Beranda / Romansa / Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda / Bab. 35 Memberikan Hak Sepenuhnya

Share

Bab. 35 Memberikan Hak Sepenuhnya

Penulis: Layli Dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 08:44:17
“Apa itu artinya kamu cemburu?”

Richard melerai pelukannya, tatapannya begitu sayu.

Apakah ia benar-benar cemburu? Richard memang merasakan perasaan tidak nyaman melihat Qiara dekat dengan pria lain, terlebih pria itu bagian dari masa lalu. Namun, dalah hatinya paling dalam, masih tersemat nama Yasmin dengan indah.

Qiara tersenyum tipis, helaan napas membuat Richard melemah.

“Tidak apa-apa. Aku ngerti kok. Maaf, aku sudah seperti orang yang haus akan validasi.” Qiara mundur selangkah, ia mengedarkan pandangannya sejenak, mencoba untuk tidak terlihat rapuh. “Aku mandi dulu.”

Bukannya membiarkan Qiara pergi, Richard justru memeluknya. “Sudah kukatakan ‘kan? Saya memang belum mencintai kamu, tapi untuk jatuh cinta sama kamu, itu bukan hal yang sulit. Qiara, apapun itu namanya, melihat kamu bersama pria lain, saya merasa tidak suka, saya merasakan sakit. Bisa dibilang dengan cemburu.”

Sudahlah, mungkin sebaiknya memang harus seperti ini. Qiara juga tidak mau mempermasalahkan perasaan Richa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 36 Selalu Penuh dengan Kejutan

    “Selamat pagi.”Qiara mengerjab-erjabkan matanya, tampak terkejut dengan wajah semringah Richard yang ada di hadapannya saat ini.Pipi Qiara memanas saat mengingat kejadian semalam. Ia terus menyerukan nama Richard, seolah tenggelam dalam kenikmatan. Hal itu membuatnya malu.“Pa-pagi. Kamu sudah bangun?”Richard mngangguk dengan cepat. Bahkan pakaiannya sudah berganti dengan pakaian santai, rambutnya tertata dengan rapi, menandakan bahwa suaminya itu sudah mandi.“Astaga! Aku lupa!” pekik Qiara menepuk jidadnya. Ia tarbangun, menarik selimut yang hampir melorot.“Mas, Alista.”Richard terkekeh, melihat tingkah Qiara. Ia memilih duduk di hadapan istrinya itu, lantas merapikan rambut Qiara yang acak-acakan dan berkata, “ Alista sama Vera. Kamu enggak usah khawatir. Putrimu itu sudah minum susu, bahkan mandi.”“Mandi? Jam berapa sekarang?”Lagi-lagi Richard tersenyum. “Ini sudah jam Sembilan pagi.”“Mas, maafin aku. aku—““Stt, harusnya saya yang minta maaf sama kamu. Sudah buat kamu kel

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 37 Memaklumi

    Dalam gendongan Qiara, Alista tertidur dengan nyeyak. Qiara menidurkan bayi itu ke dalam box bayinya.Menatap wajah manis putri sambungnya itu dengan seksama.“Alista mirip banget sama papanya. Tapi, ada miripnya juga sama mamanya.” Qiara masih teringat, betapa cantiknya Yasmi di foto waktu itu.Mengingat foto Yasmin, mendadak ati Qiara merasakan ngilu. Wanita yang menggerai rambutnya itu lantas menggelengkan kepala. Mencoba menepis perasaan itu.Tidak! Qiara tidak boleh berharap lebih.“Qiara. Kamu mau pilih yang mana?”Buru-buru Qiara menoleh ke arah Richard yang berdiri di ambang pintu. Matanya memicing melihat apa yang Richard bawa.“Mas, kamu ngapain?”Richard terkekeh, ia maju menghampiri istrinya itu. “Saya lagi gabut. Nyoba-nyoba buat minuman kekinian.”Qiara menggelengkan kepalanya. “Aku pikir kamu lagi ngapain di belakang. Tidak tahunya buat minuman,”Qiara mengambil salah satu gelas di tangan Richard. Es jelly ball menjadi pilihannya saat ini. “mending kita keluar, soalnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 38 Terlupakan

