Share

Bab 3

Author: Adrian
Dalam sepuluh tahun terakhir, ada tiga wanita yang tidak bisa dilupakan oleh Julian dan Rachel adalah salah satunya.

Julian dan Rachel adalah teman sebangku semasa SMP, hubungan mereka sangat baik. Kemudian, saat mereka naik ke SMA, hubungan mereka perlahan-lahan menjadi renggang karena perbedaan status dan perbedaan sekolah.

Sepuluh tahun yang lalu, di jamuan di Kediaman Chiria, Keluarga Ford dihancurkan dalam waktu satu malam. Setelah Julian diselamatkan oleh gurunya, dia pernah pulang ke Kediaman Ford secara sembunyi-sembunyi.

Namun, properti Keluarga Ford sudah ditempati oleh orang lain dan Grup Roshe yang didirikan oleh ayahnya sudah dibagikan oleh perusahaan lainnya di Kota Lahora.

Keluarga ternama lainnya, yang dulunya berhubungan baik dengan Keluarga Ford dan merupakan partner kerja sama Keluarga Ford, malah berusaha untuk melepaskan keterlibatan mereka dengan Keluarga Ford.

Semua orang merasa takut pada orang penting dari Kota Jackville itu. Setelah Keluarga Ford dimusnahkan, bahkan tidak ada yang berani memasang batu nisan untuk anggota Keluarga Ford.

Kecuali Rachel!

Meskipun keluarganya menentang, Rachel pergi ke krematorium untuk mengambil abu jenazah orang tuanya Julian dan memasangkan batu nisan untuk tiga anggota Keluarga Ford secara pribadi di Gunung Aprili.

Banyak kerabatnya tidak memahami perbuatannya. Mereka merasa bahwa dia terlalu gegabah dan kemungkinan besar akan menyinggung orang penting dari Kota Jackville itu, hingga mengancam keamanan keluarga mereka. Oleh karena itu, semua orang mengkritik dirinya.

Dengan bujukan orang tua mereka, teman-temannya, yang biasanya berhubungan dekat dengannya, juga menjauhkan diri darinya.

Pada saat itu, Rachel masih muda, sehingga hal-hal ini memberinya tekanan yang sangat besar.

Namun, Julian juga tidak mengerti mengapa Rachel melakukan hal itu.

Saat Julian tersadar dari ingatan masa lalunya, dia melihat Rachel yang sedang tersenyum padanya.

Senyuman ini sangat cerah dan hangat, hingga bahkan lobi perusahaan seperti tiba-tiba menjadi makin terang.

Kelompok petugas keamanan itu pun melihat ke arah Julian dengan tatapan cemburu.

Mereka tahu bahwa Rachel adalah wanita cantik yang terkenal di Kota Lahora dan memiliki banyak penggemar. Namun, tidak pernah ada yang bisa membuatnya tersenyum seperti ini.

Akan tetapi, mengapa Rachel malah tersenyum pada pria kampungan ini?

Rachel menatap lekat-lekat pada Julian dengan matanya yang berkilau. Tanpa disadari, dia bergumam, "Mirip sekali, kukira aku melihat teman lamaku. Aih, sepertinya aku salah lihat ...."

Saat dia tersadar, dia menatap Julian lagi dengan tatapan penuh kerinduan sebelum menoleh dan menatap David sambil berkata, "Pak David, biarkanlah dia duduk sebentar."

David tidak mengerti, tetapi dia bergegas mengangguk.

Setelah menyelesaikan konflik di lobi perusahaan, Rachel langsung meninggalkan perusahaan dan hendak mengemudi ke luar.

Saat dia hendak menyalakan mesin mobilnya, pintu mobil tiba-tiba dibuka oleh seseorang, lalu seorang pemuda langsung duduk di jok penumpang.

Rachel seketika terkejut. Saat dia melihat Julian, dia baru membuang napas dengan lega.

