Share

Bab 8

Author: Adrian
Mendengar ancaman Julian, orang-orang yang mengetahui identitas Kevin pun terkejut.

"Dia benar-benar sudah gila, ya?"

"Sepertinya dia benar-benar cari mati, otaknya pasti bermasalah."

Kevin menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku sama sekali nggak pernah bertemu dengan pemuda sesombong ini. Sepertinya, hari ini, aku harus membuatmu memahami kerumitan masalah ini."

Tanpa berbicara panjang lebar lagi, sosok Kevin tiba-tiba menghilang.

Kemudian, Kevin muncul di posisi sekitar satu meter dari Julian dan menyerang Julian.

Energi yang sangat kuat tiba-tiba meledak dan Rachel yang duduk di samping Julian merasakan angin dari telapak tangan yang tajam, yang menerjang ke arahnya. Sebelum dia sempat berteriak ....

Julian seketika mengaktifkan Teknik Azure dan melemparkan pukulan ke arah Kevin.

Pukulan ini terlihat pelan, tetapi sebenarnya secepat kilat.

Energi yang tersembunyi dalam pukulan itu sangat kuat dan berat!

Ekspresi Kevin sontak berubah!

Dia ingin menghindar, tetapi dia sudah tidak sempat bereaksi.

Duar!

Kilatan guntur menggelegar di dalam aula!

Layaknya peluru meriam, Kevin terdorong sejauh belasan meter ke belakang dengan gelombang energi yang sangat kuat, lalu menghantam dinding aula dengan kuat.

Dinding yang tebal dan kokoh itu bergetar dengan hebat. Dengan Kevin sebagai titik pusatnya, permukaan dinding itu seketika retak.

Dalam satu serangan, Kevin langsung dikalahkan oleh Julian!

Pertarungan ini hanya berlangsung dalam sekejap mata. Sebelum orang-orang di sekitar menyadari apa yang terjadi, pertarungannya sudah berakhir.

Saat semua orang tersadar, mereka menatap Julian dengan tatapan kaget. Aula ini pun menjadi sunyi.

Rachel menatap Julian dengan tatapan tercengang. Wajahnya yang cantik tampak kebingungan.

Sedangkan Carlsen lagi-lagi terkejut. Dia menatap Julian, lalu melihat Kevin yang jatuh terduduk di depan dinding. Dia membuka mulutnya, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

Harnold juga terkejut, tatapannya penuh akan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Dia pun berseru, "Mustahil!"

Orang yang paling terkejut di aula ini tentu saja adalah Kevin yang merasakan serangan itu secara langsung.

Serangan Julian terlihat santai, tetapi mengandung kekuatan yang sangat besar.

Saat telapak tangan mereka bersentuhan, Kevin merasakan energi sejati yang sangat kuat dalam tubuh pemuda itu.

Kevin berusaha untuk berdiri dan berkata dengan perasaan horor, "Nggak mungkin. Mana mungkin tingkat pelatihanmu .... Siapa kamu sebenarnya?"

Julian hanya meliriknya sekilas seakan-akan dia melihat seekor semut. Suaranya yang dingin dan dominan terngiang-ngiang dalam kesadaran Kevin yang terguncang, layaknya bisikan dewa. "Aku? Aku adalah orang yang nggak bisa kamu sentuh selamanya!"

Mental Kevin benar-benar terguncang. Dia tidak tahan lagi dan akhirnya memuntahkan darah segar, lalu jatuh pingsan.

Melihat Kevin yang jatuh dengan lemas di lantai, dukungan terakhirnya Carlsen sudah hilang. Dia seketika kehilangan semua keberaniannya. Tubuhnya bergetar tanpa henti, ekspresinya ketakutan dan putus asa.

Ekspresi Harnold juga berubah. Dia menggertakkan giginya. Pada saat ini, dia menunjukkan aura kuat dan bisa beradaptasi sesuai dengan situasi.

