Beranda / Romansa / BUNGA ABADI / WAHAI RADEN LINGGA KARTANAGARA

Share

WAHAI RADEN LINGGA KARTANAGARA

Penulis: Mystique
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Raden Lingga Kartanagara. Raden Lingga Kertanegara dalam pengucapan Bahasa Jawa.

Laki - laki berparas tampan. Ralat, sangat tampan dan berbadan tegas. Memiliki ABS bagai roti sobek merk terkenal yang bisa membuat para wanita mesum berimajinasi yahhh yahhh yahhh begitulah.Berkulit bersih berseri, berambut hitam kebiruan yang aku tidak tahu itu adalah rambut aslinya atau hasil cat salon profesional.

Konon katanya Raden Lingga Kartanagara masih keturunan kerajaan. Entah kerajaan apa, namun jika dilihat dari nama panjang beserta nama seluruh keluarganya jelas ia adalah turunan Raja.

Apalagi jika melirik pada harta yang ia miliki. Properti yang membuat mulutku menganga dan kepalaku geleng - geleng. Bagaimana tidak? aku akan mengatakan salah satu hartanya kepada kalian, agar kalian juga dibuat terperangah olehnya.

Salah satu harta yang ia miliki adalah beberapa gunung. Bukan hanya satu tapi be-be-ra-pa, ada yang besar dan ada yang kecil. Hebat bukan? dan harta keduanya adalah beberapa pulau yang banyak pula.

Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan harta keduanya kepada kalian agar kalian tidak terlalu terperangah tapi mulutku ini gatal untuk menceritakan segala hal hebat tentang pria ini.

Belum lagi gedung - gedung pencakar langit di kota. Kenapa tidak sekalian saja harta yang ia miliki adalah kota atau negara? Tapi meskipun ia bukan pemilik kota ini, ia sudah seperti pemiliknya karena semua orang mengikuti keinginannya.

Bahkan Presiden pun begitu menghormatinya karena ia adalah donatur terbesar bagi negara. Baik saat terjadi bencana alam ia menyumbang dengan uang pribadinya atau pun pajak yang begitu besar yang selalu ia bayar pada negara tepat waktu.

Itu lah pandanganku terhadapnya dahulu. Kini rasa kekaguman yang kupikir permanen itu berubah menjadi perasaan marah yang tidak bisa terbalaskan. Aku menangis di dalam kamar mandi, kucurahkan segala amarahku melalui aliran air mata agar gerombolan beban di hati ini merasa lega.

Sesungguhnya di dalam hatiku ini sangat menjerit namun aku menahan suara itu di tenggorokanku takut - takut si Lingga brengsek itu ternyata berdiri di balik pintu merasa bersalah.

"Hehhh!" gumamku.

Berharap apa aku? aku hanyalah pelayan pribadinya, tidak mungkin ia merasa bersalah padaku. Dia bilang aku telah mencuri ciuman pertamanya? nyatanya ia lah yang sudah mencuri ciuman pertamaku.

Sudah satu jam aku berada di kamar mandi. Sebenarnya tangisku berhenti sekitar tiga puluh menit yang lalu namun setelah menangis mataku menjadi bengkak jadi aku menunggu hingga bengkak merah mataku ini sedikit hilang. Dan juga amarah di dada ini sudah kembali normal.

Baru kusadari bahwa kamar mandi ini sangat besar dan mewah, rasanya lebih nyaman dari pada kamar tidur rumahku. Kubasuh muka dengan air agar lengket air mata yang tersisa tidak menutupi kulit cerah wajahku, lalu kuambil tisyu untuk mengeringkannya.

Aku menarik nafas dalam - dalam sebelum keluar dari kamar mandi, dan sedikit khawatir Lingga akan marah karena aku berada begitu lama di kamar mandi. Sungguh takut kini ku membayangkan, tidak tahu apa yang akan ia lakukan terhadapku jika marah. Perlahan langkahku mendekati dirinya yang kulihat kini tengah sibuk membolak - balik map di mejanya.

"Buatkan kopi!" perintahnya.

"Dan bawa camilan juga!" imbuhnya.

