•Bad Antagonist•
-Teleportasi?-
28 Juli 2k21
"Enggak, cuman mau bilang 'saingan lo bukan cuman gue dan dia, tapi kita dan mereka' sampai sini paham?"
-o0o-
Langkahnya menyusuri koridor yang mulai sepi. Meneliti setiap sudut gedung untuk ia bandingkan dengan gedung di dunianya. Sesekali berdecak kagum melihat berapa mewahnya sekolah ini.
Sepertinya penulis memiliki imajinasi yang cukup bagus meski harus lebih kreatif lagi. Baru saja kakinya melangkah memasuki kelas tubuhnya tiba-tiba tersentak dengna kedipan mata ia berada di kantin sekolah. Di hadapannya ada Sheila juga Ramega yang menunduk takut.
Ah, sepertinya penulis mulai menjalankan adegan di mana ia membully Sheila dan Ramega. Ia juga tak bisa berjalan dan mengoceh sesuka hatinya jika penulis sudah mulai aktif.
"Ma-maaf," ujar Sheila gugup saat Kay menatapnya tajam. Tangan gadis itu terkepal erat di kedua sisi tubuhnya.
Shit.
"Udah berapa kali gue bilang! Jangan cari masalah sama gue, lo tahu, kan, gue paling gak suka kehidupan gue di usik. Terlebih itu lo!" bentuknya menatap tajam Sheila yang bergetar di tempat.
Dalam hatinya Kay meringis. Ia mencibir karakternya yang terlalu keras dalam menjalani peran antagonis. Tapi tak apa ia akan terus menjadi antagonis dan jembatan cinta bagi kedua protagonis. Dengan begitu ia akan tenang sebelum akhirnya memutuskan cara agar segera kembali ke dunia nyata.
"Kita benar-benar minta maaf, Kay!"
Mendengar namanya disebut membuat gadis itu meradang. Sejak dulu ia paling tidak suka jika seseorang menyebut namanya tanpa seijin darinya. Tanpa pikir panjang ia mengambil gelas berisi air yang berada di atas meja. Menyiram ke arah Sheila tanpa belas kasihan.
Byur!
Semua murid terbelalak kaget melihat betapa ganasnya gadis itu. Belum sempat ia menambahkan segelas lagi suara seseorang yang ia yakini sebagai pahlawan dari Sheila datang bak heroik.
"Berhenti!" desisnya menahan tangan Kay yang hendak menumpahkan jus pada Sheila.
Deg.
Kay kembali pada dirinya sendiri yakni sebagai Alif meski masih berada di tubuh antagonis. Ia menatap punggung Sheila yang menjauh bersama Dio. Gadis itu menghela napas berat ternyata berperan seperti ini cukup melelahkan.
Menatap seluruh penjuru kantin yang dipenuhi banyak murid. Dengan santai ia mengambil sebotol air mineral kemudian meneguknya menghiraukan tatapan terkejut dari seluruh murid.
Baru saja melangkah keluar kantin ia kembali berpindah tempat. Sekarang ia berada di UKS dengan pakaian olahraga. Menatap tajam Dio dan Sheila.
Dapat ia lihat jika pemuda itu sedang mengobati luka di lutut Sheila yang Kay ingat itu ia dapatkan dari jatuh di lapangan pada saat lomba lari estafet.
Sekali lagi ia berpikir bahwa si penulis benar-benar amatir. Untuk apa ia berada di sini jika hanya melihat kedua pasang itu dengan kedua tangan mengepal. Kitanya ingin kembali menuju lapangan pun gagal saat seluruh tubuhnya tak bisa bergerak seolah ia dipaksa untuk melihat adegan menjijikan ini hingga selesai.
Tuhan. Gue beneran merasa jadi hujan yang ternistai. Jiwa jombloku meronta ingin keluar. Sampai kapan ia berada di sini, mohonnya dalam hati.
"Sial," umpat Kay sebelum bergerak menjauh dari UKS.
-o0o-
Tiba-tiba saja Kay berada di pinggir jalan. Sendirian, sepi, sudah seperti seorang gelandangan. Ia terus mengumpati penulis dalam setiap langkahnya. Memberi ancaman yang tentunya tak akan berarti nantinya.
"Ck. Dalam adegan, kan cuman ditulis kalau Kay pulang jalan kaki bersama beberapa orang ke arah terminal saat SEKTA tak dapat menjemputnya. Tapi apa ini? Jangankan orang, ia bahkan tak melihat terminal ataupun bangunan lain di sini, sial!" decaknya kesal.