Dia berbalik dan menendang Carlsen hingga Carlsen jatuh berlutut, lalu membungkukkan badannya sambil berkata dengan sopan, "Tadi, saya kebingungan sesaat. Putra saya memang sudah bersalah, jadi Anda bisa melakukan apa pun yang Anda mau!"

Semua orang menyaksikan adegan ini dalam diam dengan ekspresi rumit.

Kepala Keluarga William yang sangat berkuasa di Kota Lahora malah meminta maaf pada pemuda ini di depan umum dan bahkan tidak berani melindungi putra kandungnya sendiri ....

Tadi, mereka bahkan menganggap pemuda ini sebagai bocah kampungan. Ternyata penilaian mereka salah!

Pemuda ini seperti sosok naga yang sangat kuat!

Mendengar ayahnya sudah menyerah, Carlsen merasa ketakutan hingga wajahnya memucat, sekujur tubuhnya juga sudah bercucuran keringat dingin.

Dia tahu jelas bahwa selama ini, dia bisa bersikap sombong bukan karena kemampuannya sendiri, melainkan karena kekuatan Keluarga William dan ayahnya.

Jika dia benar-benar dilepaskan oleh ayahnya, hidupnya akan lebih buruk daripada anjing liar di jalanan!

Carlsen berlutut dan merangkak ke hadapan Julian dengan panik sambil menangis.

"Kak, aku sudah bersalah! Aku pantas untuk mati!"

"Aku nggak tahu kalau Rachel itu pacarmu! Kalau aku tahu, aku nggak akan berani berbuat seperti itu!"

"Kumohon, lepaskanlah aku! Mulai sekarang, aku akan melakukan apa pun yang kamu mau!"

Julian hanya menatap Carlsen dengan cuek dan berkata, "Aku nggak memerlukan permintaan maaf darimu."

Carlsen tercengang sejenak. 'Kalau dia nggak menerima permintaan maafku, apakah dia mau membunuhku?'

Dia langsung terjatuh di lantai dengan ekspresi putus asa.

Harnold malah tersadar, dia bergegas menendang putranya sambil berseru, "Cepat minta maaf pada Nona Rachel!"

Setelah ditendang, Carlsen juga baru tersadar.

Dia bergegas menghadap Rachel sambil berkata, "Nona Rachel, maaf ya. Aku sudah buta, aku menindasmu dengan kekuatanku. Aku memang pantas mati. Aku tahu aku sudah bersalah. Kumohon, jangan perhitungan dengan rakyat kecil sepertiku, ya ...."

Carlsen melirik ke arah Julian dengan hati-hati. Melihat Julian yang sepertinya masih tidak puas, dia menggertakkan giginya dan mengangkat tangannya.

Dia menampar dirinya dengan kuat sambil berkata, "Nona Rachel, tadi, aku nggak seharusnya mengataimu wanita jalang. Akulah yang berengsek, begitu pula dengan seluruh keluargaku."

Mendengar Carlsen mengatai Keluarga William seperti itu demi bertahan hidup, ekspresi Harnold menjadi masam.

Dia mengepalkan tangannya dan memandang ke arah Kevin yang sudah jatuh pingsan di dinding. Api amarah dalam hatinya seketika menghilang.

Kemudian, Harnold menurunkan tatapannya dan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun lagi.

Melihat Carlsen yang wajahnya sudah basah karena air mata dan ingus, Rachel bergerak mundur dua langkah.

Dia masih terkejut, jadi dia sama sekali tidak berniat untuk balas dendam dengan kesempatan ini. Dia hanya ingin meminta Julian untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya.

Rachel berkata dengan suara yang agak bergetar, "Aku sudah mengerti, cepat pergi!"

Carlsen langsung merasa senang. Melihat Julian tidak menolak, dia bergegas berdiri dan hendak pergi dengan Harnold.

Ayah dan anak ini diam-diam saling bertatapan dan langsung memahami maksud satu sama lainnya.