Belum lagi aku membuka mulutku tapi perintah darinya sudah keluar. Tapi baguslah, paling tidak ia tidak marah karena aku di kamar mandi lama dan juga sejenak aku tidak harus berada di ruangan mewah yang seram itu. Kulangkahkan kaki menuju pintu lalu  kutarik nafasku dalam - dalam begitu berada di balik pintu ruangan tersebut.

"Hufffff lega banget keluar dari sana," gumamku sambil melihat sekeliling mencari pantry.

Aku melangkah ke kanan karena kucium ada aroma makanan dari sana. Lima meter dari tempatku berdiri sebelumnya, benar sekali ini adalah pantry. Pantry yang bagai restoran, apa yang tidak ada disana. Bahkan roti yang baru saja dipanggang ada disana, mungkin itu yang menarik hidungku kesini. Yang tidak ada di pantry ini adalah kemampuanku untuk membangun dapur rumah seperti ini.  Huffff miris sekali.

Aku mengambil cangkir lengkap dengan alasnya. Lalu kuracik kopi hitam dengan perpaduan, satu setengah bubuk kopi hitam dengan satu sendok gula. Masukkan air yang sudah mendidih 100 derajat agar kafein dalam kopi larut sempurna. Perpaduan kopi hitam yang kental dan nikmat. Kopi telah selesai, kini aku mengambil sebuah piring. Kuisi dengan dua buah biskuit keju, dua buah biskuit coklat dan dua buah roti yang baunya harum menggelitik lambung.

"Tadaaaaa sudah selesai," ucapku sendiri lalu kubawa kopi dan roti diatas nampan dengan hati - hati.

Setelah tepat di depan mejanya Sang Bos ini aku hendak menurunkan kopi pesanannya.

"Taruh di meja depan sofa!" perintahnya tidak melihatku dan fokus pada map map yang sedari tadi belum rampung ia kerjakan.

Aku langsung saja menaruh kopi dan cemilan itu di tempat yang ia suruh. Kutata rapi kopi dan cemilan di atas meja setelah itu aku pun berdiri. Ketika berbalik wajahku ini tiba - tiba menabrak tubuh Lingga yang ternyata sudah berdiri di belakangku.

"Ohh maaf Bos," ucapku sopan.

Tapi ia menatapku kembali dengan tatapan yang awalnya kusebut mempesona kini menjadi menakutkan.

"Setelah mencuri ciumanku, kamu berlari lalu kembali mencium dadaku," ucapnya santai namun expresi wajahnya tegas.

Haiisshh cerita apa lagi ini? Jika ada lomba mengarang bebas, tentulah orang ini juaranya. Kali ini tidak terlalu kudengar dia, percuma juga aku mengelak, pada ujungnya nanti juga aku yang menjadi penjahatnya.

Aku diam tidak membalas ucapan Lingga yang barusan. Dia juga tidak marah dan duduk mengambil kopi yang sudah kusiapkan. Di sruputnya kopi panas itu perlahan dari gelasnya.

"Ini sangat enak!" pujinya.

"Kamu mau?" tanyanya kepadaku.

"Tidak Bos, terima kasih!" jawabku lembut membalas tawarannya. Sepertinya dia  memang baik seperti reputasinya pikirku.

"Ayo cobalah, kopi buatanmu ini sungguh enak!" ucapnya lagi.

"Duduk disini!" imbuhnya sambil menyuruhku duduk di sampingnya yang langsung kuturuti saja.

"Ini cobalah!" perintahnya sambil mengangkat cangkir kopi.

"Tunggu ini masih panas, saya bantu agar kamu tidak kepanasan," ucapnya lagi.

kemudian Lingga meminum kopi itu lalu menghadapku, memegang wajahku dengan kedua tangannya dan seperberapa detik bibirnya sudah menempel lagi di bibirku, mentransfer kopi yang tadi ia minum ke mulutku lalu melakukan hal sama seperti yang ia lakukan sebelumnya.

Kini aku memejamkan mata, bukan karena aku menikmatinya tapi karena aku merasa bahwa harga diri ini sungguh tidak ada artinya tapi tetap saja entah karena apa, aura yang keluar dari tubuhnya membuatku tidak bisa melawan. Tubuhku seperti terkungkung, terikat oleh sebuah tali tak terlihat yang melilit di sekujur tubuhku agar tak bisa lepas dari sentuhan pria ini.

