Beberapa saat kemudian, ponsel Taky berdering. Nama ibunya terpampang di sana memanggil. Karena tidak ingin sang ibu marah, pria itu akhirnya menerima panggilan itu meskipun ia merasa tidak nyaman karena sekarang ada di ruang pertemuan.{Apa yang sebenarnya kau lakukan? Kau jangan membuat keributan di kantor orang lain, Taky! Ingat itu!}Suara sang ibu terdengar di seberang sana, dan Taky bisa merasakan kalau perempuan itu sedang emosi. Siapa yang melapor? Taky mengarahkan pandangannya pada Ronan, dan Ronan pura-pura tidak tahu kalau Taky sekarang memandangnya.{Mami jangan khawatir, aku tidak akan melakukan sesuatu yang sembarangan, aku tutup dulu, aku sedang ada di ruang pertemuan, tidak enak bermain ponsel}Tanpa menunggu persetujuan sang ibu, Taky mengakhiri pembicaraan, dan menyimpan ponselnya di saku jas formalnya, tidak mempedulikan reaksi sang ibu setelah mendengar jawaban darinya.Namun, ibunya Taky adalah wanita yang paham kalau sedang melakukan pertemuan, maka dilarang me
"Biaya itu juga hangus?" tanya Gill dan pertanyaan itu membuat Ronan tertawa seolah itu hal yang lucu baginya. "Kau berharap, setelah kau tidak patuh padaku, kau akan mendapatkan dana itu kembali dariku?"sinis Ronan, dan Gill mengutuk kebodohannya. "Maaf, saya pikir hanya uang pembayaran itu saja.""Aku bisa mengubah segalanya sesuai yang aku mau!"Aura Ronan terasa tidak bersahabat dirasakan oleh Gill, hingga mau tidak mau, Gill tidak melanjutkan apa yang mereka perdebatkan. Ia tidak mau menjadi pusat perhatian kantor jika mereka terus berdebat. "Ya, sudah. Tidak apa-apa, kalau begitu, saya pamit dulu.""Pastikan, kau tidak meminta tolong padaku lagi ketika kau membalikkan badan untuk pergi sekarang, jika belum, kau bisa melakukan itu namun tentu saja ada sejumlah syarat yang harus kau penuhi."Ronan masih mencoba untuk memancing Gill agar Gill goyah dalam pendirian. Namun, salah satu member GSB itu tidak mau terpancing, hingga ia tetap pamit dari hadapan Ronan tanpa mengatakan a
"Aset? Kau ingin aset perusahaan?" tanya Ronan dengan wajah sedikit terkejut. Tidak menyangka, ia akan mendengar permintaan seperti itu dikatakan oleh Bella padanya. "Apa aku salah?" tanya Bella sambil menentang tatapan mata Ronan yang begitu tajam menatapnya. "Tidak juga, tapi kenapa harus aset perusahaan? Kau biasanya hanya ingin uang?""Aku butuh sesuatu yang jelas untuk masa depan jika aku ingin membantumu, Ronan!""Oke. Oke, akan aku lakukan, tapi kau harus memuaskan aku dulu sekarang!"Ronan langsung melakukan hal yang sempat tertunda tadi dengan sangat bernafsu. Namun, lagi-lagi Bella mencegah. Ini membuat Ronan jadi semakin tidak sabar karena selalu saja dicegah ketika ingin menyentuh Bella. "Kenapa kau selalu melarang apa yang ingin aku lakukan padamu? Bukankah aku sudah berjanji akan memberikan apapun yang kau inginkan termasuk aset itu tapi dengan syarat kau bisa memuaskan aku dulu?"Ronan melancarkan aksi protesnya, hingga membuat Bella tersenyum penuh arti."Aku sudah
Gill sudah berpamitan pada Rifky dan juga Taky saat keluar dari kantor tersebut.Berbagai macam pesan diberikan oleh para sahabatnya itu sebelum Gill pamit untuk pulang. Setelah Gill pamit, Taky mengajak Rifky bicara sesaat. "Akan ada masalah lain yang mungkin akan datang setelah kejadian ini, lu harus bisa menetralisir semuanya dari sekarang, kalau ada masalah yang ditimbulkan Ronan karena insiden ini, lu bisa share sama gue."Karena sudah di luar area kantor, Taky bicara tanpa memakai bahasa formal seperti saat mereka ada di kantor."Iya, gue tau, sekarang ini mungkin kakak ipar gue bisa aja melakukan rencana baru karena kejadian ini, gue akan berusaha untuk mengantisipasi, terimakasih sebelumnya.""Terkadang, emang banyak orang yang pengen melihat keluarga orang lain hancur, lu harus bisa mengantisipasinya, jangan sampai keluarga lu terpecah hanya karena orang lain yang baru jadi keluarga."Pesan dari Taky diiyakan oleh Rifky. Sampai akhirnya, owner GSB itu pamit untuk pulang se
