Beranda / Romansa / BENALU / Bab 6 (Season dua)

Share

Bab 6 (Season dua)

Penulis: Naimatun Niqmah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-16 19:56:39

POV IBU

Pagi ini aku di buat emosi sama Martina. Gimana tidak? Kerjaanya hanya bermalas-malasan. Mentang-mentang dia yang punya rumah. Jadi nggak ada sopan santunnya sama suami dan juga mertua. Dulu aku pikir Dewi adalah mantu yang nggak sopan, sekarang Martina jauh lebih parah. Dewi walau kadang ngeselin, tapi dia tetap menjalankan tugasnya sebagai istri dan menantu. Martina? Di buat darah tinggi aku setiap hari.

Angga juga sama saja bodohnya. Percuma punya wajah ganteng kayak Anjas Mara. Tapi nggak bisa menarik hati perempuan tajir. Harusnya wajah seganteng Angga, bisa dapat yang jauh di atas Dewi, yang royal juga tentunya. Bukan kayak Martina, udah nggak punya sopan santun, juga pelitnya minta ampun. Sama sekali nggak mau mengeluarkan duit. Padahal duitnya juga banyak. Buktinya sering dia beli baju online, karena hampir setiap minggu kurir JNE datang ke rumah.

Karena Martina nggak mau masak, mau tak mau aku yang masak setiap hari. Angga enak, dia kerja berangkat pagi ke rumah Hando
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • BENALU   Bab 7 (Season dua)

    POV ANGGA“Angga, kamu sudah sarapan?” tanya Pak Handoko pagi ini. Ya, aku memang kepagian datangnya. Nggak betah juga di rumah lihat Martina kerjaanya bangkong terus tiap pagi. Nggak ada inisiatif buat bersih-bersih rumah atau apalah. Setidaknya jangan molor. Apa Dewi dulu juga sekesel ini ya, perasaannya, lihat aku bangun siang terus? Sedangkan dia bangun pagi untuk berangkat kerja.“Angga?” sapa Pak Handoko lagi. Seketika membangunkan lamunanku.“Eh, iya, Pak. Belum,” jawabku sedikit gelagapan.“Sini, sarapan bareng!” Perintah Pak Handoko. Aku mengangguk seraya mendekat ke ruang makan. Kulihat Bu Gendis sangat baik melayani suaminya. Beruntung sekali Pak Handoko.“Ini, Nak Angga piringnya,” sodor Bu Gendis, ku ambil piring itu seraya mengangguk dan tersenyum. Andai Martina melayani aku sebaik ini. Pasti tak akan tergoda hati ini untuk memiliki Dewi lagi.“Pa, waktunya Hana imunisasi,” celetuk Bu Gendis. Hana adalah anaknya yang baru berusia lima bulan. Anak tiri Pak Handoko. Tapi P

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • BENALU   Bab 8 (Season dua)

    POV IBUKenapa laki-laki brengsek itu ada di sini? Bersama anak istrinya lagi. Mau pamer gitukah niatnya? Kulihat istrinya masih muda. Lumayanlah. Paling kalau bukan karena harta Handoko, nggak mungkin mau juga ini perempuan jadi istrinya.Kupandangi mobilnya, yang terparkir di halaman rumah. Bagus dan mengkilat. Dulu dia ngemis-ngemis maaf, nyatanya juga dia nikah lagi dengan perempuan lain. Masih muda lagi. dasar laki-laki hidung belang.Kulihat mata handoko, diapun membalasnya. Ya, mata kami saling beradu. Biarkan saja istrinya cemburu. Bukan urusanku, lagian dia biar tahu, kalau suaminya ini ganjen sama semua wanita.“Intan gimana kabarmu?” tanyanya sok care, seraya mengulurkan tangannya. Tapi tak aku balas uluran tangan itu. Akhirnya dia menariknya. Kasihan sebenarnya aku cuekin. Pasti dia malu.“Owh, iya, perkenalkan ini istri dan anak saya,” ucapnya lagi seraya mengenalkan anak istrinya. Siapa juga yang mau kenalan sama anak istrinya. Dasar laki-laki hidung belang. Tak aku tang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-18
  • BENALU   Bab 9 (Season dua)