    “Kita akan mengajak Alista dan Vera.”Qiara melebarkan senyuman, dan tanpa Qira sadari, ia langsung memeluk Richard karena sangking bahagianya.“Aku senang sekali, Mas!”Belum Richard menjawab, ponselnya berdering. Melihat nama Oma Hesty di sana, Richard langsung menggeser ikon hijau di ponselnya. Sementara itu Qiara melerai pelukannya.“Iya, Oma.” Richard menjawab telepon.[Kebiasaan! Orang itu ngucap salam dulu, sapa dulu, langsung aja bilang, iya! Kamu itu tambah ngeselin, Richard!]Mendengar omelan dari Oma Hesty, telinga Richard terasa panas. Bahkan ia sampai menghela napas dalam-dalam.“Siang, Oma.”[Di mana istrimu itu? Apa dia lupa, kalau hari ini jadwal Alista imunisasi!]Richard menjauhkan ponselnya, di suara Oma Hesty benar-benar memekakkan telinganya.[Atau jangan-jangan setelah jadi nyonya, dia langsung lupa? Kasihiin, ponselnya susah dihibungi, oma mau marahin dia.]Ruchard terlihat tidak enak, tentu Qiara dengar ucapan Oma Hesty yang menggelegar sangat keras itu. Namun,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 39 Keceplosan

    Sejak tadi Qiara terus menggendong Alista. Bahkan Ia sama sekali tidak menidurkannya di box bayi.Alista seolah tahu, jika di tidurkan, ia langsung menangis. Badanya juga sudah mulai panas, dan Qiara tentu memberikannya kompres anak-anak yang ditempelkan di kening.“Kamu pasti capek. Biar saya saja yang gendongin dia ya.” Richard meletakkan secangkir coklat panas di atas meja.“Terima kasih untuk coklat panasnya, Mas. Tapi soal gendong Alista, sepertinya enggak usah, Mas. Alista memang lagi tidak mau digendong siapapun.B uktinya tadi digendong Vera dia nangis kencang sekali.”Sungguh Richard tidak tega dengan Qiara. Istrinya itu terlihat sangat lelah.Ting nongBaik Qiara mau pun Richard menoleh pada pintu. Ini sudah malam, Vera dan Via sudah tidak ada di sini.“Siapa ya Mas?” tanya Qiara begitu penasaran.Richard mengedikkan bahunya. “Biar saya lihat.”Qiara mengangguk sebagai jawab, ia kembali menimang putrinya.Sementara itu, Richard membuka pintu dengan tergesa, karena sang tamu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 40 Tuduhan

    “Ti-tidak bilang apapn, Mas. Di-dia hanya nyariin kamu, terus aku bilang kalau kamu kerja.”Richard menggelengkan kepala. “Katakan, apa? Apa itu alasannya kamu uring-uringan kemarin?”Qiara menatap takut-takut pada Oma Hesty. Tentu tahu, jika wanita tua itu sama sekali tidak ingin mendengar hal buruk menganai Hana.“Dia hanya bilang, kalau aku enggak pantes buat kamu, selamanya aku hanya akan menjadi orang asing, yang tidak akan pernah bisa memiliki hati kamu. Ya, aku pikir itu tidak penting untuk mengadu, kan?”“Hanya itu?” tanya Richard lagi, kini tatapannya mulai melembut, seoalh tahu apa yang sedang diraakan oleh Qiara saat ini.Qiara menganggukkan kepala. Bahkan kali ini ia tertunduk.“Saya yakin, dia mengatakan lebih,” ucap Richard pasti, lalu menoleh pada Oma Hesty. “Oma, Richard akan bertindak tegas pada Hana, kalau dia berani ke sini dan mengacau. Richard sama sekalu enggak peduli, kalau dia cucu dari sahabat Oma sendiri. Hana sudah sangat keterlaluan!”“Memangnya apa yang ket

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 41 Mengambil Hati Oma

    Pagi ini Qiara bangun lebih awal. Melihat Richard dan Alista sedang terlelap, ia memilih untuk keluar dan membuat sarapan setelah selesai mandi.Selain untuk mengambil hati Oma Hesty, ia juga berniat untuk berinovasi, yang mana tidak sarapan yang itu-itu saja.“Mungkin bubur ayam kali ya,” gumam Qiara seraya mengeluarkan potongan daging ayam dari kulkas, lantas mengeluarkan bahan yang lain seperti sayuran dan juga telur.“Selamat pagi, Bu,” sapa Vera dengan ramah.Qiara yang sedang memasak lantas berjengit karena terkejut. Wanita yang mencepol rambutnya itu lantas mengurut dadanya.“Kamu ngagetin aku, Ve.”“Hehehe, maaf.”“Tumben datang awal sekali?” tanya Qiara yang masih sibuk dengan kegiatannya, sementara Vera maju mendekat.“Iya. Bu. Jaga-jaga saja,” jawab Vera seraya melongok isi dalam panci. “Ibu buat apa?”“Bubur ayam. Eh ya. Menurut kamu, Oma Hesty suka gak ya?”“Nyonya Hesty di sini, Bu?”Mendengar pertanyaan Vera, Qiara lantas mengangguk dengan cepat. Meski Oma Hesty itu sel