Bayangkan saja, Alif sudah seperti anak hilang. Sudah ia nyasar ke dalam tubuh Kay, ya kali ia kembali nyasar ke dalam dunia novel? Sungguh tidak aesthetic baginya.
"Ah! Gue pulangnya gimana? Gue bahkan gak tahu arah jalan ke rumah gue sendiri," desahnya memberenggut kesal.
Terus melangkahkan tungkainya menyusuri jalan yang diisi oleh suara alam membuatnya merasa begitu jauh dari keramaian. Ia takut jika penulis membawanya jauh ke daerah terpencil lalu tak memulangkannya lagi. Eh, tapi bagi Alif itu tak mungkin karena esok akan banyak adegan dirinya bersama para tokoh utama. Para protagonis tentunya.
Dalam langkah kakinya, ia selalu berpikir bagaimana akhir nasibnya apakah seperti kisha aslinya atau ia harus memberontak merubah jalan ceritanya?
Jika ia memberontak, apakah ia akan segera kembali ke dunianya?
Ah, sungguh membingungkan. Sial, umpatnya dalam hati.
Daripada meratapi nasibnya yang tak jelas ini, Kay lebih memilih untuk menghibur dirinya sendiri dengan menyanyikan lagu kesukaannya saat mengerjai g****e assistant.
"Bintang-bintang di langit, secermerlang dirimu. Kalau perlu dibantu, panggilan asisten mu. On g****e katamu, ku pun hadir di sisimu. Nyenyenye halah bacot anying," cibirnya diakhiri umpatan.
Ia sudah merasa seperti orang gila yang marah akibat ulahnya sendiri. Meluapkan kekesalannya itu dengan menghentak tanah kuat-kuat. Ia bahkan mengacak rambutnya frutrasi. Fiks ia benar-benar cosplay menjadi ODGJ.
"Hei hei kamu yang di situ, kemari, kutemani. Tanya apa saja, suruh ini itu. Ku, kan jawab. Ku, kan bantu. Bacot anjir! Gue dari tadi di sini nyanyi kagak jelas. G****e juga kagak datang, kagak ada bantuan juga tuh." Kay memang berada di fase menuju gila. Ia terus bernyanyi dan mengoceh tak jelas hingga suara deruman dari beberapa motor mengalihkan pandangannya.
Ia membalikan badan, menatap lima pemuda berjaket hitam dengan gagahnya mengendarai motor masing-masing. Ide cemerlang langsung tersaji dalma benaknya.
Tanpa pikir panjang ia berdiri di tengah jalan, memejamkan matanya dengan kedua tangan yang merentang lebar. Tak peduli jika para pengendara itu mengumpat. Yang jelas saat ini dalam benaknya hanya ada satu kata yakni, lapar.
Kelima kendaraan beroda dia itu seketika menghentikan lajunya kurang lebih satu meter dari Kay. Salah satu dari mereka turun dari motornya, melepas helm miliknya kemudian melemparnya asal. Ia sudah emosi sejak tadi dan sekarang ada orang yang ingin bunuh diri di hadapannya.
Lagi pula mana ada orang gila yang berdiri di sini hanya untuk mati. Sungguh tak penting. Berjalan mendekati gadis itu, sang pemuda mengeram menatap gadis yang akhir-akhir ini selalu erada dalam benaknya.
"Lo mau mati, hah!"