Kalau dipikir-pikir, rasanya aneh juga. Ini jelas-jelas adalah pertemuan pertama mereka. Pria ini baru saja membuat keributan di lobi perusahaan dan jelas-jelas tidak memiliki temperamen yang baik, tetapi Rachel malah memiliki kesan yang lumayan baik tentang pria ini, dia bahkan merasa agak dekat dan bergantung pada pria ini.

Namun, Rachel tidak berpikir panjang. Dia hanya berpikir, 'Mungkin ini hanya sebatas ketertarikan. Terkadang, perasaan antara manusia memang susah untuk dijelaskan.'

Dia menatap Julian dan tersenyum sambil bertanya, "Kenapa kamu naik ke mobilku? Jangan-jangan kamu benar-benar seorang penipu ya, seperti yang ditebak para satpam itu?"

Julian menatap Rachel dengan sungguh-sungguh.

Dia melihat kabut hijau di antara alis Rachel dan kabut itu mendalam secara perlahan.

Hal ini adalah pertanda bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi.

Julian mengalihkan tatapannya dengan tenang sambil mengambil keputusan dalam hatinya. Mumpung dia sudah berada di tempat ini, dia tidak akan membiarkan Rachel terluka!

Sambil memikirkan hal ini, Julian membalas ucapan Rachel, "Ketahuan, deh. Tapi, aku sangat percaya diri dengan jurus tipuanku. Aku akan menjadikan perusahaan kalian pemimpin di industri ini."

Julian tidak bercanda, dia mengucapkan kata-kata ini dengan percaya diri.

Julian sudah menguasai Teknik Azure. Dia bukan hanya sudah mencapai puncak dari kemampuan manusia dalam segi bela diri, tetapi juga memiliki keterampilan medis yang sangat hebat.

Dia bisa dengan mudahnya mengeluarkan sebuah resep pil kecantikan dan perusahaan kecantikan di seluruh dunia akan berusaha untuk merebutnya.

Namun, Rachel jelas-jelas tidak memercayai ucapannya dan hanya mengira bahwa dia sedang membual.

Jika pria lain beromong kosong seperti ini di hadapannya, dia pasti sudah mengusir pria itu.

Namun, pria di hadapannya ini tidak membuatnya merasa kesal.

Rachel menjulingkan matanya pada Julian dan menyalakan mesin mobilnya.

Mobil yang kecil ini memiliki akselerasi yang lumayan baik. Mobil ini langsung melaju dengan cepat, layaknya seekor binatang buas.

Julian yang tidak memiliki persiapan apa pun langsung terlempar ke belakang. Dia pun bersandar di kursi dengan perasaan malu, lalu bergegas memasang sabuk pengaman.

Rachel meliriknya sekilas dan tidak bisa menahan diri dari tersenyum.

"Sekarang, aku harus pergi ke sebuah pesta penting. Kalau kamu bisa menolak semua anggur yang ditawarkan padaku, aku akan membuat pengecualian dan menerima tipuanmu atas nama perusahaan!" kata Rachel.

Julian membusungkan dadanya sambil berkata dengan bangga, "Kamu yang bilang, ya. Hari ini, aku akan menolak semua minuman yang ditawarkan untukmu!"

Hari ini, dia sebenarnya diinstruksikan oleh gurunya untuk menyelamatkan Winnie. Namun, dia beruntung bisa bertemu dengan seorang teman lama dan menyadari bahwa temannya ini akan terkena masalah, jadi dia harus menyelamatkan temannya terlebih dahulu.

Julian berpikir, 'Masalah Winnie nggak mendesak, bisa dilanjutkan lagi besok.'

Melihat Julian bercanda seperti itu, seulas senyuman menghiasi wajah Rachel yang cantik.

Jika ada kenalannya yang juga berada di dalam mobil, orang itu pasti akan merasa terkejut karena Rachel sudah lebih sering tersenyum dalam jangka waktu sesingkat ini daripada selama setahun.

