Home / Romansa / BENIH PRESDIR LUMPUH / Bab 55 Apa Yang Terjadi Dengan Tubuhku

Share

Bab 55 Apa Yang Terjadi Dengan Tubuhku

Author: Simbaradiffa
last update Last Updated: 2025-01-11 11:36:23

Fiona memasuki rumah mewah yang sudah cukup lama ditempatinya, ia baru saja pulang dari rumah Adel.

Fiona mendudukkan dirinya di ruang tamu sambil memandangi televisi yang menyala.

Tiba-tiba dia terkejut dengan kedatangan William, Fiona segera bangkit dan tersenyum padanya.

William terlihat begitu datar, seakan tak menganggap Fiona ada di sana.

“William, apa kau ingin aku membuatkan teh?” tanyanya dengan nada ceria.

“Tidak perlu,” jawab William tanpa ekspresi.

Fiona menghela napas, lalu mencoba berjalan ke arahnya.

“Kau tahu, hari ini Adel bilang aku terlihat semakin cantik. Apa kau–” belum selesai Fiona berucap, William sudah memotongnya.

“Jika kau sudah selesai bicara, aku ingin istirahat.” William berhenti sejenak, menatap Fiona dengan tatapan datar.

Fiona terdiam. Kata-kata William terasa seperti tamparan baginya. Ia merasa tidak ada gunanya lagi mencoba berbicara dengan pria itu. Dengan langkah pelan, ia kembali ke kamarnya.

Saat Fiona duduk di depan cermin, ia memandangi ba
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 56 Lebih Baik Mati daripada Kau Menyentuhku

    “Aku tidak butuh bantuanmu!” Fiona berusaha berjalan menjauh, tetapi tubuhnya hampir terjatuh. Tom dengan cepat menangkapnya, memegang kedua pundaknya dengan erat.“Lihat? Aku benar-benar hanya ingin membantumu berjalan dengan benar,” katanya dengan nada pura-pura ramah. Namun, senyum di wajahnya menunjukkan niat lain.Fiona merasa sedikit nyaman dengan pegangan Tom, tetapi pikirannya tetap waspada. Ia tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuhnya yang beraksi seperti itu.“Lepaskan aku,” desaknya sambil berusaha mendorong tubuh Tom.Namun, Tom tidak menyerah. Ia terus membujuk Fiona dengan suara lembut, mencoba membuatnya tetap di tempat.

    Last Updated : 2025-01-12
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 57 Menindih Tubuhnya

    Sudah satu jam berlalu, tetapi Fiona tidak juga keluar dari kamar mandi. William merasa cemas. Akhirnya, ia memutuskan untuk memeriksa keadaannya.Saat membuka pintu kamar mandi, William tertegun. Wajah Fiona tampak pucat, dan air di dalam bak penuh dengan potongan es.Fiona sempat meminta pelayan untuk menambahkan es ke dalam bak mandinya.“Fiona!” seru William, langsung melangkah maju. Ia mengangkat tubuh Fiona dari dalam bak dengan cepat.Fiona membuka matanya sedikit, menatap William dengan lemah. “William … tubuhku masih panas. Meski sudah berendam di air es, aku tetap merasa tidak nyaman. Tapi di dekatmu … aku merasa sedikit lebih baik,” gumamnya sambil menggesekkan pi

    Last Updated : 2025-01-13
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 58 Ciuman Kembali Menyatukan

    Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Fiona yang terlihat damai.Ketika Fiona mengerjapkan matanya, William tetap menatapnya, menunggu reaksi pertama yang akan dilihatnya.Fiona membuka matanya perlahan, dan pandangan mereka bertemu. Seketika, rasa terkejut melintas di wajah Fiona.“William … apa yang kau lakukan?” tanya Fiona dengan suara terkejut, mencoba menjauh.Matanya perlahan melihat dada bidang William yang tidak memakai baju. Fiona mengedipkan matanya beberapa kali, membuat William yang melihatnya merasa gemas.Saat ia menyadari dirinya juga tidak mengenakan apa pun di bawah selimut, Fiona langsung berteriak, “Ahh! Bajuku &h

    Last Updated : 2025-01-14
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 59 Memberikan Sensasi Hangat

