsen merasa terkejut, tetapi juga mara

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 7

    Percakapan mereka didengar oleh Carlsen yang sedang berlutut di lantai.Ekspresinya penuh penghinaan. Kesombongan di tatapannya juga terlihat makin jelas.Bam!Saat pintu aula jamuan ini ditendang hingga terbuka oleh seseorang, Carlsen berdiri sambil tertawa terbahak-bahak.Dia menatap Julian dengan tatapan dan ekspresi yang ganas sambil berseru, "Hei bocah kampungan, kali ini kamu akan celaka!"Seorang pria paruh baya yang berwibawa berjalan memasuki aula jamuan sambil dikelilingi oleh beberapa orang. Pria paruh baya ini tidak lain adalah Harnold William.Setelah melihat ke sekeliling, Harnold langsung berjalan menghampiri Julian, diikuti oleh seorang pria tua yang terlihat serius.Julian bisa langsung melihat bahwa pria tua itu tidak memiliki pusat energi dalam tubuhnya, hanya ada sedikit aliran energi.Sebelumnya, gurunya Julian pernah berkata bahwa orang seperti ini adalah seniman bela diri yang bersembunyi di dunia fana.Ketertarikan Julian seketika terpancing.Dia tidak menyangka

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 8

    Mendengar ancaman Julian, orang-orang yang mengetahui identitas Kevin pun terkejut."Dia benar-benar sudah gila, ya?""Sepertinya dia benar-benar cari mati, otaknya pasti bermasalah."Kevin menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku sama sekali nggak pernah bertemu dengan pemuda sesombong ini. Sepertinya, hari ini, aku harus membuatmu memahami kerumitan masalah ini."Tanpa berbicara panjang lebar lagi, sosok Kevin tiba-tiba menghilang.Kemudian, Kevin muncul di posisi sekitar satu meter dari Julian dan menyerang Julian.Energi yang sangat kuat tiba-tiba meledak dan Rachel yang duduk di samping Julian merasakan angin dari telapak tangan yang tajam, yang menerjang ke arahnya. Sebelum dia sempat berteriak ....Julian seketika mengaktifkan Teknik Azure dan melemparkan pukulan ke arah Kevin.Pukulan ini terlihat pelan, tetapi sebenarnya secepat kilat.Energi yang tersembunyi dalam pukulan itu sangat kuat dan berat!Ekspresi Kevin sontak berubah!Dia ingin menghindar, tetapi dia sudah tida

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 9

    Semua orang di dalam aula jamuan ini seketika berjongkok.Melihat kedatangan para polisi itu, Harnold merasa seakan-akan dia hidup kembali, dia pun membuang napas dengan lega.Pada saat ini, dia yang biasa tidak pernah menunjukkan emosinya pun tidak bisa menahan diri dari menunjukkan rasa lega karena nyawanya terselamatkan.Para polisi itu melirik sekilas ke Kevin yang jatuh pingsan dan beberapa pengawal yang terjatuh di lantai, mereka pun tampak waspada.Melihat Harnold yang sedang berlutut di lantai, mereka juga seketika merasa terkejut dan kebingungan.Mengapa tokoh besar yang sangat berkuasa di Kota Lahora ini berlutut di lantai?!Julian mengernyit sambil melihat para polisi itu. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk mengambil tindakan.Meskipun gurunya pernah mengingatkannya untuk tidak beraksi melawan orang biasa, orang di hadapannya ini adalah musuhnya yang menyebabkan kemusnahan Keluarga Ford. Dia sudah menahan diri selama sepuluh tahun, jadi sekarang, dia harus memba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 10

