Share

Bab 7

Author: Adrian
Percakapan mereka didengar oleh Carlsen yang sedang berlutut di lantai.

Ekspresinya penuh penghinaan. Kesombongan di tatapannya juga terlihat makin jelas.

Bam!

Saat pintu aula jamuan ini ditendang hingga terbuka oleh seseorang, Carlsen berdiri sambil tertawa terbahak-bahak.

Dia menatap Julian dengan tatapan dan ekspresi yang ganas sambil berseru, "Hei bocah kampungan, kali ini kamu akan celaka!"

Seorang pria paruh baya yang berwibawa berjalan memasuki aula jamuan sambil dikelilingi oleh beberapa orang. Pria paruh baya ini tidak lain adalah Harnold William.

Setelah melihat ke sekeliling, Harnold langsung berjalan menghampiri Julian, diikuti oleh seorang pria tua yang terlihat serius.

Julian bisa langsung melihat bahwa pria tua itu tidak memiliki pusat energi dalam tubuhnya, hanya ada sedikit aliran energi.

Sebelumnya, gurunya Julian pernah berkata bahwa orang seperti ini adalah seniman bela diri yang bersembunyi di dunia fana.

Ketertarikan Julian seketika terpancing.

Dia tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan orang seperti ini di Kota Lahora. Dia tiba-tiba merasa bahwa perjalanannya kali ini tidak akan terlalu membosankan.

Melihat kedatangan Harnold, wajah Rachel memucat, dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Dia berpikir, 'Gawat! Kita akan celaka!'

Sebagai elite di dunia bisnis yang sudah berkecimpung selama beberapa tahun di Kota Lahora, Rachel tahu jelas betapa menakutkannya Harnold.

Julyan akan celaka! Sekarang, nggak ada lagi yang bisa menyelamatkannya! Akhir hidupnya akan sangat mengenaskan!'

Rachel tampak gelisah, sedangkan Julian malah tetap makan tanpa memedulikan kedatangan orang-orang itu.

Melihat Julian yang tidak mengetahui krisis yang akan terjadi, semua orang di aula jamuan ini mulai menyindirnya lagi.

"Di hadapan Tuan Harnold pun dia masih bisa makan. Dia benar-benar nggak takut, ya?!"

"Mana mungkin bocah kampungan yang nggak tahu apa-apa seperti ini tahu Keluarga William sekuat apa! Menjelang kematiannya, dia sepertinya baru akan menyesal!"

"Hanya dengan sedikit kehebatannya, pemuda yang tangguh ini mengira kalau dia sudah menguasai dunia ini! Konyol sekali."

Melihat Harnold menghampiri mereka, Carlsen seketika merasa percaya diri.

Dengan wajahnya yang bengkak, dia mengeluh pada ayahnya. "Ayah! Lihatlah wajahku, aku ditampar bocah ini! Ayah harus balas dendam, ya!"

Tatapan Harnold berhenti di wajah Carlsen untuk sejenak, lalu ekspresinya seketika menggelap.

Namun, orang-orang yang menduduki posisi tinggi tidak boleh menunjukkan emosi mereka. Oleh karena itu, Harnold menahan amarah dalam hatinya dan memelototi Julian dengan tatapan dingin sambil berkata dengan suara rendah, "Kalau pelakunya maju dan mengaku, aku bisa memaafkannya."

Harnold meletakkan kedua tangannya di belakang punggungnya dengan aura yang sangat berat, sambil memancarkan niat membunuh yang menakutkan.

Saat semua orang menatap Harnold, mereka merasa ketakutan karena auranya dan niat membunuh yang kuat itu. Tanpa disadari, mereka memejamkan mata mereka dan tidak berani bersuara karena mereka tidak ingin membuat Harnold marah.

Aula jamuan ini seketika menjadi sunyi.

Di tengah keheningan ini, suara Julian yang sedang makan terdengar sangat jelas.

