Telapak tangan Riska mengerat ketika mendengar penuturan Rifky. Benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan untuk mengutuk sang suami karena terlalu banyak hal yang membuat mereka menjadi terpuruk lantaran perbuatan Ronan yang habis-habisan menyerang mereka secara beruntun."Dan lagi, yang lebih parah ..."Rifky tidak meneruskan kalimatnya, ia menatap wajah sang kakak. Khawatir, kakaknya tidak bisa menguasai diri jika ia mengatakan hal selanjutnya tentang suami kakaknya tersebut."Yang lebih parahnya apa?" tanya Riska sambil mengangkat wajahnya dan menatap Rifky dengan tatapan mata penuh rasa ingin tahu. "Kakak yakin ingin mendengarnya?" tanya Rifky ragu."Sudah terlalu banyak hal buruk yang dilakukan Ronan, apalagi yang lebih buruk dari ini?" Rifky menarik napas untuk sesaat, seolah berusaha untuk mencari kalimat yang tepat untuk ia gunakan di hadapan sang kakak. "Rif, enggak mau ngomong?" tanya Riska kembali.Rifky menarik napas. "Aset perusahaan kita juga sudah diambi
Alhasil, bantuan yang ditawarkan oleh Mark diterima oleh Riska. Hal utama yang paling ingin dilakukan Riska adalah bisa bercerai dengan Ronan, karena lepas dari pria itu adalah sebuah hal yang paling diinginkan oleh Riska. Mark memberikan pinjaman pada Riska untuk membayar seorang pengacara agar sang pengacara bisa membantu Riska bercerai dengan Ronan.Uang yang diberikan oleh Mark adalah uang tabungan Mark yang dikumpulkan Mark selama ia menenggelamkan diri dalam pekerjaan lantaran menutup hati untuk cinta karena Riska menikah dengan orang lain.Meskipun tidak ada perjanjian bahwa Riska harus menikah dengannya jika menggunakan uang tersebut, Mark tetap memberikannya karena ia tulus untuk membantu Riska agar lepas dari jeratan Ronan.Cukup sudah Mark bersabar melihat apa yang dilakukan Ronan pada Riska. Kali ini, Mark tidak ingin hanya diam saja. Ia harus ikut andil membantu perempuan yang masih sangat dicintainya itu untuk lepas dari Ronan."Kakak yakin tidak mau menuntut Ronan?" t
"Dijual?""Ya! Kamu pikir, apa? Bukankah sama saja seperti mengeluarkan modal dahulu? Semua bisnis itu perlu modal, Ronan. Jika sekarang kamu tidak mau bertindak, maka, kau akan kehilangan kesempatan itu.""Apa Papi tidak punya modal lagi untuk mempertahankan perusahaan?""Dengan kecerobohan yang kau buat, bagaimana bisa Papi memiliki modal lagi? Papi sudah bilang hati-hati, kau boleh menceraikan Riska, tapi jangan sampai belum mendapatkan apa-apa kau sudah bercerai, sekarang perselingkuhan kamu justru diketahui, Papi sudah bilang berulang kali hati-hati, jangan terlalu mencolok dulu, bisnis tidak akan berkembang dengan baik jika reputasi rusak, Ronan! Setelah kamu menjual aset perusahaan menikah dengan Bella, kalian mulai dari bawah, Papi yakin kamu akan bisa, dan lebih bahagia dibandingkan dengan istri pertama kamu yang hanya bisa memberikan anak perempuan untuk kamu!""Baiklah, baik. Aku akan membicarakan masalah ini dengan Bella, Papi janji bantu aku untuk bangkit lagi.""Asalkan
"Bella, berhenti! Kau tidak diizinkan masuk ke kantor ini!" teriak Rifky, sambil terus mengejar. Namun Bella tidak peduli, ia terus saja melangkah menuju meja kerjanya hingga akhirnya, Rifky berhasil mengejarnya. "Barang-barangku masih ada di sini, Rifky, jadi, kau tidak boleh melarangku untuk masuk!" Sambil bicara demikian, Bella membereskan barang-barangnya yang memang masih tertata di meja kerjanya. Terpaksa Rifky membiarkan, karena sudah terlanjur, pria itu membiarkan Bella melakukan apa yang diinginkannya. Tetapi, hanya beberapa menit saja perempuan itu sibuk membereskan, selanjutnya, ia diam duduk di tempat biasa ia duduk dengan pandangan kosong seperti sedang sedih. "Selesaikan apa yang ingin kau lakukan, setelah itu pergilah."Suara Rifky terdengar membuat Bella menghela napas panjang. "Perusahaan ini benar-benar akan hancur kalau kamu egois, Rifky.... "Lagi-lagi, kalimat seperti itu diucapkan oleh Bella. "Bukankah biangnya kamu dan Ronan? Kenapa sekarang kamu melempar