    Di kamp sementara Pasukan Naga di puncak Gunung Gazier, Negara Gorgi.Fabian, pemimpin Pasukan Naga, menyentuh janggutnya dan membuka sebuah surat elektronik dengan ekspresi tidak berdaya. "Adik kelasku, si fanatik bela diri itu, pasti entah dari mana menemukan video pertarungan dan menyuruhku untuk melihatnya."Saat Fabian memutar video itu, dugaannya terbukti benar. "Sungguh, nggak ada yang baru."Dia menonton video itu dengan santai. Awalnya, dia mengira bahwa pertarungan itu hanya pertarungan biasa, tetapi matanya seketika terbelalak.Dalam video itu, Kevin terlempar karena pukulan Julian dan menabrak dinding layaknya peluru meriam, meninggalkan retakan yang dalam di dinding tersebut.Dampak adegan itu terlalu kuat, sehingga Fabian bahkan merasa seakan-akan dia mendengar suara keras layaknya suara guntur."Ini ...."Fabian langsung duduk tegak dan mengulang adegan itu berkali-kali dengan ekspresi tidak percaya.Dia bisa langsung melihat sehebat apa tingkat pelatihan yang dimiliki p

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 11

    Di vila Keluarga William yang sangat mewah di Kompleks Waterfront, Kota Lahora.Harnold sedang berjalan bolak-balik sambil mengernyit. Ekspresi di wajahnya yang berwibawa berubah, dia terlihat gelisah.Carlsen duduk di sofa dengan kaki tersilang, ekspresinya acuh tak acuh.Melihat Harnold yang bergerak tanpa henti, Carlsen berkata dengan agak kesal, "Ayah, bisa nggak jangan gerak-gerak terus?"Mendengar ucapan ini, api amarah yang terus ditahan oleh Harnold akhirnya meledak.Dia tiba-tiba berhenti berjalan dan menampar Carlsen dengan kuat."Semuanya salahmu, dasar bajingan! Kamu selalu membuat masalah di luar! Kali ini, kamu bahkan terkena masalah, tapi nggak juga bertobat!""Paman Kevin sudah lumpuh, sedangkan Ayah berada jauh di Gunung Emerald! Kalau musuh datang pada saat seperti ini, Keluarga William akan celaka!"Carlsen memegang wajahnya dengan ekspresi kesal dan berkata, "Ayah, ini namanya khawatir berlebih. Kakek masih hidup, siapa yang berani balas dendam pada Keluarga William

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 12

    "Jangan ...." Harnold merasa ketakutan, dia mengira bahwa dia akan langsung meninggal."Ahh ...." Tak disangka, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan dari belakangnya.Harnold pun menoleh dan melihat Carlsen yang ingin diam-diam menyelinap pergi sudah terjatuh di lantai dengan ekspresi ketakutan. Kondisinya sudah sekarat."Kamu ... berani sekali kamu?!" Harnold membelalakkan matanya dengan ketakutan.Julian berkata dengan dingin, "Kalau aku mau membunuhmu, nggak akan ada yang bisa menahanku."Wajah Harnold tiba-tiba memucat. Dia berkata dengan enggan, "Beri tahu aku alasanmu membunuhku, supaya aku bisa meninggal dengan tenang!" Suaranya serak."Alasan?"Julian meletakkan cangkir teh dengan kuat di atas meja dan berdiri secara perlahan. Dia menatap Harnold dengan tatapan dominan, sehingga Harnold merasa sangat tertekan dan tidak bisa bernapas."Apakah kamu masih mengingat jamuan di Kediaman Chiria dari sepuluh tahun yang lalu?!""Apakah kamu masih mengingat pasangan dari Keluarga Ford

