Aku membayangkan matanya yang kejam dan licik, apa yang dilakukan dengan anakku?, batinku. Tidak lama mobil hitam masuk ke halaman apartemen, sekitar delapan orang berpakaian hitam turun dari mobil, langsung masuk ke dalam apartemen.“Anakku dalam bahaya,” bisikku pelan.Aku yang semula bergeming di tempat kemudian tersentak mendengar bisikanku, naluri keibuanku terhempas keluar. Sebuah tangan kasar, kuat menahan langkahku yang akan keluar dari supermarket, perhatianku terpecah antara menyelamatkan anakku dan tangan yang memegang lenganku.Aku tertegun merasakan remasan tangannya yang kuat di lenganku, bau maskulih khas yang dimilikinya masuk melalui hidungku disertai aroma nikotin, Oom Bulus, batinku.Pria di belakangku lalu memelukku,”Jangan gegabah, mereka akan melumatmu.” Bisiknya.“Oom Bulus?” bisikku.“Sekarang aku menjadi oom bukan daddy?” bisiknya menyebarkan aroma nikotin yang berhembus keluar dari mulutnya.Ada rasa tidak nyaman dalam pelukannya, aku berusaha waspada, siapa t
Oom Bulus menatapku sesaat. Ingin mengetahui apakah yang keluar dari mulutku sepadan dengan kata hatiku. Dia tahu aku sangat tergila-gila padanya.“Kau kecewa padaku?”Aku mengangguk.“Kamu membenci diriku?”Aku sekali lagi mengangguk. Oom Bulus mengepalkan tangannya, di pukulnya meja tamu di teras membuat buku-buku jarinya memerah.Tanpa berkata sepatah katapun dia melenggang keluar dari teras.“Aku ingin melihat anakku.” Kataku.Oom Bulus tidak mendengar kata-kataku, terus melangkah keluar menuju ke pintu gerbang.“Oom, aku ingin bertemu dengan anakku.” Kataku lebih keras.Oom Bulus berhenti sejenak, “0813 4249 5555.” Katanya.Aku langsung masukkan dalam kontak, menyimpan dan mengirim dia suara panggilan, “ Ini nomorku.”“Pantas tidaki bisa dihubungi, kau ganti nomor ponselmu. Mengapa kamu tidak menelponku. Bukankah nomorku tidak berubah?” tanyanya.“Nomor lamaku mati.” Bisikku.“Kalau ingin bertemu denganku jangan di apartemen, telepon aku nanti kita tentukan dimana kita bertemu.” Bi
Aku tahu bahwa melakukan kebohongan itu dosa.Tapi aku membuat white lies demi kebaikan untuk diri sendiri karena aku tahu bahwa Pop yang kritis pasti bertanya apa sebabnya,mengapa demikian dan bagaimana sampai terjadi. Kalau aku mengatakan bahwa sudah bertemu dengan daddy, atau oom Bulus tidak langsung bertindak mengambil anakku, pasti Pop bertanya mengapa kamu tidak mengambil atau menuntut anakmu, bagaimana pandangan orang bahwa kamu memang tidak menginginkan anakmu? Mungkin bagi Pop tindakanku terlihat bahwa aku tidak serius.Sejak bertemu dengan oom Bulus ada kemarahan, dendam pada diriku tapi ada sedikit penyesalan dalam diriku setelah mengetahui dari mama bahwa dia mencariku. Aku juga semakin tenang ketika mama mengatakan bahwa sudah dua tahun dia tidak mencariku, mungkin sudah rujuk dengan isterinya. Ternyata asumsiku tidak sesuai dengan kenyataan. Oom Bulus tidak datang menemui mama karena dia masuk penjara . Ada keenganannya menemui mama karena tuduhan korupsi. Pasti
