Share

Bab 26

Penulis: Alya Feliz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 21:24:16

Keluarga Wisnuwardhana adalah keluarga konglomerat yang memiliki puluhan anak perusahaan yang tersebar di Indonesia dan beberapa negara tetangga. Siapapun yang menyandang nama Wisnuwardhana, maka orang-orang akan menghormatinya.

Sepak terjang mereka dalam dunia bisnis sudah dilakukan sejak negara ini merdeka. Jadi, siapapun akan mengenal produk mereka.

Kakek Ageng mengerti kenapa perempuan seperti Renata Hardian ingin masuk dan menyandang nama Wisnuwardhana. Wanita yang ingin menikmati hasil kerja keras keluarganya tanpa perlu bersusah payah dan dihormati oleh semua orang.

Huh! Jangan mimpi!

"Apalagi ulah Devi kali ini?" tanya Kakek Ageng pada kepala pelayan yang sangat dia percayai, karena keluarga Handoyo sudah turun temurun bekerja untuk keluarga Wisnuwardhana.

Kepala pelayan bernama Purwo itu menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Tangan Kakek Ageng terkepal dengan erat. Benar-benar menyesali keputusannya untuk memelihara parasit seperti Devi.

"Baik. Panggil Kalingga ke sini. Ja
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 27

    "Kita mau ke mana sih Sof sebenarnya? Kenapa harus dandan heboh kayak gini?" keluh Luna setelah Sofia seharian ini membawanya ke salon dan butik untuk membeli gaun mahal.Setelah dia terbangun di apartemen milik Irfan yang tentu saja membuatnya terheran-heran, pria itu malah mengusirnya. Kalau boleh jujur, keluarga Wisnuwardhana itu banyak yang aneh. Kalingga dan Irfan contoh kecilnya.Bahkan Kakek Ageng pun aneh menurut Luna. Kenapa pria itu begitu antusias setelah melihatnya untuk pertama kali dua tahun yang lalu? Memangnya mereka pernah bertemu sebelumnya? Kurang logis pria tua itu tiba-tiba saja menjadi sangat baik padanya."Udah diem aja. Anggap aja ini self reward buat kamu. Kamu harus memanjakan diri kamu sendiri," balas Sofia sambil tetap fokus mengoleskan entah apa saja ke wajahnya."Kamu kok bisa kenal sama dokter Irfan?" tanyanya penasaran."Dia pernah jadi dosen tamu di kampusku."Luna ingin sekali bertanya lebih banyak, namun urung karena ponselnya berbunyi. Irfan mengiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 28

    Hati Luna semakin gelisah begitu mobil semakin mendekati kantor BAS. Seandainya saja dia ingat bahwa malam ini adalah acara itu, dia akan kabur dan berpura-pura lupa. Tapi sayangnya, dia benar-benar tidak bisa lari kemana-mana karena Irfan ternyata ikut satu mobil dengannya.Luna merasa seperti dijebak. Pintu mobil langsung dikunci begitu dia masuk dan melihat Irfan duduk di kursi depan."Bisa nggak sih aku nggak usah ikut aja? Toh sebentar lagi aku dan Kalingga bercerai," pinta Luna dengan wajah gelisah."Kamu mau membuat Kakek Ageng kecewa? Setidaknya datanglah untuk dia." Irfan menoleh ke belakang. "Untuk yang terakhir kalinya."Luna menggigit bibir bawahnya. Ingin langsung kabur, tapi dia juga tidak enak pada Kakek Ageng yang telah baik padanya. Tapi jika dipikir-pikir lagi, seharusnya dia memiliki hak untuk menolak datang dan pergi dari keluarga itu tanpa pamit.Tapi sekali lagi, dia merasa tidak enak pada Kakek Ageng. Ketika pikirannya masih sibuk, mobil sudah berhenti di pelata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 29

    Kalau dulu Luna akan diam saja dan menangis, maka sekarang tidak lagi. Sudah cukup! Dia tidak mau diinjak-injak lagi. Apalagi setelah dia sekarang menyandang nama Bathara di belakang namanya. Belum lagi Ayah Erwin dan Elang yang selalu mendoktrinnya untuk menjadi wanita tangguh.Tidak akan ada lagi yang meremehkan Luna begitu mereka tahu statusnya sekarang. Bukan lagi wanita miskin yatim piatu yang lumpuh dan menjadi beban di keluarga Wisnuwardhana, melainkan anak dari Erwin Bathara. Seorang jenderal bintang tiga yang dihormati oleh banyak orang."Saya tidak menyangka bahwa seorang nyonya Wisnuwardhana ternyata tidak cukup berpendidikan ketika berbicara. Untuk ukuran nyonya dari keluarga konglomerat, anda seperti tidak pernah mengenal apa itu sopan santun dan adab," ucap Luna sambil mengangkat dagunya.Mata Bu Devi membelalak. "Apa kamu bilang? Dasar kurang ajar! Orang miskin seperti kamu berani melawanku, hah?"Luna tersenyum miring. "Selama ini saya hanya diam saja ketika anda terus