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 42 Gengsi

    Bagaimana Oma?” tanya Richard saat Oma Hesty menyeruput kuah bibirnya.Ini menakjubkan! Bahkan bubur buatan Qiara lebih enak dari pada buatan restoran berbintang.Qiara menunggu jawaban dari Oma Hesty, sementara Richard mengamati gestur dari sang oma.“Biasa aja,” dusta Oma Hesty, lalu lanjut memakan buburnya.Qiara tersenyum tipis, hal ini sudah lumrah. OMa Hesty selalu makan akanan yang berkualitas, sementara ini bukan apa-apa.Qiara juga tidak pernah belajar memasak dari cheff terbaik, kan?“Em, Oma. Ada saran buat buburnya? Apa yang kurang dari kuah dan juga toping yang lainnya, Oma?” tanya Qiara hati-hati. Mungkin, dengan ini bisa membuatnya bisa lebih dekat dengan sang oma.“Gak tahu ya. Saya bukan food bloger. Tapi ini terlalu biasa saja!”“Ini sudah enak banget. Pas, enggak perlu apa-apa,” sahut Richard yang kini sudah hampir habis makannya.Qiara tersenyum tipis. Mungkin Richard hanya ingin membuatnya tidak berkecil hati.Richard tersenyum kecil melirik sang oma yang mulai me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 43 Pertemuan Tak Terduga

    Dalam sebuah acara pertemuan, Richard tampak duduk dengan santai. Di sebelah kirinya sudah ada Mona, sekretarisnya, dan di sebelah kana nada Diki—asisten pribadinya di kantor.Mereka kali ini sedang menunggu kedatangan salah satu klien, untuk membahas mengenai kerja sama.“Pak Richard! Sudah lama menunggu?”Richard mengangkat wajahnya, melihat orang yang ia tunggu, mereka bertiga langsung berdiri dan memberikan anggukan kecil.“Pak Adrian, selamat siang, kami baru saja datang,” jawab Richard dengan ramah dan senyuman yang lebar, saat menjabat tangan sosok pria bernama Adrian.Namun, senyum Richard tampak memudar saat melihat sosok Denis berada di belakang Adrian.“Dia?”“Oh, ini Denis. Asisten pribadi saya yang baru.”Denis tampak tersenyum tipis, bahkan pria itu mengulurkan tangannya. “Selamat siang, Pak Richard, kita bertemu lagi.”Rahang Richard mengeras, menahan segala emosinya saat ini. Hanya saja, ia tak mampu meluapkannya, mengingat kerja sama ini.“Jadi, apa sebelumnya pernah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21

Bab terbaru

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 96

    Mobil Richard berhenti dengan kasar di depan IGD rumah sakit. Richard langsung menggendong Qiara dan berlari menuju pintu masuk. Para petugas medis langsung menyambut mereka dan membawa Qiara ke dalam ruangan.Richard menjelaskan kepada dokter tentang apa yang terjadi pada Qiara, tentang penculikan dan pelarian yang menegangkan yang baru saja mereka alami. Dokter mendengarkan dengan saksama, lalu meminta Richard untuk menunggu di luar. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Ibu Qiara," ujar dokter dengan tenang.Richard terdiam di kursi tunggu, tangannya mengepal erat. Dia merasa panik, takut, dan tidak berdaya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sesuatu terjadi pada Qiara dan calon bayinya.Richard terduduk lemas, matanya terpejam. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon agar Tuhan melindungi Qiara dan calon bayinya. "Ya Tuhan, tolong lindungi Qiara dan calon bayi kami. Berikan kami kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini," bisik Richard dalam h

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 95

    Dor Richard terperanjat. Bunyi ledakan membuatnya ternganga, tak percaya. Haidar tertembak di bagian lengan kiri. Namun, nampaknya pria itu tak menyerah, ia membalas dengan satu tembakan yang berhasil tepat sasaran. Buru-buru Richard menghampirinya. “Haidar, kamu enggak apa-apa?” Richard sangat panik. Suara sirene mobil aparat mulai terdengar, beberapa petugas turun dari mobil, mengejar para pelaku, termasuk Denis. Richard berjongkok di samping Haidar, tubuh sahabatnya itu terkulai lemas dengan darah yang mengalir dari luka tembak di lengannya. Detak jantung Haidar terdengar lemah, dan napasnya tersengal-sengal. Richard berusaha menenangkan Haidar, "Tenang, Haidar. Ambulans sudah dalam perjalanan."Polisi yang membantu mengevakuasi Haidar, segera mengamankan lokasi kejadian. Penjahat yang menembaki Haidar berhasil ditangkap. Richard merasa lega, tetapi keprihatinannya terhadap Haidar tetap tak tergoyahkan.Richard mengambil ponselnya dan menghubungi ambulans. "Halo, saya