Setelah mandi, aku ke ruang makan untuk sarapan. Ada pisang rebus dan kopi instan . Biarkan oom Herkules menunggu, batinku. Aku tidak ingin maagku kumat karena belum diisi. Selesai sarapan aku pamit ke bibi Saijah kemudian mengambil tas selempang menuju ke ruang tamu.“Mbak tidak bawa tas untuk baju, kami akan menginap untuk beberapa hari ?”“Beberapa hari? Tidak PP?” tanyaku.“Kata bapak mbak dan den Adhi perlu pendekatan.”Terdengar dering telepon, aku mengira ponselku yang berbunyi ternyata ponselnya oom Herkules.“Masih di tempat kostnya mbak Jessika. Mbak Jessika tanya berapa hari di Puncak…..Baik pak..,Mbak , bapak mau bicara.”“Kamu perlu berapa hari kita nginap di Puncak ?” tanya oom Bulus.“Perlukah menginap?” tanyaku.“Bisakah kamu merasakan keinginan anak kita jika hanya beberapa jam?Melihat anak kita kamu pasti merasakan apa keinginannya, merasakan sebelum terasa.”“Aku tidak paham apa yang kau katakan. Aku akan melihat situasinya, jika perlu menginap, aku akan menginap, j
Bertiga, kami menuju arena rollercoaster. Ternyata tinggi badan dan usia Adhikara tdiak diperkenankan naik rollecoaster. Ada kekecewaan di wajahnya.“Kita mencari wahana permainan yang lain,” kata oom Bulus.“Tidak seru!” cetus Adhikara.“Bagaimana komidi putar?” tanyaku.“Ih, tante itu mah mainan anak bayi.” Protesnya.Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.“Kita naik giant swing, itu ayunan berputar raksasa.” Kataku menunjuk ke arah wahana itu.“Apakah seasyik rollecoaster?” tanya Adhi.“Iya,menyenangkan dan menegangkan.” Kataku.“Tante pernah naik?”“Pernah waktu di LA.”“Ayo kita naik.”“Sayang, janganlah naik mainan itu,papa takut ketinggian.”“Ih, papa kok lebay sih.”“Bagaimana kalau kita jalan-jalan sambil minum ice cream?” tanya Oom Bulus.“Akhirnya ice cream .”“Mom suka ice cream.” kataku.“Saya suka ice cream coklat, vanilla dan strawberry.” Ujar Adhi.“Wah, sama seperti mom. Ayo kita cari gerai icecream.Siapa tahu ada mainan yang bisa Adhi naik sendiri tanpa papa,” katak
Aku memeluk dan mencium leher bagian belakang Adhi yang tidur lelap . Badannya miring menghadap dinding, aroma sabun mandi dan shampoo anti septik membelai hidungku. Aku membelai lengannya, halus sehalus sutera, putih tanpa cela. Selama ini dia dirawat dengan baik dan penuh kasih sayang.Aku belum mendengar cerita masa kecilnya bersama Herlina, apakah Herlina mencintainya dan merawatnya seperti anaknya sendiri? Batinku, mengalihkan tanganku ke kepalanya membelai rambutnya yang ikal.Merasakan belaianku, Adhi membalik membuka matanya lalu memejamkannya kembali. Aku perhatikan gestur wajahnya, baik pinang dibelah dua seperti ayahnya. Tidak heran kalau opanya, ayah oom Bulus menyayanginya dan berkeinginan menjadikannya pewaris utama.“Nak, kamu akan menjadi mangsa mereka yang haus akan harta. Oom mu si bangsat dan keluarga lainnya tentu sangat ingin menjadi pewaris utama.Mama tidak ikhlas, lebih baik kita melepaskannya daripada kamu harus menjadi tumbal papamu.” Bisikku lirih.Karena lel
Aku merenggangkan badanku di tempat tidur, rasa lelah karena perjalanan dari Jakarta ke Bogor, kemudian ke villa dan perbincangan dengan oom Bulus yang masih menyimpan kemisteriusan bagiku.Tawarannya jika aku menikan dengannya, aku langsung sebagai ibu biologis Adhi, kemudian dia menceraikanku dan aku boleh kembali ke LA membawa Adhi.Menurutku tawarannya sangat tidak masuk akal, menikah dengannya lalu menceraikanku.Apakah dia merencanakan sesuatu dibalik ketidak tahuanku? Benaknya psarat dengan pertanyaan yang tidak bisa dijawab, hanya oom Bulus yang bisa menjawabnya.“Mungkin besok pagi aku tanyakan padanya apa yang berkelebat dalam benakku. Ada rasa penasaran.” Kataku bermonolog sendiri.Aku kemudian menarik selimut ketika merasakan udara dari sejuk berubah menjadi dingin, mematikan AC , memejamkan mataku untuk memaksakan agar diriku tertidur. Aku terbangun dari tidur ketika mendengar suara di halaman. Oom Herkules dan oom Bulus sedang membicarakan sesuatu.Terdengar kegelisahan dala