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 30

    "Lingga, aku ditampar sama si jalang itu. Kenapa kamu cuma diam saja?" rengek Renata sambil menggoyangkan lengan Kalingga.Kalingga hanya diam saja. Hatinya terbakar ketika melihat pria sialan itu memeluk Luna di depan semua orang. Sialan! "Lingga, aku dipermalukan di depan semua orang. Kamu harus membalas perempuan jalang itu. Dia sudah membuat aku terjatuh. Gimana kalau aku keguguran?"Hampir saja Kalingga mendorong wanita itu karena terus menempelinya seperti lintah sejak tadi, namun dia urungkan. Semua orang tengah melihat mereka. Dia tersenyum pada Renata, menepuk-nepuk punggung tangan wanita itu untuk menenangkan."Nanti kita ke dokter untuk periksa," jawabnya dengan lembut, lalu melihat ke arah seluruh tamu yang sudah hadir."Maaf atas sedikit masalah tadi. Mari kita lanjutkan pestanya sambil menunggu Kakek Ageng." Kalingga memberikan pengumuman.Mereka semua kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing. Meskipun sebenarnya mereka tengah menggunjingkan keluarga Wisnuwardhana. K

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 31

    "Seharusnya kamu melawan. Kamu udah menyandang nama Bathara, jadi jangan diam aja seperti tadi," omel Elang dengan wajah ditekuk dan alis menukik.Luna menghela nafas lelah. "Aku cuma nggak mau semakin menjadi pusat perhatian, Mas. Udahlah biarin aja. Toh habis ini aku lepas dari keluarga itu."Rasanya Luna ingin segera pergi dan menjauh. Tidak lagi berhubungan dengan keluarga Wisnuwardhana. Dia tidak berharap akan dibela oleh Kakek Ageng atau Pak Brama. Tidak. Orang-orang seperti mereka tidak sepenuhnya tulus.Pasti ada sesuatu yang membuat Kakek Ageng begitu baik padanya yang tidak punya apa-apa dan hanyalah anak seorang satpam. Hidup ini tidak seperti dongeng Cinderella. Terlalu omong kosong."Aku mau ke toilet dulu, Mas. Maaf, gara-gara aku, kamu jadi melupakan tugas kamu dan meninggalkan Kak Ajeng," ucap Luna merasa tak enak.Belum apa-apa, dia sudah merepotkan orang yang baru dikenalnya."Kamu balik aja ke aula. Jangan sampai Kak Ajeng marah dan memecat kamu," paksanya sambil me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 32

    Tak ada yang tahu bahwa Luna sedang dibawa oleh seorang pria asing berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup kepala. Renata menatap Luna dengan seringai sinis. "Ternyata semudah itu menyingkirkan dia." Renata mendengkus. "Kalingga benar-benar nggak peduli sama dia. Padahal seharusnya ada banyak pengawal yang menjaga si jalang itu." "Kamu nggak ikut?" tanya pria itu. "Nggak. Aku harus memperbaiki penampilanku dan kembali ke pesta. Aku nggak mau Kalingga dan yang lain curiga. Cepetan kamu bawa dia ke tempat yang udah aku siapin." Renata mengusir pria itu dan bergegas memperbaiki penampilannya yang berantakan. Dia mengutuk Luna berkali-kali karena penampilannya benar-benar sangat kacau. "Seharusnya wanita tua itu menyingkirkan dia waktu masih lumpuh. Ck! Merepotkan sekali. Katanya mau menculik Luna. Mana buktinya? Nyatanya tetap aku yang berhasil," gerutu Renata sambil memoleskan bedak untuk menutupi luka bekas cakaran Luna yang terasa perih. Renata mendesis. "Sialan emang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 33

