Share

Perkara Sarapan

Penulis: Ummu Amay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 18:58:03

Aksi menyebalkan yang Danu lakukan kembali terjadi. Tidak hanya sekali Mita diminta menyiapkan makanan untuk ia dan istri barunya santap, tetapi di waktu pagi keesokan harinya, lelaki itu kembali meminta Mita menyiapkan sarapan pagi sebelum pergi bekerja.

"Mas, masa cuma bikin roti panggang aja enggak bisa?"

Mita yang baru selesai mandi, dan belum sempat berdandan, dibuat kaget dengan gedoran di pintu kamarnya. Kemunculan Danu jelas membuat Mita ingin tertawa juga nelangsa.

"Siapa yang enggak bisa?" sahut Danu dengan nada suara yang selalu tinggi bila sedang bicara dengan istri pertamanya itu.

"Ya, istri baru kamu. Siapa lagi memangnya?"

"Jangan meledek, yah? Selena bisa melakukannya. Bahkan, ia bisa melakukan apa yang kamu enggak bisa."

"Ya kalo bisa, kenapa Mas tidak minta dia saja untuk membuatkannya untuk kamu."

"Jangan kurang ajar, yah, kamu Mita. Fungsinya kamu di rumah ini apa? Bukankah sebagai istri kamu memiliki kewajiban untuk melayani suami kamu dengan baik!"

Bukannya ma
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Bahagia Setelah Dimadu   Pertemuan di Butik

    Tak sanggup lagi air mata Mita tahan untuk meluncur bebas melewati kedua pipinya. Setelah melewati gerbang pagar kediamannya, ia tumpahkan semua sesak yang dadanya rasakan. Danu memang jahat, itu yang Mita rasakan. Tapi, ia sama sekali tidak menyangka sikap suaminya itu begitu cepat berubah. 'Sungguh aku masih kuat untuk menghadapi kalian, tetapi jangan usik diriku dengan semua keinginan konyol kalian.'Di sepanjang perjalanan menuju butik, Mita terus memikirkan tingkah suaminya yang dengan sengaja memerintah tanpa memikirkan perasaannya. Semua hanya demi Selena. 'Tuhan! Sejauh mana aku harus bertahan menghadapi mereka?'Semua sebetulnya tidak akan rumit kalau saja Mita mau mendengar saran dari Ranti. Seperti yang sahabatnya itu katakan ketika ia sampai dalam keadaan mata sembab. "Aku sudah bilang, Mita. Ajukan perceraian ke pengadilan. Pernikahan kamu dan Danu tidak akan bisa diselamatkan karena suami kamu sudah pindah ke lain hati.""Aku masih belum siap, Ranti.""Please, Mit. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Bahagia Setelah Dimadu   Aib yang Yola Ceritakan

    "Omah?" tanya Mita dalam hati yang mendadak canggung ketika calon mertua Ranti menatapnya. Yola yang menyadari ada sesuatu yang terjadi, berinisiatif untuk menjelaskan. "Tante Erni adalah tante dari ibunya Nina.""Oh." Mita dan Ranti saling menatap. Kemudian tersenyum seolah lega sebab pertanyaan di kepala mereka yang akhirnya terjawab. "Iya, Tante ini adik dari mamanya Sekar, ibunya Nina." Wanita itu menjelaskan sembari menatap Mita dan calon menantunya, Ranti. "Oh iya, mungkin Yola belum tahu, Ranti adalah calonnya Yuda, anak bungsu Tante. Kamu kenal 'kan?" lanjutnya kali ini menatap Yola. "Ah, Yuda. Iya Yola masih ingat. Oh, calon istrinya Yuda," ucap Yola tersenyum menatap Ranti, membuat sahabat Mita itu canggung dan malu. "Kapan diresmikannya, Tante?""Bulan depan. Tungguin aja undangannya. Jangan lupa Amar juga suruh datang, yah?" Wanita bernama Erni itu terlihat mengancam, meski hanya becanda. "Hehe, iya, Tante. Ditunggu undangannya."Meski tidak tahu harus berbicara apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Bahagia Setelah Dimadu   Nasib yang Sama

