Share

Bab. 17 Impas?

Penulis: Layli Dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-05 21:35:30

Richard menatap nanar jam tangan pemberiannya untuk Yasmin dua tahun lalu. Tepatnya saat hari Valentine.

Tangan pria berparas tampan itu mengepal dengan kuat. Lantas, ia menoleh pada bingkai foto yang ia genggam.

“Yas, gadis bodoh itu telah merusaknya. Apa yang harus aku lakukan? Aku juga telah melakukan hal fatal terhadapnya. Bukankah itu seimbang? Haruskah aku menikahinya, Yas?”

Air mata Richard mengalir begitu saja. Sebelah tangannya meraih botol minuman keras.

Rasa panas seakan membakar tenggorokan. Pria bermata lebar itu terengah-engah setelahnya. Matanya mulai memerah.

Richard menjambak rambutnya sendiri. Kepalanya mendadak pening.

“Makasih sayang, ini cantik sekali. Aku mencintaimu, Chard.”

Kenangan itu kembali memutar di kepala Richard. Lantas, ia memejamkan mata, seolah melihat wajah kecewa Yasmin.

“Selamatkan anakku, Chard. Aku tidak akan sudi menemuimu dan melihatmu lagi jika kamu tidak menyelamatkannya.”

“AAAA!” Richard berteriak sekerasnya.

Nasib botol minuman itu menjadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 18 Menghindar?

    Seperti biasanya, bangun pagi Qiara membersihkan kamarnya sendiri. Menilik ke dalam box bayi, yang ternyata princess kecilnya msih terjaga.Usai mencepol rambutnya asal, perempuan berwajah tirus itu lantas menyambar botol susu kosong yang ada di dekat box bayi. Berniat akan mencucinya.Qiara juga akan merebus dua telur untuk sarapan Richard. Seperti biasanya. Sebisa mungkin ia akan bersikap normal seperti bisa, supaya suasana tidak menjadi kaku.“Selamat pagi, Nona,” sapa Vera dengan ramah.“Pagi, Ve. Kamu sudah di sini ternyata. Baru ya?” tanya Qiara dengan ramah, tentu sambil berjalan menuju dapur dan Vera mengikutinya.“Sejak subuh tadi, Nona. Tuan Richard berpesan sebelum pergi tadi, kalau Nona harus bersiap untuk fitting baju siang nanti.”Mata Qiara menyipit, ia menoleh pada Vera. “Pak Richard sudah pergi?”“Ya. Pagi-pagi tadi, Nona. Sarapan Anda sudah siap di meja ya. Sepertinya semalam Anda tidak makan ya?”Qiara yang masih terdiam menoleh pada meja. Di sana sudah ada sandwich

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 19 Terpesona

    Qiara telah sampai pada sebuah butik besar. Di sana ia dan Vera yang sedang menggendong Alista disambut baik oleh pemilik dan beberapa karyawannya langsung.Tentu, seumur hidup, baru kali ini ia mendapatkan perlakuan seistimewa ini.“Selamat datang, Nona.” Sapa perempuan dengan usia berkisar 45 tahun dengan ramah.Qiara menganggukkan kepalanya, sopan.“Nona, Tuan Richard sudah menunggu di sana. Oh ya, perkenalkan, nama saya Helena, pemilik butik ini.”Qiara menerima jabatan tangan Helena. “Terima kasih, Mbak Helena.”Qiara mengikuti langkah Helena yang kemudian disusul oleh dua orang pegawai Helena dan juga Vera.Di dalam sebuah ruangan yang besar, terlihat Richard sedang melihat-lihat deretan tuxedos yang berjejer rapi.“Tuan Richard, Nona Qiara sudah datang,” ucap Helena membuat Richard menoleh ke arah mereka. Pria tinggi itu menghampiri Qiara. Mengulurkan tangannya.“Ayo!”Dengan tangan bergetar Qiara menerima uluran tangan Richard. Tentu ia tidak ingin membuat pria itu malu. Jantu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 20 Berdamai dengan Keadaan