•••

Terima kasih telah membaca novel ini. Semoga menghibur.

😇😇❤ ❤HAPPY READING ❤❤.

Bab terkait

  • BUNGA ABADI   MENCARI TAHU

    Sungguh kurasakan harga diri ini begitu terluka. Belum dua jam aku berada disini tapi dia sudah menciumku dua kali. Rumor yang beredar adalah meskipun ia kaya, Lingga tidak pernah bermain dengan wanita."Apanya, reputasi itu adalah palsu. Laki - laki sempurna itu memang tidak pernah ada".Aku terus bergumam dalam hatiku, mengoceh sendiri disana karena hanya itu yang bisa kulakukan, tubuhku ini membiarkan Lingga menyelesaikan ciumannya hingga puas.Kulihat ia masih juga melumati bibirku. Ini sudah lumayan lama. Maka sedikit kudorong tubuhnya untuk memberi kode bahwa aku memintanya berhenti. Tapi apa yang kuharapkan, ia masih juga memejamkan matanya terus melakukan aktivitasnya itu, sedangkan kopi yang ia transfer sudah masuk ke dalam tenggorokan.Kutunggu beberapa lama lagi hingga akhirnya kurasakan bibirku ini seperti tersedot dan akhirnya terlepas dari cengkraman bibirnya.PUAKKK!Seperti itulah kira - kira bunyinya, Lingga mengusap bibirny

  • BUNGA ABADI   MENYEBALKAN

    "Aduhhh!" ucapku spontan sambil sedikit mengibaskan - ibaskan tanganku.Segitu laparkah orang ini sampai - sampai tanganku tergigit olehnya. Aku menatapnya heran namun tatapannya kepadaku seolah - olah anak manja yang sedang minta makan pada Ibunya."Aku lapar!" ucapnya santai sambil tersenyum manja.Bibir merah yang sexy itu tersenyum tanpa perdebatan. Begitu ringan sekali senyumnya hingga membuatku tak bisa marah. Jari bekas gigitan Lingga kelaparan ini masih sakit tapi aku merasa aku tidak apa - apa.Apakah itu karena aku terpesona oleh senyumnya? Yaa, senyumnya memang menawan seperti biasanya.Seperti di foto - foto atau video yang aku lihat di sosial media dulu sewaktu belum bertemu langsung dengannya.Jika reputasi tentang dia adalah laki - laki sempurna yang tidak bermain wanita adalah palsu tetapi reputasi tentang dia adalah laki - laki dengan ketampanan sempurna itu adalah asli.Aku juga mengakuinya."Mau saya ambilkan rot

  • BUNGA ABADI   WAJAH TAMPAN YANG MENYEBALKAN

    Posisinya kini, aku berdiri di belakang sofa sedangkan Lingga duduk bersandar di sofa sambil mendongakkan wajahnya ke atas agar aku memijat kepalanya dengan mudah.Kuperhatikan terus wajahnya yang tampan itu, aku berani karena Lingga menutup matanya. Sesekali ia mengerutkan dahi, mungkin karena menikmati pijatanku. Aku sendiri jika dipijat pasti seperti itu juga.Sekarang aku bisa melihat wajahnya dengan sangat jelas. Lebih tampan dari pada di foto, sebagai laki - laki, wajahnya sangat halus dan berseri - seri. Jika ia perempuan pasti aku sangat minder berdekatan dengannya karena kalah cantik, kalah telak malahan."Sungguh tampan," batinku.Benarkah wajah sempurna ini yang tadi menyentuh perutku, jika melihat wajahnya begini aku jadi tidak bisa marah. Tapi tetap saja itu masuk kategori pelecehan ringan.Beberapa waktu sudah berlalu. Aku beralih memijat bahunya yang kurasa memang kaku. Lingga tidak berkata apapun bahkan bersuara pun tidak, aku

