Pagi yang cerah menyambut Tazkia saat dirinya membuka mata pagi ini.Seolah baru menghirup udara segar setelah bertahun-tahun terkurung di sangkar emas, Tazkia bangkit dari kasur lantai yang malam tadi ditempati oleh dirinya dan sang Kakak, Mira.Di kontrakan sederhana yang kini disewa Mira untuk keluarganya, Memang hanya ada dua kamar tidur, satu di huni kedua orang tuanya dan satu lagi dihuni Mira dan Tazkia.Merentangkan kedua tangan ke samping, Tazkia merelaksasi otot-ototnya agar lebih rileks. Sedikit melakukan senam pemanasan sebelum akhirnya dia beranjak keluar dari kamar.Aroma masakan yang begitu lezat terhirup oleh indra penghidunya, menerbitkan selera makan Tazkia."Ibu masak sayur sop ya?" Tebak Tazkia yang memang sangat menyukai sayur sop ayam buatan ibunya."Iya, Ibu masak buat kamu," jawab Dina sambil tersenyum lebar.Hari ini adalah hari penting untuk Dina dan Gading atas kembalinya putri mereka ke rumah, hidup bersama mereka lagi.Itulah sebabnya, Dina memasak dengan
"Jadi gitu ceritanya, alesan kenapa lo sekarang menggugat cerai Regi?" Tanya Tias, sahabat dekat Tazkia sewaktu di SMA dulu.Setelah puas berkeliling mall, kini keduanya tampak beristirahat di salah satu restoran di dalam mall.Saat itu, Tazkia baru saja menceritakan semua kepahitan hidup yang dia alami selama menikah dengan Regi pada sahabatnya itu, setelah sekian lama mereka tidak pernah bertemu, karena Tias yang memang melanjutkan kuliah di Jepang, lalu bekerja di sana dan baru kembali ke Indonesia belum lama ini.Sejak Tias pergi ke luar negeri lalu Tazkia menikah dengan Regi, perlahan komunikasi mereka pun terputus begitu saja. Hingga semalam, ketika Tazkia meminta rekan SMA nya untuk memasukkan dia ke dalam chat grup WhatsApp Alumni SMA, Tazkia melihat ada nomor baru Tias di sana, dan langsung lah Tazkia menghubungi Tias yang ternyata kini berada di Indonesia.Tias membantu Tazkia menyeka air matanya. Mengusap bahu Tazkia memberi ketenangan."Apa yang lo lakuin itu udah bener, K
Jika obat nyamuk itu adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang terjebak dalam situasi sebagai pihak ketiga yang tidak berkepentingan di antara dua manusia yang saling jatuh cinta, namun hal itu tidak berlaku bagi Tias yang justru merasa nasibnya lebih miris dari "Obat Nyamuk" ketika harus melihat dua sejoli di hadapannya hanya saling diam sejak beberapa menit keberadaan mereka di kantin rumah sakit ini.Ya, mereka adalah Fadli dan Tazkia."Ehem," Tias berdehem. Membuat Fadli mau pun Tazkia yang sejak tadi bergeming seketika menggerakkan tubuhnya.Fadli yang tampak membenarkan posisi duduknya lebih santai menyandar ke kursi, sementara Tazkia yang akhirnya buka suara juga."Maaf sudah mengganggu kegiatan anda, Dok." Kata Tazkia sungkan."Oh, nggak apa-apa. Kebetulan saya lagi nggak ada pasien," jawab Fadli memulas senyum tipis. Kedatangan Tazkia beserta temannya ke rumah sakit jelas mengejutkan Fadli terlebih ketika Tazkia dengan terang-terangan mengajaknya untuk bicara serius.