"Aku tahu, tapi aku sudah bersiap untuk menghadapinya, kau pikirkan saja tawaranku, tak perlu memikirkan hal lain." Bella merespon perkataan Rifky sambil terus melangkah meninggalkan pria tersebut yang tidak bisa lagi berkata apapun untuk merespon apa yang dikatakan oleh Bella atas keyakinannya melawan Ronan. "Apa yang bergolak di otak kamu Bella, terkadang kamu menjadi musuh Ronan, tapi terkadang kamu juga menjadi teman dia, apa kau memang hanya mencari perhatian seorang pria? Sampai kau melakukan banyak hal sampai sejauh ini."Rifky bicara sendiri sampai akhirnya, Bella benar-benar sudah lenyap dari pandangannya.Sementara itu, Bella yang sudah keluar dari kantor milik ayahnya Rifky tidak menyadari kalau ia sedang diikuti oleh Ronan. Ronan yang kesal karena Bella tidak mau mendukung keputusannya yang berusaha untuk bangkit bersaing dengan perusahaan mematai-matai apa yang dilakukan oleh perempuan tersebut.Ketika Bella ingin masuk ke dalam mobil yang miliknya hadiah dari Ronan se
Tubuh Bella merosot jatuh ke lantai! Darah menetes dari luka tusuk yang dideritanya. Rupanya saat Ronan berniat menyerang Rifky, perempuan itu menghalangi gerakan Ronan hingga yang terkena serangan pria itu adalah Bella, bukan Rifky.Melihat kejadian tersebut, Rifky berteriak. Beberapa orang yang ada di kantor itu menemani Rifky mengecek situasi kantor berdatangan. Ronan yang tahu salah ingin melarikan diri, namun dengan cepat dua orang yang baru datang karena mendengar teriakan Rifky langsung membekuknya.Dalam sekejap, Ronan berhasil dilumpuhkan. Satu orang lagi membantu Rifky membawa Bella ke rumah sakit terdekat. Sedangkan yang lain langsung membawa Ronan ke kantor polisi.Meskipun luka yang diderita Bella tidak terlalu parah, tetap saja Ronan dituntut secara hukum dan harus di penjara.Kejadian itu diketahui oleh Riska. Walaupun ia tahu, Ronan sudah banyak melakukan kesalahan dan ia sempat tidak mau menuntut pria itu, tetap saja takdir berkata lain. Ronan harus mempertanggungj
Setelah bicara demikian, Rifky berlalu dari hadapan Bella, namun ketika ia baru mencapai pintu, suara Bella kembali terdengar. Rifky menghentikan langkahnya. "Terima kasih, kamu mau menganggap aku teman, Rif, aku anggap kata maafku kamu terima."Rifky berbalik dan menatap Bella yang saat itu juga tengah menatapnya dari atas tempat tidurnya. "Hanya kalau kamu ingat kau harus berubah."Setelah menanggapi perkataan Bella, Rifky kembali berbalik. Lalu, ia membuka pintu ruang rawat inap gadis itu untuk menyusul sang kakak yang sudah menunggunya di luar sejak tadi. "Kak!"Gerakan Riska yang ingin melangkah ketika melihat Rifky sudah keluar dari ruang rawat inap Bella terhenti ketika mendengar sang adik memanggilnya. Rifky lekas menyusul sang kakak lalu berdiri di samping kakaknya yang perlahan melangkah saat sang adik berhasil menyusul. "Kakak ikhlas tidak menuntut Bella?" Rifky melanjutkan ucapannya setelah beberapa saat tadi sempat terhenti karena harus menyusul sang kakak. "Ikhl
Setelah bicara demikian, Bella berlalu pergi meninggalkan Ronan yang hanya bisa terdiam tanpa bisa mengatakan sepatah katapun karena tidak tahu harus bicara apa.Meskipun marah, tetap saja Ronan harus berterima kasih pada Bella sebab, perempuan itu tidak menuntutnya hingga hukumannya menjadi ringan. Apakah ia bisa hidup di penjara? Mau tidak mau, Ronan harus bisa karena memang tidak ada cara lain untuk membebaskan ia sebab bukti tidak bisa membuat ia lepas dari hukuman.***Riska dan Rifky akhirnya bahu membahu untuk membuat perusahaan ayah mereka bangkit kembali, meskipun harus berhutang banyak untuk menutupi dana yang digelapkan oleh Ronan.Mark adalah orang yang paling banyak membantu Riska untuk dana meskipun ia sendiri bukan orang kaya. Namun, karena Mark seorang pekerja keras, ia bisa meminjamkan tabungannya untuk Riska yang digunakan Riska untuk membiayai perusahaan sang ayah agar bisa kembali beroperasi.Akan tetapi, tentu saja itu tidak mudah. Karena beberapa pemegang saham