  • BUNGA ABADI   TERINTIMIDASI

    "Pertama kamu sudah mencuri ciumanku, kedua kau juga mencium dadaku, ketiga tadi aku terbangun dengan kepalaku berada di titik terpanasmu, sekarang kau memancing gairahku keluar, aku tidak bisa menahannya lagi!" ucapan Lingga ini terus terngiang - ngiang di kepalaku.Di dalam mobil mewahnya yang mengantarku kerumah, aku tidak berbicara walau hanya sedikit, dia pun sama. Ini adalah hari pertamaku bekerja sebagai Sekretaris tapi rasanya aku pulang sebagai pelayan. Pe-la-yan dalam tanda kutip. Atau memang maksud dia memang pelayan pribadi yang itu. Jika saja benar yang itu dan dia mengatakan dengan jelas. Besok pasti aku tidak akan ke tempat itu lagi.Sebenarnya sungguh kehormatan tidak? Seorang Raden Lingga mengantar pulang seolah supir pribadi. Padahal ia sendiri saja biasanya enggan menyetir dan memakai supir. Tapi kenapa aku merasa tidak terhormat. Jika ini aku yang dulu pastilah dadaku sudah meledak karena kegirangan. Tetapi baru satu hari bekerja di perusahaanya, me

  • BUNGA ABADI   KARENA CANTIK

    Hahh ... hahh ... hahh ... Nafasku tak beraturan masih terkejut dengan mimpi yang aku alami barusan."Gila, Lingga mengejarku sampai ke dalam mimpi," ucapku sambil turun dari kasur untuk mengambil air.Dengan tubuh yang masih sedikit oleng, aku pergi kedapur untuk minum agar tubuhku ini lebih tenang. Tidak bisa di tunda lagi, aku harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah cukup rasaku tenang, aku kembali ke ranjangku untuk kembali tidur. Bersiap untuk hari esok yang sepertinya lebih berat.Di tempat lain, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Lingga masih terjaga dari tidurnya. Tersenyum sendiri layaknya orang setengah gila. Tidak biasanya dia seperti ini karena Lingga adalah tipe orang yang selalu menjaga kesehatannya. Tidur tepat waktu, bangun tepat waktu. Tidur cukup adalah efisiensi usia dia bilang.Lingga memegangi lembut bibirnya sambil tersenyum tipis bercampur malu."Sungguh - sungguh menyenangkan!" katanya sambil memejam

  • BUNGA ABADI   KARENA CANTIK 2

    Lingga terus menatap Azalea dengan tajam, membuat Azalea gugup akan tingkahnya, namun menyadari kegugupan Azalea malah membuat Lingga semakin senang. Ia terus lihat wajah cantik Azalea hari itu, bibir tipis itu serasa manis di pandangan Lingga, bahu mulus itu terlihat lembut ingin sekali menyentuhnya.Cup!Tiba - tiba Lingga mengecup bahu Azalea. Seketika tubuh wanita cantik itu bergetar hebat di seluruh badan. Tak hanya mengecup, Azalea kini merasa bahu itu seperti terhisap dan tergigit kecil."Ahh!" cetusnya spontan karena tubuh itu semakin bergetar hebat.Mendengar desahan Azalea Lingga malah semakin kuat menghisap bahu Azalea. Hingga Azalea melepaskan dasi dan memegang lengan Lingga. Cukup lama begitu, setelah Lingga melepaskan mulutnya, sudah terbentuk lingkaran merah elips tak beraturan di bahunya."Apa yang Pak Lingga lakukan?" tanya Azalea sedikit tegas."Kamu segar sekali, gak kerasa aku tiba - tiba melakukannya," jawab

  • BUNGA ABADI   FAKTA MENGEJUTKAN

    Benar - benar rasanya seperti tertabrak pesawat. Di dalam mimpi dia bilang.Di dalam mimpi,dan ini adalah dunia nyata,sungguh orang secerdas dia tidak bisa membedakan mana dunia mimpi dan mana dunia nyata. Ohhh.. Tuhan.. Hidup apa yang kujalani sekarang.Benar - benar gila, hanya karena mimpi aku kehilangan harga diri seperti ini. Ingin aku teriak di samping telinga orang ini saja, dia menciumku, melecehkanku karena sebuah mimpi."Pak, itu dunia mimpi, dan kita hidup di dunia nyata, bagaimana Pak Lingga bisa bilang aku mencurinya seolah aku benar - benar melakukannya, dan yang terburuk adalah karena itu Pak Lingga melakukan..," sahut Azalea menggebu kemudian berhenti di kalimat terakhir.Mengambil nafas dan nadanya sedikit tertahan mengingat tubuh yang Azalea jaga seumur hidup di sentuh pria yang ia kenal selama sehari."Karena itu Pak Lingga menyentuhku!" lanjutnya berbicara pelan karena merasa malu ada Pak Pram d