"Gue nggak bisa masuk ke Pavilliun itu, penjagaan di sini ketat banget sumpah! Anjrit! Gue sendiri bingung kenapa Regi bisa sampe sewa penjaga segitu banyak cuma buat jagain satu orang doang? Gue?" Gerutu Sandra setengah berbisik pada sesama rekan seprofesinya melalui sambungan telepon rahasianya.Wanita berpakaian minim itu terus saja berdiri mundar-mandir di dalam kamar mandi dengan ponsel yang tertempel di telinga."Tapi, Tuan Jhio mau kita menuntaskan rencana kita di paviliun itu," beritahu rekan Sandra di seberang.Sandra menggeram. Bingung mencari cara untuk bisa masuk ke dalam pavilliun yang dimaksud Edhie, rekan satu timnya dalam organisasi ilegal yang menaungi pekerjaan mereka."Setelah urusan kita dengan Tuan Lim selesai. Kita fokus pada perintah baru Tuan Jhio.""Perintah baru?" Kening Sandra mengernyit."Ya, rencana memang berjalan seperti di awal. Hanya saja, Tuan Jhio sudah merubah bagian akhir dari rencananya sendiri," jelas Edhie lagi.Dan Sandra pun menunggu kelanjuta
"Ayahku dulu adalah orang yang sangat disiplin. Dia mendidikku dengan caranya yang keras dan tidak manusiawi. Awalnya aku berpikir, Ayah melakukan itu memang demi kebaikanku di masa depan. Agar aku menjelma menjadi sosok yang kuat dan sukses seperti dirinya kelak. Hingga suatu hari, seiring dengan bertambahnya usia, aku baru menyadari bahwa Ayah memperlakukan aku dengan begitu buruk untuk melampiaskan kekecewaannya terhadap Ibuku. Ibuku yang ternyata memiliki pria idaman lain,""Suatu hari, laki-laki yang menjadi selingkuhan Ibuku itu ditemukan meninggal. Aku sendiri tidak tahu kenapa lelaki itu bisa meninggal, yang aku tahu, sejak hari itu, Ibuku langsung jatuh sakit, dan tak lama dia bunuh diri. Satu hari setelah ibuku meninggal, Ayah membawa seorang wanita ke rumah, bersama seorang anak yang usianya lebih tua dariku dua tahun. Waktu itu, aku masih berusia sepuluh tahun, sedang Jhio, dua belas tahun.""Setelah aku mencari tahu siapa sebenarnya mereka, ternyata, wanita itu adalah wan
Fadli menjauhkan ponselnya dari telinga begitu mendengar suara tawa Ragil yang pecah di seberang, setelah sang Dokter menceritakan apa yang dia alami hari ini di kantin rumah sakit pada sahabatnya itu."Bisa ya lo ketawa? Kutukupret!" Maki Fadli yang masih kesal karena tak kuasa menanggung malu di hadapan Tazkia tadi siang.Fadli sungguh merasa tak memiliki muka lagi untuk sekedar menatap kepergian Tazkia dan Tias saat kedua wanita itu berpamitan sebelum meninggalkan rumah sakit.Tatapan aneh Tazkia yang mungkin menyimpan beribu tanda tanya terhadap diri Fadli membuat Fadli ingin membentur-benturkan kepalanya ke dinding, saking tak kuat menahan malu."Jadi sekarang Tazkia udah tau dong kalau selama ini ada lelaki pengecut yang suka sama dia? Hahaah. Kok gue jadi penasaran pengen liat ekspresinya Tazkia ya? Hadeh, sayang gue nggak ada di situ tadi,""Sialan! Untungnya nggak ada, jadi lo selamet dari gue! Kalau lo ada di situ tadi, udah gue uber-uber lo sampe dapet! Gue bejek-bejek, gue