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 13

    Rachel membuka pintu kamar dan berjalan masuk.Rachel yang mengenakan pakaian formal sudah kembali ke penampilannya yang dingin dan profesional seperti biasanya."Eh, apa ini?"Rachel hendak mengucapkan sesuatu, tetapi perhatiannya teralihkan oleh giok hitam bermotif ular di tangan Julian.Julian menjawab dengan ambigu, "Barang pemberian orang tuaku.""Oh." Rachel tidak banyak tanya.Dia hanya berkata, "Aku mau pergi kerja, ada sarapan di meja, jaga diri dengan baik, ya."Mendengar Rachel seperti menasihati anak kecil, Julian merasa konyol."Emm ...." Rachel berpikir sejenak sebelum bertanya, "Apa rencanamu ke depannya? Apakah kamu akan pulang ke desa atau akan cari pekerjaan di Kota Lahora?"Tanpa ragu-ragu, Julian menjawab, "Cari kerja. Selain itu, bisakah aku tinggal di sini?"Rachel sebenarnya sangat bersedia untuk membantu Julian, tetapi rasanya tidak terlalu bagus jika pria dan wanita tinggal bersama seperti ini.Dia ragu-ragu sejenak, lalu menjawab, "Bagaimana kalau aku bantu ka

Bab terbaru

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 50

    Kelly menatap gurunya sambil tercengang sejenak. Dia juga tiba-tiba tersadar dan tiba-tiba membelalakkan matanya.Meskipun dia bersifat impulsif, dia tidak bodoh. Dia juga memikirkan apa yang dipikirkan oleh Steven.Kelly berpikir, 'Ternyata, Julian benar-benar lebih kuat daripada Pak Jimmy!'Jangan-jangan ucapan Kakek benar? Julian benar-benar seorang ahli di tingkatan master?'Seharusnya ya. Kalau nggak, Julian nggak mungkin langsung melihat cara kerja teknik yang kupakai dan bahkan memperbaiki bahaya tersembunyi di balik teknik itu!'Dia master bela diri yang sangat muda!'Kelly hanya merasa bahwa pengetahuannya terhadap seni bela diri dan dunia ini berubah drastis.Kelly memikirkan bahwa sebelumnya, gurunya sering memujinya sebagai orang genius dalam seni bela diri, lalu dia memikirkan Julian.Perbandingan seperti ini sungguh menyebalkan!...Di Skyview Apartment.Setelah pulang dari Toko Eternity, begitu Julian berjalan masuk ke rumah, dia langsung melihat Rachel yang sedang memas

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 49

    Melihat Jimmy begitu bersemangat, Steven langsung menebak bahwa tulisan di kertas itu bukanlah pesan biasa.Dia pun bertanya, "Ada apa, Jimmy? Kenapa kamu seperti ini?"Jimmy terdiam sejenak, lalu membuang napas."Aih, aku terlalu buru-buru, hingga aku lepas kendali dan mempermalukan diri di hadapanmu."Steven bergegas berkata, "Nggak masalah, kita sudah kenal lama. Untuk apa kamu memedulikan hal seperti itu?"Jimmy menganggukkan kepalanya dan berpikir sejenak."Ada sesuatu yang belum pernah kuceritakan pada kalian.""Teknik Langit dan Bumi yang kuajarkan pada Kelly sebenarnya adalah versi tiruan dari teknik yang diturunkan dari zaman kuno. Ada banyak sekali bagian yang bertentangan di teknik ini.""Di tahap awal pelatihan, pengaruhnya nggak besar, tapi makin dilatih, makin banyak masalah akan muncul dan kerusakan pada tubuh juga makin besar."Kakek dan cucu dari Keluarga Dalton seketika terkejut.Steven langsung teringat akan kejadian dua hari lalu, saat Julian pertama kalinya datang

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 48

    Julian hanya iseng bertanya, dia sebenarnya tidak peduli apakah Kelly berada di toko atau tidak.Saat Julian hendak pergi, dia berpikir sejenak, lalu meminta selembar kertas yang digunakan untuk membungkus obat tradisional dari Steven. Dia menuliskan sesuatu di kertas itu dan memberikannya pada Steven. "Nanti, kalau cucumu sudah pulang, berikan kertas ini padanya, ya. Isinya akan berguna baginya."Setelah menerima kertas itu, Steven melihatnya. Namun, dia tidak memahami apa yang tertulis di kertas itu.Julian juga tidak menjelaskan apa pun. Dia langsung pergi dan bergegas pulang ke Skyview Apartment untuk memakan makanan yang disiapkan oleh Rachel.Sesaat kemudian, Kelly yang mengenakan pakaian olahraga pulang. Dia diikuti oleh seorang pria tua dengan aura yang luar biasa.Saat Steven melihat mereka, dia bergegas menyapa pria tua itu. "Jimmy, kalian sudah selesai latihan, ya. Apakah Kelly merepotkanmu?"Sebelum pria tua bernama Jimmy Halls itu menjawab, Kelly sudah langsung merasa kesa