    "Jadi mereka sudah bercerai? Pertanyaan Mbak Mita cukup aneh, hehe." Yola menyahut seraya tersenyum. "Apakah Mbak Mita akan diam saja kalau berada di posisi Mas Amar? Apakah akan tetap melanjutkan rumah tangga meski tahu suami Mbak Mita kedapatan berselingkuh dengan menjalin cinta bersama perempuan lain. Terlebih lelaki itu adalah sahabatnya sendiri. Bukan satu orang pengkhianat pada kasus Mas Amar, dua orang yang sama-sama ia percaya justru menikamnya dari belakang.""Eh, maaf. Apakah Mbak Mita sudah berumah tangga?" Yola buru-buru bertanya tentang status Mita. Mita terlihat tersenyum meski hatinya masih terusik sebab cerita yang Yola sampaikan padanya. "Saya sudah menikah.""Ah, ya. Berarti pertanyaan saya tidak salah kalau begitu. Sebab saya mendadak tak enak hati kalau ternyata Mbak Mita belum mempunyai suami.""Justru kondisi kakak kamu sama persis dengan keadaan saya sekarang." Tiba-tiba Mita ikut terbawa cerita. Apa yang Yola ceritakan secara tidak langsung menggelitik hatin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Bahagia Setelah Dimadu   Meyakinkan Hati

    Rombongan Amar sudah berada di parkir mobil, persis di depan butik milik Ranti. Mereka terlihat hendak pamit pulang sebab merasa sudah terlalu lama berada di butik. "Sekali lagi terima kasih atas jamuannya hari ini. Maaf juga sebab sudah mengganggu waktu kalian," ujar Amar sebelum masuk ke mobil. "Berapa kali saya harus bilang, kedatangan Nina dan Yola sama sekali enggak mengganggu waktu kerja saya. Jadi, tolong jangan terus meminta maaf. Saya jadi enggak enak." Mita terlihat canggung. Di depannya, Amar, begitu tulus meminta maaf. 'Bagaimana bisa lelaki baik sepertinya dikhianati oleh istri dan sahabatnya sendiri?' batin Mita dalam hati. "Kalau begitu, lain kali biar saya yang traktir kalian berdua sebagai balasan atas jamuan yang sudah kalian berikan kepada kami.""Apakah boleh kami yang memilih tempat atau makanannya?" Mita menyahut dengan candaan. Mereka semua tertawa sebab tahu jika Mita tidak serius dengan ucapannya. Meski Amar akan menjawab iya, sebab itu bukan sesuatu yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Bahagia Setelah Dimadu   Mulai Melawan

    Keadaan rumah tampak kosong ketika Mita tiba di jam enam menjelang maghrib. Pikirnya ia tidak akan melihat pasangan suami istri baru itu jika ia kembali di sore hari. Dugaannya yang tepat membuatnya lega. Tapi sayang, saat langkah kakinya hendak masuk kamar, sosok dua orang itu tiba-tiba muncul sembari tertawa bahagia. Tak ada sapaan atau kalimat apapun ketika Mita dan Danu saling berpandangan. Malahan tatapan jijik bisa Mita lihat dari ekspresi Selena. Perempuan cantik yang seharusnya bisa ia sukai jika bersikap baik dan tidak angkuh. "Mas, kita langsung masuk kamar aja yuk!" Tiba-tiba Selena bergelayut manja di lengan Danu. Pemandangan menyakitkan yang akan selalu Mita lihat di rumah itu entah sampai kapan. "Yuk! Aku juga udah capek. Lagian besok aku 'kan udah masuk kerja. Butuh istirahat setelah kita nikmatin bulan madu kita." Danu menyahut dengan suara yang seperti sengaja dikencangkan.Padahal tanpa lelaki itu bicara seperti itu, Mita bisa dengan jelas mendengar semua percakap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Bahagia Setelah Dimadu   Undangan Makan

