•Bad Antagonist•
-Perihal Waktu dan Perasaan-July 2k21
"Menang kalah itu biasa. Hidup terlalu monoton jika semesta selalu memihak kita. Ingat! Poros kehidupan itu bukan kamu saja."
-o0o-
Ia memisahkan matanya. Kedua tangannya berada di belakang tubuh. Menikmati malam ini meski suara berisik dengan kendaraan motor saling bersautan tak membuatnya merasa risih.
"Masuk mobil kalau ngantuk," ujar Reyvin menyingkirkan rambut halus yang terkena angin agar tak menutupi aksen cantik wajah gadis itu.
Kay menggeleng. "Gue mau lihat drama baku hantam secara nyata," ujarnya tersenyum manis membuat Reyvin mengernyit bingung.
"Gimana?" tanyanya dengan raut wajah tak mengerti.
Gadis itu hanya menggeleng dengan senyum manis. Dalam hati ia merutuki dirinya sendiri yang mempunyai mulut asal ceplos.
Bego banget, lo Alif, batinnya.
"Lo sudah sehat 'kan? Kelakuan lo aneh beberapa hari ini. Gue takut lo gegar otak," katanya diselingi candaan membuat ia mendapatkan tabokan maut dari Kay.
"Buset Kay! Lo yang sekarang bar-bar, ya?" candanya, "tapi gue suka." Lanjutnya bergumam pelan hingga embusan angin malam membawa suara itu menjauh bersama semesta.
"Btw, Vin. Kalau lo di sini, yang tanding, saha?" tanyanya ia sudah memanjangkan lehernya untuk melihat siapa yang balapan malam ini. Namun, dasarnya ia kurang tinggi usahanya pun sia-sia.
Reyvin menoleh sekilas ke arena. "Sepupu lo sama Dio," ujarnya membuat Kay menoleh dengan mata membulat. Soalnya hal itu terlihat lucu di mata sang ketua.
"Kok Dio, sih?" desahnya malas.
"Trus, lo maunya siapa?" Ia terkekeh, tangannya mengusap lembut gerakan halus di dahi gadis itu.
"Harusnya itu Kevin sama Faros. Nanti yang kalah bakal diledek habis-habisan terus balu hantam. Ish, tujuan gue ke sini, kan, pingin lihat orang gelut," celetuknya yang mampu membuat Reyvin mengerjap bingung.
"Maksud lo, apa?"
Mampus!
Mulutnya memang harus dikunci rapat agar tak keceplosan membocorkan cerita dalam dunia yang ia perankan ini. Belum sempat ia membalas pertanyaan Reyvin keadaan yang awalnya kondusif mulai ricuh. Beberapa pemuda terlihat berlarian ke tempat balapan dimulai. Begitu juga sang ketua SEKTA. Tetapi, sebelum beranjak ia sempat memperingati Kay agar tetap berada di sini.
"Jangan ke mana pun. Ingat!" tegasnya dibalas anggukan patuh oleh Kay. Ia berjalan menuju tempat keributan membuat Kay berdesis sinis.
Lagi pula untuk apa dia melihat hal yang begitu tak penting. Mungkin para berandal itu hanya sedang adu bacot tanpa baku hantam. Suara nyaring yang saling bersautan pun terdengar memekakkan telinga. Ia menggosok telinganya yang terasa pengang akibat mendengar berbagai teriakan juga umpatan.
"WOY JANCOK. AYOK BAKU HANTAM DARIPADA ADU BACOT KAYAK CEWEK!"
"BANGSAT! SAHA YANG LEMBAR KUACI!"
"MATAMU RA DELOK A' AKU IKI MENENG NAK KENE KOK DISAWAT SANDAL. AH, BANGKE!"
"ANJIR AYOK BAKU HANTAM!"
"OH.JADI LO PADA YANG LEMPAR AING PAKAI KUACI! SINI MAJU KITA ADU PANCO!"
Lihatlah. Kay merasa benar-benar malas berada di sini. Ini merek anita baku hantam atau adu bacot, sih? Perasaan yang ia dengar dari tadi suara orang ribut bukan pukul-pukulan.