    POV MARTINASemakin hari rumah tanggaku, semakin di ujung tanduk. Tak ada lagi rasa santunku ke Mas Angga, apa lagi ibu. Kalau bukan karena aku hami anak Mas Haris di luar nikah, aku juga malas jadi istri Mas Angga. Cuma modal ganteng doang. Kerjaan juga cuma jadi sopir.Cintaku ke Mas Haris sangat luar biasa, hingga aku termakan oleh bujuk rayunya. Menyerahkan semuanya, ternyata dia sudah beristri. Ah, bodohnya aku. Dan yang paling menyakitkan dia memilih istrinya di banding aku.Mas Angga bisa di bilang pahlawanku. Awalnya, aku hormat sama dia. Ingin benar-benar mencintai dia. Tapi, semenjak ibunya keluar dari Rumah Sakit Jiwa dan tinggal serumah denganku, rasanya seperti neraka. Mengatur-atur sesukanya. Seakan dia yang punya rumah. Dari situlah, rasa hormatku ke Mas Angga dan Ibu berkurang. Mas Angga juga sudah tahu, kalau ini bukan anaknya. Tapi, ya itu, semenjak tahu ini bukan anaknya, dia malah santai hidupnya. Mungkin dia kira, aku takut kalau kehilangan dia. Karena dia tahu i

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-19
  • BENALU   Bab 10 (Season dua)

    POV ANGGA“Apa? Martina kecapekkan? kok, bisa sampai kayak gini? Kalau sampai ada apa-apa dengan anak dan calon cucu saya, awas kamu!” sungut dan ancam Mami saat berada di rumah sakit tadi, ketika mengetahui kondisi anak semata wayangnya. Aku mencoba mengusap dada yang bergemuruh ini. Udah kesal sama ibu yang sifatnya kayak anak kecil, sekarang malah di depan umum Mami membentakku.Jujur aku kesal banget dengan ibu. Karena hanya kesal dengan Martina di ajak dampingi Martina saja tidak mau. Ya, ini yang aku takutkan, orang tua Martina datang dan tahu kalau ibu tak ikut mendampingi. Entahlah, seperti apa penilaian orang tuan Martina kepada ibu.“Mi, ini rumah sakit, jangan teriak-teriak,” Papi berusaha menegur istrinya. Ku usap keringatku yang mengalir di leher. Terasa gerah dan malu tentunya.“Kok, malah nyalahin Mami sih, Pi! Anak kita kecapekkan dan bayak pikiran hingga akhirnya kayak gini, padahal ibu hamil itu nggak boleh capek,” sungut Mami. Aku hanya bisa diam. Aku Faham, Mami. S

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • BENALU   Bab 11 (Season dua)

    POV ANGGA“Kemas bajumu, Ga! karena kamu harus mendampingi istrimu, sampai melahirkan,” perintah Mami. Kulirik Ibu matanya membelalak.“Ayo, Ga! kita-kita kemas-kemas!” sahut Ibu. Wajahnya seakan sumringah untuk ikut tinggal bersama Mami.“Eh, maaf, ya, Jeng Intan! Kami hanya menjemput Angga, suaminya Martina,” sanggah Mami. Ku gigit bibir bawah, kasihan melihat Ibu.“Lho, saya kan mertuanya Martina? Ibu kandungnya Angga. Jadi, kemanapun Angga, saya harus ikut,” jawab Ibu dengan ikutan cara bicara Mami. Membuatku malu dan menahan tawa sebenarnya.Mendengar jawaban Ibu, Mami langsung mengambil kipas angin portabale mininya, dari dalam tas. Menyalakannya menghadap ke wajahnya. Dengan memutar-mutarka bola matanya.“Haduh, Jeng ... kalau Jeng Intan juga ikut, Martina bisa tambah stres,” jawab Mami masih menggunakan kipas angin portable mininya.“Emangnya saya ngapain? Kok sampai bisa buat Martina stres?”sahut ibu ikutan mengipas lehernya dengan tangan kanannya. Ibu benar-benar ingin mengi