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 47

    Julian melirik Steven sekilas. Dia tahu jelas bahwa harga yang Steven katakan itu pasti merugikan Steven.Namun, Julian tidak berkomentar. Dia sudah mengingat budi baik ini dan akan mengembalikannya jika berkesempatan.Setelah membayar pesanannya, Julian memberitahukan Steven alamat properti yang diberikan Marco untuknya. "Tepat di sebelah Skyview Apartment, tempatnya gampang ditemukan. Tolong aturkan agar bahan obat ini diantarkan ke sana pukul empat nanti, ya."Steven pun mengiakan permintaan Julian.Julian berpikir sejenak sebelum bertanya, "Pak Steven, tahukah kamu di mana aku bisa membeli tungku dan kuali untuk mengolah obat?"Steven benar-benar terkejut. Dia menatap Julian dengan tatapan kaget dan kagum.Dengan suara bergetar, dia bertanya, "Apakah Tuan Julian bisa melakukan teknik alkimia yang diturunkan dari zaman kuno?"Dia tahu bahwa ribuan tahun yang lalu, Negara Xiana memiliki teknik alkimia yang sangat ajaib dan kuat, tetapi sudah lama menghilang.Namun, beberapa resep oba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 46

    "Sejak kecil, prestasi Kak Tommy sangat baik. Dulu, dia diterima di delapan universitas ternama di seluruh dunia! Dia adalah anak genius yang menggemparkan seluruh negeri!""Latar belakang keluarganya Kak Tommy juga sangat kuat. Keluarga Lance adalah keluarga yang unggul dalam pengobatan tradisional sejak dulu di Kota Lahora, pengajaran dan tradisi keluarga mereka juga sangat unggul!""Bukankah Ayah selalu memuji Kak Tommy sangat hebat? Aku yakin dia nggak kalah dari Julian!"Marco menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Tommy memang sangat hebat."Kemudian, dia tersenyum dengan penuh arti sambil berkata, "Tapi, kalau dibandingkan dengan Julian .... Hehe."Melissa merasa sangat kesal melihat ayahnya begitu menghargai Julian. Dia pun menyebutkan beberapa teman sebayanya yang hebat, tetapi Marco hanya mentertawakannya.Melihat Melissa sudah menyerah membandingkan Julian dengan teman-teman sebayanya, Marco memicingkan matanya.Dengan matanya yang berkilau, dia mengungkapkan penilaiannya

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 45

    Katanya memang makan sedikit, tetapi dari gayanya Marco, mereka pasti mempersiapkan makanan yang mewah dan melimpah.Namun, Julian langsung menggeleng sambil berkata, "Nggak, deh. Aku masih ada urusan."Saat Julian berbalik dan hendak pergi, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, sehingga dia menghentikan langkahnya."Untuk sementara, perhatikan makananmu, jangan makan makanan pedas dan makanan laut. Hubungan kita berakhir di sini. Ke depannya, jangan ganggu aku lagi.""Selain itu, jaga rahasia bahwa akulah yang mengobatimu."Marco bergegas menyetujui ucapan Julian. Dia masih ingin menahan Julian, tetapi Julian tidak menghiraukannya dan langsung pergi.Namun, Julian tiba-tiba teringat lagi bahwa dulu, Grup Roshe yang didirikan ayahnya sudah diduduki dan dibagi-bagi oleh orang lain. Beberapa hari ini, dia terus mencari-cari di internet, tetapi dia tidak mendapatkan informasi yang berguna.Sebagai bos besar di Kota Lahora dan pendiri Grup Wright, Marco mungkin bisa membantu Julian mencari

