Beranda / Romansa / BIDADARI SURGAKU / 77. Kenyataan Pahit

Share

77. Kenyataan Pahit

Hari ini aku sungguh tidak bersemangat. Zaira terus meminta bahkan di depan orang tuanya. 

Entah apa yang ada di pikiran Zaira saat ini. Bisakah aku juga egois untuk menolak permintaannya? Aku hanya ingin menjadikannya satu-satunya.

Aku tak masalah jika kami tak memiliki keturunan. Aku bahkan sudah mengajukan untuk memilih adopsi saja. Tapi, kenapa Zaira keras kepala seperti itu?

"Di luar sana masih banyak, Dek, yang bahkan belasan tahun baru diberi anak. Kenapa baru enam tahun, kamu sudah menyerah?" tanyaku dengan menahan sesak di dada. 

"Mas tidak mengerti kondisiku," lirihnya.

"Apa bedanya? Kamu masih memiliki rahim juga tidak mandul. Itu berarti kita masih punya harapan, Dek!"

Zaira berdiri menghadapku dengan linangan air mata. 

"Karena kasus kami berbeda, Mas."

Zaira berlalu menuju kursi dekat jendela.  Pandangannya lurus ke depan. Aku lantas menghampirinya. 

"Mas sangat mencintaimu. Harus b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status