    Di dalam kamar, Mita terlihat tak nafsu makan. Makanan yang ia pesan lewat aplikasi online kini tergeletak tak berdaya setelah ia membuka penutup wadahnya. Bayangan pertemuannya dengan Danu tadi masih membekas di benaknya. Lelaki itu ternyata memang sengaja mau mengerjainya. Menganggap keberadaannya di rumah itu sebagai pembantu yang harus mau melakukan setiap perintahnya. Mita memang sudah menyadari hal itu sejak kedatangan Selena dengan sikapnya yang angkuh, yang seolah ingin menunjukkan jika wanita itu adalah satu-satunya orang yang Danu cintai. Yang akan mendapatkan apa saja keinginannya, termasuk menjadikan dirinya sebagai ratu di rumah itu.'Aku harus segera mengambil keputusan. Apakah akan tetap bersama dengan Mas Danu atau merelakannya bersama dengan wanita itu selamanya?' tanya Mita dalam hati. Perempuan itu tahu dirinya sudah tak ada lagi di hati sang suami. Bahkan mungkin tak pernah ada sejak keduanya menikah sampai wanita itu muncul kembali di kehidupan pernikahan merek

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Bahagia Setelah Dimadu   Rencana Mengusir

    Mita akan membuat kopi dan sarapan paginya ketika tiba-tiba muncul Selena dari anak tangga. Wanita yang kini menjadi madunya itu terlihat angkuh berjalan dan sinis menatap padanya. "Aku mau buat sarapan buat Mas Danu. Apa kamu sudah selesai?" tanyanya dengan gaya congkak. Mita yang sudah menuang air panas ke dalam cangkir berisi bubuk kopi, hanya diam tak menanggapi. Ia lebih memilih untuk segera pergi meninggalkan meja dapur setelah mengaduk seduhan kopinya itu. "Hei! Apa kau tuli?" hardik Selena kesal."Kalau mau pakai dapur, pakai saja. Kenapa kamu harus bertanya apakah aku sudah selesai atau belum. Kaya yang baru tinggal satu dua hari saja." Mita membalas dengan santai. "Kau! Apakah sekarang kau sudah berani bicara ketus padaku seperti itu?""Siapa yang ketus? Bukankah kamu yang sejak muncul di tempat ini berdiri dan menatapku angkuh?" Mita menatap Selena yang terkejut dengan balasannya. Ya, Mita memang tidak membalas sikap Selena dengan sikap yang sama. Ia justru terlihat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Bahagia Setelah Dimadu   Suasana yang Berbeda

    Ruang makan di mana Danu dan Selena menikmati sarapan pagi terlihat sepi sebab keduanya yang sama-sama saling berdiam diri. Baik Danu atau Selena, tak ada dari mereka yang mulai berbicara. Hingga sosok Mita muncul dari kamar tamu, menyempatkan diri menengok ke arah ruang makan. Namun, sudah sejak beberapa hari yang lalu Mita tak pernah lagi bicara pada Danu semenjak suaminya itu selalu bersikap ketus padanya. Kecuali kalau lelaki itu yang bertanya lebih dulu, Mita akan menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan, dan sepertinya saat ini terlihat bahwa Danu hendak bicara padanya. "Kamu mau ke mana?" tanya Danu sedikit berteriak. Mita menatap heran, bahkan Selena juga menengok suaminya tak percaya. Tumben sekali lelaki itu bertanya padahal tahu jika jam pagi seperti saat ini adalah waktunya bagi Mita pergi ke butik. "Seperti biasa, Mas, ke butik.""Kamu tidak makan?""Sudah. Maaf karena aku sarapan duluan."Di tengah percakapan yang terjadi antara Mita dan Danu, tiba-tiba Selena tertaw

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Bahagia Setelah Dimadu   Setuju

