Persidangan hari itu berjalan sesuai harapan.
Anna berhasil memberi kesaksiannya di hadapan pengadilan.Membongkar semua kedok kejahatan Laras terhadapnya selama ini."Setelah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan Max, aku hamil. Nyonya Laras membawaku ke sebuah rumah sakit jiwa dan memenjarakan aku di sana. Setiap hari dia memberikan aku sebuah pil yang wajib aku minum. Untungnya, ada seorang petugas yang begitu baik padaku dan memberitahukan aku bahwa obat itu adalah obat perusak syaraf otak yang bisa perlahan-lahan mengganggu fungsi otakku dan bisa membuatku gila! Sejak hari itu aku bersandiwara dan bertingkah layaknya orang gila demi mengelabui semua orang. Hingga akhirnya aku melahirkan bayiku tanpa pernah aku melihatnya karena aku yakin, Nyonya Laraslah yang telah menyembunyikan anakku!"Kesaksian Anna memang mencengangkan publik.Terlebih setelah pihak kepolisian menyelidiki apa yang telah Anna katakan dan menemukan kebenSammy baru saja selesai menunaikan shalat Jumat berjamaah di mushola lapas.Kini, dia sedang berjalan menuju kembali ke dalam selnya ketika tiba-tiba ada seseorang yang memepet tubuhnya dari arah belakang dan memasukkan sebuah benda ke dalam saku celana Sammy.Orang itu terus berjalan tanpa menoleh lagi. Setahu Sammy, orang itu juga salah satu penghuni lapas hanya saja berbeda ruang tahanan dengannya.Sammy merogoh saku celana bahan hitamnya dan mendapati sebuah ponsel di sana.Lelaki itu terus berjalan menuju sel tahanannya dan tetap menyembunyikan ponsel itu di saku celananya. Tak ingin memancing kecurigaan penjaga, Sammy menyembunyikan ponsel itu di dalam loker tempatnya menyimpan pakaian.Hingga malam hari tiba, ketika semua orang tertidur lelap di dalam sel tahanan, Sammy terbangun dan mengambil ponsel yang dia sembunyikan tadi. Lelaki itu beringsut ke dalam kamar mandi kecil di dalam ruang sel tahanannya lalu menyalakan ponsel itu.
FLASH BACK ON...Handini berhasil tertangkap oleh kawanan Caesar akibat kedatangannya di persidangan Sammy, keberadaan Handini semakin terancam.Saat itu, Caesar sudah berada di Jakarta.Dia membawa serta Burhan ke lokasi persembunyian kelompok mereka di Ibukota.Dia menyekap Handini dan Burhan.Sepasang ayah dan Anak itu bertemu dalam keadaan mereka yang memprihatinkan.Tubuh Burhan sudah sangat lemah. Lelaki tua itu bahkan sudah tidak bisa berjalan karena kedua kakinya lumpuh akibat luka tembak.Malam itu, Digo, salah satu anak buah Caesar ditugaskan untuk menjaga Burhan dan Handini di dalam gudang penyekapan.Lelaki bertubuh tegap bak tentara itu berdiri di pintu gudang dengan senjata laras panjang di tangannya.Semua percakapan antara Handini dengan Burhan di dalam gudang itu berhasil disadap oleh Digo.Burhan yang malam itu menceritakan tentang siapa sosok Sammy pada Handini dan semua hal
Menjadi sebuah pertemuan yang mengharu biru ketika Norman, Handini, Sammy dan Fadli bisa kembali berkumpul bersama.Keluarga mereka yang semula terpecah kini bisa bersatu.Norman meminta maaf pada Sammy atas segala perilaku kejamnya terdahulu. Inilah sejatinya jawaban yang membuat hatinya terenyuh setiap kali mendapati kondisi Sammy yang mengenaskan pasca di siksa di dalam ruang isolasi penjara.Kenyataan bahwa antara dirinya dengan Sammy terjalin hubungan sedarah membuat Norman selalu dilanda perasaan tidak tenang karena harus memaksa Sammy mengakui semua kesalahan yang tak pernah lelaki itu perbuat.Sementara Sammy, bersedia dengan lapang dada memaafkan Norman.Hingga setelahnya, hanya ada kebahagiaan di wajah mereka.Meski, kebahagiaan itu kini masih terganjal dengan status Sammy yang masih menjadi seorang tahanan."Besok adalah persidangan Sammy yang kedua. Ini akan membahas soal kematian Max. Sammy sudah mengakui ha