Sungguh menyesal ia ikut. Eh, tapi kenapa cerinya bisa berubah begini, ya? Aishhh ngelag rasanya otak minimalis Alif disuruh berpikir seperti ini.
"YOK BALIK YOK! BACOT MULU DARI TADI, HERAN GUE!" teriaknya layaknya toa masjid.
Mereka menghentikan aksi mereka sebelum akhirnya memberi peringatan dengan satu bogeman. Para anggota SEKTA lebih memilih mundur dan meninggalkan BRAPA yang terlihat kalah telak.
"Dunia terlalu keras buat pengecut kaya kalian. Fuck!" umpat Kevin menaikan jari tengahnya tinggi-tinggi.
-o0o-
Kay lagi-lagi melakukan teleportasi. Sayangnya ia tak bisa memamerkan ini pada makhluk buatan penulis. Karena mereka akan melupakan hal-hal yang tak tertulis dalam novel.
Gadis itu mendesah sebal saat ia harus beradu dialog dengan dua tokoh utama. Lihatlah ia bahkan terlihat seperti seorang nyamuk yang bernapas tapi tak dianggap.
"Kamu gak diapa-apain 'kan?" tanyanya menatap Kay sinis.
Emang gue minat ama nih human. Hello! Gue masih suka cowok kali. Ia mencibur pertanyaan yang terdengar ambigu di telinga Kay.
"Aku gak papa kok. Tadi aku gak sengaja nabrak Kay sampai bikin baju dia basah." Sheila tersenyum lembut saat melihat raut khawatir pemuda itu.
Dalam hati Kay terus mencibir tentang karakter utama wanita dalam cerita ini. Memang ya pemeran utama wanita itu tergambar seperti angel sedangkan sang antagonis seperti iblis yang tak memiliki sifat meski secuil.
"Jangan kebanyakan alibi! Gue tahu lo sengaja nabrak trus numpahin minuman ke gue 'kan?" Ia bersedih menyorot Sheila dengan mata tajamnya.
"Diem lo!" bentaknya menatap tajam Kay kemudian beralih ke Sheila dengan tatapan lembut, "kamu beneran gak apa-apa? Atau mau kita ke rumah sakit?" tawarnya mencoba membujuk.
Aish! Dia itu cuman kena air sedikit mau dibawa ke RS. Lah! Gue yang basah kuyup biasa aja anjir. Jangan lebay deh, batinnya menatap malas dua orang ini.
"Aku gak apa-apa kok. Kamu tenang aja," balasnya mengusap lembut lengan Dio berusaha menenangkan pemuda itu. Dan akhirnya adegan tatap-tatapan mereka lakukan membuat Kay menatapnya jengah. Ia ingin scene ini segera berakhir agar ia bebas pergi ke mana pun tanpa susah-susah menjadi boneka dari penulis.
Anjir! Kenapa gue berasa jadi ibu tiri, sih? Hadeuhh! Kenapa gue harus berada di scene di mana dua pemeran utama ini saling adu pandang. Penulis laknat, batinnya menjerit sembari mengumpati penulis.
"Lo!" Jarinya menunjuk Kay murka, "minta maaf!" tegasnya.
Memutar bola mata malas Kay bergumam, "malas anjir!" Eh, ia sudah bisa bergerak bebas.
Akhirnya. Ia merentangkan tangan kemudian menatap Dio dan Sheila malas. Tangannya menepuk dua kali pundak pemuda itu sebelum akhirnya pergi setelah mengungkapkan, "selamat bersenang-senang."
Dua tokoh utama itu saling tatap bingung sebelum akhirnya tersenyum dengan tangan yang saling bersautan. Ah, romantis sekali.
"Mau ke kantin, hm?" Sheila mengangguk malu mendengar pertanyaan Dio.
Bagi dua orang yang sedang giat-giatnya jatuh cinta tanpa takut resiko patah hati. Bucin adalah kata yang pantas bagi keduanya. Hal itu berhasil membuat jiwa iri jomblo meronta-ronta ingin segera lepas dari kandang.