Dia bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Harnold, perhatiannya tertuju pada makanan di hadapannya. Dia makan dengan sangat nikmat, sendoknya bergerak tanpa henti.

Harnold pun mengangkat alisnya.

Melihat sikap Julian, orang-orang di sekitar pun mulai berbisik, semuanya menghina Julian.

"Bocah kampungan itu bodoh sekali, ya, bisa-bisanya dia masih pura-pura di saat seperti ini."

"Kalau dia pintar, dari awal dia nggak akan menyinggung Keluarga William."

"Mari kita lihat bagaimana dia akan meninggal nanti."

Sambil menahan niat membunuh yang dingin dari Harnold, lalu melihat Julian yang sama sekali tidak menyadari masalah yang akan menimpa dirinya dan hanya fokus makan, Rachel benar-benar ingin menangis.

Melihat Julian tidak juga mengaku, Harnold mendengus dan berkata pada pengawal di belakangnya, "Serang!"

Lima pengawal yang tinggi langsung bergerak dengan cepat. Masing-masing berdiri di posisi yang berbeda untuk mengepung Julian.

Beberapa pengawal ini terlihat dingin dan menakutkan, mereka jelas-jelas sudah sangat berpengalaman.

Mereka saling bertatapan, lalu beraksi secara bersamaan.

Dalam sekejap, terlihat kilatan bayangan tinju, gelombang angin menerpa!

Mata semua orang pun terbelalak.

Sebelum Rachel sempat berteriak ....

Bam, bam, bam, bam, bam!

Lima pengawal itu terlempar ke belakang dan terjatuh di lantai dengan kuat.

Beberapa dari mereka memegang bagian dada mereka sambil berusaha untuk berdiri, tetapi mereka sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi.

Adegan ini menggemparkan aula jamuan ini.

Semua orang tetap saja tidak melihat apa yang dilakukan Julian dengan jelas!

Kekuatan pemuda ini jauh melampaui bayangan mereka!

Rachel menatap Julian dengan tatapan terkejut. Dia membuka mulutnya, tetapi tidak ada suara yang keluar dari mulutnya.

Melihat para pengawal yang berjalan dengan terhuyung-huyung, Carlsen tercengang.

Sedangkan Harnold mengernyit dan memicingkan matanya.

Dia bisa melihat bahwa tadi, pemuda ini melemparkan lima potong iga sapi, sehingga kelima pengawal itu terlempar jauh.

Mengingat kembali kecepatan dan kekuatan pemuda ini, ekspresi Harnold menjadi waspada.

Julian menurunkan sendoknya dan berdiri secara perlahan. Dia menatap Harnold sambil berseru, "Berlututlah!"

Melihat salah satu pelaku utama yang menyebabkan kehancuran Keluarga Ford di hadapannya, api dendam yang sudah dipendam selama sepuluh tahun seperti akan membuat amarah Julian meledak.

Dia berpikir, 'Aku sudah membiarkanmu hidup selama sepuluh tahun. Sekarang, aku, Julian Ford, pulang untuk membalas dendam keluargaku!'

Dia memancarkan niat membunuh yang sangat kuat, hingga suasana di seluruh aula jamuan menjadi sangat mencekam.

Semua orang di sekitar tiba-tiba merasakan rasa dingin yang menusuk ke dalam tulang.

Suara teriakan Julian terdengar seperti sambaran petir di telinga Harnold.

Dia benar-benar terkejut. Dia tiba-tiba merasa bahwa orang yang berdiri di hadapannya bukanlah seorang pria muda yang kurus, melainkan adalah seekor makhluk ganas yang haus akan darah!

Kemudian, makhluk ini akan mencabik-cabik semua orang yang berada di tempat ini.

Harnold seketika tidak bisa mempertahankan ketenangannya, dia merasa ketakutan hingga dia bergerak mundur beberapa langkah.

Pria tua di belakangnya mengulurkan tangannya untuk menahan Harnold, supaya Harnold tidak mempermalukan diri di depan umum.