"Hidup adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lainnya. Melalui satu waktu ke waktu-waktu berikutnya,""Menjadi sebuah proses yang panjang bagi setiap insan manusia untuk bisa menjalani kehidupan yang pastinya dipenuhi berbagai rintangan,""Sesungguhnya kesempurnaan hidup adalah tujuan akhir dari kehidupan yang tidak sempurna ini,""Fitrah manusia tidak bisa menerima kalau akhir perjalanan hidupnya sama seperti hewan, yakni lahir, hidup, mati dan kemudian selesai. Fitrah manusia ingin agar hidupnya lebih bermakna, ingin agar perjuangan dalam hidupnya ini tidak berakhir dengan sia-sia,""Makna hidup, itulah yang menjadi kata kunci eksistensi manusia. Makna hidup itulah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya,""Allah menciptakan manusia tidak untuk kesia-siaan, setiap manusia akan kembali kepadaNya untuk dimintai pertanggungjawaban ketika menjalani hidup di dunia. Dan tentunya sebelum hari itu tiba, Allah pun akan memberi kesempa
Semua manusia di bumi terlahir ke dunia untuk mati.Tak ada satu pun manusia yang tahu kapan mereka akan mati.Karena jika tahu, mereka pasti kelak mempersiapkan segalanya dengan sangat matang.Mati bukan perkara rumit.Semua sudah diatur dan ditetapkan oleh yang Maha Kuasa, tugasnya manusia hanya menjalani dan menerima.Kurang lebih itulah yang kini Sammy pikirkan di dalam hatinya.Sesungguhnya keputusan ini dia ambil bukan karena orang lain, melainkan memang murni keputusan dirinya sendiri.Entah kenapa, Sejak dirinya kembali menghuni rumah tahanan dan banyak merenung dalam lantunan dzikir-dzikirnya, seketika hadir sebuah rasa takut di dalam hatinya. Ketakutan yang semakin lama semakin besar. Ketakutan jika memang dirinya harus tetap bertahan hidup, dia tak akan sanggup menahan beban dosanya sendirian. Sammy sudah bertaubat dan berpikir, jika memang Allah mentakdirkannya untuk mati dengan cara seperti ini, itu artinya
"Assalamualaikum warahmatullah, Assalamualaikum warahmatullah,"Seorang wanita bercadar baru saja selesai menunaikan ibadah shalat tahadjud.Seperti biasa dia melaksanakan shalat di dalam ruangan serba putih yang menjadi tempat tinggalnya selama ini.Di tengah ruangan serba putih itu ada sebuah brangkar yang dihuni oleh seorang lelaki bernama Rakha Al-Farizi yang merupakan suaminya.Sudah menjadi rutinitas wajibnya selepas melaksanakan shalat tahadjud, Rania akan mengangkat kedua tangannya, menengadah ke atas.Memanjatkan doa demi kesembuhan sang suami tercinta menjadi satu hal paling wajib dilakukan oleh Rania selepas shalat."Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, sang pemilik alam semesta. Berilah kesembuhan pada suami hamba karena sesungguhnya hanya Engkau maha penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan seseorang dari penyakit yang dideritanya kecuali atas izin-Mu, aaminn, aamiin, ya Rabball alamin...."Saat