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • BENALU   Bab 12 (Season dua)

    POV ANGGA“Mas!” sapa Martina. Tumben lembut. Biasanya kalau manggil aku suka teriak-teriak kalau di rumah. Ya, aku sudah di rumah Martina sekarang. Ibu mau di tinggal dengan syarat aku harus kesana setiap hari. Sekalian bawakan makanan setiap ke sana. Aku iyakah sajalah. Karena Mami nggak ada niat juga, ngajak ibu untuk tinggal satu rumah dengan mereka.“Hemmm,” jawabku seraya merebahkan badan di ranjang. Empuk sekali. Beda dengan yang ada di rumah. Dia mendekat, kemudian menyandarkan kepalanya di lenganku. Kenapa ini anak? Pasti ada maunya baik-baikin.“Maafin aku, ya, kalau sering kasar sama kamu,” jawabnya. Kutautkan keningku. Aku nggak salah dengarkan dia minta maaf? “Udah sadar sekarang, kalau itu salah?” tanyaku dengan nada jutek.“Hemmm, makasih juga masih berusaha menutupi, siapa bapak dari anak yang aku kandung ini,” ucapnya lagi. Tumben banget sih, ni, anak. Ada apa?“Tapi, kamu itu tega sama aku, Martina. Kamu membohongiku mentah-mentah. Kalau aku tahu, kamu lagi hamil an

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • BENALU   Bab 13 (Season dua)

    POV IBU.Dengan sangat berat hati, aku mengijinkan Angga untuk tinggal di rumah mertuanya. Kasihan juga Martina, kalau nggak mikirin dia hamil, aku nggak akan mengijinkan Angga untuk tinggal bersama mereka. Enak saja, anakku mau di kuasainya.Hidup sendirian di rumah besar ini merasa bulu kudukku merinding. Hari juga semakin malam. Rasanya horor banget ini rumah. Sedikit saja terdengar bunyi sesuatu, rasanya hati ini berdebar. Kluntaaanggg. Terdengar lagi saura dari dapur. Jantung ini terasa akan keluar dari tempatnya. “suara apa itu?” lirihku. Aku yang sudah masuk ke dalam kamar akhirnya memberanika diri untuk keluar.Kreekkkkkkkk, mendengar pintu suara kamar, yang aku buka sendiri saja terdengar horor. Sungguh tega Angga membiarkan ibunya sendirian di rumah besar ini. Harusnya dia membayar pembantu biar aku nggak sendirian. Tahu kayak gini, aku tadi meminta syarat gaji pembantu. Ah, nyesal aku hanya minta di kirim makanan dan uang saja.Dengan langkah pelan, aku memberanikan diri k

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • BENALU   Bab 14 (Season dua)

    POV ANGGA“Ibu ngapain ke sini?” tanyaku setelah membayar ojek Ibu. Mungkin terdengar nggak sopan di telinga Ibu. Terbukti Ibu mengerutkan kening.“Kamu ini gimana? Di datangin orang tua, kok, kayak gitu tanyanya? Kamu nggak suka Ibu main ke sini? Mentang-mentang ibumu ini kere, mertuamu kaya jadi malu ibu main ke sini? Gitu?” jawab ibu langsung nyolot. Benarkan ibu tersinggung. Aku jadi serba salah rasanya.“Ya, nggak gitu, Bu. Ini aja Angga mau ke sana, untung Angga belum berangkat, kalau Angga berangkat bisa-bisa nggak ketemu. Angga ke sana, Ibu ke sini,” jawabku asal. Kulirik Martina wajah yang dari tadi sumringah sekarang kembali ke asal. Cemberut.“Orang tua datang itu, ya, di ajak masuk! Masak di suruh berdiri saja di luar kayak gini,” sahut Ibu. Astaga! aku sampai lupa nyuruh ibu masuk. Ku lihat Martina sudah masuk ke dalam rumah, tanpa menyuruh Ibu masuk. Dia seakan nggak suka ibu main ke sini.“Istrimu itu memang nggak ada akhlak, ya, orang tua datang malah di tinggal masuk,