Harnold yang masih terkejut tidak berani melihat Julian lagi. Dia menoleh dan bertanya pada pria tua itu dengan gelisah, "Paman Kevin, apakah dia ...."

Pria tua yang dipanggil "Paman Kevin" itu menatap Julian dan menjawab dengan pelan, "Ya, pemuda ini sejenis dengan aku."

Harnold seketika terkejut, dia pun menatap Kevin dengan tatapan penuh pertanyaan.

Kevin menganggukkan kepalanya dan berkata, "Tenang saja, dia masih sangat muda, tingkat pelatihannya nggak akan seberapa, aku bisa melawannya."

Mendengar ucapan Kevin, Harnold seketika membuang napas dan berkata, "Kalau begitu, silakan beraksi, Paman Kevin. Tolong dapatkan kembali harga diri Keluarga William."

Rasa takut dalam hatinya langsung menghilang. Dia menatap Julian dengan tatapan yakin, seakan-akan dia melihat seseorang yang sudah meninggal.

Orang luar hanya tahu bahwa posisi Kevin di Keluarga William tidak rendah, tetapi mereka tidak mengetahui bahwa posisi Kevin di Keluarga William berada tepat setelah pria tua yang berlatih diri di Gunung Emerald!

Kevin sangat kuat, dia adalah tokoh penting yang membuat posisi Keluarga William naik pesat selama beberapa tahun terakhir.

Melihat Kevin berjalan maju, Carlsen langsung mendapatkan kembali kepercayaan dirinya.

Dia menatap Julian dengan tatapan penuh penghinaan dan tersenyum menyeringai.

"Hei bocah kampungan! Kamu sama sekali nggak tahu Paman Kevin sekuat apa, 'kan? Kalau dia menyerangmu, kamu pasti akan mati!"

Kevin mengernyit sambil mengamati Julian, lalu berkata dengan tenang, "Nak, jangan kira kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau hanya karena kamu sudah mempelajari sedikit ilmu bela diri! Bagiku, kamu hanya seperti seekor semut."

Carlsen menatap Julian dan berkata dengan penuh amarah, "Paman Kevin, bocah ini berani menamparku. Tolong patahkan satu tangannya!"

Kevin mengangguk dan berkata dengan sombong, "Nak, anggota Keluarga William itu bukan orang yang bisa kamu singgung. Kalau aku mau mematahkan tangan kananmu, memangnya kamu bisa melawan?"

Melihat sikap Kevin yang arogan dan bodoh, Julian hanya merasa agak kesal. Dia berkata dengan dingin, "Pak Tua, kalau kamu beromong kosong lagi, aku nggak akan sungkan-sungkan untuk melumpuhkan beberapa orang lagi dari Keluarga William."

Related chapters

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 8

    Mendengar ancaman Julian, orang-orang yang mengetahui identitas Kevin pun terkejut."Dia benar-benar sudah gila, ya?""Sepertinya dia benar-benar cari mati, otaknya pasti bermasalah."Kevin menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku sama sekali nggak pernah bertemu dengan pemuda sesombong ini. Sepertinya, hari ini, aku harus membuatmu memahami kerumitan masalah ini."Tanpa berbicara panjang lebar lagi, sosok Kevin tiba-tiba menghilang.Kemudian, Kevin muncul di posisi sekitar satu meter dari Julian dan menyerang Julian.Energi yang sangat kuat tiba-tiba meledak dan Rachel yang duduk di samping Julian merasakan angin dari telapak tangan yang tajam, yang menerjang ke arahnya. Sebelum dia sempat berteriak ....Julian seketika mengaktifkan Teknik Azure dan melemparkan pukulan ke arah Kevin.Pukulan ini terlihat pelan, tetapi sebenarnya secepat kilat.Energi yang tersembunyi dalam pukulan itu sangat kuat dan berat!Ekspresi Kevin sontak berubah!Dia ingin menghindar, tetapi dia sudah tida