Kata-kata Oom Bulus yang menggerutu ketika melenggang keluar , memikirkan sebab dan akibat yang ada pada keluarganya meninggalkanku begitu saja seolah-olah sekedar menginformasikan kepadaku yang sebenarnya tidak kumengerti maksud dibalik kata-katanya.Apakah ada hubungannya dengan tawarannya? Batinku.Aku mengacuhkan apa yang terpikir, aku mencari Adhi yang sedang menangis dibujuk oleh ibu pengurus villa.Aku memandang ibu pengurus yang sedang membujuk dan menenangkan Adhi. Aku memandang lurus ke arah ibu pengurus villa yang berjongkok di depan Adhi yang sedang duduk di kursi taman. Jarak mereka denganku agak dekat tapi aku berlindung di balik pilar sehingga mereka tidak tahu keberadaanku.“Papamu tidak bisa membawa den Bagus, papa harus ngurus penguburan bapak tua.”“Adhi ingin melihat opa, kapan lagi Adhi bisa melihat opa?” .“Bukankah den Bagus sudah melihat bapak tua sebelum berangkat ke villa?” tanya ibu pengurus villa.“Iya waktu itu opa masih hidup kasih Adhi uang, sekarang opa
Semalam kami melampiaskan gairah liar kami, tadi pagi aku terbangun ketika suamiku sudah minta, “Ma, si kecil minta,”bisiknya di telingaku.Mataku yang masih malas untuk dibuka, aku buka paksa, melihat miliknya telah berdiri tegak menuntut untuk dilayani.“Masih ngantuk.” Kataku.“Ma,dia sudah nggak tahan.”“Dia atau papa,”Usilku untuk menggodanya menghilangkan kantukku.“Dua-dua.”“Pa, mulai saja nanti aku nurut saja keinginan papa.”“Boleh? Sesuai keinginanku? Sure?” tanyanya .“Hum..”Aku memejamkan mataku menikmati setiap sentuhan suamiku yang selalu membuatku insomnia, melupakan di sekitarku, membiarkan jemari, bibir dan lidahnya bereaksi di kedua payudaraku, berakhir dengan menghisapnya. Aku bisa merasakan miliknya terus berkedut di pahaku . Aku membelai miliknya dengan lembut, tidak saja aku yang mendesah karena ulah suamiku, suamiku juga mendesah ketika jemariku membelai, mengurut miliknya.“Mam, uenaak banget,”“Hum..”Aku tidak tahu berapa lama kami melakukan pemanasan, a
Sebenarnya rinduku pada suamiku bukan tercipta karena jarak jauh , video call yang sering kami lakukan bisa menjadi obat pelepas rindu. Rindu tercipta karena perasaan ingin disentuh, ingin dicumbu, ingin menikmati aroma tubuhnya yang selalu menjadi teman tidurku. Semua rasa itu kurindukan jika aku membaringkan tubuhku di ranjang.Tubuh yang kurindukan sekarang ada di depan mata, kami saling menatap penuh rindu,”Ma.. aku kangen banget, bisakah kita melakukannya sebelum meeting?”Aku tidak menjawab pertanyaan suamiku, aku mencium aroma tubuhnya,”Kita mandi bersama?” tanyaku.“Boleh.”Aku membuka cardiagan,”Silahkan buka yang lain ,” bisikku di telinga suamiku.Suamiku memandangiku yang sudah polos di depannya, hasratnya langsung keluar saat melihatku dalam keadaan polos. Tanpa aba-aba suamiku mendekat dan langsung memelukku, tangannya meraba payudaraku, candunya yang sudah lama tidak dibelai, diremas dan dihisapnya.“Aku sangat merindukanmu,” bisik suamiku di telingaku , menggigit ke