Rachel mengendalikan setir mobil dengan satu tangannya dan mengulurkan tangannya yang lainnya pada Julian sambil berkata, "Aku belum memperkenalkan diriku, ya. Namaku Rachel Jenkins, aku direktur pemasaran di Grup Stellar."

Julian menjabat tangan Rachel sambil berkata, "Namaku Julian ... Ford."

Mendengar nama ini, tubuh Rachel bergetar. Dia pun hendak mengucapkan sesuatu.

Namun, Julian langsung tersenyum sambil berkata lagi, "J U L Y A N, Julyan."

Rachel terdiam sejenak sebelum membuang napas panjang.

Sebelum Julian menanyakan apa pun, Rachel berkata, "Mengagetkan sekali. Aku hampir mengira bahwa kamu adalah sahabat masa kecilku. Nama kalian mirip sekali, begitu pula dengan penampilan kalian ...."

Julian menatap Rachel sambil tersenyum tanpa mengucapkan apa pun.

...

Di aula jamuan di Hotel Shera.

Pesta ini sangat megah, di mana para pemimpin bisnis dan orang-orang terkenal di Kota Lahora berkumpul. Orang-orang berkumpul dalam kelompok kecil dan sedang mengobrol dengan sopan, dengan gelas anggur di tangan mereka.

Kedatangan Rachel dan Julian langsung menarik perhatian orang-orang di sekitar.

Mereka tampan dan cantik, tetapi pakaian mereka jauh berbeda.

Semua orang mengenali Rachel. Pada saat ini, dia mengenakan pakaian formal yang dibuat khusus untuknya, dengan potongan yang pas badan. Gayanya sederhana, tetapi mewah. Dia memancarkan aura profesional dan tenang.

Sedangkan pria yang datang dengannya mengenakan pakaian kasual bermodel kuno dan bahan murahan. Dia terlihat biasa-biasa saja, seperti pemuda yang bisa dilihat di jalanan pada umumnya.

Satu-satunya hal yang bisa dipuji adalah ketenangan pria ini di acara semewah ini. Dia sama sekali tidak terlihat gugup atau takut-takut, entah karena dia bodoh atau terlalu pandai akting.

Semua orang mulai berbisik, saling menebak hubungan antara kedua orang ini.

Rachel menyapa beberapa orang dan membawa Julian ke meja utama di tengah aula jamuan. Beberapa orang penting yang berpakaian rapi sudah duduk di meja tersebut.

Melihat kedatangan Rachel, mata beberapa orang itu berkilau. Mereka pun berdiri dan menyapa Rachel dengan ramah.

"Bu Rachel sudah datang, ya. Lama tak jumpa! Kamu makin cantik saja, ya!"

"Rachel, sini, sini, ayo duduk di sini."

Related chapters

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 4

    Rachel berterima kasih sambil tersenyum, lalu duduk dengan anggun.Melihat kursi kosong di sebelah Rachel, tanpa sungkan-sungkan, Julian langsung duduk.Beberapa bos besar yang duduk di meja utama pun mengamati Julian dengan tatapan terkejut. Namun, karena Julian datang dengan Rachel, mereka juga tidak berkomentar.Para bos besar ini adalah ahli dalam bersosialisasi. Suasana di meja utama pun segera menjadi ramai. Semuanya mengobrol dengan penuh semangat dan harmonis.Julian tidak tertarik dengan topik pembicaraan di acara seperti ini, jadi dia hanya duduk dengan santai di sisi Rachel.Seorang pria yang agak gemuk berdiri dan mengangkat gelasnya ke arah Rachel sambil berkata, "Bu Rachel, terima kasih atas bantuanmu dalam masalah sebelumnya. Tanpa bantuanmu, perusahaanku pasti rugi besar. Sini, ayo kita bersulang."Rachel melambaikan tangannya sambil berkata, "Itu hanya masalah sepele kok, kamu terlalu sungkan."Melihat ada yang mengajak Rachel untuk bersulang, Julian langsung teringat