    William melepaskan tautannya, menatap wajah Fiona yang semerah tomat. Ia tersenyum sambil mengusap bibir Fiona dengan lembut.Fiona tidak mengerti dengan dirinya sendiri, kenapa ia tidak menolaknya. Akhirnya ia memilih menyandarkan kepalanya di bahu William untuk menyembunyikan rasa malunya, sementara pria itu mempererat pelukannya.Angin yang berhembus lembut seolah menjadi saksi bisu dari kebersamaan mereka, menciptakan kenangan yang tidak akan mudah dilupakan.****Hari ini Fiona ingin pergi menemui teman-temannya. Ia sudah bersiap dengan pakaian kasual yang rapi.Fiona melangkah menuju pintu keluar rumah, tetapi langkah kakinya melambat keti

    Last Updated : 2025-01-15
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 60 Erangan Yang Lembut

    Erangan yang lembut terdengar mengalun dalam ruangan, membiarkan perasaan mereka berbicara lebih dari kata-kata. Meski belum ada kata cinta yang terucap langsung di antara mereka. Namun dalam hati mereka sudah memperlihatkan bahwa mereka saling mencintai. Ketika semuanya berakhir, William membaringkan tubuh Fiona di lengannya, membiarkannya bersandar dengan nyaman. Ia mengecup kening istrinya dengan lembut. “Tidurlah,” ucap William pelan, suaranya nyaris seperti bisikan.Fiona tidak menjawab. Ia hanya memejamkan matanya, tetapi senyum kecil terlihat di bibirnya. Dalam hati, ia merasa ada sesuatu yang berubah di antara mereka. Setelah beberapa saat hening, tiba-tiba Fiona membuka matanya perlahan, mendongak menatap William yang masih memeluknya dengan erat. “William, jadi mulai sekarang aku tidak boleh keluar dari rumah ini?” tanyanya dengan nada datar, tetapi rasa ingin tahu menjalar di pikirannya.William terdiam sejenak, menatap wajah Fiona dengan pandangan lembut yang jarang i

    Last Updated : 2025-01-16
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 61 Bibirnya Tetap Terkunci

    Namun, tepat saat itu, pintu aula terbuka, dan Fiona muncul dengan anggun.Dengan mengenakan dress putih yang memancarkan keanggunannya, Fiona berjalan perlahan menuju panggung, membawa gitar pink miliknya, ia ambil dari rumah ayahnya.Semua mata kini tertuju padanya, termasuk teman-teman sekelasnya yang langsung bersorak gembira.“Dia datang!” seru Azka merasa lega, disambut dengan tepuk tangan dari Adel dan Maya di ikuti yang lainnya.Fiona naik ke atas panggung, duduk di kursi yang telah disediakan. Ia menggantungkan gitar di bahunya dan mengambil napas dalam-dalam. Sebelum memulai, ia mengangkat pandangannya ke arah penonton. “Lagu ini … aku persembahkan untuk seseorang,” katanya dengan suara lembut, pada saat itu juga pandangannya terkunci pada sosok yang tidak disangkanya akan hadir di acaranya—William. Pria itu duduk di barisan paling depan dengan kursi rodanya, mengenakan jas hitam yang rapi. Mata mereka bertemu sesaat.Fiona terkejut, tetapi ia segera memalingkan wajahnya. I

    Last Updated : 2025-01-16
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 62 Sosok Yang Familiar

    Fiona mengemudi menuju sebuah restoran paling mewah dan terkenal di kota, tempat ia berencana mentraktir teman-temannya untuk merayakan kemenangannya di acara sekolah. Restoran itu terkenal dengan suasana elegan dan hidangannya yang memanjakan lidah, tempat yang sempurna untuk merayakan momen istimewa. Namun, pikirannya terganggu oleh kejadian di tengah jalan.Saat mobilnya berhenti di lampu merah, Fiona secara tak sengaja melihat sosok yang familiar di sebelah mobilnya. Ia melihat Azalea yang sudah lama menghilang. Azalea bersama seorang wanita yang Fiona tidak kenal, tetapi wajahnya tampak familiar. Fiona mengingat wanita itu beberapa kali terlihat bersama William dalam berbagai acara penting.Fiona meremas setir mobilnya, dadanya terasa sesak. Pikiran-pikiran yang tak terhitung mulai memenuhi kepalanya. ‘Apakah William tahu Azalea sudah kembali? Jika William tahu, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa padaku?’Ketika lampu berubah hijau, Fiona menarik napas dalam-dalam, berusaha m