Setelah mereka meninggalkan tempat ini, mereka harus membunuh Julian!

Harnold dan Carlsen berjalan keluar dengan terburu-buru, mereka bahkan sama sekali tidak memedulikan Kevin yang jatuh pingsan dan beberapa pengawal yang terluka itu.

Keduanya sedang membayangkan bagaimana mereka akan menyiksa Julian setelah mereka meninggalkan tempat ini.

Namun, mereka tiba-tiba mendengar suara seorang pria yang malas dari belakang. "Harnold William, memangnya aku sudah membiarkanmu pergi?"

Tubuh Harnold seketika menjadi kaku. Dia menghentikan langkahnya dan berbalik dengan enggan.

Dia tidak berani menatap langsung ke arah Julian yang sangat menakutkan. Dia menunduk dan berkata dengan hati-hati, "Saya sepertinya nggak bersalah pada Anda ...."

"Berlututlah!"

Seiring dengan suara teriakan yang keras, niat membunuh yang sangat kuat langsung menembus tubuh Harnold.

Saat Harnold merasakan sensasi ini, dia seketika merasa ketakutan, sehingga dia jatuh berlutut.

Semua orang pun terkejut.

Pemimpin Keluarga William yang berwibawa malah berlutut di hadapan seorang pemuda yang berusia sekitar 20-an tahun di depan umum!

Sebelumnya, hal seperti ini sama sekali tidak bisa dibayangkan.

Sepertinya, nasib orang-orang di Kota Lahora akan berubah!

Carlsen yang berdiri di belakang Harnold mundur beberapa langkah dengan hati-hati. Melihat Julian mengabaikan dirinya, dia tampak senang. Dia pun berjalan meninggalkan aula ini dengan hati-hati dan ingin melarikan diri secepat mungkin.

Sedangkan Julian sama sekali tidak memedulikan reaksi orang-orang di sekitar dan hanya melangkah menghampiri Harnold.

Tap, tap, tap.

Suara langkah kaki yang santai ini terdengar seperti suara dewa kematian yang sedang mengetuk pintu!

Aura Julian yang kuat membuat Harnold merasa sangat tertekan, hingga dia tidak bisa bergerak.

Harnold memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya dan melihat Julian yang melangkah mendekatinya dengan tatapan putus asa.

Pada saat ini, pintu aula jamuan yang sudah tertutup tiba-tiba terbuka lagi.

Belasan petugas kepolisian menerjang masuk dengan cepat sambil berseru, "Semuanya, jangan gerak!"

Related chapters

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 9

    Semua orang di dalam aula jamuan ini seketika berjongkok.Melihat kedatangan para polisi itu, Harnold merasa seakan-akan dia hidup kembali, dia pun membuang napas dengan lega.Pada saat ini, dia yang biasa tidak pernah menunjukkan emosinya pun tidak bisa menahan diri dari menunjukkan rasa lega karena nyawanya terselamatkan.Para polisi itu melirik sekilas ke Kevin yang jatuh pingsan dan beberapa pengawal yang terjatuh di lantai, mereka pun tampak waspada.Melihat Harnold yang sedang berlutut di lantai, mereka juga seketika merasa terkejut dan kebingungan.Mengapa tokoh besar yang sangat berkuasa di Kota Lahora ini berlutut di lantai?!Julian mengernyit sambil melihat para polisi itu. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk mengambil tindakan.Meskipun gurunya pernah mengingatkannya untuk tidak beraksi melawan orang biasa, orang di hadapannya ini adalah musuhnya yang menyebabkan kemusnahan Keluarga Ford. Dia sudah menahan diri selama sepuluh tahun, jadi sekarang, dia harus memba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 10