    “Pak,” panggil Qiara saat Richard hendak masuk ke kamar.Richard menoleh, wajahnya masih terlihat datar. “Apa Alista sudah tidur?”“Sudah. Saya ingin bicara. Apa Bapak berkenan?”Persetan dengan anggapan Richard mengenainya. Bagi Qiara, sebelum mendapatkan maaf dari Richard, ia belum akan menyerah.Pasalnya pria itu hanya bersikap lembut jika di hadapan orang saja, setelah mereka bedua lagi, Richard kembali bersikap dingin.“Soal apa?”“Soal pesta pernikahan.”Richard menghela napas. Sepertinya memang ia harus menghadapi ini. Toh saran Qiara juga penting, mengingat ini dalah hal pertama bagii gadis itu.“Ada usul apa? Huburan atau kamu mau mengundang seseorang?”Qiara menggelengkan kepala sementara Richard mengangkat sebelah alisnya.“Lantas?”“Pak, Bapak melakukan itu apa hanya untuk memberikan kesan yang baik untuk saya? Kalau iya, saya berterima kasih. Saya tidak pernah bermimpi melangsungkan pernikahan untuk yang kedua kali. Ma-maaf, saya tidak bermaksud menyindir atau apa, tapi—

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-07
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 21 Sah!

    Hari ini Qiara terlihat sangat cantik dengan gaunnya. Perempuan berusia muda itu tak nampak seperti orang kampung sama sekali, bahkan sudah mirip seperti putri di negeri dongeng. Semua mata tertuju padanya.Qiara terlihat gugup, tangannya yang melingkar di lengan sang ayah juga terasa bergetar.Haris dengan bangga menggandengnya menuju ke podium, tempat acara ijab kabul akan dimuai.“Jangan gugup,” bisik Haris dengan lembut pada Qiara.Di podium sana sudah ada Richard yang didampingi oleh Hesty. Penghulu, Vera yang menggendong Alista yang sedang menunggu Qiara.Perempuan cantik berkulit putih itu bahkan semakin gugup melihat Richard yang tampak memperhatikannya.“Ekhem. I-iya, Yah,” jawab Qiara dengan suara bergetar.Bagaimana ini, semua orang membicarakan penampilannya!Qiara tidak mendengarnya dengan jelas. Baru kali ini Qiara menjadi pusat perhatian. Meski tadi MUA yang mendandaninya berkomentar mengenai penampilannya yang luar biasa, hal itu tak menjamin komentar baik dari orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 22 Menyingkirkan Pengacau

    Acara resepsi berjalan dengan meriah, meski hanya beberapa orang Richard undang. Jujur saja, Ridhard tidak ingin ada masalah dengan acara ini.Mengingat, Hesti mengundang keluarga Hana. Bisa jadi, perempuan itu akan mengacau.Dengan keadaan yang mabuk, Hana menghampiri Richard, sementara sang oma, masih sibuk mengibrol bersama Hesty dan teman yang lainnya,“Kenapa seleramu justru rendah sekali, Chard? Kupikir kamu akan menikahii gadis terhormat mana, enggak tahunya nany-nya Aksita.”Richard menggenggam tangan Qiara. Mencoba menguatkan perempuan itu, tak sepatutnya Qiara mendengar komentar pedas Hana.“Chard, akulah yang sangat pantas untukmu. Bukan cewek sialan ini? Apa baiknya dia? Wanita ini—““Tuan.”Miko terengah-engah saat menghampiri bosnya yang sedang menghadapi Hana. “Maaf, Tuan. Saya baru saja dari toilet.”Richard menganggukan kepala. Ia tidak ingin, masalah semakin ramai. “Urus dia.”“Mari, Nona Hana, Anda sudah kebanyakan minum.” Miko hendak memapahnya, akan tetapi tangan H

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 23 Insiden Resleting

    Melihat wajah damai di wajah Alista, membuat Qiara sangat senang. Baru saja Vera menidurkan anak sambunya itu di box bayi kamar pengantin Qiara dan Richard.“Kamu pulang saja, Ve. Sudah larut mala juga. Alista biar saya yang urus.Vera mengangguk, ia keluar dari kamar bosnya itu, tentu diantar oleh Qiara sampai pintu.“Nona, sekali lagi selamat atas pernikahannya,” pamit Vera dengan diakhiri oleh membungkukkan sedikit punggungnya.“Terima kasih, Ve. Kamu juga pasti lelah sekali seharian ini mengurus Alista. Tidak nyangka, Alista juga anteng di tangan kamu.”“Iya, Nona. Sama-sama. Kalau begitu saya pamit, permisi.”Qiara kembali menutup pintu penthosenya.Sekali lagi, Qiara menghela napas. Apa yang akan ia lakukan setelah ini? berada dalam satu kamar dengan Richard?Tidak, Qiara tidak pernah bisa membayangkan bagaimana canggungnya dia setelah ini. Ia pikir, ia akan kembali ke kamar lama meski sudah menikah, ia tidak menyangka, Richard memintanya untuk tinggal satu kamar.Qiara kembali