    Last Updated : 2025-01-19
  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 63 Malam yang Begitu Indah

    “Terima kasih,” ucap William dengan nada pelan. Ia hendak menarik pinggang Fiona untuk duduk di atas pangkuannya, namun Fiona malah menghindar. Fiona tidak menjawab atau bahkan tersenyum. Ia langsung mengambil segelas air, meneguknya, lalu duduk dengan tenang.Suasana di antara mereka terasa sunyi, seperti ada tembok tak terlihat yang memisahkan mereka.William menatap Fiona begitu dalam, mencoba mencari tahu apa yang salah. Padahal sebelumnya mereka selalu menikmati kebersamaan dengan romantis, setelah kejadian malam itu. Tetapi sejak semalam, semuanya terasa berbeda, seperti kembali ke hari-hari awal pernikahan mereka yang dingin dan terhalang jarak. William menghela napas lalu mengambil roti, mengolesinya dengan selai stroberi, salah satu kesukaan Fiona, dan meletakkannya di piring Fiona.“Ini, makanlah,” katanya sambil mendorong piring itu sedikit ke arahnya.Fiona mengangkat pandangannya sejenak, lalu berkata, “Terima kasih,” dengan nada datar. Ia mengambil roti itu dan mulai m

    Last Updated : 2025-01-22

Latest chapter

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 69 Sedang Bergandengan Tangan

    Fiona seketika di buat panik, napasnya memburu. “William, bagaimana ini…?” tanyanya dengan suara bergetar. William segera menarik tubuh Fiona ke dalam pelukannya, mencoba menenangkan gadis itu agar tidak takut. “Tenanglah,” katanya pelan. “Bagaimana bisa tenang, apa kau tidak lihat mereka begitu banyak, sedangkan kita hanya bertiga. Kita tidak akan mampu melawan mereka,” kata Fiona dengan nada yang sedikit keras karena panik. Ia segera meraih ponselnya. “Kita harus menghubungi Max.” Dengan tangan gemetar Fiona mencoba mencari nomor telepon Max. Setelah berhasil menemukannya ia segera menghubunginya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Fiona semakin cemas.Supir yang duduk di depan mencoba keluar untuk melawan orang-orang itu, meski ia hanya sendirian.“William, bagaimana ini… Dia tidak akan mampu melawannya,” kata Fiona dengan tangannya yang memegang erat jas yang dipakai William. “Ahhh…” Fiona berteriak, melihat supir yang dilumuri dengan darah terjatuh di depan mobil. Tidak but

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 68 Ciuman Depan Pintu

    Ketika sampai di lantai bawah, William mendengar suara yang berasal dari dapur dengan rasa penasaran ia menuju ke dapur. Matanya terpesona oleh pemandangan yang jarang ia lihat. Fiona berdiri di depan kompor, sibuk memasak sesuatu. Baju tidurnya yang berbahan satin memantulkan cahaya lembut dari lampu dapur, membuatnya terlihat menawan meski rambutnya terlihat berantakan tetapi wajah cantiknya, benar-benar membuat William kesulitan untuk memalingkan matanya. “Fiona,” panggil William, suaranya terdengar pelan tapi cukup membuat Fiona menoleh.Fiona tersenyum, menatap William yang mendorong kursi rodanya mendekat. “Kau bangun pagi,” katanya sambil mematikan kompor dan membawa piring ke meja makan.“Seharusnya aku yang berkata begitu. Kau biasanya bangun lebih siang.”Fiona tertawa pelan. “Aku tidak bisa tidur nyenyak semalam, jadi aku pikir, kenapa tidak bangun lebih pagi dan menyiapkan sarapan untuk kita berdua.”William mengamati wajah Fiona. “Apa ada sesuatu yang mengganggumu?” ta