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 44

    Awalnya, Julian ingin mencari kamar untuk mengeluarkan obat itu dengan tujuan menyembunyikannya. Bagaimanapun, jika kenyataan bahwa dia bisa mengolah obat terbocorkan ke luar, pasti akan ada banyak orang yang datang meminta obat padanya, yang akan membuatnya sangat kesal.Melihat Marco tidak terlalu memercayainya, Julian juga malas menunda-nunda lagi dan langsung mengeluarkan pil obat itu.Saat semua orang melihat obat itu, mereka seketika terdiam.Tiga pil obat ini terlihat biasa-biasa saja. Selain itu, sepertinya itu botol bumbu masak, deh?Apa-apaan ini?Semua orang menatap Julian dalam diam, mereka tidak berani mengungkapkan kecurigaan mereka, jadi mereka hanya bisa mengeluh dalam hati.Sedangkan Marco malah menerima obat itu tanpa ragu-ragu dan langsung menelan semuanya.Dalam waktu singkat, khasiat obat itu mulai terasa.Marco merasakan aliran hangat terpancar dari lambungnya dan tersebar ke seluruh tubuhnya.Dia seketika merasa sangat bersemangat. Dia merasakan kekuatan yang mem

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 43

    Perpaduan antara mobil sport kelas atas dengan wanita cantik sangat menarik perhatian, sehingga pagi-pagi sekali, sudah ada kerumunan orang yang berkumpul di depan pintu perumahan.Orang-orang itu tidak berani mendekat, tetapi mereka membentuk sebuah lingkaran besar. Ada yang mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto, ada juga yang terus berdiskusi."Ckck, itu mobil Pagani Zonda, harganya 60-an miliar! Wanita cantik dari keluarga mana ini?""Nona ini benar-benar cantik, ya! Dia terlihat seperti bidadari yang lemah lembut! Aih, sayangnya aku hanya bisa melihatnya dari jauh.""Benar, dari auranya saja sudah jelas terlihat bahwa dia bukan putri keluarga biasa, memangnya kamu masih mau mendekatinya?""Sudahlah, aku nggak layak."Julian melirik ke dalam dan melihat Melissa, jelas-jelas dia diatur oleh Marco untuk datang menjemput Julian.Baguslah, aku nggak usah naik taksi sendiri,' pikir Julian.Dia pun mendesak ke dalam kerumunan orang sambil berkata, "Permisi."Melihat Julian yang teru

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 42

    Setelah sibuk untuk sangat lama, karena alat yang Julian gunakan terlalu lemah, Julian berusaha sangat keras dan akhirnya berhasil mengolah tiga butir pil obat.Selain itu, dia membuat kekacauan di dapur, bahkan panci yang dia gunakan juga tidak bisa digunakan lagi.Julian menemukan sebuah botol kosong untuk bumbu masak dan memasukkan tiga butir pil itu ke dalam botol tersebut.Akhirnya berhasil juga!' pikir Julian.Julian membuka pintu dapur dan melihat Rachel yang sedang berdiri di depan pintu sambil memelototinya dengan penuh amarah."Saat aku bangun tidur, aku mendengar kekacauan di dapur, kukira ada kebakaran!" seru Rachel.Saat Rachel berjalan masuk ke dapur dan melihat kekacauan di dalam, matanya seketika terbelalak.Di belakangnya, Julian menggosok hidungnya dengan perasaan bersalah dan berkata, "Itu ...."Rachel seketika berbalik dan menggertakkan giginya sambil berseru, "Julian!!!"Julian bergegas mengangkat botol berisi pil obat itu sambil berkata, "Aku lagi mengolah obat un

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status