  • BUNGA ABADI   KUBIARKAN SAJA HARI INI

    Aku harus merasa bangga atau tidak karena menjadi satu - satunya wanita yang bisa membuat Lingga seperti itu. Tapi aku juga menyadari bahwa setelah ini Lingga akan terus melakukannya, dan aku juga sudah jelas tidak akan bisa melarikan diri darinya.Di dalam pantry aku terus memikirkan ini.Begitu lama aku duduk disana hingga sudah tiga gelas aku menghabiskan minuman dingin. Lingga juga tidak mencariku, ya karena pekerjaanku disana adalah disentuhnya. Bukan pekerjaan layaknya karyawan lainnya. Entah akan seperti apa sikap Lingga nanti setelah ini.Tapi satu hal yang mengganjal dalam pikiranku, bagaimana bisa bibir Lingga basah setelah mimpi itu."Mungkin saja dia ngiler haha," pikiranku seperti itu.Tapi bekas gigitan? Bagaimana itu bisa muncul disana. Entahlah, nanti saja aku memikirkannya. Saat ini aku hanya harus menenangkan diri. Lagi pula Lingga sendiri juga tidak tahu bagaimana itu bisa ada disana. Jadi dari mana aku haru

Bab terbaru

  • BUNGA ABADI   RUMAH YANG SEDERHANA, ISTRI YANG CANTIK DAN CINTA YANG PENUH ( EPILOG )

    Saat pagi bersinar dengan begitu cerahnya. Lingga masih tertidur pulas setelah semalaman berjuang dengan pergulatan cinta yang tidak pernah membuatnya bosan.Srengg.. srengg.. srengg.. Suara Azalea sedang memasak makanan untuk sarapan. Aroma harum menyebar di seluruh ruangan hingga membangunkan Lingga dari tidur pulasnya.Lingga membuka matanya, meraba tempat di sebelah dengan tangannya. Tidak ada Azalea disana. Dari luar terdengar begitu berisik suara orang sedang beraktifitas. Lingga keluar untuk melihat apa yang sedang di lakukan Istrinya tersebut.Lingga berdiri bersandar di tembok melihat Istrinya sedang memasak sesuatu untuk mereka. Begitu berisik dan rumit. Namun ternyata itu hanyalah nasi goreng, tapi karena koki yang membuat itu adalah Azalea, maka bagi Lingga nasi goreng itu adalah nasi goreng paling special di dunia."Rajin banget sihh Istriku," ucap Lingga mengagetkan Azalea yang tengah fokus memasak."Ehhh.. sayang,&n

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 2 ( END )

    "Sabar Pak Bos!" kata Azalea."Sudah bukan Pak Bos lagi, aku kan sudah jadi orang biasa, mulai sekarang panggil aku SAYANG, harus!" sahut Lingga."Waahhh.. bukan Pak Bos tapi tetap memerintah.""Gak peduli, gak dengar," balas Lingga memalingkan wajah berpura - pura tidak mengerti. Azalea tertawa melihat tingkah Lingga yang lucu itu. Tidak lama setelah itu pelayan membawa makanan yang telah mereka pesan."Yeaahhh.. akhirnya datang. Mas lama banget sih, aku ini mau buru - buru menyelesaikan tugas penting," ucap Lingga kepada pelayan. Azalea mencubit tangan Lingga."Maaf Pak, pesanannya masih antri dimasak," jawab Pelayan itu sopan."Gak apa - apa Mas, jangan di dengerin!" sahut Azalea dengan tersenyum.Setelah itu, pelayan itu pun pergi. Lingga memakan makanannya dengan sangat lahap dan terus senyum - senyum sendiri sambil melihat Azalea."Apaaa sih?" Azalea menatap heran."Hmm.. cepat makan makananmu terus kita pulang!" j

  • BUNGA ABADI   HARI PALING INDAH 1 ( END )