    Suasana pesta begitu meriah meskipun tadi sempat kacau karena ibunya dan Renata membuat ulah yang jujur saja sangat memalukan. Tapi siapa yang berani mengolok-olok keluarga Wisnuwardhana secara terang-terangan? Mereka justru menjilat keluarganya demi bisa mendapatkan kerjasama yang menguntungkan.Beruntung pihak personalia bisa membuat suasana ulang tahun menjadi hidup dan santai. Mereka melupakan peristiwa tadi dengan cepat. Atau mungkin menyimpannya untuk sementara."Pak! Pak, gawat," seru Dewi di antara kerumunan tamu yang sebagian besar adalah karyawan BAS.Sekretaris kepercayaannya yang begitu setia dan patuh padanya itu menghampiri Kalingga dengan wajah panik dan pucat. Keringat membanjiri pelipis dan dahi wanita itu."Ada apa? Ada masalah dengan pestanya?" tanyanya sambil mengamati sekeliling aula. Tidak ada yang aneh."Pak, Bu Renata menyerang Bu Luna di toilet lantai satu. Ada banyak darah berceceran. Saya mau mendekat takut, soalnya banyak orang berpakaian serba hitam di lob

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 34

    Malam semakin larut, namun jumlah kendaraan yang terparkir di sekitar gedung BAS masih belum berkurang. Semua karyawan selalu menyambut dengan sukacita acara ulang tahun perusahaan yang sudah pasti meriah dan seru.Kakek Ageng menatap beberapa karyawan Security Black yang sedang membereskan orang-orang suruhan Bu Devi dalam diam."Haruskah kita menyapa mereka, Tuan?" tanya Fandi, asisten pribadinya."Tidak perlu," jawab Kakek Ageng dengan gestur santai."Tapi mereka masuk ke wilayah perusahaan tanpa ijin," bantah Fandi.Kakek Ageng terkekeh kecil. Karyawan dari perusahaan keamanan asal Amerika Serikat itu memang benar-benar cekatan. Banyak yang memiliki wajah bule dan Asia Timur, membuat Kakek Ageng kagum dengan kinerja mereka.Semua orang tahu bagaimana kinerja orang-orang di negara ini. Gampang disuap, kurang disiplin, dan cenderung pemalas. Apalagi generasi muda. Sungguh sangat disayangkan. Padahal Security Black bisa dijadikan sebagai lahan empuk untuk mencari nafkah bagi penduduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 69

    Desi Olivia bukannya tidak menyayangi Renata dengan tidak mengunjungi putri semata wayangnya itu hingga detik ini. Dia hanya sedang melindungi dirinya sendiri dari hujatan tetangga sekitar dan kumpulan ibu sosialita yang selama ini baik terhadapnya, sebelum rahasia Renata dibongkar oleh asisten Ageng Wisnuwardhana.Setiap kali Desi berniat untuk mengunjungi Renata, para wartawan entah kenapa sudah menunggunya di depan gerbang rumah. Resiko karena mereka memiliki masalah dengan salah satu keluarga tersohor di negeri ini."Brengsek! Di mana sih Mas Tomy? Di saat-saat kayak gini, dia malah ngilang entah kemana," makinya ketika nomer ponsel suaminya malah tidak aktif.Dia berjalan mondar-mandir di kamarnya, sesekali mengintip para wartawan yang masih duduk-duduk di depan gerbang dengan kamera siap membidik."Ck, kalo tahu kayak gini akhirnya, aku nggak bakalan setuju sama ide gila Mas Tomy. Sekarang nama baik Renata udah hancur. Kenapa juga sih, mereka pake ngerekam aktivitas begituan seg

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 68

    Luna syok bukan main begitu menyadari apa yang telah dia lakukan. Dia sedang emosi, entah kenapa dia begitu marah ketika melihat Kalingga. Padahal sebelumnya, dia begitu merindukan lelaki itu dan tidak ingin jauh dari Kalingga."Apa yang telah aku lakukan?" gumamnya dengan mata membelalak. Dadanya berdebar tak karuan."Kamu juga bilang kalau pernikahan itu membelenggumu. Wajar aja dia pergi. Sesuai dengan keinginan kamu kan?"Luna cepat-cepat menggeleng. "Nggak, aku nggak ada maksud apa-apa bilang gitu. Aku nggak menyuruh dia pergi. Aku cuma lagi emosi....rasanya aku pengen marah-marah. Sof, aku harus gimana?"Sofia mengedikkan bahu. "Mungkin memang sebaiknya kalian benar-benar berpisah, kan? Daripada menikah tapi saling menyakiti. Mending bercerai aja. Kalau memang jodoh, nggak akan kemana-mana.""Nggak! Aku nggak mau!" pekik Luna ketakutan. Perubahan Kalingga membuat hatinya luluh. Apalagi lelaki itu terlihat begitu bahagia ketika mengetahui bahwa dia tengah mengandung buah hati me