-o0o-
•Bad Antagonist•-Dia siapa?-30 July 2k21"Untuk diriku sendiri. Terima kasih telah sekuat dan bertahan sejauh ini"-o0o-"Lo mau mati, hah!" bentaknya saat mengetahui jika gadis yang ia anggap gila adalah sepupu dari Kevin--Kay. Kay yang mendengar bentakan itu menunduk takut dengan tubuh yang bergetar. Ia terus memejamkan matanya bukan karena tak berani menatap sang pemilik motor. Hanya saja rasa pusing tiba-tiba melanda kepalanya.Akh!Secara spontan i
•Bad Antagonist•-Perihal Waktu dan Perasaan-July 2k21"Menang kalah itu biasa. Hidup terlalu monoton jika semesta selalu memihak kita. Ingat! Poros kehidupan itu bukan kamu saja."-o0o-Galaksi sedang cerah malam ini. Cahaya bulan mampu menyinari tempat gelap membuat suasana malam semakin terasa aesthetic, begitulah menurut pendapat absurd Kaylofia Pelita. Ia duduk di atas kap mobil dengan kepala mendongak ke atas. Memperhatikan milyaran bintang. Ia ingin menyatukan bintang tersebut hingga menjadi sebuah rasi. Nyatanya itu tak mungkin terjadi karena hamparan bintang di l
•Bad Antagonist• -Kena Prank?-August 2k21"Mau seberapa keras kamu merubah takdir, jika sudah jalan keadaan pun tetap sama."-o0o-Markas SEKTA terlihat lebih ramai dari biasanya. Sore ini mereka mendapat tantangan dari musuh abadi mereka yakni BRAPTA. kabar yang Faros dapatkan dari adik kelasnya tentang penyerangan yang dilakukan geng tersebut di sekolahnya akan dituntaskan sore ini juga."SEKTA!""DEKAT. KUAT. SEMANGAT!" seruan pa
•Bad Antagonist•-9 cara menghindari malaikat maut-August 2k21"Seberapa jauh kau melangkah, jika tempat pulangmu aku. Percuma!"-o0o-1. Menghindari dari tokoh utama2. Menjauh dari alur novel yang sebenarnya. 3. Memiliki misi untuk memisahkan dua tokoh utama dengan tujuan agar ia bisa hidup di akhir cerita. 4. Bersekutu dengan antagonis lain untuk memisahkan dua tokoh utama. 5. Menjauh dari male lead setelah misi ketiga dan keempat berhasil.
Alunan lagu milik Fourtwnty berjudul Zona Nyaman, mampu memberikan rasa nyaman di pagi yang dingin ini. Derasnya hujan terasa begitu indah dibumbui nikmatnya kopi panas yang tersedu dalam cangkir di tangannya. Perlahan bibirnya mulai menyeruput minuman berkafein tersebut.Ia gadis penikmat segala macam kopi terlebih suasana yang sangat mendukung membuatnya terasa benar-benar bebas. Bergelung dalam selimut dengan tatapan fokus pada rintik hujan yang dapat ia lihat dari jendela kamarnya. Namun, hal nyaman itu tak bertahan lama saat suara langkah kaki tergesa memasuki kamarnya.Pemuda tampan dengan napas ngos-ngosan berjalan menghampirinya kemudian dengan tak berdosanya melemparkan sebuah buku dengan sampul galaksi ke arahnya. Beruntung refleknya bagus sehingga ia bisa menghindari timpukan benda keras itu."Apaan?” tanyanya terkesan cuek. Tangannya menyimpan cangkir yang sejak tadi ia pegang, meletak
•Bad Antagonist•-Memulai Takdir Baru-Gresik, 24 Juli 2k21"Hidup itu banyak cobaan, tapi ini kebanyakan. "-o0o-Sirius sepertinya sedang jatuh hati pada candra sehingga tak ingin berada jauh darinya. Lihatlah bagaimana sang bintang paling terang itu berada begitu dengan dengan bulannya seolah mereka sedang mengambil alih langit malam itu.Udara dingin membuat gadis yang menatap langit malam lewat jendela kamar inapnya itu menghela napas berat. Beberapa jam setelah ia sadar hal-hal aneh mulai ia rasakan. Mulai dari membuka mata ia sudah dikejutk
•Bad Antagonist•-Kepulangan Yang Rusuh-Gresik, 24 Juli 2k21"Sebesar apa pun masalah lo, selagi itu bukan masalah gue. Bodo amat!"-o0o-Petrikor menguar menyeruak masuk ke dalam indra penciuman seorang gadis yang sedang memandangi jingga yang secara berani menyatu dengan sinar orange dari matahari sore, bahkan menghiraukan langit yang mulai menggelap.Seminggu berlalu setelah ia terbangun dari koma. Hari ini adalah hari terakhirnya berada di Rumah sakit. Selepas senja ia akan kembali ke rumah milik Kevin, tentu
•Bad Antagonist•-Memulai Sebuah Rencana-25 Juli 2k21"Training dulu nge-gosthing doi. Biar nanti kalau di ghosting balik gak kaget."-o0o-BRAPTA sedang diambang kekesalan. Beberapa anggota inti dari mereka memandang sinis kapten yang sedang duduk di sudut ruangan bersama seorang gadis. Bahkan ia mengabaikan diskusi penting yang harusnya mereka rundingkan bersama anggota BRAPTA lainnya."Lo udah makan?" tanyanya pada gadis yang duduk di sampingn