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24

Bab terbaru

  • BENALU   Bab 102 (Season Dua)

    Benalu part 102POV 3“Pi, motor Angga di bawa kabur mereka,” ucap Angga, dia masih sangat menyayangkan motornya yang belum lunas. Masih kredit.“Biar, Ga! motor bisa di beli lagi. Yang penting nyawa kamu selamat,” jawab Pak Faris bijak.Angga mendesah. ‘Untung nggak mau membawa mobil Papi, kalau sampai memenuhi keinginan Ibu untuk meminjam motor Papi, yang hilang mungkin mobil Papi. Harus dengan cara apa untuk menggantinya?’ lirih Angga dalam hati. Walau kondisinya sudah babak belur begitu, tapi dia masih bersyukur, karena bukan mobil mertuanya yang dia bawa.“Bagaimana keadaan sebenarnya, Ga? kok, kamu bisa sampai seperti ini?” tanya Pak Faris kepada menantunya.“Permisi,” Pak Faris dan Angga mengarah ke asal suara. Ternyata ada dokter dan Martina berjalan mendekat.“Saya periksa dulu, ya?” ucap dokter laki-laki paruh baya itu ramah. “Silahkan dok,” jawab Pak Faris mempersilahkan. Dokter itu menjalankan tugasnya. Memeriksa detak jantung dan yang lainnya. “Kepala saya pusing banget

  • BENALU   Bab 101 (Season Dua)

    Benalu part 101POV 3“Yaudah Om, Tante, Mita, kami pulang dulu. Kalau ada apa-apa langsung hubungi Romi,” pamit Romi kepada semuanya.“Iya, Rom, pasti, kamu juga hati-hati di jalan,” balas Om Heru. Kemudian mereka beranjak dan keluar dari kamar Mita.Romi dan Dewi melewati lorong Rumah Sakit seraya bergandengan tangan. Dewi mengedarkan pandang. Matanya melihat sosok laki-laki yang menggunakan masker, kacamata hitam dan jaket, berjalan seraya tolah toleh. Mata Dewi menyipit. Langkah kakinya penuh curiga.“Mas, laki-laki itu, kok, jalannya ngendap-ngendap, ya?” tanya Dewi lirih dengan mata masih memperhatikan laki-laki itu. Romi akhirnya juga ikut menoleh ke arah yang di pandang Dewi.“Iya, mau ngapain, ya? tapi dia ke lorong sana?” sahut Romi lirih. Mata mereka masih fokus dengan laki-laki berjaket itu.“Iya, apa kita ikuti?” tanya Dewi kepada suaminya.Dreettt dreeerrrttt dreetttt gawai Dewi bergetar di dalam tasnya. Tak berselang lama berbunyi. Nada panggilan masuk. Dengan cepat De

  • BENALU   Bab 100 (Season Dua)

    Benalu part 100POV 3Ya, di sini, Rizka berpelukkan manja dengan Ibu mertuanya. Dan Rama berpelukkan haru dengan Ibu mertuanya. “Doakan, ya, Bu. semoga Rumah Tangga kami sakinnah ma waaddah wa rohmah,” pinta Rama kepada mertuanya.“Pasti, Nak. Pasti. Tanpa kalian minta, ibu pasti mendoakan kalian,” ucap Bu Sumi. Rama kemudian melepaskan pelukannya.“Pa, kapan Mama Dewi pulang?” tanya Mila tiba-tiba. Membuat Rama tidak bisa menjawabnya. Rama dan mertuanya saling beradu pandang. Rama menarik nafasnya kuat-kuat dan melepaskannya perlahan.“Papa juga nggak tahu, Sayang,” jawab Rama. Membuat bibir Mila cemberut.“Katanya Mama Dewi nggak lama-lama. Tapi, kok nggak pulang-pulang?” sahut Mila seraya bertanya.Mila memang sangat merindukan Dewi. Menunggu Dewi pulang terasa sangat lama baginya. Selalu menunggu hari esok, dengan harapan hari esok mama Dewinya pulang. “Urusan Mama Dewi belum selesai Sayang, makanya Mama Dewi belum bisa pulang,” jawab Rama santai, dengan selalu menyunggingkan s