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 9

    Semua orang di dalam aula jamuan ini seketika berjongkok.Melihat kedatangan para polisi itu, Harnold merasa seakan-akan dia hidup kembali, dia pun membuang napas dengan lega.Pada saat ini, dia yang biasa tidak pernah menunjukkan emosinya pun tidak bisa menahan diri dari menunjukkan rasa lega karena nyawanya terselamatkan.Para polisi itu melirik sekilas ke Kevin yang jatuh pingsan dan beberapa pengawal yang terjatuh di lantai, mereka pun tampak waspada.Melihat Harnold yang sedang berlutut di lantai, mereka juga seketika merasa terkejut dan kebingungan.Mengapa tokoh besar yang sangat berkuasa di Kota Lahora ini berlutut di lantai?!Julian mengernyit sambil melihat para polisi itu. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk mengambil tindakan.Meskipun gurunya pernah mengingatkannya untuk tidak beraksi melawan orang biasa, orang di hadapannya ini adalah musuhnya yang menyebabkan kemusnahan Keluarga Ford. Dia sudah menahan diri selama sepuluh tahun, jadi sekarang, dia harus memba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 10

    Di kamp sementara Pasukan Naga di puncak Gunung Gazier, Negara Gorgi.Fabian, pemimpin Pasukan Naga, menyentuh janggutnya dan membuka sebuah surat elektronik dengan ekspresi tidak berdaya. "Adik kelasku, si fanatik bela diri itu, pasti entah dari mana menemukan video pertarungan dan menyuruhku untuk melihatnya."Saat Fabian memutar video itu, dugaannya terbukti benar. "Sungguh, nggak ada yang baru."Dia menonton video itu dengan santai. Awalnya, dia mengira bahwa pertarungan itu hanya pertarungan biasa, tetapi matanya seketika terbelalak.Dalam video itu, Kevin terlempar karena pukulan Julian dan menabrak dinding layaknya peluru meriam, meninggalkan retakan yang dalam di dinding tersebut.Dampak adegan itu terlalu kuat, sehingga Fabian bahkan merasa seakan-akan dia mendengar suara keras layaknya suara guntur."Ini ...."Fabian langsung duduk tegak dan mengulang adegan itu berkali-kali dengan ekspresi tidak percaya.Dia bisa langsung melihat sehebat apa tingkat pelatihan yang dimiliki p

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 11

    Di vila Keluarga William yang sangat mewah di Kompleks Waterfront, Kota Lahora.Harnold sedang berjalan bolak-balik sambil mengernyit. Ekspresi di wajahnya yang berwibawa berubah, dia terlihat gelisah.Carlsen duduk di sofa dengan kaki tersilang, ekspresinya acuh tak acuh.Melihat Harnold yang bergerak tanpa henti, Carlsen berkata dengan agak kesal, "Ayah, bisa nggak jangan gerak-gerak terus?"Mendengar ucapan ini, api amarah yang terus ditahan oleh Harnold akhirnya meledak.Dia tiba-tiba berhenti berjalan dan menampar Carlsen dengan kuat."Semuanya salahmu, dasar bajingan! Kamu selalu membuat masalah di luar! Kali ini, kamu bahkan terkena masalah, tapi nggak juga bertobat!""Paman Kevin sudah lumpuh, sedangkan Ayah berada jauh di Gunung Emerald! Kalau musuh datang pada saat seperti ini, Keluarga William akan celaka!"Carlsen memegang wajahnya dengan ekspresi kesal dan berkata, "Ayah, ini namanya khawatir berlebih. Kakek masih hidup, siapa yang berani balas dendam pada Keluarga William