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 5

    Aula jamuan ini seketika menjadi sunyi senyap.Semua orang menyaksikan adegan ini dengan mulut ternganga.Tidak ada yang menyangka bahwa Julian akan berani maju dan melindungi Rachel.Perbuatannya benar-benar mempermalukan Carlsen!Orang-orang berpikir, 'Bocah kampungan ini sepertinya nggak tahu kehebatan Keluarga William, makanya dia berani maju pada saat seperti ini.'Keluarga William memiliki relasi yang sangat luas dan bisa dibilang menguasai seluruh Kota Lahora.Hal ini bukan terjadi hanya karena kekayaan Keluarga William, tetapi karena ada seorang seniman bela diri yang sangat kuat di Keluarga William.Meskipun seniman bela diri yang kuat ini sudah mengasingkan diri di Gunung Emerald, dengan keberadaan orang itu, di seluruh Provinsi Greenlake, jarang ada yang berani menyinggung Keluarga William.Inilah alasan utama Carlsen bersikap sesombong ini.Semua orang menatap Julian dengan perasaan senang atas penderitaannya.Jika dia berani menyinggung Keluarga William, dia pasti akan men

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 6

    Carlsen melihat Julian melangkah menghampirinya dengan wajah pucat. Kakinya bergetar, tetapi dia pura-pura tenang dan hendak membuka mulutnya untuk mengucapkan sesuatu.Plak!Sebuah tamparan yang sangat nyaring membuat pandangan Carlsen berkunang-kunang. Dia hanya merasa seakan-akan dunianya berputar, sehingga dia hampir terjatuh.Rachel menutup mulutnya dengan ketakutan, matanya terbelalak, tatapannya putus asa.Dia berpikir, 'Gawat! Julyan sudah membuat masalah besar! Kali ini, kalaupun aku setuju untuk menjadi budaknya Carlsen, aku juga nggak bisa menyelamatkan Julyan lagi!'Saat semua orang melihat Julian yang sangat kuat dan memancarkan niat membunuh, mereka ketakutan. Tanpa disadari, semuanya menahan napas mereka dan tidak berani mengeluarkan suara apa pun karena takut menjadi target dari iblis itu.Julian bahkan berani menampar tuan muda dari Keluarga William. Jika mereka menjadi targetnya, nasib mereka sepertinya akan lebih mengenaskan.Carlsen merasa terkejut, tetapi juga mara

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 7

    Percakapan mereka didengar oleh Carlsen yang sedang berlutut di lantai.Ekspresinya penuh penghinaan. Kesombongan di tatapannya juga terlihat makin jelas.Bam!Saat pintu aula jamuan ini ditendang hingga terbuka oleh seseorang, Carlsen berdiri sambil tertawa terbahak-bahak.Dia menatap Julian dengan tatapan dan ekspresi yang ganas sambil berseru, "Hei bocah kampungan, kali ini kamu akan celaka!"Seorang pria paruh baya yang berwibawa berjalan memasuki aula jamuan sambil dikelilingi oleh beberapa orang. Pria paruh baya ini tidak lain adalah Harnold William.Setelah melihat ke sekeliling, Harnold langsung berjalan menghampiri Julian, diikuti oleh seorang pria tua yang terlihat serius.Julian bisa langsung melihat bahwa pria tua itu tidak memiliki pusat energi dalam tubuhnya, hanya ada sedikit aliran energi.Sebelumnya, gurunya Julian pernah berkata bahwa orang seperti ini adalah seniman bela diri yang bersembunyi di dunia fana.Ketertarikan Julian seketika terpancing.Dia tidak menyangka