Pagi ini Sandra sudah rapi dengan pakaiannya yang seksi, dia ingin keluar mencari angin segar, merelakskan pikiran dan menyegarkan mata.Gegara rencana baru itu, seharian kemarin, perasaan Sandra tidak bisa tenang.Kebetulan, Regi berangkat ke kantor tidak terlalu pagi, itulah sebabnya Sandra bisa menyusul untuk bersiap-siap."Loh, kamu mau kemana?" Tanya Regi saat melihat istrinya itu sudah rapi.Sandra menarik salah satu kursi di meja makan lalu mendudukinya. "Aku mau ke Mall, shopping!" Jawabnya acuh tak acuh sambil mengambil selembar roti panggang yang kemudian dia olesi dengan selai strawberry kesukaannya."Nggak bisa!" Tegas Regi kemudian, membuat aktifitas Sandra seketika terhenti.Menoleh ke arah Regi dengan kening yang berkerut, "Why?" Tanya Sandra menaikkan kedua bahunya."Karena hari ini aku sibuk dan nggak bisa menemani kamu," jawab Regi tegas seraya melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.Sandra mendelik kesal. "Aku ini udah gede, Mas! Nggak perlu kamu temenin cuma u
Seperti apa yang sudah dia janjikan pada Tazkia bahwa sore ini selepas bekerja Fadli akan mampir ke kediaman baru orang tua Tazkia.Lelaki itu datang membawa buah tangan berupa buah-buahan segar yang dia berikan pada Dina yang saat itu memang sedang menyapu di teras rumah.Cukup lama tatapan Dina tertuju pada wajah tampan Fadli hingga setelahnya, kedua bola mata Dina pun melebar begitu dia mengingat akan suatu hal.Setelah mempersilahkan Fadli duduk di teras, Dina masuk untuk memanggil Tazkia yang sedang mengenakan hijabnya."Kia, itu lelaki di depan itu, lelaki yang dulu pernah dateng ke rumah lama kita dulu, yang kemarin ibu ceritain ke kamu itu,"Tazkia mengerutkan kening, menatap tak mengerti apa yang dibicarakan sang ibu."Ya ampun, itu dia lelaki berseragam SMA yang dulu pernah dateng ke rumah bawa obat cacing untuk kamu pas kamu sakit tipes dan dirawat, ah kamu mah masih muda udah pikunan," Dina jadi ngedumel."Ih apaan sih Ibu, nggak jelas banget lagian," timpal Tazkia yang ke
Namaku, Tania Andriani.Aku terlahir dari rahim seorang wanita bernama Tazkia Andriani yang kini sudah hidup berbahagia bersama keluarga barunya. Bahkan setelah dia mengasingkan aku hanya karena Ayahku adalah seorang pembunuh.Kedua orang tua angkatku bilang, Tazkia tidak mau merawatku karena dia sangat membenci Ayahku dan berpikir, jika aku sudah besar nanti, aku akan menjadi seperti ayah.Yaitu, seorang pembunuh.Dan semua kekhawatiran itu memang menjadi kenyataan.Kini, aku menjelma menjadi seorang pembunuh tanpa ada siapapun yang mengetahuinya.Aku tidak menyesal menjadi seorang pembunuh karena bagiku, membunuh itu sangat mengasyikkan.Aku sangat menikmati saat-saat di mana mangsaku meregang nyawa secara perlahan-lahan.Memohon, menangis, merintih dan menghiba di hadapanku.Sayangnya, setelah bertahun-tahun berburu tanpa meninggalkan jejak, akhirnya aku melakukan kesalahan fatal saat aku membunuh seorang lelaki bernama Gerald yang ternyata adalah kekasih Cindy, dia adikku. Anak Ta
Seorang gadis berambut panjang bergelombang terlihat berjalan menyusuri trotoar pejalan kaki yang tertutup salju.Dia memasukkan kedua tangannya di balik saku jaket tebalnya.Sesekali bersiul-siul santai sekadar mengusir hawa dingin yang merasuk serta merta. Membuat tubuhnya terus menggigil.Ingin rasanya dia segera sampai di rumah untuk menghangatkan tubuh.Secangkir coklat panas dengan sepotong cake blueberry buatan sang Ibunda terbayang dalam benaknya. Mendadak perutnya jadi keroncongan.Salju yang turun di kota London pada musim dingin kali ini memang cukup lebat dari biasanya. Itulah sebabnya, banyak jalanan ditutup karena badai salju yang tak kunjung berhenti."Assalamualaikum," ucapnya seperti biasa setiap kali memasuki rumah. Meski dia dilahirkan dan menetap di kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, namun sebagai seorang muslim, dia wajib melaksanakan semua yang memang menjadi ajaran Agamanya, yaitu Islam. Dan mengucapkan salam adalah hal penting dalam keluarga merek