    Di dalam rumah Azalea yang sederhana. Azalea sedang membersihkan sisa - sisa make up di wajahnya. Ia menaruh bunga melati hiasan dari sanggulnya itu di salah satu sudut meja riasnya sehingga aroma bunga itu menyebar mengharumkan seisi ruangan menjadikan kamar itu layaknya khas kamar pengantin baru. Lingga sudah beberapa kali melirik Azalea dengan senyum mesumnya yang khas. Ia melepas dasi kemudian jaz dan mengganti pakaiannya dengan kaos polos berwarna putih dan celana kain yang nyaman saat dipakai untuk bersantai. Lingga sedang duduk di belakang Azalea saat Azalea selesai menghapus riasan wajahnya dan akan mengganti bajunya. Azalea mengambil baju di lemarinya kemudian berjalan menuju kamar mandi."Azalea, kamu mau kemana?" tanya Lingga."Ganti baju lah, gak nyaman terus memakai baju ini Lingga," jawab Azalea dengan sederhana."Ganti baju dimana?" tanya Lingga lagi."Di kamar mandi lahh... kan ada kamu," jawab Azalea terus masuk ke dalam kamar mandi.

  • BUNGA ABADI   HARI BAHAGIA

    "Apa kamu bersedia hidup dengan sederhana bersamaku?" tanya Lingga."Aku tidak apa - apa hidup sederhana, aku terbiasa dengan itu tapi kamu kan tidak" jawab Azelea."Maaf karena aku tidak bisa memberimu hidup yang mewah tapi aku berjanji akan memberimu hidup yang baik dan aku sangat mencintaimu, karena itu hanya dengan bersamamu saja hidupku sudah indah, aku tidak membutuhkan apapun lagi," Lingga berkata dengan senyum bahagia.Semua yang ada disana mendengarkan pembicaraan Lingga dan Azalea. Bisma dan Arum terkejut dengan keputusan yang dipilih oleh Lingga. Bisma akhirnya mengerti kenapa Raden Arya dan Utari memilih jatuh ke jurang bersama - sama. Karena mereka tidak bisa hidup jika mereka terpisah. Cinta dalam hati mereka begitu kuat dan penuh. Hingga tidak ada yang lebih penting selain bersama dengan orang yang dicintainya.Wajah Raden Wisnu begitu datar mendengar percakapan Lingga dan Azalea, ia sudah membaca kisah antara Raden Arya dan Utari. Te

  • BUNGA ABADI   AWAL YANG BARU

    "Lakukan apapun yang membuat hatimu lega namun jangan pernah meninggalkan keluargamu, kamu tahu kan bahwa tidak baik meninggalkan keluarga sendiri, seburuk apapun mereka, mereka tetaplah keluarga," ingat Azalea."Aku tidak meninggalkan mereka, aku hanya tidak ingin bersama dengan mereka," jawab Lingga.Tringgg.. tringg.. tringg..Suara handphone Lingga berbunyi. Sebuah panggilan dari Raden Wisnu."Halo, Romo," Lingga berkata dengan nada yang begitu datar."Halo Lingga anakku, aku tahu engkau tengah bersedih tapi bisakah kamu datang untuk makan bersama nanti malam," ucap Raden Wisnu dalam telponnya."Aku tidak ingin Romo," jawab Lingga."Ini sebuah perintah, bukan permintaan, jadi nanti malam datanglah kerumah untuk makan malam bersama" balas Raden Wisnu memerintah."Jika begitu maka aku akan mengajak Azalea bersamaku," Lingga berkata dengan tegas."Terserah padamu, yang penting datanglah nanti malam!" Raden Wisnu lalu menu

  • BUNGA ABADI   HARI TERGELAP

    Setelah kepergian Paman Pram, keluarga Kartanagara menjadi dingin. Tidak ada mulut yang bersuara, Lingga tidak kembali ke rumahnya setelah acara pemakaman Paman Pram selesai. Selama beberapa hari ia berada di rumah Azalea. Lingga berpesan pada Romonya bahwa ia ingin menenangkan diri, ia begitu sedih dengan kepergian Paman Pram. Begitu juga dengan Raden Wisnu, adik satu - satunya yang selalu ia perintah dengan seenaknya, adik yang tidak pernah diperhatikan keadaannya. Yang Raden Wisnu tahu hanyalah bisnis keluarga berjalan lancar. Nama keluarga Kartanagara begitu tersohor. Ia tidak pernah berpikir bagaimana adiknya menjalani hidup, bagaimana anaknya menjalani hidup? Raden Wisnu yang mentitipkan Lingga kepada Raden Pramoedya dengan alasan agar Raden Praoedya tidak merasa kesepian karena tidak memiliki istri dan tidak memiliki anak.Kini semua kasih sayang Lingga tertuju pada Raden Pramoedya. Untuk Raden Wisnu hanyalah bentuk rasa hormat antara anak kepada Ayahandanya.Ra

