"Jangan! Tolonglah, kasihani aku, aku terpaksa melakukan ini, aku bisa menjawab apapun pertanyaan kalian, tapi jangan di sini, orang itu benar-benar akan membuat hidup keluargaku susah!"Pria itu bicara dengan nada sangat memohon. Sebagai seseorang yang pernah diperintah dalam tekanan Gill sangat tahu rasanya, karena itulah, akhirnya ia mengabulkan keinginan pria itu dan membujuk Bastian untuk menahan diri dahulu. Bastian sebenarnya kesal, tapi karena tidak mau kali ini perburuan sia-sia, ia akhirnya menurut dengan apa yang dikatakan oleh Gill.Ketiganya akhirnya membawa pria yang menyerupai almarhum Rizky, adik Riska yang meninggal itu ke sebuah tempat yang sudah disebut oleh Ahmad di dalam pesan yang diterima oleh Gill.Tidak berapa lama kemudian, mereka sudah sampai. Tempat yang digunakan untuk mengintrogasi laki-laki yang dicurigai kaki tangan Ronan itu sebuah kamar hotel di mana Ahmad dan Adit menginap di sana semenjak mereka melakukan penyelidikan di Yogyakarta.Pintu kamar ho
Wajah pria bernama Tarso itu semakin pucat ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Ahmad. Sementara yang lain, semakin tidak sabar dengan jawaban yang akan diberikan oleh Tarso atas apa yang dipertanyakan oleh Ahmad.Sebagai dokter, meskipun bukan di bidang tertentu yang menjurus ke apa yang dipikirkan Ahmad pada Tarso, Ahmad bisa membedakan seseorang dengan kulit yang asli dengan yang tidak. Namun, karena masih menghargai pria di sampingnya itu, Ahmad berusaha untuk memberikan kesempatan pada Tarso, agar pria itu mau bicara jujur padanya dan juga pada semua orang yang sekarang menanti kejujuran laki-laki itu."Jawab, Tarso! Kenapa banyak berpikir sekali? Kamu kira, kita semua pengangguran?"Suara Bastian kembali terdengar, masih dengan nada suara yang meninggi seperti tadi, pertanda pria itu masih tidak bisa meredam kekesalannya karena ulah Tarso.Kedua tangan Tarso gemetar, dan itu tertangkap mata Gill dan juga Ahmad."Bang, melakukan pemalsuan identitas dan membuat orang merasa
"Permisi, saya akan memastikan sendiri perkara wajah Anda, maaf jika mungkin ini sedikit kurang ajar."Karena pria bernama Tarso itu sedikit kalang kabut dengan apa yang mereka lakukan selama interogasi, Ahmad akhirnya memilih berbahasa secara formal agar Tarso juga merasa nyaman.Tarso hanya mengangguk mendengar apa yang diucapkan Ahmad. Lagipula, jika Ahmad yang melakukannya, ia sedikit nyaman karena ia menilai dibandingkan dua pria yang menurutnya emosian itu, Ahmad lebih sabar hingga ia merasa tidak perlu khawatir.Setelah mendapatkan izin dari Tarso, akhirnya, Ahmad melakukan apa yang sejak tadi ingin ia lakukan. Tangannya terulur, meraba bagian tepi wajah Tarso, meraba bagian itu, dan ia menariknya hingga semua terkejut karena kulit wajah Tarso terbuka!"Hei! Apa yang kau lakukan? Kau menguliti wajahnya?" tanya Bastian di antara perasaan terkejutnya."Apakah ini sakit?" tanya Ahmad pada Tarso, tanpa menjawab pertanyaan Bastian dahulu. "Tidak, hanya sedikit nyeri ketika harus
"Baik, Mas! Saya akan ingat nasihat, Mas, saya juga menyesal sudah melakukan hal ini, saya akan berjanji tidak akan mengulanginya lagi."Tarso yang lebih dulu merespon apa yang dikatakan oleh Gill, sementara Bastian tidak merespon, namun pria itu menuruti apa kata Gill untuk sebisa mungkin menahan emosi, jika ingin masalah itu cepat selesai.Akhirnya, Tarso dibawa ke rumah sakit untuk membuka lapisan kulit yang menutupi kulit aslinya, agar ia bisa menyerupai wajah Gill. Sebagai dokter meskipun tidak bergelut di bidang itu, Ahmad cukup tahu masalah tersebut, hingga ia yang menjelaskan pada yang lain bahwa prosedur seperti itu biasanya dilakukan oleh ahli kecantikan untuk mensiasati wajah seseorang tapi hanya dalam jangka waktu yang singkat, tidak lama seperti yang dikatakan oleh Ronan pada Tarso.Semua yang mendengar penjelasan Ahmad akhirnya paham, dan merasa geram dengan apa yang dikatakan oleh Ahmad. Mereka geram pada Ronan, dan benar-benar tidak menyangka Ronan sampai berbuat seja