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 12

    "Jangan ...." Harnold merasa ketakutan, dia mengira bahwa dia akan langsung meninggal."Ahh ...." Tak disangka, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan dari belakangnya.Harnold pun menoleh dan melihat Carlsen yang ingin diam-diam menyelinap pergi sudah terjatuh di lantai dengan ekspresi ketakutan. Kondisinya sudah sekarat."Kamu ... berani sekali kamu?!" Harnold membelalakkan matanya dengan ketakutan.Julian berkata dengan dingin, "Kalau aku mau membunuhmu, nggak akan ada yang bisa menahanku."Wajah Harnold tiba-tiba memucat. Dia berkata dengan enggan, "Beri tahu aku alasanmu membunuhku, supaya aku bisa meninggal dengan tenang!" Suaranya serak."Alasan?"Julian meletakkan cangkir teh dengan kuat di atas meja dan berdiri secara perlahan. Dia menatap Harnold dengan tatapan dominan, sehingga Harnold merasa sangat tertekan dan tidak bisa bernapas."Apakah kamu masih mengingat jamuan di Kediaman Chiria dari sepuluh tahun yang lalu?!""Apakah kamu masih mengingat pasangan dari Keluarga Ford

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 13

    Rachel membuka pintu kamar dan berjalan masuk.Rachel yang mengenakan pakaian formal sudah kembali ke penampilannya yang dingin dan profesional seperti biasanya."Eh, apa ini?"Rachel hendak mengucapkan sesuatu, tetapi perhatiannya teralihkan oleh giok hitam bermotif ular di tangan Julian.Julian menjawab dengan ambigu, "Barang pemberian orang tuaku.""Oh." Rachel tidak banyak tanya.Dia hanya berkata, "Aku mau pergi kerja, ada sarapan di meja, jaga diri dengan baik, ya."Mendengar Rachel seperti menasihati anak kecil, Julian merasa konyol."Emm ...." Rachel berpikir sejenak sebelum bertanya, "Apa rencanamu ke depannya? Apakah kamu akan pulang ke desa atau akan cari pekerjaan di Kota Lahora?"Tanpa ragu-ragu, Julian menjawab, "Cari kerja. Selain itu, bisakah aku tinggal di sini?"Rachel sebenarnya sangat bersedia untuk membantu Julian, tetapi rasanya tidak terlalu bagus jika pria dan wanita tinggal bersama seperti ini.Dia ragu-ragu sejenak, lalu menjawab, "Bagaimana kalau aku bantu ka

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 14

    Melihat Julian hendak pergi, Rachel merasa marah, tetapi juga menyesal. Dia merasa bahwa ucapannya sepertinya sudah melewati batas.Rachel menggertakkan giginya dan hendak mengucapkan sesuatu.Namun, Julian sudah berjalan keluar sambil berkata, "Aku juga ingin menghadapi mereka, tapi hal itu sudah nggak mungkin terjadi lagi selamanya."Mendengar ucapan yang menyedihkan ini, Rachel tercengang sejenak. Kemudian, dia langsung menyadari bahwa dia sudah salah bicara.Dia seketika merasa sangat bersalah.Rachel teringat akan teman sebangkunya dari sepuluh tahun yang lalu, yang bernama Julian Ford.Keluarga temannya hancur dalam waktu satu malam. Orang tuanya meninggal, sedangkan dia jatuh ke danau dan tubuhnya bahkan tidak ditemukan.Karena perasaan dan perhatian rahasia yang Rachel pendam dalam hatinya, dia juga merasakan kesedihan teman sebangkunya itu.Justru karena dia bisa merasakan kesedihan ini, sepuluh tahun yang lalu, dia mengabaikan pertentangan keluarganya dan pergi mengambil abu