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 67

    Luna menatap Kalingga yang langsung tersenyum begitu memasuki ruang rawat. Setelah Anjani pergi karena mendapatkan telepon dari seseorang, Luna terus memikirkan perkataan wanita itu.Kenapa semuanya menjadi rumit? Dia kira, masalah akan selesai begitu dia pergi dari keluarga Wisnuwardhana dan bercerai dari Kalingga. Dia bisa menjalani hidup dengan tenang bersama Nathan. Mungkin dia akan sendiri dulu, tidak mau memikirkan tentang pendamping hidup.Tapi pada kenyataannya, masalah yang rumit dan melibatkan banyak orang ini ternyata justru bersumber dari dirinya sendiri. Kalau dia tidak "dibuang" di negara ini, maka tidak akan ada kecelakaan yang merenggut nyawa ayah angkatnya, tidak ada pernikahan, dan tidak ada masalah besar karena ayah kandungnya yang tidak terima dengan keluarga Wisnuwardhana."Lagi ngelamun apa?"Luna menatap pria yang sampai detik ini masih berstatus sebagai suaminya."Aku nggak tahu kenapa tiba-tiba kamu berubah. Padahal pagi itu, kamu benar-benar kelihatan muak ba

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 66

    "Ck! Bisa nggak sih nggak usah pake acara nyeret-nyeret segala? Kamu kira aku tawanan? Sakit tahu!" bentak Sofia ketika Kalingga terus menyeretnya menuju ke taman rumah sakit.Sofia langsung menghempaskan cekalan Kalingga sambil memelototinya dengan wajah geram."Kamu bilang tadi Luna kenalan sama cowok bule. Namanya siapa?" tanya Kalingga tanpa basa-basi, tak menghiraukan wajah sinis Sofia."Buat apa kamu mau tahu nama cowok itu? Mau kamu hajar? Nggak usah sok cemburu ya. Kemarin-kemarin kamu nempel-nempel sama Renata, memangnya mikir perasaan Luna gitu?"Kalingga berdecak sambil mengibaskan tangan. Dia tidak ada waktu untuk meladeni drama yang diciptakan oleh Sofia. Kondisinya sedang genting."Apa cowok bule itu...pake aksen Rusia? Dia ngomong pake bahasa apa? Wajah-wajahnya kayak orang Rusia bukan?" cecar Kalingga.Sofia tertegun mendengar pertanyaan Kalingga. Kening gadis itu berkerut. "Gimana kamu bisa tahu?"Kalingga buru-buru mengambil ponselnya di saku celana dan membuka galer

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 65

    Luna membuka mulutnya, lalu menutupnya kembali. Tidak tahu harus menjawab apa. Dia sendiri tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, bagaimana bisa dia diminta untuk membujuk pria itu?Dari cerita Nathan saja dia sudah bisa menyimpulkan bahwa ayah kandungnya bukanlah seorang pria baik hati yang penyayang. Noah Wilson tega membuangnya sejak dia berusia 4 tahun, demi Tuhan!Apalagi yang bisa disematkan pada nama pria itu selain brengsek dan bajingan? Mana ada seorang ayah kandung yang tega membuang putrinya sendiri dengan alasan yang entah apapun itu?"Kak, perlu kamu tahu. Aku sendiri baru tahu kalau aku bukan anak kandung ayah sama ibuku yang udah meninggal. Bahkan aku sendiri masih antara percaya dan tidak waktu Nathan bilang kalau aku adalah adiknya yang selama ini hilang. Aku benar-benar nggak ngerti apa-apa, apalagi soal perusahaan kalian atau apapun itu," jelas Luna.Wajah Anjani terlihat kecewa sekaligus putus asa. Luna sebenarnya tidak tega melihatnya, tapi dia sendiri juga