    Di kamp sementara Pasukan Naga di puncak Gunung Gazier, Negara Gorgi.Fabian, pemimpin Pasukan Naga, menyentuh janggutnya dan membuka sebuah surat elektronik dengan ekspresi tidak berdaya. "Adik kelasku, si fanatik bela diri itu, pasti entah dari mana menemukan video pertarungan dan menyuruhku untuk melihatnya."Saat Fabian memutar video itu, dugaannya terbukti benar. "Sungguh, nggak ada yang baru."Dia menonton video itu dengan santai. Awalnya, dia mengira bahwa pertarungan itu hanya pertarungan biasa, tetapi matanya seketika terbelalak.Dalam video itu, Kevin terlempar karena pukulan Julian dan menabrak dinding layaknya peluru meriam, meninggalkan retakan yang dalam di dinding tersebut.Dampak adegan itu terlalu kuat, sehingga Fabian bahkan merasa seakan-akan dia mendengar suara keras layaknya suara guntur."Ini ...."Fabian langsung duduk tegak dan mengulang adegan itu berkali-kali dengan ekspresi tidak percaya.Dia bisa langsung melihat sehebat apa tingkat pelatihan yang dimiliki p

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 11

    Di vila Keluarga William yang sangat mewah di Kompleks Waterfront, Kota Lahora.Harnold sedang berjalan bolak-balik sambil mengernyit. Ekspresi di wajahnya yang berwibawa berubah, dia terlihat gelisah.Carlsen duduk di sofa dengan kaki tersilang, ekspresinya acuh tak acuh.Melihat Harnold yang bergerak tanpa henti, Carlsen berkata dengan agak kesal, "Ayah, bisa nggak jangan gerak-gerak terus?"Mendengar ucapan ini, api amarah yang terus ditahan oleh Harnold akhirnya meledak.Dia tiba-tiba berhenti berjalan dan menampar Carlsen dengan kuat."Semuanya salahmu, dasar bajingan! Kamu selalu membuat masalah di luar! Kali ini, kamu bahkan terkena masalah, tapi nggak juga bertobat!""Paman Kevin sudah lumpuh, sedangkan Ayah berada jauh di Gunung Emerald! Kalau musuh datang pada saat seperti ini, Keluarga William akan celaka!"Carlsen memegang wajahnya dengan ekspresi kesal dan berkata, "Ayah, ini namanya khawatir berlebih. Kakek masih hidup, siapa yang berani balas dendam pada Keluarga William

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 12

    "Jangan ...." Harnold merasa ketakutan, dia mengira bahwa dia akan langsung meninggal."Ahh ...." Tak disangka, dia tiba-tiba mendengar suara teriakan dari belakangnya.Harnold pun menoleh dan melihat Carlsen yang ingin diam-diam menyelinap pergi sudah terjatuh di lantai dengan ekspresi ketakutan. Kondisinya sudah sekarat."Kamu ... berani sekali kamu?!" Harnold membelalakkan matanya dengan ketakutan.Julian berkata dengan dingin, "Kalau aku mau membunuhmu, nggak akan ada yang bisa menahanku."Wajah Harnold tiba-tiba memucat. Dia berkata dengan enggan, "Beri tahu aku alasanmu membunuhku, supaya aku bisa meninggal dengan tenang!" Suaranya serak."Alasan?"Julian meletakkan cangkir teh dengan kuat di atas meja dan berdiri secara perlahan. Dia menatap Harnold dengan tatapan dominan, sehingga Harnold merasa sangat tertekan dan tidak bisa bernapas."Apakah kamu masih mengingat jamuan di Kediaman Chiria dari sepuluh tahun yang lalu?!""Apakah kamu masih mengingat pasangan dari Keluarga Ford