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 15

    Salah satu gadis itu tinggi dan satunya lagi pendek. Gadis yang lebih pendek memiliki penampilan yang jernih. Dia terlihat lemah lembut, dengan aura yang segar.Sedangkan gadis yang lebih tinggi memiliki tampang yang cerah, bentuk tubuh yang menggoda dan gaya yang penuh semangat. Dia terlihat seperti orang dengan kepribadian ramah dan aktif.Saat gadis yang lebih pendek melihat spanduk Julian, matanya seketika berkilau.Dia bergegas berkata, "Permisi, Kak, apakah kamu benar-benar bisa menyembuhkan segala jenis penyakit?" Suaranya sangat mendesak, tetapi tetap terdengar lembut.Julian menatap gadis itu dan menganggukkan kepalanya sambil menjawab, "Benar."Gadis itu sepertinya sangat buru-buru, dia mengulurkan tangannya dan menarik Julian sambil berkata, "Kalau begitu, ayo ikut aku."Gadis yang lebih tinggi mengamati Julian untuk sesaat, lalu mengernyit sambil berkata, "Melissa, pemuda ini jelas-jelas seorang penipu. Meskipun kondisi Paman sangat berbahaya, kamu juga nggak bisa asal cari

Latest chapter

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 50

    Kelly menatap gurunya sambil tercengang sejenak. Dia juga tiba-tiba tersadar dan tiba-tiba membelalakkan matanya.Meskipun dia bersifat impulsif, dia tidak bodoh. Dia juga memikirkan apa yang dipikirkan oleh Steven.Kelly berpikir, 'Ternyata, Julian benar-benar lebih kuat daripada Pak Jimmy!'Jangan-jangan ucapan Kakek benar? Julian benar-benar seorang ahli di tingkatan master?'Seharusnya ya. Kalau nggak, Julian nggak mungkin langsung melihat cara kerja teknik yang kupakai dan bahkan memperbaiki bahaya tersembunyi di balik teknik itu!'Dia master bela diri yang sangat muda!'Kelly hanya merasa bahwa pengetahuannya terhadap seni bela diri dan dunia ini berubah drastis.Kelly memikirkan bahwa sebelumnya, gurunya sering memujinya sebagai orang genius dalam seni bela diri, lalu dia memikirkan Julian.Perbandingan seperti ini sungguh menyebalkan!...Di Skyview Apartment.Setelah pulang dari Toko Eternity, begitu Julian berjalan masuk ke rumah, dia langsung melihat Rachel yang sedang memas

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 49

    Melihat Jimmy begitu bersemangat, Steven langsung menebak bahwa tulisan di kertas itu bukanlah pesan biasa.Dia pun bertanya, "Ada apa, Jimmy? Kenapa kamu seperti ini?"Jimmy terdiam sejenak, lalu membuang napas."Aih, aku terlalu buru-buru, hingga aku lepas kendali dan mempermalukan diri di hadapanmu."Steven bergegas berkata, "Nggak masalah, kita sudah kenal lama. Untuk apa kamu memedulikan hal seperti itu?"Jimmy menganggukkan kepalanya dan berpikir sejenak."Ada sesuatu yang belum pernah kuceritakan pada kalian.""Teknik Langit dan Bumi yang kuajarkan pada Kelly sebenarnya adalah versi tiruan dari teknik yang diturunkan dari zaman kuno. Ada banyak sekali bagian yang bertentangan di teknik ini.""Di tahap awal pelatihan, pengaruhnya nggak besar, tapi makin dilatih, makin banyak masalah akan muncul dan kerusakan pada tubuh juga makin besar."Kakek dan cucu dari Keluarga Dalton seketika terkejut.Steven langsung teringat akan kejadian dua hari lalu, saat Julian pertama kalinya datang

