"Dokter Fadli sedang ada di pemakaman Ibunya," beritahu sebuah suara berat lelaki pada Sandra melalui sambungan telepon rahasianya."Oke baik, aku ke sana sekarang! Pastikan tidak ada orang lain yang mengikutiku!" Tegas Sandra kemudian."Baik, Bu," jawab si lelaki lagi hingga sambungan telepon itu pun berakhir.Cukup dirinya kecolongan karena sudah dimata-matai oleh suruhan Tazkia sejak beberapa hari yang lalu saat dirinya sedang bertukar informasi di kafe itu dengan orang lain yang juga bekerja sama dengannya dalam menjalani misi kali ini.Jauh sebelum hari ini, mata-mata suruhan Tazkia itu pun sudah pernah memata-matainya bersama Regi dan hal itu tak terlihat berbahaya bagi Sandra itulah sebabnya, Sandra tak memusingkannya, hanya saja keberadaannya di kafe itu cukup membahayakan penyamarannya jika mata-mata tersebut sampai tahu siapa dia sebenarnya dan apa yang dia lakukan di kafe itu setiap sore hari beberapa hari kemarin.Namun, setelah orang-orangnya berhasil membekuk mata-mata i
Sandra benar-benar membuktikan perkataannya tersebut dengan bekerja sama bersama Fadli, memberikan hasil resume medis yang telah dibuat Fadli sewaktu terakhir kali Tazkia mengalami siksaan berat oleh Regi hingga mengalami keguguran berulang.Hasil resume medis yang bisa menjadi bukti bagi Tazkia untuk mengajukan gugatan cerai secara diam-diam ke pengadilan Agama atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminya akibat perbuatan Regi selama ini.Sandra memang tidak turun langsung untuk memberikan hasil resume medis tersebut pada Tazkia, melainkan Fadli sendiri yang bergerak, melalui Mira, Kakak Tazkia."Apa Mba yakin cara ini akan berhasil?" Tanya Tazkia meragu ketika Mira memberikan bukti hasil resume medis asli miliknya. Bukan lagi resume medis palsu yang selama ini dibuat oleh Dokter Ilham."Mba yakin seratus persen rencana ini akan berhasil membuat pihak pengadilan menerima berkas ceraimu, Kia. Hasil resume medis itu akurat, dan itu akan memberatkan Regi tanpa bisa lagi di
Hari itu, tak sengaja Fadli melihat keberadaan Regi di rumah sakit yang ternyata ingin menemui Dokter Ilham.Merasa penasaran ada perlu apa lelaki brengsek itu mendatangi Ilham, jadilah Fadli langsung mendekati rekan seprofesinya itu begitu Regi dan Ilham sudah selesai bertemu."Ham?" Panggil Fadli yang memang sejak tadi mengawasi pertemuan Ilham dan Regi di kejauhan. Kebetulan pasien Fadli hari itu sedikit, jadi dia bisa leluasa wara-wiri di rumah sakit sejenak.Ilham yang sedang berjalan menuju ruangannya jadi berbalik."Eh, Fadli? Ada apa?"Fadli berlari kecil ke arah Ilham, menoleh ke belakang, memastikan Regi sudah benar-benar pergi."Ada perlu apa dia ke sini?" Tanya Fadli yang jadi kepo.Ilham tersenyum tipis, dan dari senyuman Ilham, Fadli tahu ada hal yang tidak beres tengah terjadi."Kita bicara di ruangan gue aja yuk," ajak Ilham pada Fadli.*****"Hallo? Kamu di mana sayang? Aku kangen nih..." Ucap sebuah suara seksi seorang wanita di seberang.Regi yang saat itu baru saja
Hari pernikahan yang ditunggu-tunggu Regi pun tiba.Semua berjalan dengan baik dan sempurna.Seperti apa yang telah Regi perkirakan.Serah terima barang-barang ilegal hasil penyelundupan itu sudah beres dan kini Regi hanya perlu mencari waktu yang tepat untuk memasarkannya.Setelah lelah bekerja selama hampir dua minggu belakangan, kini saatnya Regi beristirahat sejenak untuk menumpahkan segala hasrat terpendamnya selama ini.Meski untuk benar-benar mencapai hal itu, Regi masih harus bersabar sedikit lagi.Pernikahan Regi dan Sandra tidak mewah dan juga tidak megah.Karena ini pernikahan keduanya, demi menjaga image baiknya di hadapan publik, Regi memutuskan untuk tidak menggembor-gemborkan pernikahannya dengan Sandra kali ini dan hanya membiarkan segelintir orang terdekat saja yang tahu.Pernikahan yang berlangsung di salah satu masjid di sekitar komplek kediaman Regi sebelumnya, tampak ramai di hadiri oleh warga sekitar dan kerabat terdekat.Tak banyak yang memuji, dan lebih banyak