DUA BULAN KEMUDIAN...Seorang wanita bercadar dengan pakaiannya yang serba hitam tampak berjalan santai di tengah lalu lalang kesibukan Bandara.Dia baru saja melalui penerbangan dari Arab Saudi menuju Indonesia.Jakarta menjadi tujuan utamanya saat ini.Setelah menunggu sekitar 10 menit di loby Bandara, akhirnya taksi online yang dipesannya pun tiba.Wanita itu pergi menuju toilet umum Bandara sebelum keluar. Dia mengganti pakaiannya dengan pakaian lelaki karena kenyataannya dia memang seorang lelaki.Dia hanya menyamar demi memuluskan rencananya dan bisa lolos dari prosedur pemeriksaan di Bandara dengan mudah.Selesai mengganti pakaian, lelaki itu keluar dari toilet umum dan sengaja meninggalkan koper yang tadi dibawanya.Dia hanya membawa beberapa helai pakaian saja yang dia masukkan ke dalam tas ransel yang kini dibawanya.Sebuah taksi online yang terparkir di luar Bandara menjadi tujuannya saat ini
Seluruh keluarga menyambut kebebasan Sammy.Meski statusnya sebagai anak dari Jendral Norman masih dirahasiakan, namun Norman tak pernah melewatkan waktunya untuk berkumpul bersama Handini dan kedua anak lelakinya itu.Pasca resmi bercerai dengan Laras, Norman kini fokus membenahi diri dan menjalin kembali hubungannya dengan Handini.Dia sudah membeli sebuah rumah megah nan mewah yang akan menjadi tempat tinggal keluarga tercintanya itu.Nenek Kiran, Kakek Burhan dan Anna pun ikut tinggal di sana.Suasana rumah terasa jadi lebih ramai.Meski, berita mengenai perceraian antara Sammy dan Rheyna sempat membuat seluruh anggota keluarga terkejut, namun pada akhirnya mereka tetap berusaha untuk memaklumi dan tak terlalu banyak bertanya ini-itu karena khawatir Sammy menjadi sedih.Perceraian itu memang sangat disayangkan oleh Nenek Kiran, terlebih saat ini di dalam rahim Rheyna jelas-jelas tumbuh benih hasil buah cinta Sammy da
Rheyna Kirana...Bersama dengan ponsel ini, aku ingin memberitahukan sesuatu.Kau bisa lihat pada bagian galeri, terdapat foto pria dan wanita yang sedang melangsungkan pernikahan.Sebuah pernikahan yang dilaksanakan di salah satu gereja ternama di Surabaya dari pasangan pengantin bernama Jerico dan Amaya.Pernikahan mereka sangat harmonis meski dilandasi atas perbedaan agama, di mana Jerico adalah seorang Kristen, sementara Amaya adalah seorang muslim.Hingga pada suatu hari, Amaya rela melepas hijab dan mengganti agamanya demi mengikuti kepercayaan sang Suami.Amaya rela diusir dari rumah bahkan keberadaannya sudah tak diakui lagi oleh keluarga.Amaya hamil lalu melahirkan seorang anak lelaki yang dia beri nama Ricky Pradana.Sejauh memiliki Ricky, jalinan rumah tangga mereka masih harmonis, hingga akhirnya malapetaka itu datang saat Amaya hamil anak kedua.Saat itu, Amaya mengetahui bahwa Jerico bers
Seharian ini Sammy terus memikirkan tentang sesosok wajah bocah lelaki yang dia lihat di dalam foto keluarga Rheyna.Sammy yakin betul dia pernah melihat foto itu sebelumnya.Seharian Sammy memutar otak untuk mengingat-ingat tentang hal itu, hingga akhirnya Sammy pun berhasil mengingatnya.Lelaki itu langsung berlari mencari ponselnya dan menelepon pihak lapas di mana Ricky, sahabatnya kini menjalani hukuman.Sammy harus memastikannya lebih lanjut dari mulut Ricky sendiri mengenai apa yang kini dia ketahui.Saat telepon itu tersambung dan Sammy bicara dengan salah satu petugas lapas untuk memberitahukan maksudnya, lelaki itu justru dikejutkan dengan sebuah kabar buruk yang membuatnya terlihat sangat syok."Maaf Tuan Langit, narapidana bernama Ricky baru saja ditemukan dalam keadaan tewas di dalam sel tahanannya tadi pagi. Dari hasil penyelidikan, diduga Ricky bunuh diri,"*****Setelah mendapat kabar meninggalny