  • BENALU   Bab 99 (Season Dua)

    Benalu part 99POV 3Anga sudah di periksa oleh dokter. Dia juga belum sadar. Martina dan orang tuanya menunggu di luar. Karena belum di ijinkan masuk. Karena Angga masih dalam penanganan.Martina masih terus menangis. Dia mondar mandir dengan hati yang cemas. Berkali-kali melirik ke pintu kamar di mana Angga di rawat. Berharap pintu itu segera di buka dan dokter segera menyampaikan kabar tentang kondisi suaminya.Yusuf sudah tenang. Dia tidur di pelukkan neneknya. Bu Intan juga nggak kalah paniknya. Hatinya juga berdegub nggak jelas. Selalu berdoa untuk kebaikan anaknya.“Dokternya kok, nggak keluar-keluar, ya?” celetuk Bu Intan. Dia juga nggak sabar menunggu dokter keluar.Bu Intan menyesal sekali, menyuruh anaknya membelikan dia makanan. Lebih tepatnya dia memaksa Angga untuk membelikan makan. Padahal waktu itu, kerjaan rumah di besannya masih banyak dan rumah juga masih berantakan. Makanan juga banyak. Hanya demi ingin pamer baju baru dan naik mobil besannya dia memaksa. Ternyata

  • BENALU   Bab 98 (Season Dua)

    Benlau part 98POV 3“Ma, tapi Mama dan Papa setujukan Mita nikah sama Gio?” tanya Mita kepada mamanya. membuat mamanya bingung menjawabnya. Langkah kaki Dewi langsung terhenti. Dari kemarin-kemarin dia cuma membayangkan saja, kalau Mita akan menikah dengan Pak Galih. Dan itu sudah membuatnya mual. Tapi, hari ini telinganya mendengar sendiri kalau adiknya ingin menikah dengan laki-laki yang selalu mual jika namanya di sebut. Kemudian Dewi berbalik badan, tak jadi keluar tapi malah menuju ke toilet yang ada di kamar rawat inap Mita. Membuat Tante Tika cemas juga dengan kondisi Dewi. Kemudian menyusul Dewi ke toilet. Memijit tengkuknya. Agar terasa enakkan.“Kamu masih sering muntah, Wi?” tanya Tante Tika dengan nada cemas. Walau dia sering melihat Dewi seperti itu, tapi tetap saja dia cemas dengan kondisi keponakannya.“Iya, Tante,” jawab Dewi dengan nada lemas. Dia sudah duduk di sofa ruang kamar Mita di rawat.“Ibu hami itu memang macam-macam, ada yang cuma trimester pertama, ada y

  • BENALU   Bab 97 (Season Dua)

    Benalu part 97POV 3Hati Martina semakin berdegub kencang saat kakinya melangkah menuju rumah Pak Agung. Dia sangat penasaran dengan keadaan suaminya, dan apa yang terjadi sebenarnya. Terus foto yang di berikan Haris itu, apa maksudnya? Dari mana dia mendapatkan foto itu? Semuanya masih menjadi tanya besar di benak Martina. dan sebentar lagi akan terjawab. ‘Mas Angga aku sudah dekat denganmu,’ lirih Tina lagi dalam hati.“Silahkan langsung ke kamar saja semuanya. Karena yang punya hape ini masih di dalam kamar dan belum sadar,” ucap Pak Agung. Semakin membuat hati Tina bergemuruh. Pintu kamar di buka oleh pemiliknya. Bu Intan juga berdebar hatinya, ingin segera melihat kondisi anaknya. Begitu juga dengan Jeng Sella dan Pak Faris. Tak kalah berdebar walau hanya anak mantu. Tapi, mereka benar-benar cemas. Martina masuk lebih di dalam kamar itu. Tak sabar rasanya, ingin melihat suaminya. “Itu, Mbak pemilik hape ini,” jawab Pak Agung seraya menunjuk ke ranjang. Di sana terbaring seso