    "Aku tidak peduli kamu mau percaya aku atau tidak. Tapi yang pasti, kamu itu bukan seleraku.""Ap-apa?" Nisa menatap Danu emosi. "Kamu bilang aku bukan seleramu? Lantas, perempuan seperti apa yang jadi seleramu? Apakah lebih cantik, lebih kaya, atau lebih pintar dari aku?"Danu tertawa mendengar pertanyaan Nisa. "Kenapa kamu marah? Selera seseorang enggak melulu tentang cantik, kaya, atau pintar bukan?""Y-Ya. Tapi, apa yang para lelaki lihat kalau bukan tiga poin yang aku sebutkan tadi?"Sekali lagi Danu tertawa sembari meminum kopinya yang tinggal setengah. "Aku sudah pernah mendapatkan perempuan dengan tiga poin yang kamu sebutkan tadi. Jadi, bukan itu yang membuatku berselera ketika ingin kembali menikahi seorang perempuan untuk aku jadikan istri."Nisa menaikkan sebelah alisnya tak mengerti. Bagaimana mungkin ada perempuan yang memiliki poin istimewa seperti yang ia sebutkan tadi selain dirinya. "Apa ayahmu sudah memberitahu padamu tentang kehidupanku sebelumnya?""Tentang kamu

  • Bahagia Setelah Dimadu   Mengajak Kerja Sama

    Sepekan yang lalu saat Danu baru pulang dari kantor, ia sudah dibuat kesal oleh ayahnya. Hal itu karena ucapan lelaki yang ia sayangi itu mengenai perjodohan yang tetap harus dilaksanakan. "Ibumu sakit. Dokter bilang waktunya tidak lama lagi.""Jangan bercanda, Yah. Ini bukan waktunya main-main." Danu mulai emosi ketika sang ayah membawa-bawa penyakit ibunya. "Bu, apa betul dokter bilang begitu? Memang Ibu itu sakit apa, kok tiba-tiba jadi parah? Kalian ke luar negeri 'kan cuma cek rutin, bukan mau konsultasi penyakit serius." Danu menatap ibunya bertanya. Perasaannya mendadak tak enak. "Enggak, dokter enggak bilang gitu.""Nah, terus? Barusan ayah ngomong gitu!" seru Danu kesal menatap ayahnya. Namun, lelaki di depannya itu terlihat cuek dan santai. Membuat Danu kembali menatap ibunya. "Kenapa Ibu mau aja diajak kongkalikong sama ayah meminta aku buat nikah sama perempuan itu? Sampai bawa-bawa penyakit segala.""Enggak ada yang salah kok, Nu. Apa yang ayahmu katakan itu ada bena

  • Bahagia Setelah Dimadu   Ajakan Danu

    Terdengar suara gedebuk orang jatuh dari ketinggian. Danu yang masih kebingungan menjawab pertanyaannya sang ayah, seketika membuka mata dan menyadari jika ia baru saja bermimpi. "Ah, sial! Ternyata cuma mimpi," gerutunya kesal. Danu kemudian kembali ke atas ranjang. Membaringkan tubuhnya kembali yang terasa sakit sebab terjatuh tadi. "Kenapa aku jadi bermimpi seperti itu? Jelas-jelas aku ingin melupakannya. Tapi, kenapa sosoknya malah muncul. Lalu, kenapa juga ayah enggan membatalkan perjodohan ini?" ucapnya semakin kesal. Danu melihat jam di atas nakas. Jam digital di sana menunjukkan angka dua dini hari. "Aku baru tidur satu jam dan sudah bermimpi? Ini benar-benar gila!" gerutu Danu lagi. Ia mencoba untuk kembali tertidur, tapi mengalami kesulitan. Kantuknya seketika hilang setelah insiden terjatuh tadi. Ia pun kemudian memutuskan untuk ke toilet untuk membuang hajat. Setelahnya ia mencuci muka, menatap wajahnya di depan cermin wastafel. 'Hei! Apa kamu masih belum puas membu