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 8

    Mendengar ancaman Julian, orang-orang yang mengetahui identitas Kevin pun terkejut."Dia benar-benar sudah gila, ya?""Sepertinya dia benar-benar cari mati, otaknya pasti bermasalah."Kevin menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku sama sekali nggak pernah bertemu dengan pemuda sesombong ini. Sepertinya, hari ini, aku harus membuatmu memahami kerumitan masalah ini."Tanpa berbicara panjang lebar lagi, sosok Kevin tiba-tiba menghilang.Kemudian, Kevin muncul di posisi sekitar satu meter dari Julian dan menyerang Julian.Energi yang sangat kuat tiba-tiba meledak dan Rachel yang duduk di samping Julian merasakan angin dari telapak tangan yang tajam, yang menerjang ke arahnya. Sebelum dia sempat berteriak ....Julian seketika mengaktifkan Teknik Azure dan melemparkan pukulan ke arah Kevin.Pukulan ini terlihat pelan, tetapi sebenarnya secepat kilat.Energi yang tersembunyi dalam pukulan itu sangat kuat dan berat!Ekspresi Kevin sontak berubah!Dia ingin menghindar, tetapi dia sudah tida

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 9

    Semua orang di dalam aula jamuan ini seketika berjongkok.Melihat kedatangan para polisi itu, Harnold merasa seakan-akan dia hidup kembali, dia pun membuang napas dengan lega.Pada saat ini, dia yang biasa tidak pernah menunjukkan emosinya pun tidak bisa menahan diri dari menunjukkan rasa lega karena nyawanya terselamatkan.Para polisi itu melirik sekilas ke Kevin yang jatuh pingsan dan beberapa pengawal yang terjatuh di lantai, mereka pun tampak waspada.Melihat Harnold yang sedang berlutut di lantai, mereka juga seketika merasa terkejut dan kebingungan.Mengapa tokoh besar yang sangat berkuasa di Kota Lahora ini berlutut di lantai?!Julian mengernyit sambil melihat para polisi itu. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk mengambil tindakan.Meskipun gurunya pernah mengingatkannya untuk tidak beraksi melawan orang biasa, orang di hadapannya ini adalah musuhnya yang menyebabkan kemusnahan Keluarga Ford. Dia sudah menahan diri selama sepuluh tahun, jadi sekarang, dia harus memba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 10

    Di kamp sementara Pasukan Naga di puncak Gunung Gazier, Negara Gorgi.Fabian, pemimpin Pasukan Naga, menyentuh janggutnya dan membuka sebuah surat elektronik dengan ekspresi tidak berdaya. "Adik kelasku, si fanatik bela diri itu, pasti entah dari mana menemukan video pertarungan dan menyuruhku untuk melihatnya."Saat Fabian memutar video itu, dugaannya terbukti benar. "Sungguh, nggak ada yang baru."Dia menonton video itu dengan santai. Awalnya, dia mengira bahwa pertarungan itu hanya pertarungan biasa, tetapi matanya seketika terbelalak.Dalam video itu, Kevin terlempar karena pukulan Julian dan menabrak dinding layaknya peluru meriam, meninggalkan retakan yang dalam di dinding tersebut.Dampak adegan itu terlalu kuat, sehingga Fabian bahkan merasa seakan-akan dia mendengar suara keras layaknya suara guntur."Ini ...."Fabian langsung duduk tegak dan mengulang adegan itu berkali-kali dengan ekspresi tidak percaya.Dia bisa langsung melihat sehebat apa tingkat pelatihan yang dimiliki p