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 13

    Rachel membuka pintu kamar dan berjalan masuk.Rachel yang mengenakan pakaian formal sudah kembali ke penampilannya yang dingin dan profesional seperti biasanya."Eh, apa ini?"Rachel hendak mengucapkan sesuatu, tetapi perhatiannya teralihkan oleh giok hitam bermotif ular di tangan Julian.Julian menjawab dengan ambigu, "Barang pemberian orang tuaku.""Oh." Rachel tidak banyak tanya.Dia hanya berkata, "Aku mau pergi kerja, ada sarapan di meja, jaga diri dengan baik, ya."Mendengar Rachel seperti menasihati anak kecil, Julian merasa konyol."Emm ...." Rachel berpikir sejenak sebelum bertanya, "Apa rencanamu ke depannya? Apakah kamu akan pulang ke desa atau akan cari pekerjaan di Kota Lahora?"Tanpa ragu-ragu, Julian menjawab, "Cari kerja. Selain itu, bisakah aku tinggal di sini?"Rachel sebenarnya sangat bersedia untuk membantu Julian, tetapi rasanya tidak terlalu bagus jika pria dan wanita tinggal bersama seperti ini.Dia ragu-ragu sejenak, lalu menjawab, "Bagaimana kalau aku bantu ka

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 14

    Melihat Julian hendak pergi, Rachel merasa marah, tetapi juga menyesal. Dia merasa bahwa ucapannya sepertinya sudah melewati batas.Rachel menggertakkan giginya dan hendak mengucapkan sesuatu.Namun, Julian sudah berjalan keluar sambil berkata, "Aku juga ingin menghadapi mereka, tapi hal itu sudah nggak mungkin terjadi lagi selamanya."Mendengar ucapan yang menyedihkan ini, Rachel tercengang sejenak. Kemudian, dia langsung menyadari bahwa dia sudah salah bicara.Dia seketika merasa sangat bersalah.Rachel teringat akan teman sebangkunya dari sepuluh tahun yang lalu, yang bernama Julian Ford.Keluarga temannya hancur dalam waktu satu malam. Orang tuanya meninggal, sedangkan dia jatuh ke danau dan tubuhnya bahkan tidak ditemukan.Karena perasaan dan perhatian rahasia yang Rachel pendam dalam hatinya, dia juga merasakan kesedihan teman sebangkunya itu.Justru karena dia bisa merasakan kesedihan ini, sepuluh tahun yang lalu, dia mengabaikan pertentangan keluarganya dan pergi mengambil abu

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 15

    Salah satu gadis itu tinggi dan satunya lagi pendek. Gadis yang lebih pendek memiliki penampilan yang jernih. Dia terlihat lemah lembut, dengan aura yang segar.Sedangkan gadis yang lebih tinggi memiliki tampang yang cerah, bentuk tubuh yang menggoda dan gaya yang penuh semangat. Dia terlihat seperti orang dengan kepribadian ramah dan aktif.Saat gadis yang lebih pendek melihat spanduk Julian, matanya seketika berkilau.Dia bergegas berkata, "Permisi, Kak, apakah kamu benar-benar bisa menyembuhkan segala jenis penyakit?" Suaranya sangat mendesak, tetapi tetap terdengar lembut.Julian menatap gadis itu dan menganggukkan kepalanya sambil menjawab, "Benar."Gadis itu sepertinya sangat buru-buru, dia mengulurkan tangannya dan menarik Julian sambil berkata, "Kalau begitu, ayo ikut aku."Gadis yang lebih tinggi mengamati Julian untuk sesaat, lalu mengernyit sambil berkata, "Melissa, pemuda ini jelas-jelas seorang penipu. Meskipun kondisi Paman sangat berbahaya, kamu juga nggak bisa asal cari