  • Bahagia Setelah Dimadu   Nisa Naura Setiawan

    "Nisa Naura Setiawan. Dia adalah putri tinggal alias putri semata wayang dari Rendy Setiawan, seorang pengusaha, pebisnis yang lumayan disegani." Danu mendengarkan cerita Amar tentang sosok Nisa, gadis yang dijodohkan dengannya. "Nisa adalah gadis baik-baik. Aku kenal dengannya sejak kami kuliah di fakultas yang sama.""Mas Amar satu angkatan sama Nisa? Kok bisa?" Mita bertanya bingung. Ia berpikir jika usia keduanya jauh berbeda. "Oh, enggak. Nisa di bawahku. Aku kenal dia karena orang tua kami yang adalah rekan bisnis," jelas Amar. Baik Mita atau pun Danu sama-sama menyimak dengan serius. Entah apa yang terjadi, keduanya seperti menemukan sebuah kisah seru yang ingin mereka dengarkan sampai tuntas. "Kalian enggak dijodohkan?" tanya Mita iseng. "Enggak. Aku sudah punya pacar waktu Nisa masuk kuliah. Selain itu usia kami juga lumayan jauh." Amar mencoba membayangkan hal yang membuat kedua orang tua mereka tidak menjodohkannya dengan Nisa. "Lagian, orang tua kamu cuma rekan bisni

  • Bahagia Setelah Dimadu   Curhat

    "Apa? Jadi, ibu sama ayah mau jodohin Mas Danu lagi?" Mita tampak terkejut saat mendengar cerita Danu mengenai perjodohannya dengan Nisa. "Ehm, menurut sahabat ayah begitu." Danu menjawab sambil mengangguk. "Tapi, sebelumnya ayah dan ibu enggak bilang. Aku baru tahu pas hubungi mereka tadi."Mita melempar pandangannya pada Amar. Amar hanya diam dengan senyum tipis. Ekspresinya menunjukkan rasa ingin tahu. Pertemuan malam itu antara Danu, Mita, dan Amar, membuat Danu bercerita tentang rencana perjodohan yang kedua orang tuanya lakukan. Ia yang saat ini sedang menenangkan hati, hanya bisa bercerita pada sosok yang sekiranya bisa dipercaya. "Eh, maafkan aku. Aku enggak bermaksud mengganggu kehidupan baru kalian dengan menceritakan kisahku. Aku cuma butuh tempat bercerita," ucap Danu sembari menyesap kopi panas yang ia pesan. "Setidaknya hal tersebut membuatku lega. Tak perlu ada saran atau pendapat." Danu menatap Mita, terlebih Amar dengan raut muka tak enak hati. "Enggak apa-apa kok

  • Bahagia Setelah Dimadu   Makan Malam

    Danu berjalan pelan menuju meja, tempat di mana keluarga Setiawan alias Nisa berada. Makanan sudah terhidang, dan mau tak mau Danu harus melanjutkan makan malamnya dengan keluarga Setiawan. Ia tak mau membuat dua orang tua di depannya kecewa atau pun tak nyaman. "Maafkan saya, Pak Rendy. Maaf karena sudah membuat Anda dan keluarga menunggu," ucap Danu sembari duduk. Di dekatnya Nisa seolah enggan menatapnya. Ekspresinya masih sama, jutek dan kesal. "Tidak apa-apa, Nak Danu. Kami maklum. Kami juga minta maaf karena kecerobohan Nisa membuat kamu terkejut.""Kok aku, Yah?" Nisa menyela, tapi cubitan sang ibu seketika membuatnya bungkam. "Kalau saja Nisa tidak bicara tadi, mungkin suasananya tidak akan se-canggung ini. Kita masih bisa makan dengan santai dan akrab.""Oh, tidak, Pak Rendy. Dengan Nisa bicara tadi, bukankah saya jadi tahu mengenai rencana perjodohan kalian terhadap kami berdua. Saya jadi bisa bertanya pada ayah dan ibu mengenai kebenaran berita tersebut.""Ya, tapi mung