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 94

    “Keluar kalian!” teriak ketiga pria yang mengejar Qiara, Richard dan Haidar. “Mas, aku sudah gak kuat lagi,” rintih Qiara sambil memegangi perutnya sendiri. “Stt, kamu harus bersabar sayang. Kita akan segera pergi dari sini.” Richard berbisik, seraya mengusap lengan sang istri. Menenggelamkan wajah Qiara di ceruk leher. Berharap, hal seperti ini bisa membuat Qiara lebih tenang. “Tuan, Anda bisa di sini. Biar saya yang maju. Setelah saya bisa mengalihkan. Anda bisa membawa Bu Qiara,” ucap Haidar pada akhirnya. Ia tidak berani mengambil tindakan sebelumnya, karena keadaan Qiara yang tidak memungkinkan. Wanita itu hamil besar. “Berhati-hatilah,” titah Richard. Haidar mengangguk. Ia mengambil posisi, mengintip berlebih dahulu. Dirasa aman, ia berguling untuk berpindah tempat. berguling lagi, hingga sampai pada tumpukan drum berisikan oli. Brak! Sengaja Haidar menjatuhkan sesuatu, untuk mengundang atensi ketiga pria yang mengejarnya. Ia memberikan anggukan pada Richard, untuk mengam

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 93

    Mobil Richard berhenti dengan bunyi decitan ban yang mengeras di atas aspal. Udara malam terasa dingin menusuk kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Richard melangkah keluar, tubuhnya tegap dan tangannya menggenggam erat pistol di pinggang. Di sampingnya, Hana, dengan wajah pucat pasi, mengikuti dengan langkah gontai."Kau yakin ini tempatnya, Haidar?" tanya Richard, suaranya berat dan berbisik.Haidar, dengan seragam polisi yang kusut, mengangguk pelan. "Ya, Tuan. Ini markas Denis. Aku pernah mengintai tempat ini beberapa kali. Dia sering keluar masuk dengan Hana."Richard mengerutkan kening. "Jadi, Hana memang terlibat?""Sepertinya begitu, Tuan. Aku tidak tahu pasti apa motifnya, tapi dia selalu terlihat bersama Denis kemarin."Richard menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Kita harus bergerak cepat. Qiara... Qiara mungkin dalam bahaya."Mereka bertiga memasuki halaman rumah yang gelap dan sunyi. Daun-daun kering berderit di bawah sepatu mereka. Richard menunjuk sebua

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 92

    “Hana,” desis Richard dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Pria bermata lebar itu melangkah dengan pasti, menghampiri wanita yang sedang berbincang dengan teman-temannya. menyadari keberadaan Richard, teman Hana menyikut wanita itu, menunjuk Richard dengan dagunya. “Richard, kamu datang lagi?” Hana melebarkan senyuman, seolah senang akan kehadiran pria itu. “Di mana Qiara?” tanya Richard dengan rahang mengeras. Andai Hana laki-laki, mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan. “Qiara? Kenapa bertanya kepadaku? Aku--” “Tidak usah berkelit, Hana! Kamu satu-satunya orang yang sama sekali tidak menyukai dia. Sebuah mobil membawa istriku pergi, aku yakin, ini ada hubungannya dengan kamu. Mengaku, atau kamu akan mendapatkan akibatnya dariku ” Hana menggelengkan kepalanya, bahkan wajahnya tampak terlihat bingung. “Aku memang berencana untuk menjauhkan dia dari kamu. Tapi, mengenai hilangnya dia sekarang, sih, aku sama sekali tidak tahu.” “Bohong! Katakan, atau kau akan merasakan aki