Tiga bulan telah berlalu, sidang ibu Dewitasari , sidang penghinaan dan pencemaran nama baikku telah diputuskan majelis hakim. Pengacara ibu Deitasari serta pengacara ibu Kasmawati dan Sari tidak menerima keputusan pengadilan dan akan naik banding.Aku tidak memusingkan upaya mereka mau naik banding karena aku sedang fokus pada upaya suamiku yang berhasil menyelesaikan masalah di PT Mercu Coal Persada dan menunjuk seseorang untuk memanage perusahaan dimulai dari area pertambangan, pengiriman batu bara ke pelabuhan Batulicin termasuk pengelolaan lingkungan. Selama ini Erlangga tidak memperdulikan pengelolaan lingkungan, dia tidak tahu bahwa pengelolaan lingkungan pertambangan merupakan aspek yang penting dan perlu diperhatikan untuk menciptakan kawasan hidup berkelanjutan dan terpadu.“Mam, lusa aku balik ke Jakarta, tapi langsung nginap di hotel karena sore sampai malam ada meeting dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. ” Ujar suamiku.“Papa tidak singgah ke apartemen du
“Oom Herku bangunlah, Tuhan masih menjaga anakku, Adhie sudah selamat,”Ujarku.Adhie sudah berhenti menangis, menatap Oom Herku, “Adhie yang salah Oom, Adhie maksa Oom Darman jalan kaki ke gerai ayam goreng,”Ucap Adhie , melepaskan pelukannya berlari ke Oom Herkules, mengajaknya berdiri Aku merasa diabaikan ketika Adhie langsung memeluk Oom Herku, aku berusaha tahu diri. Sejak kecil Adhie sudah dalam asuhan Oom Herku, bukan aku. Di saat dia membutuhkan kekuatan dua orang yang dicarinya, daddy dan Oom Herkules ”Kok Adhie bisa diculik, diculik di sekolah?” tanya Oom Herkules dengan lembut. “Oom Darman dan aku diculik ketika kami akan ke restoran ayam goreng sambil menunggu Oom Herkules jemput kami. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan kami, beberapa orang turun menyergap Oom Darman yang langsung pingsan. Ada satu orang lagi ingin menyergap Adhie tapi Adhie tendang selangkangannya seperti yang daddy ajar, lalu lari sekencang-kencangnya sambil berteriak ,penculik!penculik! Akhirnya m
Sidang ibu Dewitasari sudah berlangsung demikian juga sidang ujaran kebencian dan pencemaran nama baik masih berlangsung, aku hadir sebagai korban. Kedua sidang menjadi viral di media sosial dan media elektronik karena menyangkut dua nama perusahaan yang terkenal , nama keluarga Hadipranoto yang terkenal sebagai pengusaha sukses yang mampu membuat dua perusahaan diakui keberadaannya.Sidang penghinaan dan pencemaran nama baik terungkap bahwa postingan ibu Kasmawati menyebut jika korban merupakan wanita yang tidak terhormat dan perebut suami orang. Dakwaan jaksa dibantah ibu Kasmawati,” Bukan saya yang mengatakan, saya korban, handphone saya yang dipakai oleh Sari.”Sempat terjadi kericuhan dalam sidang karena dua terdakwa saling menyalahkan. Akhirnya sidang ditunda selama seminggu.Demikian juga sidang ibu Dewitasari, fakta persidangan diketahui bahwa korban, sekuriti PT.Mecu Banun Persada mengalami luka tusukan karena melindungi isteri pemilik PT.Mercu Bangun Persada sehingga pungg
Kedatangan mama membuat suasana rumah menjadi hangat.Mama yang lembut dan penyayang membuat Adhie betah tinggal di rumah. Bukan memanjakan, tapi mama sangat telaten mendengar cerita Adhie tentang aktivitasnya di sekolah, di karate dan les piano. Akupun menggunakan kesem patan membicarakan tawaran pak Koswara.“Apakah Jeje menerimanya?” tanya mama.“Sebenarnya…”“Bukan itu jawaban yang mama kehendaki. Ya atau tidak. Setelah itu jelaskan mengapa memilih Ya dan mengapa memilih Tidak.”Kata mama tegas sambil menatap mataku lekat-lekat ,ciri khas mama jika ingin mengetahui apa isi hatiku. Kadang-kadang mama seperti cenayang , belum kuutarakan mama sudah mengetahui isi hatiku.“Hmm, iya. Tawaran yang menarik, sulit untuk Jeje tolak. Ada kesempatan bagi Jeje mengembangkan ilmu yang Jeje peroleh selama kuliah.”“Lalu masalahnya?”“Anak-anak.” Jawabku.“Suamimu?”“Dia malah menyarankan.”“Take it!” Ujar mama.Mama melihat ada yang ingin kusampaikan, tapi berat untuk menyatakannya.“Mama mengata