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 16

    Clara berseru dengan sedih dan putus asa, "Marco, biar aku temani kamu! Aku nggak akan membiarkanmu pergi sendiri!""Ibu! Jangan ...." Melissa dan Luna membelalakkan mata mereka dengan panik. Mereka berada jauh dari Clara, jadi mereka tidak sempat menahan aksi itu.Marvin berada lebih dekat dengan Clara, tetapi dia malah sama sekali tidak berniat untuk menghentikan Clara.Tatapan Melissa penuh akan keputusasaan.Saat dia membayangkan nasib Keluarga Wright setelah orang tuanya meninggal, dia merasa sangat tidak berdaya.Pada saat ini, Julian beraksi secepat kilat.Semua orang hanya merasa silau, lalu Julian sudah berdiri di sisi Clara dan mengambil pisau buah itu dari tangan Clara. Kemudian, ucapannya membuat semua orang di dalam kamar terdiam."Masih ada waktu beberapa menit, aku bisa menyelamatkan orangnya."Ekspresi Melissa penuh akan rasa terima kasih. Saat dia hendak berterima kasih pada Julian karena sudah menghentikan upaya ibunya, dia malah terdiam setelah mendengar ucapan Julia

Latest chapter

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 50

    Kelly menatap gurunya sambil tercengang sejenak. Dia juga tiba-tiba tersadar dan tiba-tiba membelalakkan matanya.Meskipun dia bersifat impulsif, dia tidak bodoh. Dia juga memikirkan apa yang dipikirkan oleh Steven.Kelly berpikir, 'Ternyata, Julian benar-benar lebih kuat daripada Pak Jimmy!'Jangan-jangan ucapan Kakek benar? Julian benar-benar seorang ahli di tingkatan master?'Seharusnya ya. Kalau nggak, Julian nggak mungkin langsung melihat cara kerja teknik yang kupakai dan bahkan memperbaiki bahaya tersembunyi di balik teknik itu!'Dia master bela diri yang sangat muda!'Kelly hanya merasa bahwa pengetahuannya terhadap seni bela diri dan dunia ini berubah drastis.Kelly memikirkan bahwa sebelumnya, gurunya sering memujinya sebagai orang genius dalam seni bela diri, lalu dia memikirkan Julian.Perbandingan seperti ini sungguh menyebalkan!...Di Skyview Apartment.Setelah pulang dari Toko Eternity, begitu Julian berjalan masuk ke rumah, dia langsung melihat Rachel yang sedang memas

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 49

    Melihat Jimmy begitu bersemangat, Steven langsung menebak bahwa tulisan di kertas itu bukanlah pesan biasa.Dia pun bertanya, "Ada apa, Jimmy? Kenapa kamu seperti ini?"Jimmy terdiam sejenak, lalu membuang napas."Aih, aku terlalu buru-buru, hingga aku lepas kendali dan mempermalukan diri di hadapanmu."Steven bergegas berkata, "Nggak masalah, kita sudah kenal lama. Untuk apa kamu memedulikan hal seperti itu?"Jimmy menganggukkan kepalanya dan berpikir sejenak."Ada sesuatu yang belum pernah kuceritakan pada kalian.""Teknik Langit dan Bumi yang kuajarkan pada Kelly sebenarnya adalah versi tiruan dari teknik yang diturunkan dari zaman kuno. Ada banyak sekali bagian yang bertentangan di teknik ini.""Di tahap awal pelatihan, pengaruhnya nggak besar, tapi makin dilatih, makin banyak masalah akan muncul dan kerusakan pada tubuh juga makin besar."Kakek dan cucu dari Keluarga Dalton seketika terkejut.Steven langsung teringat akan kejadian dua hari lalu, saat Julian pertama kalinya datang

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 48

    Julian hanya iseng bertanya, dia sebenarnya tidak peduli apakah Kelly berada di toko atau tidak.Saat Julian hendak pergi, dia berpikir sejenak, lalu meminta selembar kertas yang digunakan untuk membungkus obat tradisional dari Steven. Dia menuliskan sesuatu di kertas itu dan memberikannya pada Steven. "Nanti, kalau cucumu sudah pulang, berikan kertas ini padanya, ya. Isinya akan berguna baginya."Setelah menerima kertas itu, Steven melihatnya. Namun, dia tidak memahami apa yang tertulis di kertas itu.Julian juga tidak menjelaskan apa pun. Dia langsung pergi dan bergegas pulang ke Skyview Apartment untuk memakan makanan yang disiapkan oleh Rachel.Sesaat kemudian, Kelly yang mengenakan pakaian olahraga pulang. Dia diikuti oleh seorang pria tua dengan aura yang luar biasa.Saat Steven melihat mereka, dia bergegas menyapa pria tua itu. "Jimmy, kalian sudah selesai latihan, ya. Apakah Kelly merepotkanmu?"Sebelum pria tua bernama Jimmy Halls itu menjawab, Kelly sudah langsung merasa kesa