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 48

    Julian hanya iseng bertanya, dia sebenarnya tidak peduli apakah Kelly berada di toko atau tidak.Saat Julian hendak pergi, dia berpikir sejenak, lalu meminta selembar kertas yang digunakan untuk membungkus obat tradisional dari Steven. Dia menuliskan sesuatu di kertas itu dan memberikannya pada Steven. "Nanti, kalau cucumu sudah pulang, berikan kertas ini padanya, ya. Isinya akan berguna baginya."Setelah menerima kertas itu, Steven melihatnya. Namun, dia tidak memahami apa yang tertulis di kertas itu.Julian juga tidak menjelaskan apa pun. Dia langsung pergi dan bergegas pulang ke Skyview Apartment untuk memakan makanan yang disiapkan oleh Rachel.Sesaat kemudian, Kelly yang mengenakan pakaian olahraga pulang. Dia diikuti oleh seorang pria tua dengan aura yang luar biasa.Saat Steven melihat mereka, dia bergegas menyapa pria tua itu. "Jimmy, kalian sudah selesai latihan, ya. Apakah Kelly merepotkanmu?"Sebelum pria tua bernama Jimmy Halls itu menjawab, Kelly sudah langsung merasa kesa

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 47

    Julian melirik Steven sekilas. Dia tahu jelas bahwa harga yang Steven katakan itu pasti merugikan Steven.Namun, Julian tidak berkomentar. Dia sudah mengingat budi baik ini dan akan mengembalikannya jika berkesempatan.Setelah membayar pesanannya, Julian memberitahukan Steven alamat properti yang diberikan Marco untuknya. "Tepat di sebelah Skyview Apartment, tempatnya gampang ditemukan. Tolong aturkan agar bahan obat ini diantarkan ke sana pukul empat nanti, ya."Steven pun mengiakan permintaan Julian.Julian berpikir sejenak sebelum bertanya, "Pak Steven, tahukah kamu di mana aku bisa membeli tungku dan kuali untuk mengolah obat?"Steven benar-benar terkejut. Dia menatap Julian dengan tatapan kaget dan kagum.Dengan suara bergetar, dia bertanya, "Apakah Tuan Julian bisa melakukan teknik alkimia yang diturunkan dari zaman kuno?"Dia tahu bahwa ribuan tahun yang lalu, Negara Xiana memiliki teknik alkimia yang sangat ajaib dan kuat, tetapi sudah lama menghilang.Namun, beberapa resep oba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 46

    "Sejak kecil, prestasi Kak Tommy sangat baik. Dulu, dia diterima di delapan universitas ternama di seluruh dunia! Dia adalah anak genius yang menggemparkan seluruh negeri!""Latar belakang keluarganya Kak Tommy juga sangat kuat. Keluarga Lance adalah keluarga yang unggul dalam pengobatan tradisional sejak dulu di Kota Lahora, pengajaran dan tradisi keluarga mereka juga sangat unggul!""Bukankah Ayah selalu memuji Kak Tommy sangat hebat? Aku yakin dia nggak kalah dari Julian!"Marco menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Tommy memang sangat hebat."Kemudian, dia tersenyum dengan penuh arti sambil berkata, "Tapi, kalau dibandingkan dengan Julian .... Hehe."Melissa merasa sangat kesal melihat ayahnya begitu menghargai Julian. Dia pun menyebutkan beberapa teman sebayanya yang hebat, tetapi Marco hanya mentertawakannya.Melihat Melissa sudah menyerah membandingkan Julian dengan teman-teman sebayanya, Marco memicingkan matanya.Dengan matanya yang berkilau, dia mengungkapkan penilaiannya

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 45

    Katanya memang makan sedikit, tetapi dari gayanya Marco, mereka pasti mempersiapkan makanan yang mewah dan melimpah.Namun, Julian langsung menggeleng sambil berkata, "Nggak, deh. Aku masih ada urusan."Saat Julian berbalik dan hendak pergi, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, sehingga dia menghentikan langkahnya."Untuk sementara, perhatikan makananmu, jangan makan makanan pedas dan makanan laut. Hubungan kita berakhir di sini. Ke depannya, jangan ganggu aku lagi.""Selain itu, jaga rahasia bahwa akulah yang mengobatimu."Marco bergegas menyetujui ucapan Julian. Dia masih ingin menahan Julian, tetapi Julian tidak menghiraukannya dan langsung pergi.Namun, Julian tiba-tiba teringat lagi bahwa dulu, Grup Roshe yang didirikan ayahnya sudah diduduki dan dibagi-bagi oleh orang lain. Beberapa hari ini, dia terus mencari-cari di internet, tetapi dia tidak mendapatkan informasi yang berguna.Sebagai bos besar di Kota Lahora dan pendiri Grup Wright, Marco mungkin bisa membantu Julian mencari