  • BUNGA ABADI   INI SAKIT DAN SEDIH

    "Kalau aku lepaskan kesitu, Azalea jatuh Kakak. Kakak cepatlah kesini, kau harus melihatku saat bersama dengan cintamu ini," Bisma berkata dengan tertawa. Azalea terlihat menangis. Bisma menutup mulut Azalea dengan lakban."Kakak, aku berada di salah satu gedung milik kita, kau bisa lihat kan aku berada dimana?" Bisma memperlihatkan sekelilingnya agar Lingga tahu tempat dia berada.Lingga langsung mengetahui keberadaan Bisma. Lingga segera menelpon Paman Pramoedya untuk memberitahu keberadaan Bisma."Haloo, Paman Pram, Bisma ada di atap gedung C milik kita, sekarang aku sedang menuju kesana." ucap Lingga lalu menutup telponnya dan segera mengendarai mobil dengan cepat. Lingga begitu khawatir karena Bisma membawa Azalea di tempat ketinggian. Lingga sungguh khawatir bahwa Bisma akan menjatuhkan Azalea ke bawah seperti pada Utari.Tidak lama Lingga menyetir ia sudah sampai di gedung C, segera ia berlari menuju atap. Tidak lama juga setelah itu Paman Pram jug

  • BUNGA ABADI   INI SAKIT ?

    "Bagaimana mungkin itu terjadi? " gumam Azalea. Dan jika itu benar maka kita...?" ucap Azalea berhenti kemudian ia menangis.Lingga mengecup bibir Azalea sekilas."Tidak, itu tidak akan terjadi, aku akan melindungimu, aku memintamu untuk berani kali ini, jika ada sesuatu terjadi langsung carilah aku atau Paman Pram!" pinta Lingga."Sudah, sekarang kita harus berangkat kerja, tenanglah, semua akan baik - baik saja," ucap Lingga lagi lalu mereka berdua berangkat ke kantor. Setelah sampai di kantor, rupanya Paman Pram sudah berada disana lebih dulu."Selamat pagi Paman Pram," sapa Azalea dengan senyum yang sendu."Selamat pagi Azalea, apa kamu baik - baik saja?" tanya Paman Pram."Ya Paman, aku baik - baik saja," jawab Azalea dengan pelan."Dengar Azalea anakku, jangan takut! Paman akan menjagamu dan juga Lingga," ucap Paman Pram dengan senyum yang lembut.Azalea tersenyum dan mengangguk."Jika begitu apa yang perlu aku khawati

  • BUNGA ABADI   AKHIR YANG SEDIH

    "Utari, maafkan aku, aku tidak bisa melindungi cinta kita, aku berjanji padamu di kesempatan lain aku akan lebih berani, aku akan menjadi keras dan melindungi cinta kita, aku mencintaimu Utari," ucap Raden Arya tersenyum dan meneteskan air matanya. Wajahnya begitu sendu dan sedih. "Aku juga mencintaimu Raden Arya," jawab Utari dengan tersenyum sendu. "Aku tidak mengertii.. akkuuu.. tidak mengerti...," gumam Raden Admaja kemudian pegangan tangannya terlepas dan Raden Arya bersama dengan Utari jatuh ke dalam jurang. Raden Admaja terus melihat Kakang Masnya yang jatuh bersama dengan cintanya. Raden Arya juga melihat wajah adiknya yang menangis melihat ia jatuh. "Haaahhhh... hahhh.. haahhh.." Lingga bangun dari mimpinya ia begitu terkejut mengingat mimpi yang seolah nyata itu. Jantungnya berdetak tidak beraturan. Lingga mengambil air minum yang ada di mejanya. Ia sudah tahu bahwa itu adalah akhir dari Raden Arya dan Utari, itu tertulis di buku yang ia bac

DMCA.com Protection Status