Ini adalah hari pertama Sammy mulai bekerja di perusahaan milik Norman.Lelaki itu terlihat gagah dalam balutan jas hitam kantor dan dasi yang terpasang rapi di depan dadanya."Sepertinya, mulai sekarang aku harus belajar cara memasang dasi," gumam Rheyna saat dia membantu Sammy berpakaian.Sammy kembali memperhatikan pantulan dirinya di depan cermin. Entah kenapa, dia merasa aneh dengan penampilannya yang tampak rapi begini."Aku merasa, pakaian ini tidak cocok untukku Rheyna," serunya masih dengan tatapan mengarah ke cermin.Rheyna melingkarkan kedua tangannya di perut Sammy, memeluknya dari belakang. "Memang benar, kamu tidak cocok berpakaian seperti ini," balas Rheyna sambil tertawa kecil.Sammy membalikkan badan. "Bagaimana jika aku membatalkan saja rencana untuk bergabung di perusahaan Ayah?""Lalu, kamu mau bekerja apa?"Sammy menatap Rheyna lekat seraya menarik kuat pinggul Rheyna, sehingga kedua perut m
Menikah adalah satu momen sakral dalam kehidupan seorang manusia.Menikah adalah fase di mana kita akan menentukan siapa yang akan menjadi pendamping kita menjalani hari-hari di sisa usia.Semua seperti mimpi bagi Rheyna dan Sammy.Ketika mereka terbangun, dan membuka mata hari ini, tepatnya di hari pernikahan kedua mereka yang akan dilangsungkan dengan acara yang meriah.Hari-hari berat di mana keduanya harus hidup terpisah sebentar lagi akan berlalu karena selepas menikah nanti, Rheyna dan Sammy berjanji akan terus bersama mengarungi masalah apapun yang akan terjadi di depan.Kehadiran Sammy dalam hidup Rheyna mampu merubah dunianya yang biasa menjadi seindah pelangi. Sementara kehadiran Rheyna dalam hidup Sammy mampu merubah segala-galanya.Sammy sudah berjuang hingga titik darah penghabisan dan kini waktunya dia memetik hasilnya.Lelaki itu sudah duduk di tengah-tengah masjid tempat di mana akan berlangsungnya akad n
Kasus penusukan yang terjadi terhadap Stella Adhiguna, yang merupakan anak dari salah satu pejabat tersohor di Indonesia menjadi perbincangan publik setelah beritanya kini tersebar di berbagai media.Dalam berita kriminal hari ini, Polisi berhasil menangkap seorang perempuan bernama Anna yang memang menjadi tersangka atas kasus penusukan tersebut.Barang bukti berupa pisau, serta sidik jari pelaku dan sebuah ponsel yang terjatuh menjadi bukti akurat bahwa Anna lah pelaku penusukan terhadap Stella.Meski awalnya, pihak keluarga Anna mengatakan tidak mungkin Anna pelakunya.Sikap Anna yang memang terkesan normal dan sangat baik di hadapan Handini akhirnya berhasil mengelabui semua orang. Termasuk Fadli dan Sammy.Semua orang percaya padanya bahwa Anna normal. Tidak betulan mengidap gangguan jiwa.Hingga pada akhirnya, Handini dan Fadli mencari tahu kebenarannya dengan mendatangi Rumah Sakit Jiwa tempat di mana Anna pernah disembuny
