Laras kelimpungan.
Sampai detik ini Anna belum juga ditemukan.Perubahan sikap Norman serta berita mengenai kematian Ahmed Malik Assegaf, cukup membuat semua rencana Laras hancur.Keinginannya untuk melihat Sammy mendapat hukuman mati sepertinya akan pupus.Kematian Max yang begitu tragis membuat Laras gelap mata hingga menghalalkan segala cara untuk menghancurkan Sammy.Itulah sebabnya, Laras terus berusaha mendoktrin Norman agar suaminya itu semakin membenci Sammy."Kenapa kamu memberi izin pada Keluarga Sammy untuk menjenguk lelaki itu, Mas? Bukankah kita sudah sepakat untuk membuat hidup Sammy menderita selama di penjara? Lelaki itu telah membunuh anak kita! Dia harus dihukum mati!" Ucap Laras dengan gertakan kedua rahangnya yang mengeras. Kedua bola matanya membelalak menahan amarah. Meski setelahnya, sekumpulan cairan bening kian menyerbu masuk. Pada akhirnya, Laras hanya bisa menangis.Menangisi berapa menderitanyLangit senja sore itu indah dan cerah.Rona jingganya menyemarakkan langit dengan siluet kuning keemasan.Keadaan lapas sore ini lengang.Tak banyak manusia yang wara-wiri di sekitar lapas kecuali para petugas kepolisian.Besok adalah hari pertama kasus Sammy naik ke meja hijau dan kedatangan Fadli sore itu ke lapas hanya untuk mengantarkan masakan buatan Rheyna kepada Sammy.Keduanya duduk di bangku taman lapas. Menikmati semilir angin sore yang sepoi-sepoi."Kenapa Rheyna tidak ikut? Apa dia masih marah padaku?" Tanya Sammy yang memang merasa kalau sikap Rheyna masih saja cuek padanya. Bahkan sejak dirinya masuk penjara, Rheyna hanya satu kali menengoknya ke lapas, itu pun saat waktu-waktu pertama Sammy tertangkap dulu. Dan sejak itu, jangankan memperlihatkan batang hidungnya, bahkan untuk sekadar menanyakan kabarnya saja tidak pernah."Rheyna bilang, dia tidak marah, tapi dia hanya kecewa, kenapa Kakak memilih diam at
"Kak Sam?" Gumam Anna saat tatapannya tertuju pada seorang lelaki berseragam orange yang dikawal masuk ke dalam ruang sidang oleh dua orang petugas kepolisian.Anna hendak berteriak tapi mulutnya sudah lebih dulu dibekap seseorang, dia Handini."Anna, diam. Kita harus menunggu waktu yang tepat untuk menemui Sammy," ucap Handini berbisik.Handini baru saja melepas bekapan tangannya di mulut Anna ketika gadis bermasker itu justru melepas maskernya dan hendak bangkit dari duduk.Buru-buru Handini mencekal tangan Anna."Anna, Ibu sudah bilang, jangan buat keributan di sini," ucap Handini kewalahan."Lepas," Jerit Anna kemudian. Kekuatan Anna yang jauh lebih besar jelas mengalahkan Handini.Cekalan tangan Handini di pergelangan tangan Anna terlepas. Gadis itu berlari ke arah Sammy yang saat itu duduk di kursi terdakwa."Kak Sam?" Gumam Anna begitu dirinya sudah berdiri di hadapan Sammy.Seperti melihat hantu
Persidangan hari itu berjalan sesuai harapan.Anna berhasil memberi kesaksiannya di hadapan pengadilan.Membongkar semua kedok kejahatan Laras terhadapnya selama ini."Setelah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan Max, aku hamil. Nyonya Laras membawaku ke sebuah rumah sakit jiwa dan memenjarakan aku di sana. Setiap hari dia memberikan aku sebuah pil yang wajib aku minum. Untungnya, ada seorang petugas yang begitu baik padaku dan memberitahukan aku bahwa obat itu adalah obat perusak syaraf otak yang bisa perlahan-lahan mengganggu fungsi otakku dan bisa membuatku gila! Sejak hari itu aku bersandiwara dan bertingkah layaknya orang gila demi mengelabui semua orang. Hingga akhirnya aku melahirkan bayiku tanpa pernah aku melihatnya karena aku yakin, Nyonya Laraslah yang telah menyembunyikan anakku!"Kesaksian Anna memang mencengangkan publik.Terlebih setelah pihak kepolisian menyelidiki apa yang telah Anna katakan dan menemukan keben
Sammy baru saja selesai menunaikan shalat Jumat berjamaah di mushola lapas.Kini, dia sedang berjalan menuju kembali ke dalam selnya ketika tiba-tiba ada seseorang yang memepet tubuhnya dari arah belakang dan memasukkan sebuah benda ke dalam saku celana Sammy.Orang itu terus berjalan tanpa menoleh lagi. Setahu Sammy, orang itu juga salah satu penghuni lapas hanya saja berbeda ruang tahanan dengannya.Sammy merogoh saku celana bahan hitamnya dan mendapati sebuah ponsel di sana.Lelaki itu terus berjalan menuju sel tahanannya dan tetap menyembunyikan ponsel itu di saku celananya. Tak ingin memancing kecurigaan penjaga, Sammy menyembunyikan ponsel itu di dalam loker tempatnya menyimpan pakaian.Hingga malam hari tiba, ketika semua orang tertidur lelap di dalam sel tahanan, Sammy terbangun dan mengambil ponsel yang dia sembunyikan tadi. Lelaki itu beringsut ke dalam kamar mandi kecil di dalam ruang sel tahanannya lalu menyalakan ponsel itu.