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 24 Menunaikan Kewajiban

    Saat Qiara membuka pintu, pertama-tama pusat perhatiannya adalah Alista. Ia ingin menengok pada bayi perempuannya.Ternyata Alista masih tidur dengan nyenyak. Qiara senang melihatnya.Namun, saat menoleh pada Richard, senyumnya memudar, bergantikan dengan rasa gugup, meski pria yang sudah menyandang status suami itu sudah tertidur dengan lelap.“Mungkin kelelahan,” gumam Qiara cukup keras. Ia meletakkan handuknya di keranjang, berjalan mendekati Richard, dan menutupi tubuh suaminya itu menggunakan selimut.Qiara mengambil bantal dan guling, lantas tidur di sofa, tak berani tidur di sebelah Richard.“Selamat tidur.” Qiara memejamkan mata, kali ini ia benar-benar sangat lelah. Ia hanya ingin beristirahat dengan cukup, setelah beberapa jam berdiri. Meski siang sempat istirahat, tetapi malam saat resepsi ia justru bertambah lelah.Richard terbangun dari tidurnya. Ia mengedarkan pandangannya, suasana kamar sudah terlihat remang-remang, hanya cahaya lampu meja yang masih menyala.“Kenapa di

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 25 Membuatmu Jatuh Cinta padaku

    Richard tidak menyangka, jika ia bisa melihat kesempatan ini. Melihat Alista meminum susunya dengan tergesa. Bayi itu bahkan selalu nyaman dalam pangkuan Qiara.Bahkan mata beningnya selalu menatap Qiara. Hati Richard bergetar.“Dia terlihat nyaman sama kamu.”Qiara mengulas senyuman, ia mengecup pipi gembil Alista. “Iya. Dia juga sangat imut.”Richard memalingkan wajahnya, terlalu menatap Alista, ia akan kembali teringat pada Yasmin. Richard tidak ingin itu terjadi.Saat melihat Alista kembali terlelap, Qiara menidurkan bayi itu ke dalam boxnya. Menepuk pelan paha Alista, supaya tidak terusik saat ia menarik tangannya menjauh.“Apa dia sudah tidur?” tanya Richard dengan suara pelan.Qiara mendekat, lalu duduk di sebelah suaminya itu.“Saya minta maaf sama kamu.”Qiara mengerutkan dahi saat mendengar ungkapan maaf dari Richard. Ini sangat tiba-tiba sekali.“Maaf kenapa?”“Harusnya kamu tidak akan selelah ini.”Qiara terdiam. Ia fokus menatap wajah tampan suaminya itu.“Apa kamu butuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12

Bab terbaru

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 96

    Mobil Richard berhenti dengan kasar di depan IGD rumah sakit. Richard langsung menggendong Qiara dan berlari menuju pintu masuk. Para petugas medis langsung menyambut mereka dan membawa Qiara ke dalam ruangan.Richard menjelaskan kepada dokter tentang apa yang terjadi pada Qiara, tentang penculikan dan pelarian yang menegangkan yang baru saja mereka alami. Dokter mendengarkan dengan saksama, lalu meminta Richard untuk menunggu di luar. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Ibu Qiara," ujar dokter dengan tenang.Richard terdiam di kursi tunggu, tangannya mengepal erat. Dia merasa panik, takut, dan tidak berdaya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sesuatu terjadi pada Qiara dan calon bayinya.Richard terduduk lemas, matanya terpejam. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon agar Tuhan melindungi Qiara dan calon bayinya. "Ya Tuhan, tolong lindungi Qiara dan calon bayi kami. Berikan kami kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini," bisik Richard dalam h

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 95

    Dor Richard terperanjat. Bunyi ledakan membuatnya ternganga, tak percaya. Haidar tertembak di bagian lengan kiri. Namun, nampaknya pria itu tak menyerah, ia membalas dengan satu tembakan yang berhasil tepat sasaran. Buru-buru Richard menghampirinya. “Haidar, kamu enggak apa-apa?” Richard sangat panik. Suara sirene mobil aparat mulai terdengar, beberapa petugas turun dari mobil, mengejar para pelaku, termasuk Denis. Richard berjongkok di samping Haidar, tubuh sahabatnya itu terkulai lemas dengan darah yang mengalir dari luka tembak di lengannya. Detak jantung Haidar terdengar lemah, dan napasnya tersengal-sengal. Richard berusaha menenangkan Haidar, "Tenang, Haidar. Ambulans sudah dalam perjalanan."Polisi yang membantu mengevakuasi Haidar, segera mengamankan lokasi kejadian. Penjahat yang menembaki Haidar berhasil ditangkap. Richard merasa lega, tetapi keprihatinannya terhadap Haidar tetap tak tergoyahkan.Richard mengambil ponselnya dan menghubungi ambulans. "Halo, saya