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 67 Menyeretmu

    Di dalam mobil, suasana hening. Fiona melirik William yang terlihat dingin, pandangannya lurus ke depan.Fiona menggeser duduknya, mendekat dan bersandar pada lengannya. "William...""Aku tidak suka ada orang lain yang menyeretmu ke masalah seperti ini," potong William.Fiona tersenyum tipis, lalu menjawab dengan nada lembut, "Tidak apa-apa. Lagi pula, ini bukan masalah yang serius. Kalau saja kau mau menurunkan ego sedikit, semuanya akan selesai lebih cepat," ucapnya, sambil mengecup pipi William.William tak membalas perkataan Fiona; ia hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi.Fiona tetap bersandar, memainkan dasi merah yang dipakai William."William, aku ingin tahu. Apa alasanmu tidak merestui hubungan mereka? Ayah membutuhkan seorang pendamping di usianya yang tak lagi muda, dan Ibu ingin memperbaiki hubungan denganmu. Mereka tulus, William. Mereka benar-benar peduli."William memalingkan wajahnya, matanya ke arah Fiona. "Peduli?" katanya dingin. "Jika mereka peduli, mereka tidak a

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 65 Hubungan Yang Tidak Akur

    Di dalam ruang kantor, setelah selesai rapat. William hanya duduk dengan wajah datar. Jarinya mengetuk-ngetuk meja, tanda bahwa pikirannya sedang kacau. Beberapa menit kemudian, Max masuk ke ruangannya dengan langkah cepat. “Tuan, kami menemukan jejaknya. Salah satu tim mendeteksi mobil Nona Fiona di sebuah restoran yang ada di pinggiran kota. Kami sedang mengirim orang ke sana.”William menatap Max cukup tajam, membuat pria itu sedikit ketakutan dengan tatapannya. “Siapkan mobilku. Aku ingin pergi sekarang.”“Tuan, Anda tidak perlu turun langsung. Kami bisa mengurusnya,” balas Max dengan hati-hati.“Tutup mulutmu, Max. Aku tidak akan duduk diam di sini sementara istriku mungkin dalam bahaya,” jawab William dengan nada tajam.****Fiona turun dari mobil dengan langkah ragu. Rumah megah yang berdiri di hadapannya terlihat begitu mewah, dengan taman luas dan air mancur yang memancarkan cahaya saat terkena sinar matahari. Namun, keindahan itu tidak mampu mengusir rasa takut yang meray

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 65 Perasaannya Mendadak Tidak Nyaman

    Fiona memutuskan untuk mengerjai orang-orang yang ia kira anak buah William yang diperintahkan untuk mengikutinya dengan mempercepat laju mobilnya, menikung tajam di sebuah persimpangan, dan memasuki jalan yang lebih kecil.Namun, kedua mobil itu tetap menempel di belakangnya, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menghindar. Fiona mulai merasa kesal. Fiona sedikit memelankan laju mobilnya, ia mengirim sebuah pesan pada William untuk menarik anak buahnya. Setelah pesan itu terkirim, Fiona memutuskan untuk mengetes mereka sekali lagi. Ia menekan pedal gas lebih dalam, membuat mobilnya melesat dengan kecepatan yang lebih tinggi. Namun, kedua mobil itu ternyata mampu mengejarnya dengan mudah.Suara derit ban yang mendadak terdengar ketika Fiona harus mengerem secara tiba-tiba di sebuah persimpangan untuk menghindari sebuah truk yang melintas. Mobilnya berhenti dengan aman, tetapi kedua mobil di belakangnya juga berhenti dengan kecepatan tinggi, hampir menyerempet mobil Fiona.“Dasar tida

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 64 Ciuman Yang Begitu Lembut

    Setelah beberapa saat, William akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. “Fiona, apa kau tidak suka aku membawamu kemari?”Fiona menoleh ke arah William, senyum kecil terulas di wajahnya. “Aku menyukainya, William,” jawabnya pelan.William terdiam sejenak, menatap matanya dengan begitu intens. “Kalau begitu, apa kau baik-baik saja? Apa yang sedang kau pikirkan?”Fiona menghela napas, ia sudah mendungannya William akan bertanya seperti itu. Pandangan matanya jatuh ke meja di depannya. “Aku hanya … banyak berpikir,” jawabnya. Fiona merasa jawabannya sangat aneh, namun ia tidak mengulangi perkataannya. “Tentang apa?” tanya William, suaranya lebih lembut dari sebelumnya.Fiona mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk mencari alasan, tetapi ia tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Ia tidak ingin William tahu tentang Azalea yang dilihatnya waktu di jalan. “Hanya … tentang sekolah, teman-teman, dan banyak hal lainnya,” jawabnya samar.William mengangguk, meskipun jelas ia tidak sepenuh