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 47

    Julian melirik Steven sekilas. Dia tahu jelas bahwa harga yang Steven katakan itu pasti merugikan Steven.Namun, Julian tidak berkomentar. Dia sudah mengingat budi baik ini dan akan mengembalikannya jika berkesempatan.Setelah membayar pesanannya, Julian memberitahukan Steven alamat properti yang diberikan Marco untuknya. "Tepat di sebelah Skyview Apartment, tempatnya gampang ditemukan. Tolong aturkan agar bahan obat ini diantarkan ke sana pukul empat nanti, ya."Steven pun mengiakan permintaan Julian.Julian berpikir sejenak sebelum bertanya, "Pak Steven, tahukah kamu di mana aku bisa membeli tungku dan kuali untuk mengolah obat?"Steven benar-benar terkejut. Dia menatap Julian dengan tatapan kaget dan kagum.Dengan suara bergetar, dia bertanya, "Apakah Tuan Julian bisa melakukan teknik alkimia yang diturunkan dari zaman kuno?"Dia tahu bahwa ribuan tahun yang lalu, Negara Xiana memiliki teknik alkimia yang sangat ajaib dan kuat, tetapi sudah lama menghilang.Namun, beberapa resep oba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 46

    "Sejak kecil, prestasi Kak Tommy sangat baik. Dulu, dia diterima di delapan universitas ternama di seluruh dunia! Dia adalah anak genius yang menggemparkan seluruh negeri!""Latar belakang keluarganya Kak Tommy juga sangat kuat. Keluarga Lance adalah keluarga yang unggul dalam pengobatan tradisional sejak dulu di Kota Lahora, pengajaran dan tradisi keluarga mereka juga sangat unggul!""Bukankah Ayah selalu memuji Kak Tommy sangat hebat? Aku yakin dia nggak kalah dari Julian!"Marco menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Tommy memang sangat hebat."Kemudian, dia tersenyum dengan penuh arti sambil berkata, "Tapi, kalau dibandingkan dengan Julian .... Hehe."Melissa merasa sangat kesal melihat ayahnya begitu menghargai Julian. Dia pun menyebutkan beberapa teman sebayanya yang hebat, tetapi Marco hanya mentertawakannya.Melihat Melissa sudah menyerah membandingkan Julian dengan teman-teman sebayanya, Marco memicingkan matanya.Dengan matanya yang berkilau, dia mengungkapkan penilaiannya

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 45

    Katanya memang makan sedikit, tetapi dari gayanya Marco, mereka pasti mempersiapkan makanan yang mewah dan melimpah.Namun, Julian langsung menggeleng sambil berkata, "Nggak, deh. Aku masih ada urusan."Saat Julian berbalik dan hendak pergi, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, sehingga dia menghentikan langkahnya."Untuk sementara, perhatikan makananmu, jangan makan makanan pedas dan makanan laut. Hubungan kita berakhir di sini. Ke depannya, jangan ganggu aku lagi.""Selain itu, jaga rahasia bahwa akulah yang mengobatimu."Marco bergegas menyetujui ucapan Julian. Dia masih ingin menahan Julian, tetapi Julian tidak menghiraukannya dan langsung pergi.Namun, Julian tiba-tiba teringat lagi bahwa dulu, Grup Roshe yang didirikan ayahnya sudah diduduki dan dibagi-bagi oleh orang lain. Beberapa hari ini, dia terus mencari-cari di internet, tetapi dia tidak mendapatkan informasi yang berguna.Sebagai bos besar di Kota Lahora dan pendiri Grup Wright, Marco mungkin bisa membantu Julian mencari