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 94

    “Keluar kalian!” teriak ketiga pria yang mengejar Qiara, Richard dan Haidar. “Mas, aku sudah gak kuat lagi,” rintih Qiara sambil memegangi perutnya sendiri. “Stt, kamu harus bersabar sayang. Kita akan segera pergi dari sini.” Richard berbisik, seraya mengusap lengan sang istri. Menenggelamkan wajah Qiara di ceruk leher. Berharap, hal seperti ini bisa membuat Qiara lebih tenang. “Tuan, Anda bisa di sini. Biar saya yang maju. Setelah saya bisa mengalihkan. Anda bisa membawa Bu Qiara,” ucap Haidar pada akhirnya. Ia tidak berani mengambil tindakan sebelumnya, karena keadaan Qiara yang tidak memungkinkan. Wanita itu hamil besar. “Berhati-hatilah,” titah Richard. Haidar mengangguk. Ia mengambil posisi, mengintip berlebih dahulu. Dirasa aman, ia berguling untuk berpindah tempat. berguling lagi, hingga sampai pada tumpukan drum berisikan oli. Brak! Sengaja Haidar menjatuhkan sesuatu, untuk mengundang atensi ketiga pria yang mengejarnya. Ia memberikan anggukan pada Richard, untuk mengam

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 93

    Mobil Richard berhenti dengan bunyi decitan ban yang mengeras di atas aspal. Udara malam terasa dingin menusuk kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Richard melangkah keluar, tubuhnya tegap dan tangannya menggenggam erat pistol di pinggang. Di sampingnya, Hana, dengan wajah pucat pasi, mengikuti dengan langkah gontai."Kau yakin ini tempatnya, Haidar?" tanya Richard, suaranya berat dan berbisik.Haidar, dengan seragam polisi yang kusut, mengangguk pelan. "Ya, Tuan. Ini markas Denis. Aku pernah mengintai tempat ini beberapa kali. Dia sering keluar masuk dengan Hana."Richard mengerutkan kening. "Jadi, Hana memang terlibat?""Sepertinya begitu, Tuan. Aku tidak tahu pasti apa motifnya, tapi dia selalu terlihat bersama Denis kemarin."Richard menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Kita harus bergerak cepat. Qiara... Qiara mungkin dalam bahaya."Mereka bertiga memasuki halaman rumah yang gelap dan sunyi. Daun-daun kering berderit di bawah sepatu mereka. Richard menunjuk sebua

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 92

    “Hana,” desis Richard dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Pria bermata lebar itu melangkah dengan pasti, menghampiri wanita yang sedang berbincang dengan teman-temannya. menyadari keberadaan Richard, teman Hana menyikut wanita itu, menunjuk Richard dengan dagunya. “Richard, kamu datang lagi?” Hana melebarkan senyuman, seolah senang akan kehadiran pria itu. “Di mana Qiara?” tanya Richard dengan rahang mengeras. Andai Hana laki-laki, mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan. “Qiara? Kenapa bertanya kepadaku? Aku--” “Tidak usah berkelit, Hana! Kamu satu-satunya orang yang sama sekali tidak menyukai dia. Sebuah mobil membawa istriku pergi, aku yakin, ini ada hubungannya dengan kamu. Mengaku, atau kamu akan mendapatkan akibatnya dariku ” Hana menggelengkan kepalanya, bahkan wajahnya tampak terlihat bingung. “Aku memang berencana untuk menjauhkan dia dari kamu. Tapi, mengenai hilangnya dia sekarang, sih, aku sama sekali tidak tahu.” “Bohong! Katakan, atau kau akan merasakan aki