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 91

    Oma Hesty, mertua Qiara, duduk terpaku di kursi ruang tunggu rumah sakit. Air matanya tak henti mengalir, membasahi pipinya yang keriput. Ia terus mengulang nama Qiara, berharap putrinya itu muncul di depannya."Qiara, sayang... di mana kamu? Oma khawatir..." lirihnya, suaranya bergetar.Via, ART yang setia menemani Qiara, mendekati Oma Hesty dengan hati yang terasa remuk. Ia merasa bersalah karena tak bisa menjaga Qiara, tak bisa mencegah kejadian ini."Nyonyaa, tenang ya. Pak Richard sudah lapor polisi. Mereka pasti akan menemukan Bu Qiara."Via berusaha menenangkan Oma Hesty, namun ucapannya terasa hampa."Via, kamu ini kenapa sih? Kok kamu biarin Qiara pergi ke toilet sendirian? Kan saya sudah bilang, kamu harus ngawasin dia! Sekarang dia hilang, gimana kalau terjadi apa-apa? Mentang-mentang dia mau oergi sendiri!" Oma Hesty menimpali dengan nada tinggi, matanya tertuju tajam ke arah Via."Maaf, Nyonya. Saya... saya... " Via terbata-bata, tak mampu menjawab. Ia

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 90 Panil

    Hawa panas Jakarta seakan ikut mencengkram jantung Richard. Keringat dingin membasahi dahinya saat ia mendapati rumah kosong. Tak ada Qiara, istrinya, yang biasanya sudah bersiap menyambutnya pulang."Qiara?" Panggilnya, suaranya bergetar.Hanya keheningan yang menjawab. Ia berlari ke kamar, mencari-cari, namun tak menemukan tanda keberadaan Qiara."Via!" teriaknya, memanggil ART yang biasa membantu Qiara.Beberapa saat kemudian, Via muncul dengan wajah pucat, matanya sembab."Pak Richard, Bu Qiara... Bu Qiara..." Via terisak, tak mampu melanjutkan kalimatnya."Dimana Qiara?" Richard bertanya dengan suara serak."Bu Qiara... Bu Qiara kontraksi, Pak. Dia pamit ke toilet, tapi... tapi dia nggak balik-balik." Via terduduk di lantai, tangisnya pecah.Richard terpaku. Kontraksi? Hilang di toilet? Pikirannya berputar tak karuan."Kita ke rumah sakit, Via!" ucapnya, berusaha mengendalikan kepanikannya.Mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Qiara dirawat. Sepanjang perjalanan, Richard

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 89

    Qiara membuka mata, kepala berdenyut seperti ditumbuk alu. Pandangannya buram, ruangan gelap, hanya sedikit cahaya remang-remang yang menerobos celah jendela. Dia berusaha duduk, namun tubuhnya terasa berat, terikat kuat dengan tali pada sebuah bangku kayu."Di mana aku?" bisiknya, suaranya serak. "Siapa yang melakukan ini?"Panik mulai merayap ke dalam hatinya. Dia ingat terakhir kali berada di toilet rumah sakit, menunggu Richard yang sedang menemui dokter. Lalu... kosong. Ingatannya terputus."Mas Richard! Mas Richard!" teriaknya, suaranya bergema di ruangan sunyi itu. Richard, suaminya, adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkannya. Namun, di mana Richard?Air mata mengalir deras di pipinya. "Aku takut," lirihnya, suaranya bergetar. "Aku harus keluar dari sini."Dia mencoba melepaskan ikatan tali, namun usaha itu sia-sia. Tali itu terlalu kuat. Dia terjebak, terkungkung dalam kegelapan, terpisah dari Richard."Mas Richard, tolong aku," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.Ras

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 88

    "Bos, tenang saja. Qiara dalam keadaan baik. Kami menjaga dia dengan sangat baik. Dia tak kekurangan apa pun, bahkan aku sendiri yang menyiapkan makanannya nanti saat dia sadar, kami akan menyuruhnya makan." kata salah satu anak buah Denis, ia berusaha meyakinkan bosnya.Denis menghela napas, matanya menatap kosong ke depan. "Aku tak ingin ada yang menyentuhnya. Jangan sampai ada goresan di tubuhnya. Kamu tahu bagaimana aku sangat mencintainya. Aku tak rela dia hamil anak laki-laki lain. Hanya aku yang berhak mendapatkannya.""Tenang, Bos. Kami mengerti. Kami akan memastikan Qiara aman. Kami tak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya." anak buah Denis yang lain menimpali."Bagus. Pastikan dia tetap aman. Aku akan segera menemuinya. Aku harus melihatnya. Aku harus memastikan dia baik-baik saja." Denis masih terlihat gelisah, tetapi tatapannya kini lebih lembut, penuh dengan kerinduan dan rasa sakit."Bos, apa yang akan kamu lakukan setelah itu? " tanya anak buah Denis penasaran.

DMCA.com Protection Status