SAMMY POV
Dulu aku adalah seorang pemimpi.
Aku ingin seperti anak-anak lain yang memiliki keluarga lengkap.
Memiliki orang tua.
Hingga impian itu akhirnya terwujud.
Aku merasa sangat bahagia, hidupku bagaikan di surga.
Kedua orang tua angkatku sangat menyayangiku hingga akhirnya lahirlah seorang anggota keluarga baru di tengah-tengah kehidupan kami yang sempurna.
Dia Anna, adik perempuanku.
Hing
RHEYNA POVDulu, aku adalah seorang pemimpi.Suatu hari nanti, aku ingin seperti Mba Zulfa, didandani cantik menggunakan gaun pengantin.Menikah.Itulah impianku dulu yang sering aku ucapkan pada Fadli, sahabatku di panti.Bahkan lucunya, Fadli sampai mengajakku bermain nikah-nikahan bohong di tepi pantai parangtritis.Dia membuatkan aku cincin dari ranting kayu muda dan mahkota dari kerang.Kami mengikrar janji suci di sana.Fadli bilang, kalau nanti umurku pendek, setidaknya aku sudah pernah merasakan bagaimana rasanya menikah.Meski kenyataannya, apa yang aku alami saat ini bahkan lebih buruk dari ucapan Fadli.Umurku tidak pendek, tapi aku tahu kalau kesempatanku bisa mewujudkan keinginanku untuk menikah sudah tidak mungkin.Aku terlalu hina dan kotor untuk menjadi seorang pengantin.Hidupku berlumur dosa.Sempat terpikir untuk mengakhiri semua penderitaan ini dengan cara mengakhiri hidup.
Rheyna terbangun dari tidurnya ketika hari sudah sore.Semalaman tadi dia diajak pergi jauh oleh Sammy dengan mengendarai sebuah mobil sport mewah yang entah milik siapa dan menginap di sebuah motel sederhana.Seperti sudah dipersiapkan, Rheyna mendapati barang-barang miliknya dan milik Sammy di dalam mobil itu.Lelaki itu bilang dia akan membawa Rheyna ke tempat yang aman, yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota untuk terhindar dari incaran manusia keji dan biadab macam Mami Grace.Rheyna terdiam di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar motel.Sekelebat bayangan di saat Sammy yang tiba-tiba datang menyelamat
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, sempat transit di beberapa tempat untuk berganti kendaraan, akhirnya Sammy dan Rheyna sampai di lokasi yang tak jauh dari Bandara International McCarran Las Vegas. Di lokasi transit terakhir, Rheyna sempat mempertanyakan perihal beberapa kendaraan yang mereka tumpangi dari mulai motor sport keren dan mobil super mewah yang dikendarai Sammy. Rheyna yakin kalau semua barang itu adalah barang hasil curian meski Sammy tak mau mengakuinya. "Aku hanya meminjamnya sebentar," ucap Sammy beralasan ketika Rheyna tak henti mencecarnya dengan berbagai pertanyaan seputar kendaraan-kendaraan itu.
"Semua sudah diurus. Kalian hanya tinggal masuk dan menunggu pesawat kalian tiba," beritahu Ricky saat itu. "Mereka siapa?" tanya Rheyna pada Ricky. Tatapannya tertuju pada lima orang lelaki yang saat itu mengelilingi mereka. Wajah sangar dan tubuh besar lelaki-lelaki itu membuat Rheyna takut. "Mereka orang yang akan mengawal kepergian kalian sampai naik ke dalam pesawat nanti," jawab Ricky cepat. Rheyna memperhatikan satu persatu lelaki-lelaki itu sambil terus memikirkan cara untuk membatalkan perjalanan mereka ke Indonesia. Rheyna yakin bahwa lelaki-lelaki mirip preman itu pasti anak buah orang yang memerintahkan Sammy un
Perjalanan yang saat itu ditempuh oleh Sammy dan Rheyna bersama si Kakek cukup jauh. Sebab, mereka tidak hanya melakukan perjalanan darat, tapi juga air dan udara. Entah seberapa kaya si Kakek hingga dia memiliki helikopter pribadi. Bahkan ketika mereka sampai di sebuah bangunan megah yang si Kakek katakan bahwa itu adalah tempat tinggalnya, Sammy dan Rheyna benar-benar dibuat tidak percaya. Bagi Sammy dan Rheyna apa yang dilihatnya saat itu bukan hanya sekedar rumah melainkan sebuah istana megah bak istana di negeri dongeng.
Rheyna mengambil handuk hendak mandi. Tubuhnya yang lengket membuat Rheyna jadi ingin cepat-cepat mandi. Lagipula dia ingat bahwa dirinya belum menunaikan shalat sejak insiden yang terjadi di Bandara kemarin. Setelah selesai merapikan pakaiannya di lemari, Rheyna pun bergegas menuju kamar mandi, saat itu Sammy sedang sibuk membolak-balik beberapa buku yang terletak di rak buku. Rheyna menoleh dan tersenyum jahil, dia melangkah mendekati Sammy. "Kamu mencari majalah porno ya?" ejeknya. "What?"Pekik Sammy setengah kaget sekaligus bingung. Padahal dia hanya ingin melihat-lih
"Suatu hari nanti, Rheyna juga ingin menikah seperti Mba Zulfa," celoteh Rheyna yang saat itu masih berusia lima belas tahun.Saat itu adalah hari pernikahan Zulfa dengan Kohar.Dari ke semua anak perempuan Ummi dan Abi, Rheyna memang paling dekat dengan Zulfa."Oh, iya dong pastinya. Semua muslim dan muslimah itu memang diwajibkan untuk menikah jika mereka sudah baligh dan mampu," kata Zulfa."Ih, kecil-kecil udah genit, ngomonginnya nikah-nikahan," sahut Mba Aminah, dia mencuil ujung hidung Rheyna.
Waktu tengah malam sudah lewat.Rheyna sudah terlelap sejak tadi tapi Sammy belum juga mampu memejamkan mata.Saat itu pikiran Sammy tertuju pada Ricky. Entah kenapa, hatinya belum bisa tenang sebelum dia bisa mendapatkan kabar dari Ricky.Maju mundur Sammy ingin menghubungi Ricky namun dia takut keberadaannya saat ini bisa terlacak oleh orang-orang suruhan Tuan Ahmed jika dia sampai menggunakan telepon di rumah ini.Sammy ingin meminta bantuan Kelvin sayangnya dia tidak tahu di mana dia bisa bertemu Kelvin saat ini karena rumah itu memang benar-benar luas.Siang tadi Kelvin hanya mengatakan jika Sammy dan Rheyna butuh sesuatu, Sammy bisa menghubungi melalui sebuah nomor khusus yang diberikan Kelvin. Dan Sammy sudah berulang kali mencoba menghubungi nomor itu sejak tadi, namun tidak kunjung dijawab oleh Kelvin.A