"Kak, aku baru mendapat kabar dari Dokter Anita..." Fadli mengambil napas sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya."Dokter Anita mengatakan, Rheyna sudah siuman..."Secercah senyuman terbit di wajah tampan Sammy.Lelaki itu lekas beranjak menuju ruangan ICU diikuti Fadli di belakang.Langkahnya terasa semakin ringan karena beban yang menggantung di pundaknya perlahan runtuh tak bersisa.Terlebih saat dirinya kini sudah berhadapan dengan Rheyna di ruang ICU.Melihat Rheyna yang sudah membuka mata dan memulas senyum tipis kepadanya.Hati Sammy berbunga-bunga.Allah telah mendengar doanya dan mengabulkannya.Memberinya harapan baru untuk terus melanjutkan kehidupan yang lebih baik lagi, bersama satu-satunya perempuan yang dia cintai.Yaitu Rheyna...*****Hari mulai gelap.Seorang perempuan muda berjalan lurus di tepi trotoar pejalan kaki yang sepi.Dia sudah ber
"BANGUN RHEYNA! BANGUN! BANGUN! KAMU TIDAK BOLEH MATI! KAMU TIDAK BOLEH MATI! BANGUUUUUUUUUNNNN!"Sammy membuka mata.Melihat bingung ke sekeliling ruangan.Beberapa orang tampak memperhatikannya.Lalu tatapannya bertemu dengan tatapan Rakha yang sempat mengguncang tubuhnya beberapa kali ketika Sammy terus meracau dalam tidurnya.Lelaki itu mengigau.Dia ketiduran usai menunaikan shalat Isya.Sudah hampir dua hari dia tidak tidur sejak kondisi Rheyna semakin memburuk."Sepertinya kamu butuh istirahat Langit, kembalilah tidur, saya temani kamu di sini," ucap Rakha saat itu.Sammy mengusap wajahnya gusar.Mimpinya tadi sungguh menakutkan.Tubuh Rheyna yang kaku di dalam mimpinya terus membayang di pelupuk mata, membuatnya frustasi."Maafkan saya Ustadz, saya memang merasa sangat lelah, tapi saya ingin tetap menunggu operasi Rheyna selesai," jawab Sammy menolak halus saran dari R
"Boleh aku masuk?" Ucap Sammy yang hampir menangis tapi sekuat tenaga dia tahan.Rheyna tidak menjawab tapi malah memalingkan pandangannya ke arah lain. Dia menyeka cepat air matanya yang seakan tak mau berhenti."Maaf, jika aku lancang. Tapi aku akan tetap masuk walau kamu tidak mengizinkan," ucap Sammy lagi.Pintu semakin dibukanya lebar agar tidak terjadi salah paham karena status mereka yang kini sudah bukan lagi suami istri.Sammy tahu betul bagaimana harus menjaga tata krama dalam Islam.Perlahan langkah Sammy semakin dekat ke arah Rheyna yang saat itu sedang duduk di tepi ranjang.Kepala wanita itu tertunduk dalam dengan dadanya yang semakin sesak.Sammy sudah berdiri di hadapannya. Lelaki itu berjongkok dan mencoba menatap wajah Rheyna yang menunduk. Kedua tangan Sammy hendak meraih jemari Rheyna namun si empunya malah menarik tangannya menjauh dengan cepat.Sammy tersenyum getir."Kita ke Jakar
Satu hari setelah Sammy mengetahui semua tentang Rheyna dari Fadli, lelaki itu langsung pergi menuju Bantul.Tak perduli saat Handini, Fadli dan Nenek Kiran melarangnya, Sammy tetap pergi untuk menemui Rheyna."Minggu depan Rheyna beserta keluarganya akan ke Jakarta untuk melakukan pemeriksaan, kita bisa menemuinya saat itu Kak," ucap Fadli yang benar-benar menyesal karena sudah memberitahukan hal ini lebih awal. Seharusnya, Fadli memberitahukan masalah ini nanti saja saat Rheyna sudah di Jakarta."Aku harus menemui Rheyna sekarang juga!" Kekeuh Sammy dengan wajah bengisnya.Jika boleh jujur, dia kecewa pada keluarganya terlebih pada Fadli yang tega menyembunyikan informasi sepenting ini darinya.Sammy merasa bodoh dan tidak berguna!Bahkan di saat Rheyna sakit, dia tidak mendampinginya."Langit, tunggu Nak, jangan gegabah. Baik, kita sama-sama berangkat ke Bantul lusa ya? Setelah Ayahmu pulang dari tugas," kali ini Hand