Share

Konversasi dengan Patner Kerja Kelompok

Perjalanan yang Esther lalui ke kampus terasa jadi begitu lama dari pada biasanya. Masalahnya bukan hanya dari kepadatan lalu lintas saja, tetapi juga dari pikiran yang melanglang buana dan kondisi emosional Esther yang teraduk tidak beraturan karena kejadian di kos-nya beberapa saat yang lalu.

Sebelum pergi saja untuk terakhir kalinya Esther membanting pintu di depan muka sepupunya. Meski dia tahu kalau Elson dari dulu sampai sekarang sangat menyayanginya dan tidak pernah menginginkan sesuatu yang buruk terjadi kepadanya.

Esther menghela napas, sebelum memukulkan dahinya pada setir.

Disisi lain dia sangat puas karena bisa mengeluarkan emosinya, tetapi di sisi lain dia juga tahu bahwa Elson mungkin saja hancur melihat sikap Esther yang seperti tadi. Memang betul Elson berhak untuk menasehatinya karena tidak sempat menghubungi siapa pun di malam setelah kejadian begitu dia merasa jauh lebih tenang. Namun Esther tetap saja merasa kurang bisa terima perlakuan lelaki itu yang berani main
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status