Menjadi isteri dan ibu bukanlah impianku. Impianku adalah mendapat gelar doktor kemudian menjadi dosen di universitas terkenal.Ketika aku kembali dalam pelukan daddy sugar yang kemudian menjadi suamiku, impianku ternyata tidak terwujud. Gelar doktor hanya menjadi kebanggaan keluargaku karena dengan gelar itu aku terkenal sebagai doktor di kompleks tempat keluargaku tinggal, ditambah lagi aku menikah dengan orang kaya semakin menaikkan derajat mama di kompleks perumahan.Itulah yang menjadi sebab mamanya Sari dan mamanya Wishnu merasa tersaingi oleh gelar doktor yang ditambahkan di belakang namaku dan kemewahan yang diperoleh mama bukan dariku tapi dari suamiku. Dia memanjakan mama dengan membeli rumah minimalis super mewah lengkap dengan perabotannya. Kartu debit yang diberikan kepada mama membuat mama bisa beli apa yang menjadi keinginannya.Akupun tidak luput dari kemanjaan yang diberikan oleh suamiku. Aku tidak suka membeli baju, tas, sepatu dan sandal ber merek. bagiku itu bukan in
Suamiku sungguh pandai memuaskan diriku. Kami melakukannya di sofa tunggal dengan pose yang disukai suamiku. Setelah melepaskan hasrat dan gairah kami, suamiku menggendongku kemudian membaringkanku di ranjang , akupun tertidur pulas.Suara dengkur membangunkanku. Aku menatap wajah yang dekat dengan wajahku. Mata yang terpejam di atas alis yang tebal. Hidungnya yang mancung , bibir tebal yang mampu membuatku mendesah dan meminta lebih. Aku merasakan napasnya bercampur dengan napasku, “Aku mencintaimu Bulu Sriyanto,” bisikku .Aku mengusap dadanya, meletakkan kepalaku di dadanya, jantungnya berdetak perlahan kemudian berdetak kencang, apakah detak jantungku atau detak jantung suamiku yang berdetak kencang ?Aku menatap suamiku yang masih terlelap, kemudian mengarahkan tanganku ke perut roti sobek . Masih berotot karena suamiku rajin berolahraga, batinku bermonolog sendirian sambil terus meraba tubuh suamiku, mengagumi tubuh polos yang tertidur lelap.Setelah mengagumi suamiku akup
Percintaan kami berawal dari hubungan terlarang yang mengobarkan bara api yang sulit dipadamkan malah membuatku semakin terobsesi padanya. Kebohongan membuat bara api cinta terlarangku padam bagaikan disiram air , kamipun berpisah , tanpa saling komunikasi.Jauh dilubuk hati kami masih tersimpan cinta terlarang . Setelah berpisah bertahun-tahun ,hembusan angin sorga menyatukan cinta terlarang kami. Cinta kami sekarang bukan bara cinta terlarang telah berubah menjadi api cinta di dada kami. Aku sangat mencintai suamiku, demikian juga suamiku. Kami sulit dipisahkan apalagi kalau kami sedang melakukan hubungan romantis maupun hubungan non romantis. Di ranjang, di kantor bahkan dimanapun kami berada kami akan menyatukan tangan kami sebagai tanda bahwa kami adalah satu.Keromantisan kami ditanggapi aneka macam tanggapan, ada yang iri, ada yang merasa kami sangat over acting bahkan ada yang mengatakan sebagai pencitraan pasangan bahagia. Kami tidak pusing yang kami tahu kami saling menci