  • BENALU   Bab 96 (Season Dua)

    Benalu 96POV 3“Sayang, aku sudah melacak alamat-alamat nomor baru yang menghubungi kamu. Cuma banyak nomor baru, jadi kamu ingat-ingat ya, nomor mana yang menghubungimu, saat kamu di kabari kalau papamu kecelakaan,” jelas Pak Galih seraya memberikan gawai Mita yang dia bawa dari tadi.Mita menerima gawainya. Kemudian melihat nomor-nomor baru itu. Matanya kembali nanar lagi. Nggak ingin membahas masalah ini. Tapi, kalau nggak di bahas, nggak akan selesai-selesai ini kasus.“Yang ujungnya 29, sahut Mita,” sahut Mita kemudian, meletakkan gawainya di sebelahnya.Pak Galih langsung memeriksa alamat nomor yang di bilang Mita. Dari sekian banyak nomor baru, hanya satu yang ujungnya 29. Pak Galih tersenyum.“Kita bisa lapor polisi dan segera menggerebeknya,” ucap Pak Galih yakin dan mantab.“Alamatnya mana, Pak?” tanya Om Heru penasaran.“Ini, Pak!” Pak galih menyerah kertas yang sudah tercantum semua alamat-alamat nomor baru yang menghubungi Mita. Om Heru langsung menerimanya. Kemudian men

  • BENALU   Bab 95 (Season Dua)

    Benalu part 95POV 3Dreett dreet dreettt gawai Tina bergetar. Tak berselang lama berbunyi.“Ma, tolong lihatkan siapa yang menelpon?” pinta Tina kepada mamanya. “Iya, Sayang,” ucap Jeng Sella, kemudian langsung mengambil gawai yang masih di saku baju Tina. “Astaga!” ucap jeng Sella saat melihat siapa yang menelpon.“Siapa yang nelpon, Mi? Peneror itu lagi kah?” tanya Tina masih dengan Mata sedikit membuka. Karena kalau membuka sempurna dia nggak tahan. Karena melihat semuanya berputar-putar.“Angga, yang nelpon,” sahut Jeng Sella. Seketika Martina terperanjat dari baringnya. Membuka paksa matanya saat mendengar nama suaminya menelon ke nomornya.“Cepat angkat, Mi!” perintah Martina semangat. Jeng sella mengangguk dan kemudia mengangkat telpon itu.[Hallo, Angga] ucap Jeng Sella memulai percakapannya. Kemudian dia meloundspeaker gawainya.[Hallo] terdengar suara dari seberang. Suara laki-laki. Martina mengerutkan keningnya. Karena dia faham kalau itu bukan suara suaminya.[Ini siapa

  • BENALU   Bab 94 (Season Dua)

    Benalu part 94POV 3Pak Galih memutuskan pulang, seraya membawa hape Mita. Karena dia ingin mengeceknya di rumah. Om Heru nggak percaya gitu saja tentunya dia membawa pulang gawai Mita. Karena baru saja ketemu. Walau dia tahu anaknya sangat dekat dengannya. Akhirnya Pak Galih meninggalkan KTPnya, agar Om Heru dan yang lainnya percaya, kalau dia memang serius ingin membantu Mita.“Gio mana, Mbak?” tanya Mita kepada Dewi. Langsung mual perut Dewi jika nama itu di sebut. Seakarang di kamar itu tinggal mereka berdua. Om Heru dan Tante Tika pulang. Romi sedang mencari ke kantin rumah sakit untuk membeli makanan.“Pak Galih, udah pulang,” jawab Dewi dengan susah payah menahan rasa mualnya.“Mbak, salah nggak aku jatuh cinta dengan Gio?” tanya Mita. Semakin membuat Dewi mual. Liur sudah naik ke mulut. Susah payah dia menelan ludahnya sendiri.“Eh, namanya kan Pak Galih. Kenapa kamu panggilnya Gio?” tanya Dewi balik, sengaja mengalihkan pembicaraan, karena memang nggak mau menjawab pertanyaa

DMCA.com Protection Status