"HUKUM MATI FADLI SI PEMBUNUH!""DIA SAMA SAJA DENGAN AYAHNYA!""BAHKAN HUKUMAN MATI SAJA BELUM CUKUP UNTUK MEMBALAS PERBUATAN KEJI MEREKA!""ARAK MEREKA DAN RAJAM SAMPAI MATI!""MEREKA MONSTER YANG SANGAT MENGERIKAN!""PEMERINTAH HARUS SEGERA MENINDAK TEGAS KASUS INI!""JANGAN BODOHI MASYARAKAT LAGI!"Semua masa dari berbagai kalangan turun ke jalan, menyuarakan aksi protes atas ketidakbecusan pemerintah dan aparat kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuhan berantai selama ini.Publik kembali dibuat tercengang saat Fadli Al-Hakim, seorang Dokter umum dengan paras tampannya, perilakunya yang sopan, bersahaja dan sangat baik itu ternyata adalah seorang psikopat!Dia lah pembunuh berantai yang sudah menghabisi hampir dua puluh nyawa manusia tidak berdosa dengan cara yang teramat sangat sadis.Melalui bukti berupa jari dan isi tulisan dalam buku diarinya, hari itu Fadli menyerahkan diri kepada pihak kepolisian hingga kabar itu pun menyebar dan memancing emosi penduduk.Wartawan dan masy
Regi terus mencoba menghubungi Fadli saat itu, namun ponsel Fadli tak juga aktif.Dia sudah mencari Fadli ke tempat yang selama ini Regi sediakan untuk Fadli bersembunyi tapi Fadli tidak ada di sana.Dan Regi sudah menduga, Fadli pasti sedang berada bersama Karina saat ini.Itulah sebabnya, Regi mengerahkan seluruh anak buahnya untuk melacak keberadaan Karina sebelum wanita itu benar-benar melakukan sesuatu terhadap Fadli.Regi menduga, tak menutup kemungkinan, Karina akan membunuh Fadli dengan tangannya sendiri sebagai pembalasan dendam atas apa yang telah terjadi kepada kekasihnya, Jervian.Tak lama, saat Regi dan anak buahnya, serta Angela dan timnya pun turut serta mencari kemana Karina membawa Fadli pergi, Regi mendapatkan sebuah pesan singkat dari seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah ibu kandung Fadli.Pesan itu berisi...Aku tau kemana Karina membawa Fadli.Dan melalui bantuan wanita itulah akhirnya Regi berhasil menemukan Fadli dan Karina.Hari itu, tengah malam buta, K
15 MaretUsiaku enam tahun.Hari ini cerah.Tapi, seekor kucing membuatku kesal dengan suaranya yang berisik ketika aku sedang bermain.Aku menangkap kucing itu dan membelah isi perutnya.Ternyata, kucing itu sedang hamil.*17 MaretDua hari setelah aku membelah perut kucing.Hari ini mendung.Ayah memukulku setelah mendapat laporan dari tetangga yang kehilangan kucing dan mengetahui aku yang telah membunuh kucingnya.Ayah memarahiku habis-habisan di depan banyak orang.Aku sangat kesal padanya, tapi Ibu selalu menghalangiku saat aku ingin membalas perbuatan Ayah terhadapku.*25 MaretSatu minggu kemudian.Hari ini gerimis.Ayah mencoba membunuh adikku, saat itu dia sedang mabuk, tapi Ibu menolong adikku, hingga akhirnya, Ibu menjadi bulan-bulanan Ayah.Jervian yang menolong Ibu waktu itu.*21 Januari.Satu tahun kemudian.Hari kematian Ibu.Ayah yang sudah membunuh Ibuku.Lelaki itu menyiksa ibu secara brutal di hadapanku.Begitu melihatku berdiri di pintu kamar, Ibu berlari ke ar