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 44

    Awalnya, Julian ingin mencari kamar untuk mengeluarkan obat itu dengan tujuan menyembunyikannya. Bagaimanapun, jika kenyataan bahwa dia bisa mengolah obat terbocorkan ke luar, pasti akan ada banyak orang yang datang meminta obat padanya, yang akan membuatnya sangat kesal.Melihat Marco tidak terlalu memercayainya, Julian juga malas menunda-nunda lagi dan langsung mengeluarkan pil obat itu.Saat semua orang melihat obat itu, mereka seketika terdiam.Tiga pil obat ini terlihat biasa-biasa saja. Selain itu, sepertinya itu botol bumbu masak, deh?Apa-apaan ini?Semua orang menatap Julian dalam diam, mereka tidak berani mengungkapkan kecurigaan mereka, jadi mereka hanya bisa mengeluh dalam hati.Sedangkan Marco malah menerima obat itu tanpa ragu-ragu dan langsung menelan semuanya.Dalam waktu singkat, khasiat obat itu mulai terasa.Marco merasakan aliran hangat terpancar dari lambungnya dan tersebar ke seluruh tubuhnya.Dia seketika merasa sangat bersemangat. Dia merasakan kekuatan yang mem

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 43

    Perpaduan antara mobil sport kelas atas dengan wanita cantik sangat menarik perhatian, sehingga pagi-pagi sekali, sudah ada kerumunan orang yang berkumpul di depan pintu perumahan.Orang-orang itu tidak berani mendekat, tetapi mereka membentuk sebuah lingkaran besar. Ada yang mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto, ada juga yang terus berdiskusi."Ckck, itu mobil Pagani Zonda, harganya 60-an miliar! Wanita cantik dari keluarga mana ini?""Nona ini benar-benar cantik, ya! Dia terlihat seperti bidadari yang lemah lembut! Aih, sayangnya aku hanya bisa melihatnya dari jauh.""Benar, dari auranya saja sudah jelas terlihat bahwa dia bukan putri keluarga biasa, memangnya kamu masih mau mendekatinya?""Sudahlah, aku nggak layak."Julian melirik ke dalam dan melihat Melissa, jelas-jelas dia diatur oleh Marco untuk datang menjemput Julian.Baguslah, aku nggak usah naik taksi sendiri,' pikir Julian.Dia pun mendesak ke dalam kerumunan orang sambil berkata, "Permisi."Melihat Julian yang teru

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 42

    Setelah sibuk untuk sangat lama, karena alat yang Julian gunakan terlalu lemah, Julian berusaha sangat keras dan akhirnya berhasil mengolah tiga butir pil obat.Selain itu, dia membuat kekacauan di dapur, bahkan panci yang dia gunakan juga tidak bisa digunakan lagi.Julian menemukan sebuah botol kosong untuk bumbu masak dan memasukkan tiga butir pil itu ke dalam botol tersebut.Akhirnya berhasil juga!' pikir Julian.Julian membuka pintu dapur dan melihat Rachel yang sedang berdiri di depan pintu sambil memelototinya dengan penuh amarah."Saat aku bangun tidur, aku mendengar kekacauan di dapur, kukira ada kebakaran!" seru Rachel.Saat Rachel berjalan masuk ke dapur dan melihat kekacauan di dalam, matanya seketika terbelalak.Di belakangnya, Julian menggosok hidungnya dengan perasaan bersalah dan berkata, "Itu ...."Rachel seketika berbalik dan menggertakkan giginya sambil berseru, "Julian!!!"Julian bergegas mengangkat botol berisi pil obat itu sambil berkata, "Aku lagi mengolah obat un

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status