Malam itu, Regi dan Sandra sampai di kediaman baru mereka yang Regi persembahkan untuk Sandra sebagai hadiah pernikahan.Regi sengaja menutup kedua mata Sandra menggunakan kain penutup mata sebelum mereka keluar dari mobil dan melihat ke dalam rumah tersebut."Mas, kenapa pakai beginian segala sih?" Tanya Sandra sok manja. Senyum lebar wanita itu merekah dengan wajahnya yang terlihat merona."Kan biar surprise, sayang," Regi menuntun Sandra turun dari mobil lalu mereka berjalan memasuki pintu utama di mana dua orang bodyguard berseragam hitam berdiri di sisi kanan dan kiri pintu untuk berjaga."Mas, kita mau kemana sih?" Tanya Sandra yang masih meraba-raba dengan Regi yang memapahnya dari belakang."Kita ke kamar dong, mau kemana lagi?" Ucap Regi sambil tertawa."Awas tangga, pelan-pelan," ucap Regi memberi aba-aba. Merasa tak sabar, akhirnya Regi malah membopong tubuh Sandra hingga wanita itu berteriak saat tubuhnya merasa seperti terbang."Mas... Pelan-pelan," jeritnya manja.Begitu
Pagi yang cerah menyambut Tazkia saat dirinya membuka mata pagi ini.Seolah baru menghirup udara segar setelah bertahun-tahun terkurung di sangkar emas, Tazkia bangkit dari kasur lantai yang malam tadi ditempati oleh dirinya dan sang Kakak, Mira.Di kontrakan sederhana yang kini disewa Mira untuk keluarganya, Memang hanya ada dua kamar tidur, satu di huni kedua orang tuanya dan satu lagi dihuni Mira dan Tazkia.Merentangkan kedua tangan ke samping, Tazkia merelaksasi otot-ototnya agar lebih rileks. Sedikit melakukan senam pemanasan sebelum akhirnya dia beranjak keluar dari kamar.Aroma masakan yang begitu lezat terhirup oleh indra penghidunya, menerbitkan selera makan Tazkia."Ibu masak sayur sop ya?" Tebak Tazkia yang memang sangat menyukai sayur sop ayam buatan ibunya."Iya, Ibu masak buat kamu," jawab Dina sambil tersenyum lebar.Hari ini adalah hari penting untuk Dina dan Gading atas kembalinya putri mereka ke rumah, hidup bersama mereka lagi.Itulah sebabnya, Dina memasak dengan
"Jadi gitu ceritanya, alesan kenapa lo sekarang menggugat cerai Regi?" Tanya Tias, sahabat dekat Tazkia sewaktu di SMA dulu.Setelah puas berkeliling mall, kini keduanya tampak beristirahat di salah satu restoran di dalam mall.Saat itu, Tazkia baru saja menceritakan semua kepahitan hidup yang dia alami selama menikah dengan Regi pada sahabatnya itu, setelah sekian lama mereka tidak pernah bertemu, karena Tias yang memang melanjutkan kuliah di Jepang, lalu bekerja di sana dan baru kembali ke Indonesia belum lama ini.Sejak Tias pergi ke luar negeri lalu Tazkia menikah dengan Regi, perlahan komunikasi mereka pun terputus begitu saja. Hingga semalam, ketika Tazkia meminta rekan SMA nya untuk memasukkan dia ke dalam chat grup WhatsApp Alumni SMA, Tazkia melihat ada nomor baru Tias di sana, dan langsung lah Tazkia menghubungi Tias yang ternyata kini berada di Indonesia.Tias membantu Tazkia menyeka air matanya. Mengusap bahu Tazkia memberi ketenangan."Apa yang lo lakuin itu udah bener, K
Jika obat nyamuk itu adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang terjebak dalam situasi sebagai pihak ketiga yang tidak berkepentingan di antara dua manusia yang saling jatuh cinta, namun hal itu tidak berlaku bagi Tias yang justru merasa nasibnya lebih miris dari "Obat Nyamuk" ketika harus melihat dua sejoli di hadapannya hanya saling diam sejak beberapa menit keberadaan mereka di kantin rumah sakit ini.Ya, mereka adalah Fadli dan Tazkia."Ehem," Tias berdehem. Membuat Fadli mau pun Tazkia yang sejak tadi bergeming seketika menggerakkan tubuhnya.Fadli yang tampak membenarkan posisi duduknya lebih santai menyandar ke kursi, sementara Tazkia yang akhirnya buka suara juga."Maaf sudah mengganggu kegiatan anda, Dok." Kata Tazkia sungkan."Oh, nggak apa-apa. Kebetulan saya lagi nggak ada pasien," jawab Fadli memulas senyum tipis. Kedatangan Tazkia beserta temannya ke rumah sakit jelas mengejutkan Fadli terlebih ketika Tazkia dengan terang-terangan mengajaknya untuk bicara serius.