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 11

    Di vila Keluarga William yang sangat mewah di Kompleks Waterfront, Kota Lahora.Harnold sedang berjalan bolak-balik sambil mengernyit. Ekspresi di wajahnya yang berwibawa berubah, dia terlihat gelisah.Carlsen duduk di sofa dengan kaki tersilang, ekspresinya acuh tak acuh.Melihat Harnold yang bergerak tanpa henti, Carlsen berkata dengan agak kesal, "Ayah, bisa nggak jangan gerak-gerak terus?"Mendengar ucapan ini, api amarah yang terus ditahan oleh Harnold akhirnya meledak.Dia tiba-tiba berhenti berjalan dan menampar Carlsen dengan kuat."Semuanya salahmu, dasar bajingan! Kamu selalu membuat masalah di luar! Kali ini, kamu bahkan terkena masalah, tapi nggak juga bertobat!""Paman Kevin sudah lumpuh, sedangkan Ayah berada jauh di Gunung Emerald! Kalau musuh datang pada saat seperti ini, Keluarga William akan celaka!"Carlsen memegang wajahnya dengan ekspresi kesal dan berkata, "Ayah, ini namanya khawatir berlebih. Kakek masih hidup, siapa yang berani balas dendam pada Keluarga William

Latest chapter

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 50

    Kelly menatap gurunya sambil tercengang sejenak. Dia juga tiba-tiba tersadar dan tiba-tiba membelalakkan matanya.Meskipun dia bersifat impulsif, dia tidak bodoh. Dia juga memikirkan apa yang dipikirkan oleh Steven.Kelly berpikir, 'Ternyata, Julian benar-benar lebih kuat daripada Pak Jimmy!'Jangan-jangan ucapan Kakek benar? Julian benar-benar seorang ahli di tingkatan master?'Seharusnya ya. Kalau nggak, Julian nggak mungkin langsung melihat cara kerja teknik yang kupakai dan bahkan memperbaiki bahaya tersembunyi di balik teknik itu!'Dia master bela diri yang sangat muda!'Kelly hanya merasa bahwa pengetahuannya terhadap seni bela diri dan dunia ini berubah drastis.Kelly memikirkan bahwa sebelumnya, gurunya sering memujinya sebagai orang genius dalam seni bela diri, lalu dia memikirkan Julian.Perbandingan seperti ini sungguh menyebalkan!...Di Skyview Apartment.Setelah pulang dari Toko Eternity, begitu Julian berjalan masuk ke rumah, dia langsung melihat Rachel yang sedang memas

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 49

    Melihat Jimmy begitu bersemangat, Steven langsung menebak bahwa tulisan di kertas itu bukanlah pesan biasa.Dia pun bertanya, "Ada apa, Jimmy? Kenapa kamu seperti ini?"Jimmy terdiam sejenak, lalu membuang napas."Aih, aku terlalu buru-buru, hingga aku lepas kendali dan mempermalukan diri di hadapanmu."Steven bergegas berkata, "Nggak masalah, kita sudah kenal lama. Untuk apa kamu memedulikan hal seperti itu?"Jimmy menganggukkan kepalanya dan berpikir sejenak."Ada sesuatu yang belum pernah kuceritakan pada kalian.""Teknik Langit dan Bumi yang kuajarkan pada Kelly sebenarnya adalah versi tiruan dari teknik yang diturunkan dari zaman kuno. Ada banyak sekali bagian yang bertentangan di teknik ini.""Di tahap awal pelatihan, pengaruhnya nggak besar, tapi makin dilatih, makin banyak masalah akan muncul dan kerusakan pada tubuh juga makin besar."Kakek dan cucu dari Keluarga Dalton seketika terkejut.Steven langsung teringat akan kejadian dua hari lalu, saat Julian pertama kalinya datang

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 48

    Julian hanya iseng bertanya, dia sebenarnya tidak peduli apakah Kelly berada di toko atau tidak.Saat Julian hendak pergi, dia berpikir sejenak, lalu meminta selembar kertas yang digunakan untuk membungkus obat tradisional dari Steven. Dia menuliskan sesuatu di kertas itu dan memberikannya pada Steven. "Nanti, kalau cucumu sudah pulang, berikan kertas ini padanya, ya. Isinya akan berguna baginya."Setelah menerima kertas itu, Steven melihatnya. Namun, dia tidak memahami apa yang tertulis di kertas itu.Julian juga tidak menjelaskan apa pun. Dia langsung pergi dan bergegas pulang ke Skyview Apartment untuk memakan makanan yang disiapkan oleh Rachel.Sesaat kemudian, Kelly yang mengenakan pakaian olahraga pulang. Dia diikuti oleh seorang pria tua dengan aura yang luar biasa.Saat Steven melihat mereka, dia bergegas menyapa pria tua itu. "Jimmy, kalian sudah selesai latihan, ya. Apakah Kelly merepotkanmu?"Sebelum pria tua bernama Jimmy Halls itu menjawab, Kelly sudah langsung merasa kesa