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 63 Malam yang Begitu Indah

    “Terima kasih,” ucap William dengan nada pelan. Ia hendak menarik pinggang Fiona untuk duduk di atas pangkuannya, namun Fiona malah menghindar. Fiona tidak menjawab atau bahkan tersenyum. Ia langsung mengambil segelas air, meneguknya, lalu duduk dengan tenang.Suasana di antara mereka terasa sunyi, seperti ada tembok tak terlihat yang memisahkan mereka.William menatap Fiona begitu dalam, mencoba mencari tahu apa yang salah. Padahal sebelumnya mereka selalu menikmati kebersamaan dengan romantis, setelah kejadian malam itu. Tetapi sejak semalam, semuanya terasa berbeda, seperti kembali ke hari-hari awal pernikahan mereka yang dingin dan terhalang jarak. William menghela napas lalu mengambil roti, mengolesinya dengan selai stroberi, salah satu kesukaan Fiona, dan meletakkannya di piring Fiona.“Ini, makanlah,” katanya sambil mendorong piring itu sedikit ke arahnya.Fiona mengangkat pandangannya sejenak, lalu berkata, “Terima kasih,” dengan nada datar. Ia mengambil roti itu dan mulai m

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 62 Sosok Yang Familiar

    Fiona mengemudi menuju sebuah restoran paling mewah dan terkenal di kota, tempat ia berencana mentraktir teman-temannya untuk merayakan kemenangannya di acara sekolah. Restoran itu terkenal dengan suasana elegan dan hidangannya yang memanjakan lidah, tempat yang sempurna untuk merayakan momen istimewa. Namun, pikirannya terganggu oleh kejadian di tengah jalan.Saat mobilnya berhenti di lampu merah, Fiona secara tak sengaja melihat sosok yang familiar di sebelah mobilnya. Ia melihat Azalea yang sudah lama menghilang. Azalea bersama seorang wanita yang Fiona tidak kenal, tetapi wajahnya tampak familiar. Fiona mengingat wanita itu beberapa kali terlihat bersama William dalam berbagai acara penting.Fiona meremas setir mobilnya, dadanya terasa sesak. Pikiran-pikiran yang tak terhitung mulai memenuhi kepalanya. ‘Apakah William tahu Azalea sudah kembali? Jika William tahu, kenapa dia tidak mengatakan apa-apa padaku?’Ketika lampu berubah hijau, Fiona menarik napas dalam-dalam, berusaha m

  • BENIH PRESDIR LUMPUH   Bab 61 Bibirnya Tetap Terkunci

    Namun, tepat saat itu, pintu aula terbuka, dan Fiona muncul dengan anggun.Dengan mengenakan dress putih yang memancarkan keanggunannya, Fiona berjalan perlahan menuju panggung, membawa gitar pink miliknya, ia ambil dari rumah ayahnya.Semua mata kini tertuju padanya, termasuk teman-teman sekelasnya yang langsung bersorak gembira.“Dia datang!” seru Azka merasa lega, disambut dengan tepuk tangan dari Adel dan Maya di ikuti yang lainnya.Fiona naik ke atas panggung, duduk di kursi yang telah disediakan. Ia menggantungkan gitar di bahunya dan mengambil napas dalam-dalam. Sebelum memulai, ia mengangkat pandangannya ke arah penonton. “Lagu ini … aku persembahkan untuk seseorang,” katanya dengan suara lembut, pada saat itu juga pandangannya terkunci pada sosok yang tidak disangkanya akan hadir di acaranya—William. Pria itu duduk di barisan paling depan dengan kursi rodanya, mengenakan jas hitam yang rapi. Mata mereka bertemu sesaat.Fiona terkejut, tetapi ia segera memalingkan wajahnya. I

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status