Waktu dua bulan sudah lebih dari cukup bagi Tazkia memulihkan kondisi kesehatan fisik dan mentalnya akibat kematian kedua orang tua dan janin di dalam kandungannya.Kini, Tazkia sudah benar-benar pulih dan bisa beraktifitas normal kembali.Hanya saja, satu hal yang masih menjadi tanda tanya besar dalam benak Tazkia saat ini adalah kepergian Fadli dari kehidupannya.Lelaki itu seperti menghilang di telan bumi bahkan sejak Tazkia sadar dari komanya setelah operasi, Tazkia tak pernah melihat keberadaan Fadli di sisinya.Regi bilang, Fadli ditugaskan untuk menjadi Dokter sukarelawan di desa terpencil yang letaknya berada di pelosok negeri, itulah sebabnya, Fadli akan kesulitan menghubungi Tazkia begitu juga sebaliknya.Tapi logikanya, sesulit apapun sinyal di tempat Fadli mengemban tugas saat ini, masa iya, sudah dua bulan lebih dia tak sama sekali memberi kabar pada anak dan istrinya, satu kali pun?Bukankah itu mustahil?Kembali, entah untuk yang ke berapa ratus kalinya Tazkia menengok
Bergas mengutuk kebodohannya yang sudah termakan bujuk rayu Tristan.Nyatanya, selama ini dirinya sudah dibohongi oleh Tristan yang merupakan kaki tangan Syarif.Syarif dan Tristan bekerjasama memanfaatkan dirinya agar terjalin kerjasama diantara Bergas dengan Perusahaan Gen Corporation di mana pemilik perusahaan itu ternyata adalah Regi Haidarzaim yang merupakan mantan suami Tazkia yang kini menikah dengan Fadli."Jadi selama ini, anda sudah menipu saya, Pak?" Tanya Bergas pada Syarif dalam pertemuan rahasia mereka. "Setelah apa yang sudah saya lakukan untuk anda, tapi apa yang anda lakukan pada saya?" teriak Bergas lagi saat dia mengetahui bahwa izin penelitiannya sudah benar-benar dicabut. Bahkan Syarif melarang Bergas untuk melakukan tes DNA terhadap para Ibu hamil terduga memiliki keturunan dengan Gen Psikopat.Penelitian itu resmi dihentikan dan ditutup untuk selama-lamanya setelah salah seorang peneliti lain yang merupakan anak buah Syarif mengumumkan ke publik bahwa penelitian
Sore ini Tazkia sadar setelah seharian kemarin dia mengalami koma pasca pendarahan hebat yang dialaminya.Masih dengan tubuh yang sangat lemah Tazkia hanya bisa mengedipkan mata, bahkan untuk sekadar menoleh saja dia merasa kesulitan.Tazkia tidak mendapati keberadaan siapapun di dalam ruangan rawatnya saat itu.Dalam diam, kedua bola mata Tazkia mengerjap saat hawa panas menjalarinya. Memancing bendungan air mata yang perlahan menetes di pelipisnya.Sekelebat bayangan jasad kedua orang tuanya yang tergantung dengan keadaan yang mengerikan kembali terlintas dalam benak Tazkia saat itu."Ibu... Bapak..." gumamnya dalam tangis.Pintu ruang rawat yang terbuka membuat tatapan Tazkia teralihkan.Melalui lirikan matanya saat itu, Tazkia menangkap samar sesosok tubuh lelaki yang perlahan mendekatinya.Buru-buru Tazkia memejamkan mata.Berpura-pura belum sadar."Bu Tazkia belum sadar, Pak." ucap suara asing yang tertangkap indra pendengaran Tazkia."Dokter sudah memeriksa keadaannya hari ini?
"Sayangnya, Tazkia akan sangat membencimu jika dia sampai tahu siapa kamu sebenarnya! Terlebih, tentang kisah masa lalu mu dengannya! Tentang alasan mengapa dulu kamu selalu menstalkingnya sewaktu kalian masih SMA. Bukan karena kamu yang menyukainya, tapi karena kamu yang ingin membunuhnya!""Dari mana kamu tahu soal itu?" Tanya Fadli cepat. Lelaki itu benar-benar terkejut.Karina tersenyum miring. Melipat kedua tangan di depan dada, dia kembali duduk di sofa. "Pertanyaan yang kamu ajukan itu kedengarannya sangat lucu bagiku, Jer! Jelas-jelas, kamu sendiri yang sudah menceritakan semua rahasia pribadimu padaku. Semua rencana pembunuhanmu, termasuk siapa target pembunuhanmu selanjutnya jika saja malam itu Jervian tidak menghentikanmu! Aku tau semuanya, Jer..."Fadli yang mulai termakan omongan Karina lekas mendekat dan mengambil posisi duduk di sisi wanita itu. Menarik kedua bahu Karina agar duduk menghadapnya. "Coba, katakan, katakan semua rahasia pribadiku yang kamu ketahui, jika mem