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 47

    Julian melirik Steven sekilas. Dia tahu jelas bahwa harga yang Steven katakan itu pasti merugikan Steven.Namun, Julian tidak berkomentar. Dia sudah mengingat budi baik ini dan akan mengembalikannya jika berkesempatan.Setelah membayar pesanannya, Julian memberitahukan Steven alamat properti yang diberikan Marco untuknya. "Tepat di sebelah Skyview Apartment, tempatnya gampang ditemukan. Tolong aturkan agar bahan obat ini diantarkan ke sana pukul empat nanti, ya."Steven pun mengiakan permintaan Julian.Julian berpikir sejenak sebelum bertanya, "Pak Steven, tahukah kamu di mana aku bisa membeli tungku dan kuali untuk mengolah obat?"Steven benar-benar terkejut. Dia menatap Julian dengan tatapan kaget dan kagum.Dengan suara bergetar, dia bertanya, "Apakah Tuan Julian bisa melakukan teknik alkimia yang diturunkan dari zaman kuno?"Dia tahu bahwa ribuan tahun yang lalu, Negara Xiana memiliki teknik alkimia yang sangat ajaib dan kuat, tetapi sudah lama menghilang.Namun, beberapa resep oba

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 46

    "Sejak kecil, prestasi Kak Tommy sangat baik. Dulu, dia diterima di delapan universitas ternama di seluruh dunia! Dia adalah anak genius yang menggemparkan seluruh negeri!""Latar belakang keluarganya Kak Tommy juga sangat kuat. Keluarga Lance adalah keluarga yang unggul dalam pengobatan tradisional sejak dulu di Kota Lahora, pengajaran dan tradisi keluarga mereka juga sangat unggul!""Bukankah Ayah selalu memuji Kak Tommy sangat hebat? Aku yakin dia nggak kalah dari Julian!"Marco menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Tommy memang sangat hebat."Kemudian, dia tersenyum dengan penuh arti sambil berkata, "Tapi, kalau dibandingkan dengan Julian .... Hehe."Melissa merasa sangat kesal melihat ayahnya begitu menghargai Julian. Dia pun menyebutkan beberapa teman sebayanya yang hebat, tetapi Marco hanya mentertawakannya.Melihat Melissa sudah menyerah membandingkan Julian dengan teman-teman sebayanya, Marco memicingkan matanya.Dengan matanya yang berkilau, dia mengungkapkan penilaiannya

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 45

    Katanya memang makan sedikit, tetapi dari gayanya Marco, mereka pasti mempersiapkan makanan yang mewah dan melimpah.Namun, Julian langsung menggeleng sambil berkata, "Nggak, deh. Aku masih ada urusan."Saat Julian berbalik dan hendak pergi, dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, sehingga dia menghentikan langkahnya."Untuk sementara, perhatikan makananmu, jangan makan makanan pedas dan makanan laut. Hubungan kita berakhir di sini. Ke depannya, jangan ganggu aku lagi.""Selain itu, jaga rahasia bahwa akulah yang mengobatimu."Marco bergegas menyetujui ucapan Julian. Dia masih ingin menahan Julian, tetapi Julian tidak menghiraukannya dan langsung pergi.Namun, Julian tiba-tiba teringat lagi bahwa dulu, Grup Roshe yang didirikan ayahnya sudah diduduki dan dibagi-bagi oleh orang lain. Beberapa hari ini, dia terus mencari-cari di internet, tetapi dia tidak mendapatkan informasi yang berguna.Sebagai bos besar di Kota Lahora dan pendiri Grup Wright, Marco mungkin bisa membantu Julian mencari