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 64

    Luna terbangun karena suara ribut di sekitarnya. Dia mendengar Sofia membentak-bentak seseorang. Matanya terbuka dan hidungnya mencium bau khas rumah sakit. "Biarin dia ngomong sama Luna. Kamu ikut aku. Ada hal penting yang harus kita bicarakan." Suara Kalingga terdengar tegas.Pria itu menyeret Sofia keluar dari ruangan dan meninggalkannya sendirian bersama wanita yang tadi dilihatnya di hotel. Ada rasa tercubit di hatinya. Dia kecewa kenapa Kalingga seolah-olah lebih membela perempuan itu daripada dirinya.Apakah selama ini dia terlalu percaya diri hanya karena Kalingga tidak mau bercerai darinya setelah dia sembuh dari lumpuh? Dia terlalu terburu-buru mengambil kesimpulan. Perempuan muda seperti dirinya masih belum mengerti dengan pikiran kompleks orang dewasa. Di depan bilang maaf dan ingin memperbaiki kesalahan, tapi di belakang masih memiliki hubungan dengan wanita lain."Hai, kamu Luna kan? Akhirnya kita bertemu juga," ucap wanita itu sambil tersenyum.Tanpa sadar Luna menata

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 63

    Luna sangat menyesal kenapa dia menolak tawaran kakaknya untuk didampingi. Pikirnya, dia akan menghabiskan waktu lagi bersama Kalingga seperti ketika di rumah Rita tadi. Oh, berapa naifnya kamu, Luna.Laki-laki seumuran Kalingga tentulah memiliki banyak pengalaman soal wanita. Apalagi dengan kekayaan dan status keluarga Wisnuwardhana, tentu saja pria seperti Kalingga tidak akan hanya duduk diam menjaga diri agar tetap suci.Mereka hidup di kota metropolitan! Sudah menjadi hal yang biasa seorang eksekutif muda menghabiskan waktu dengan bersenang-senang di luar sana, bukan? Luna hanya sedang menghibur dirinya sendiri."Seharusnya aku tahu diri. Aku masih kecil. Tentu nggak cukup buat dia," gumamnya dengan suara bergetar sambil melangkah dengan cepat.Setelah ini, dia akan kembali menggugat cerai Kalingga. Alasannya bisa dipikirkan. Lalu dia akan meminta Nathan untuk kembali menyembunyikannya...."Sayang, aku bisa jelasin! Apa yang kamu lihat nggak seperti yang kamu pikirkan." Tiba-tiba

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 62

    "Kak, kamu pake parfum apa sih? Kok nggak enak banget?" tanya Luna sambil menutup hidungnya.Nathan mencium ketiaknya. "Parfum seperti biasanya. Harum begini kok.""Nggak, baunya nggak enak banget!" Luna menghirup aroma itu dan mendekati Fajar yang duduk di sebelah Nathan yang sedang mengemudi. Perutnya langsung mual. "Ih, Mas Fajar bau banget! Kak, berhenti! Aku mau muntah!"Fajar melotot sambil mencium ketiaknya bergantian. "Nggak bau kok."Nathan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dan Luna langsung membuka pintu mobil sebelum muntah dengan hebat di tanah dekat trotoar."Perasaan Mas Fajar tetep wangi kayak biasanya deh. Luna aneh-aneh aja," kata Sofia sambil mendekati Fajar."Serius, Mbak? Tapi kok kata Luna saya bau?" Fajar langsung merasa insecure. Bayangkan saja, dikatai bau oleh seseorang yang disukainya tentu saja membuat Fajar langsung minder."Ck, nggak usah dengerin dia. Kamu tetep wangi kok."Sofia menyusul Luna yang masih muntah-muntah hingga lemas. Nathan memijit le

  • BERLIAN YANG DICAMPAKKAN    Bab 61

    "Ini hasil tes DNA kamu sama ayah kita. Aku mengetesnya waktu kita di rumah sakit Jogja," ucap Nathan sambil menyerahkan hasil tes itu pada Luna."Jangan banyak gerak dulu napa? Bandel banget sih dibilangin?" sentak Sofia sambil menutulkan kapas yang sudah diberi alkohol pada luka-luka di wajah Nathan."Tidak usah mengobatiku! Sana pergi!" sentak Nathan balik sambil menatap Sofia tajam.Luna menatap interaksi mereka dengan heran. Kenapa dua orang itu terlihat seperti bermusuhan? Perasaan Sofia baru mengenal Nathan waktu di rumah sakit dulu.Mengedikkan bahu, dia membuka amplop berlogo rumah sakit di Jogjakarta dengan jantung berdebar. Dia sudah tahu wajah dari Noah Wilson dan Lena Andreeva, orangtua Nathan. Bahkan dia juga sudah melihat foto mereka berempat, di mana Luna waktu itu masih berusia 4 tahun dengan kalung berbandul tulisan namanya.Wajah Luna kecil memang mirip dengan Luna yang sekarang. Sama-sama bermata coklat seperti Lena. Berbeda dengan Nathan yang memiliki warna mata a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status