"Kamu menampar aku?" tanya Riska sambil menatap sang suami dengan tatapan mata tidak percaya."Aku akan melakukan kekerasan yang lain kalau kau tidak mau menuruti kemauanku!""Dasar gila kamu!"Riska mendorong tubuh sang suami dengan segenap sisa kekuatannya. Hingga Ronan akhirnya terjajar ke belakang.Kesempatan itu digunakan oleh Riska untuk bangun, dan ingin turun dari tempat tidur, namun dengan gerakan yang cepat, Ronan menyambar salah satu kaki sang istri dan menariknya hingga Riska tidak bisa beranjak turun bahkan akibat sentakan itu, perempuan tersebut kembali terbaring paksa di atas tempat tidur dan saat itulah, Ronan langsung menindih Riska tanpa ampun.Pergulatan itu terjadi kembali, kali ini Ronan mengerahkan segenap kekuatannya sebagai pria berusaha untuk menaklukan perlawanan sang isteri, hingga Riska merasa ia seperti ingin diperkosa.Perempuan itu melawan, meskipun kekuatan Ronan lebih besar dan pada akhirnya, Ronan berhasil membuka seluruh pakaian sang isteri dan tanpa
"Jadi, ancaman itu? Bukan sekedar ancaman, ya? Apakah itu berarti, Kakak kamu menerima perlakuan tidak baik dari suaminya?"Aoi semakin serius saat bicara demikian pada sang suami, dan Rifky mengangguk mendengar pertanyaan sang istri."Terus apa rencana kamu? Lalu, sekretaris bos kamu yang genit itu gimana?""Genit?" tanya Rifky pada sang istri."Bella!""Oh, dia tidak akan pernah berbuat sembarangan padaku, aku sudah memberi dia peringatan.""Terus, rencana kamu gimana?"Rifky terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan sang istri atas apa yang akan ia lakukan selanjutnya."Aku akan menjaga perusahaan dan kakakku dari perbuatan Kak Ronan.""Bagaimana caranya? Kamu hanya seorang karyawan biasa, Kak Ronan pemimpin sementara di perusahaan, kamu bisa apa untuk mencegah dia jika memang dia ingin berbuat sesuatu yang aneh?"Aoi beruntun memberikan pertanyaan, dan Rifky tahu istrinya itu khawatir karena memang posisinya sekarang tidak begitu menguntungkan. Namun, jika ia diam saja, Rifky jug
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Kevin dengan wajah yang penuh selidik.Ronan sesaat seperti sulit untuk menjawab pertanyaan Kevin, khawatir pria itu tahu perselingkuhan yang dilakukannya dengan Bella, akan tetapi hanya sesaat, Ronan terlihat seperti seseorang yang mati kutu, beberapa menit kemudian, pria itu kembali mampu untuk menguasai diri."Kami sedang melakukan tugas di sekitar sini!" jawabnya sambil perlahan melepaskan pegangan tangannya di telapak tangan Bella. Bella yang sadar Ronan seolah menyembunyikan hubungan mereka di depan pria tampan di hadapan mereka itu jadi kesal.Perempuan itu menyambar salah satu tangan Ronan dan memeluknya erat. Ini membuat Kevin makin curiga bahwa mereka berdua bukan sedang melakukan tugas tapi sedang berkencan.Sementara Ronan? Menyadari Bella melakukan hal seperti itu padanya, membuat pria itu jadi sedikit tidak nyaman karena Kevin adalah seseorang yang berteman akrab dengan Rifky. Pria itu berusaha melepaskan pegangan tangan Bella d
Mark menatap ke arah Riska, seolah meminta penjelasan. Apakah benar yang dikatakan oleh anak Riska tersebut?"Ah, jangan terlalu dipikirkan, anak-anak memang sedang kangen dengan ayahnya, karena belakangan ini ayahnya keluar kota terus menerus, jadi ya begitu mempengaruhi pemikiran mereka."Buru-buru, Riska menjelaskan. Tidak mau Mark tahu prahara yang mengguncang rumah tangganya karena tidak mau sang mantan kepikiran."Yakin, kau baik-baik saja?" Seolah tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Riska, Mark melontarkan pertanyaan itu pada Mark, dan Riska mengalihkan pandangannya tidak mau balas menatap Mark yang seolah-olah menyelidiki apa yang disembunyikan olehnya."Insya Allah.""Baiklah, aku selalu berharap kamu bahagia, Riska, karena dengan cara seperti itu saja kamu bisa membuat aku melupakan dirimu."Sadar, dirinya tidak boleh terlalu berinteraksi dengan Riska, karena status Riska istri orang, Mark akhirnya pamit dari hadapan perempuan itu setelah memohon pamit pada dua ana