Share

162. Percakapan Rahasia Mario

Alma terpaksa tersenyum saat Mario mengelus perut besarnya di kantin rumah sakit. Mario juga menciumi perut itu.

“Aku gak sabar ketemu dia nanti.”

Alma mengangguk, “Kamu sayang sama dia?”

Mario mengangguk, “Tentu.”

“Meskipun ini anak mas Adam?”

Mario diam sejenak, lalu mengangguk, “Karena ada darah kamu mengalir di anak ini.”

Alma tersenyum pura-pura lagi.

Mario duduk tegap menatap sop susu pesanan Alma yang masih banyak, “Abisin dong makannya, sayang.”

“Kenyang.”

“Demi anak kita.”

“Aku agak mual.”

“Mau aku pesenin yang lain? Kamu mau apa? Coba bilang.”

Alma menggeleng.

“Sayang, kamu harus makan cukup.”

“Ya itu, udah cukup.”

Mario menarik hidung Alma gemas, “Sayangnya aku bisa aja.”

Audy datang ke meja mereka membawa satu piring Nasi Goreng Rendang dan jus Nanas, “Rio, mobil gue aman ‘kan di bengkel temen lo?”

“Ama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status