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 91

    Oma Hesty, mertua Qiara, duduk terpaku di kursi ruang tunggu rumah sakit. Air matanya tak henti mengalir, membasahi pipinya yang keriput. Ia terus mengulang nama Qiara, berharap putrinya itu muncul di depannya."Qiara, sayang... di mana kamu? Oma khawatir..." lirihnya, suaranya bergetar.Via, ART yang setia menemani Qiara, mendekati Oma Hesty dengan hati yang terasa remuk. Ia merasa bersalah karena tak bisa menjaga Qiara, tak bisa mencegah kejadian ini."Nyonyaa, tenang ya. Pak Richard sudah lapor polisi. Mereka pasti akan menemukan Bu Qiara."Via berusaha menenangkan Oma Hesty, namun ucapannya terasa hampa."Via, kamu ini kenapa sih? Kok kamu biarin Qiara pergi ke toilet sendirian? Kan saya sudah bilang, kamu harus ngawasin dia! Sekarang dia hilang, gimana kalau terjadi apa-apa? Mentang-mentang dia mau oergi sendiri!" Oma Hesty menimpali dengan nada tinggi, matanya tertuju tajam ke arah Via."Maaf, Nyonya. Saya... saya... " Via terbata-bata, tak mampu menjawab. Ia

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 90 Panil

    Hawa panas Jakarta seakan ikut mencengkram jantung Richard. Keringat dingin membasahi dahinya saat ia mendapati rumah kosong. Tak ada Qiara, istrinya, yang biasanya sudah bersiap menyambutnya pulang."Qiara?" Panggilnya, suaranya bergetar.Hanya keheningan yang menjawab. Ia berlari ke kamar, mencari-cari, namun tak menemukan tanda keberadaan Qiara."Via!" teriaknya, memanggil ART yang biasa membantu Qiara.Beberapa saat kemudian, Via muncul dengan wajah pucat, matanya sembab."Pak Richard, Bu Qiara... Bu Qiara..." Via terisak, tak mampu melanjutkan kalimatnya."Dimana Qiara?" Richard bertanya dengan suara serak."Bu Qiara... Bu Qiara kontraksi, Pak. Dia pamit ke toilet, tapi... tapi dia nggak balik-balik." Via terduduk di lantai, tangisnya pecah.Richard terpaku. Kontraksi? Hilang di toilet? Pikirannya berputar tak karuan."Kita ke rumah sakit, Via!" ucapnya, berusaha mengendalikan kepanikannya.Mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Qiara dirawat. Sepanjang perjalanan, Richard

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 89

    Qiara membuka mata, kepala berdenyut seperti ditumbuk alu. Pandangannya buram, ruangan gelap, hanya sedikit cahaya remang-remang yang menerobos celah jendela. Dia berusaha duduk, namun tubuhnya terasa berat, terikat kuat dengan tali pada sebuah bangku kayu."Di mana aku?" bisiknya, suaranya serak. "Siapa yang melakukan ini?"Panik mulai merayap ke dalam hatinya. Dia ingat terakhir kali berada di toilet rumah sakit, menunggu Richard yang sedang menemui dokter. Lalu... kosong. Ingatannya terputus."Mas Richard! Mas Richard!" teriaknya, suaranya bergema di ruangan sunyi itu. Richard, suaminya, adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkannya. Namun, di mana Richard?Air mata mengalir deras di pipinya. "Aku takut," lirihnya, suaranya bergetar. "Aku harus keluar dari sini."Dia mencoba melepaskan ikatan tali, namun usaha itu sia-sia. Tali itu terlalu kuat. Dia terjebak, terkungkung dalam kegelapan, terpisah dari Richard."Mas Richard, tolong aku," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.Ras

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 88

    "Bos, tenang saja. Qiara dalam keadaan baik. Kami menjaga dia dengan sangat baik. Dia tak kekurangan apa pun, bahkan aku sendiri yang menyiapkan makanannya nanti saat dia sadar, kami akan menyuruhnya makan." kata salah satu anak buah Denis, ia berusaha meyakinkan bosnya.Denis menghela napas, matanya menatap kosong ke depan. "Aku tak ingin ada yang menyentuhnya. Jangan sampai ada goresan di tubuhnya. Kamu tahu bagaimana aku sangat mencintainya. Aku tak rela dia hamil anak laki-laki lain. Hanya aku yang berhak mendapatkannya.""Tenang, Bos. Kami mengerti. Kami akan memastikan Qiara aman. Kami tak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya." anak buah Denis yang lain menimpali."Bagus. Pastikan dia tetap aman. Aku akan segera menemuinya. Aku harus melihatnya. Aku harus memastikan dia baik-baik saja." Denis masih terlihat gelisah, tetapi tatapannya kini lebih lembut, penuh dengan kerinduan dan rasa sakit."Bos, apa yang akan kamu lakukan setelah itu? " tanya anak buah Denis penasaran.

DMCA.com Protection Status