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 44

    Awalnya, Julian ingin mencari kamar untuk mengeluarkan obat itu dengan tujuan menyembunyikannya. Bagaimanapun, jika kenyataan bahwa dia bisa mengolah obat terbocorkan ke luar, pasti akan ada banyak orang yang datang meminta obat padanya, yang akan membuatnya sangat kesal.Melihat Marco tidak terlalu memercayainya, Julian juga malas menunda-nunda lagi dan langsung mengeluarkan pil obat itu.Saat semua orang melihat obat itu, mereka seketika terdiam.Tiga pil obat ini terlihat biasa-biasa saja. Selain itu, sepertinya itu botol bumbu masak, deh?Apa-apaan ini?Semua orang menatap Julian dalam diam, mereka tidak berani mengungkapkan kecurigaan mereka, jadi mereka hanya bisa mengeluh dalam hati.Sedangkan Marco malah menerima obat itu tanpa ragu-ragu dan langsung menelan semuanya.Dalam waktu singkat, khasiat obat itu mulai terasa.Marco merasakan aliran hangat terpancar dari lambungnya dan tersebar ke seluruh tubuhnya.Dia seketika merasa sangat bersemangat. Dia merasakan kekuatan yang mem

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 43

    Perpaduan antara mobil sport kelas atas dengan wanita cantik sangat menarik perhatian, sehingga pagi-pagi sekali, sudah ada kerumunan orang yang berkumpul di depan pintu perumahan.Orang-orang itu tidak berani mendekat, tetapi mereka membentuk sebuah lingkaran besar. Ada yang mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto, ada juga yang terus berdiskusi."Ckck, itu mobil Pagani Zonda, harganya 60-an miliar! Wanita cantik dari keluarga mana ini?""Nona ini benar-benar cantik, ya! Dia terlihat seperti bidadari yang lemah lembut! Aih, sayangnya aku hanya bisa melihatnya dari jauh.""Benar, dari auranya saja sudah jelas terlihat bahwa dia bukan putri keluarga biasa, memangnya kamu masih mau mendekatinya?""Sudahlah, aku nggak layak."Julian melirik ke dalam dan melihat Melissa, jelas-jelas dia diatur oleh Marco untuk datang menjemput Julian.Baguslah, aku nggak usah naik taksi sendiri,' pikir Julian.Dia pun mendesak ke dalam kerumunan orang sambil berkata, "Permisi."Melihat Julian yang teru

  • Balas Dendam Julian: Kembalinya Naga Gila   Bab 42

    Setelah sibuk untuk sangat lama, karena alat yang Julian gunakan terlalu lemah, Julian berusaha sangat keras dan akhirnya berhasil mengolah tiga butir pil obat.Selain itu, dia membuat kekacauan di dapur, bahkan panci yang dia gunakan juga tidak bisa digunakan lagi.Julian menemukan sebuah botol kosong untuk bumbu masak dan memasukkan tiga butir pil itu ke dalam botol tersebut.Akhirnya berhasil juga!' pikir Julian.Julian membuka pintu dapur dan melihat Rachel yang sedang berdiri di depan pintu sambil memelototinya dengan penuh amarah."Saat aku bangun tidur, aku mendengar kekacauan di dapur, kukira ada kebakaran!" seru Rachel.Saat Rachel berjalan masuk ke dapur dan melihat kekacauan di dalam, matanya seketika terbelalak.Di belakangnya, Julian menggosok hidungnya dengan perasaan bersalah dan berkata, "Itu ...."Rachel seketika berbalik dan menggertakkan giginya sambil berseru, "Julian!!!"Julian bergegas mengangkat botol berisi pil obat itu sambil berkata, "Aku lagi mengolah obat un

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status