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 44

    Awalnya, Julian ingin mencari kamar untuk mengeluarkan obat itu dengan tujuan menyembunyikannya. Bagaimanapun, jika kenyataan bahwa dia bisa mengolah obat terbocorkan ke luar, pasti akan ada banyak orang yang datang meminta obat padanya, yang akan membuatnya sangat kesal.Melihat Marco tidak terlalu memercayainya, Julian juga malas menunda-nunda lagi dan langsung mengeluarkan pil obat itu.Saat semua orang melihat obat itu, mereka seketika terdiam.Tiga pil obat ini terlihat biasa-biasa saja. Selain itu, sepertinya itu botol bumbu masak, deh?Apa-apaan ini?Semua orang menatap Julian dalam diam, mereka tidak berani mengungkapkan kecurigaan mereka, jadi mereka hanya bisa mengeluh dalam hati.Sedangkan Marco malah menerima obat itu tanpa ragu-ragu dan langsung menelan semuanya.Dalam waktu singkat, khasiat obat itu mulai terasa.Marco merasakan aliran hangat terpancar dari lambungnya dan tersebar ke seluruh tubuhnya.Dia seketika merasa sangat bersemangat. Dia merasakan kekuatan yang mem

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 43

    Perpaduan antara mobil sport kelas atas dengan wanita cantik sangat menarik perhatian, sehingga pagi-pagi sekali, sudah ada kerumunan orang yang berkumpul di depan pintu perumahan.Orang-orang itu tidak berani mendekat, tetapi mereka membentuk sebuah lingkaran besar. Ada yang mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto, ada juga yang terus berdiskusi."Ckck, itu mobil Pagani Zonda, harganya 60-an miliar! Wanita cantik dari keluarga mana ini?""Nona ini benar-benar cantik, ya! Dia terlihat seperti bidadari yang lemah lembut! Aih, sayangnya aku hanya bisa melihatnya dari jauh.""Benar, dari auranya saja sudah jelas terlihat bahwa dia bukan putri keluarga biasa, memangnya kamu masih mau mendekatinya?""Sudahlah, aku nggak layak."Julian melirik ke dalam dan melihat Melissa, jelas-jelas dia diatur oleh Marco untuk datang menjemput Julian.Baguslah, aku nggak usah naik taksi sendiri,' pikir Julian.Dia pun mendesak ke dalam kerumunan orang sambil berkata, "Permisi."Melihat Julian yang teru

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 42

    Setelah sibuk untuk sangat lama, karena alat yang Julian gunakan terlalu lemah, Julian berusaha sangat keras dan akhirnya berhasil mengolah tiga butir pil obat.Selain itu, dia membuat kekacauan di dapur, bahkan panci yang dia gunakan juga tidak bisa digunakan lagi.Julian menemukan sebuah botol kosong untuk bumbu masak dan memasukkan tiga butir pil itu ke dalam botol tersebut.Akhirnya berhasil juga!' pikir Julian.Julian membuka pintu dapur dan melihat Rachel yang sedang berdiri di depan pintu sambil memelototinya dengan penuh amarah."Saat aku bangun tidur, aku mendengar kekacauan di dapur, kukira ada kebakaran!" seru Rachel.Saat Rachel berjalan masuk ke dapur dan melihat kekacauan di dalam, matanya seketika terbelalak.Di belakangnya, Julian menggosok hidungnya dengan perasaan bersalah dan berkata, "Itu ...."Rachel seketika berbalik dan menggertakkan giginya sambil berseru, "Julian!!!"Julian bergegas mengangkat botol berisi pil obat itu sambil berkata, "Aku lagi mengolah obat un

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status