  • Bahagia Setelah Dimadu   Menolak

    "Mau ngapain kamu di sini?" Nisa bertanya kaget saat melihat Danu berdiri di depannya. "Nisa! Tolong yang sopan sama tamu Ayah."Nisa menengok kepada ayahnya. "Ja-jadi, ini tamu ... eh, maksudnya anak sahabat Ayah yang mau dijodohin sama aku?"Ayah Nisa mengangguk yakin. Tapi, di depannya Danu tercengang. "Maaf, Pak Rendy. Ini maksudnya apa, ya? Siapa yang dijodohkan dan dengan siapa?" Danu merasakan kengerian sebab perkataan Nisa tadi. "Kamu dan Nisa, anak saya.""Kok bisa? Ma-maksud saya, siapa yang bilang begitu?""Loh, apakah orang tua kamu enggak bilang apa-apa tentang perjodohan ini?" Rendy menatap Danu bingung. Danu menggeleng. Ia terlihat lemas dan tak bertenaga. 'Jadi, apakah ini yang ayah dan ibu sembunyikan sejak kemarin?' batin Danu mengingat ucapan-ucapan kedua orang tuanya di telepon beberapa hari belakangan. "Danu, apa udah ada kabar dari Pak Rendy?""Danu, kamu jadi 'kan datang ke undangannya teman Ayah?""Danu! Awas loh kalau kamu sampai enggak datang. Jangan bik

  • Bahagia Setelah Dimadu   Undangan Makan Malam

    Danu baru akan pulang dari kantor ketika ibunya menelepon. "Iya, Bu?" tanya Danu setelah menerima panggilan dari ibunya tersebut. "Sudah pulang, Nu?""Baru aja mau pulang. Kenapa?""Enggak kenapa-kenapa. Ibu cuma mau tanya, tadi siang apa Pak Rendy jadi datang?""Jadi, Bu. Kenapa memang?""Enggak, Ibu cuma mau mastiin aja.""Mastiin? Emang beliau siapa sih, Bu?""Loh, memangnya Pak Rendy enggak ngenalin dirinya ke kamu?"Danu sudah sampai parkiran. Ia masuk ke mobil, lalu menyalakan mesin mobil. "Ngenalin namanya sama hubungan beliau sama kalian. Itu aja.""Oh, gitu.""Memang kenapa sih, Bu?" tanya Danu penasaran. "Tapi, ngomong-ngomong kok tumben banget, ya, Ibu sama ayah bisa ketemuan sama teman lama. Di sana kalian enggak jadi pulang besok karena mau reunian sama teman juga. Sekarang, tiba-tiba aja muncul Pak Rendy yang katanya teman ayah.""Eh, memangnya enggak boleh?""Siapa yang bilang enggak boleh? Tapi, kok tumben-tumbenan banget. Bisa dua orang begini.""Enggak kenapa-kena

  • Bahagia Setelah Dimadu   Kecewa dan Marah

    Nisa berjalan gontai menuju parkiran. Ia yang memarkir mobilnya di basement terlihat kesal sekaligus malu. Beberapa saat lalu, Danu menjawab semua kekhawatirannya. Bahkan, lelaki itu mampu membuatnya diam membisu setelah semua pertanyaan dijawab dengan keseriusan yang tampak nyata. Nisa mungkin malu sebab tuduhannya tidak terbukti. Tapi, demi mendengar alasan dirinya tidak diterima bekerja, membuatnya kesal bukan main. "Apakah kamu pikir saya akan menerima seorang perempuan pemabuk untuk jadi sekretaris saya?""Saya bukan seorang pemabuk. Ada masalah yang sedang saya hadapi, yang membuat saya melakukan itu." Nisa mencoba memberikan pembelaan. Tapi, melawan Danu adalah hal yang sia-sia. Lelaki itu mempunyai sejuta alasan untuk menolaknya. "Saya tidak mau mempunyai sekretaris kekanak-kanakan. Seseorang yang rapuh hanya karena satu masalah. Bagaimana ia akan bekerja nanti di tengah masalah pribadi yang sedang dihadapi? Bisa-bisa semua pekerjaan yang sudah dirancang malah hancur beran

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status