FLASH BACK ON...Handini berhasil tertangkap oleh kawanan Caesar akibat kedatangannya di persidangan Sammy, keberadaan Handini semakin terancam.Saat itu, Caesar sudah berada di Jakarta.Dia membawa serta Burhan ke lokasi persembunyian kelompok mereka di Ibukota.Dia menyekap Handini dan Burhan.Sepasang ayah dan Anak itu bertemu dalam keadaan mereka yang memprihatinkan.Tubuh Burhan sudah sangat lemah. Lelaki tua itu bahkan sudah tidak bisa berjalan karena kedua kakinya lumpuh akibat luka tembak.Malam itu, Digo, salah satu anak buah Caesar ditugaskan untuk menjaga Burhan dan Handini di dalam gudang penyekapan.Lelaki bertubuh tegap bak tentara itu berdiri di pintu gudang dengan senjata laras panjang di tangannya.Semua percakapan antara Handini dengan Burhan di dalam gudang itu berhasil disadap oleh Digo.Burhan yang malam itu menceritakan tentang siapa sosok Sammy pada Handini dan semua hal
Menjadi sebuah pertemuan yang mengharu biru ketika Norman, Handini, Sammy dan Fadli bisa kembali berkumpul bersama.Keluarga mereka yang semula terpecah kini bisa bersatu.Norman meminta maaf pada Sammy atas segala perilaku kejamnya terdahulu. Inilah sejatinya jawaban yang membuat hatinya terenyuh setiap kali mendapati kondisi Sammy yang mengenaskan pasca di siksa di dalam ruang isolasi penjara.Kenyataan bahwa antara dirinya dengan Sammy terjalin hubungan sedarah membuat Norman selalu dilanda perasaan tidak tenang karena harus memaksa Sammy mengakui semua kesalahan yang tak pernah lelaki itu perbuat.Sementara Sammy, bersedia dengan lapang dada memaafkan Norman.Hingga setelahnya, hanya ada kebahagiaan di wajah mereka.Meski, kebahagiaan itu kini masih terganjal dengan status Sammy yang masih menjadi seorang tahanan."Besok adalah persidangan Sammy yang kedua. Ini akan membahas soal kematian Max. Sammy sudah mengakui ha
"Hidup adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Melalui satu waktu ke waktu-waktu berikutnya,""Menjadi sebuah proses yang panjang bagi setiap insan manusia untuk bisa menjalani kehidupan yang pastinya dipenuhi berbagai rintangan,""Sesungguhnya kesempurnaan hidup adalah tujuan akhir dari kehidupan yang tidak sempurna ini,""Fitrah manusia tidak bisa menerima kalau akhir perjalanan hidupnya sama seperti hewan, yakni lahir, hidup, mati dan kemudian selesai. Fitrah manusia ingin agar hidupnya lebih bermakna, ingin agar perjuangan dalam hidupnya ini tidak berakhir dengan sia-sia,""Makna hidup, itulah yang menjadi kata kunci eksistensi manusia. Makna hidup itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya,""Allah menciptakan manusia tidak untuk kesia-siaan, setiap manusia akan kembali kepadaNya untuk dimintai pertanggungjawaban ketika menjalani hidup di dunia. Dan tentunya sebelum hari itu tiba, Allah pun akan memberi kesempa
Semua manusia di bumi terlahir ke dunia untuk mati.Tak ada satu pun manusia yang tahu kapan mereka akan mati.Karena jika tahu, mereka pasti kelak mempersiapkan segalanya dengan sangat matang.Mati bukan perkara rumit.Semua sudah diatur dan ditetapkan oleh yang Maha Kuasa, tugasnya manusia hanya menjalani dan menerima.Kurang lebih itulah yang kini Sammy pikirkan di dalam hatinya.Sesungguhnya keputusan ini dia ambil bukan karena orang lain, melainkan memang murni keputusan dirinya sendiri.Entah kenapa, Sejak dirinya kembali menghuni rumah tahanan dan banyak merenung dalam lantunan dzikir-dzikirnya, seketika hadir sebuah rasa takut di dalam hatinya. Ketakutan yang semakin lama semakin besar. Ketakutan jika memang dirinya harus tetap bertahan hidup, dia tak akan sanggup menahan beban dosanya sendirian. Sammy sudah bertaubat dan berpikir, jika memang Allah mentakdirkannya untuk mati dengan cara seperti ini, itu artinya