"Aku tahu, aku tahu apa yang kamu inginkan, aku juga berpikir seperti itu, Bella, kau pikir aku masih mau mempertahankan Riska dengan tanpa alasan? Tentu saja tidak! Dia tidak bisa hamil lagi, jadi aku tidak mungkin tetap bersama wanita yang tidak bisa memberikan aku keturunan laki-laki!""Ya, tapi kapan? Udah lama banget status aku enggak jelas, rahim aku lebih sehat dibanding dengan rahim istri kamu itu, jadi coba dong lebih gencar lagi untuk berusaha, aku juga kesal kalau situasi kayak gini terus!""Ya, setelah dari sini, aku akan menemui Tarso, dia akan membuat perubahan secepatnya, setelah pemegang saham berbalik mendukungku, kamu tidak perlu khawatir, secepatnya aku akan membuat Riska menyerahkan saham miliknya itu padaku.""Oke, kalau begitu, aku pegang janji kamu, tapi ingat, jangan mengulur waktu, kamu sudah terlalu lama mengulur waktu, aku sampai bosan menunggu!!""Puaskan aku dulu.""Aku akan memuaskan kamu, tapi enggak usah pake pengaman, biar aja aku hamil, kan itu lebih
"Kenapa? Kenapa kau tidak mau menceraikan perempuan yang tidak bisa memberikan kamu keturunan laki-laki? Bukankah kamu juga sudah mendapatkan penggantiku, si sekretaris murahan kamu itu? Kau nikahi saja dia, hentikan semua siksaan yang sering kamu lakukan padaku dan keluargaku, Ronan, agar aku tidak terlalu membencimu!"Nyaris saja Riska tidak bisa menahan emosinya, tapi ia sadar, jika ia bersikap seperti itu, ia akan membuat situasi menjadi gaduh. "Aku tetap tidak akan menceraikan kamu," ucap Ronan perlahan tapi terdengar sangat tegas. "Baik, kalau kamu bersikeras untuk tidak mau bercerai, aku juga akan tetap berusaha agar kita bercerai!"Setelah bicara demikian, Riska bangkit, tapi ketika perempuan itu ingin beranjak dari tempat duduknya, Ronan merespon ultimatum yang diucapkannya tadi. "Kau sekarang tidak punya uang, Riska. Kau pikir mengajukan permohonan cerai tidak memakai biaya? Lakukan saja jika kau memang punya uang untuk membayar pengacara!"Apa yang diucapkan oleh Ronan
Telapak tangan Riska mengerat ketika mendengar penuturan Rifky. Benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan untuk mengutuk sang suami karena terlalu banyak hal yang membuat mereka menjadi terpuruk lantaran perbuatan Ronan yang habis-habisan menyerang mereka secara beruntun."Dan lagi, yang lebih parah ..."Rifky tidak meneruskan kalimatnya, ia menatap wajah sang kakak. Khawatir, kakaknya tidak bisa menguasai diri jika ia mengatakan hal selanjutnya tentang suami kakaknya tersebut."Yang lebih parahnya apa?" tanya Riska sambil mengangkat wajahnya dan menatap Rifky dengan tatapan mata penuh rasa ingin tahu. "Kakak yakin ingin mendengarnya?" tanya Rifky ragu."Sudah terlalu banyak hal buruk yang dilakukan Ronan, apalagi yang lebih buruk dari ini?" Rifky menarik napas untuk sesaat, seolah berusaha untuk mencari kalimat yang tepat untuk ia gunakan di hadapan sang kakak. "Rif, enggak mau ngomong?" tanya Riska kembali.Rifky menarik napas. "Aset perusahaan kita juga sudah diambi
Alhasil, bantuan yang ditawarkan oleh Mark diterima oleh Riska. Hal utama yang paling ingin dilakukan Riska adalah bisa bercerai dengan Ronan, karena lepas dari pria itu adalah sebuah hal yang paling diinginkan oleh Riska. Mark memberikan pinjaman pada Riska untuk membayar seorang pengacara agar sang pengacara bisa membantu Riska bercerai dengan Ronan.Uang yang diberikan oleh Mark adalah uang tabungan Mark yang dikumpulkan Mark selama ia menenggelamkan diri dalam pekerjaan lantaran menutup hati untuk cinta karena Riska menikah dengan orang lain.Meskipun tidak ada perjanjian bahwa Riska harus menikah dengannya jika menggunakan uang tersebut, Mark tetap memberikannya karena ia tulus untuk membantu Riska agar lepas dari jeratan Ronan.Cukup sudah Mark bersabar melihat apa yang dilakukan Ronan pada Riska. Kali ini, Mark tidak ingin hanya diam saja. Ia harus ikut andil membantu perempuan yang masih sangat dicintainya itu untuk lepas dari Ronan."Kakak yakin tidak mau menuntut Ronan?" t