-o0o-
•Bad Antagonist• -Kena Prank?-August 2k21"Mau seberapa keras kamu merubah takdir, jika sudah jalan keadaan pun tetap sama."-o0o-Markas SEKTA terlihat lebih ramai dari biasanya. Sore ini mereka mendapat tantangan dari musuh abadi mereka yakni BRAPTA. kabar yang Faros dapatkan dari adik kelasnya tentang penyerangan yang dilakukan geng tersebut di sekolahnya akan dituntaskan sore ini juga."SEKTA!""DEKAT. KUAT. SEMANGAT!" seruan pa
•Bad Antagonist•-9 cara menghindari malaikat maut-August 2k21"Seberapa jauh kau melangkah, jika tempat pulangmu aku. Percuma!"-o0o-1. Menghindari dari tokoh utama2. Menjauh dari alur novel yang sebenarnya. 3. Memiliki misi untuk memisahkan dua tokoh utama dengan tujuan agar ia bisa hidup di akhir cerita. 4. Bersekutu dengan antagonis lain untuk memisahkan dua tokoh utama. 5. Menjauh dari male lead setelah misi ketiga dan keempat berhasil.
Alunan lagu milik Fourtwnty berjudul Zona Nyaman, mampu memberikan rasa nyaman di pagi yang dingin ini. Derasnya hujan terasa begitu indah dibumbui nikmatnya kopi panas yang tersedu dalam cangkir di tangannya. Perlahan bibirnya mulai menyeruput minuman berkafein tersebut.Ia gadis penikmat segala macam kopi terlebih suasana yang sangat mendukung membuatnya terasa benar-benar bebas. Bergelung dalam selimut dengan tatapan fokus pada rintik hujan yang dapat ia lihat dari jendela kamarnya. Namun, hal nyaman itu tak bertahan lama saat suara langkah kaki tergesa memasuki kamarnya.Pemuda tampan dengan napas ngos-ngosan berjalan menghampirinya kemudian dengan tak berdosanya melemparkan sebuah buku dengan sampul galaksi ke arahnya. Beruntung refleknya bagus sehingga ia bisa menghindari timpukan benda keras itu."Apaan?” tanyanya terkesan cuek. Tangannya menyimpan cangkir yang sejak tadi ia pegang, meletak
•Bad Antagonist•-Memulai Takdir Baru-Gresik, 24 Juli 2k21"Hidup itu banyak cobaan, tapi ini kebanyakan. "-o0o-Sirius sepertinya sedang jatuh hati pada candra sehingga tak ingin berada jauh darinya. Lihatlah bagaimana sang bintang paling terang itu berada begitu dengan dengan bulannya seolah mereka sedang mengambil alih langit malam itu.Udara dingin membuat gadis yang menatap langit malam lewat jendela kamar inapnya itu menghela napas berat. Beberapa jam setelah ia sadar hal-hal aneh mulai ia rasakan. Mulai dari membuka mata ia sudah dikejutk
•Bad Antagonist•-Kepulangan Yang Rusuh-Gresik, 24 Juli 2k21"Sebesar apa pun masalah lo, selagi itu bukan masalah gue. Bodo amat!"-o0o-Petrikor menguar menyeruak masuk ke dalam indra penciuman seorang gadis yang sedang memandangi jingga yang secara berani menyatu dengan sinar orange dari matahari sore, bahkan menghiraukan langit yang mulai menggelap.Seminggu berlalu setelah ia terbangun dari koma. Hari ini adalah hari terakhirnya berada di Rumah sakit. Selepas senja ia akan kembali ke rumah milik Kevin, tentu
•Bad Antagonist•-Memulai Sebuah Rencana-25 Juli 2k21"Training dulu nge-gosthing doi. Biar nanti kalau di ghosting balik gak kaget."-o0o-BRAPTA sedang diambang kekesalan. Beberapa anggota inti dari mereka memandang sinis kapten yang sedang duduk di sudut ruangan bersama seorang gadis. Bahkan ia mengabaikan diskusi penting yang harusnya mereka rundingkan bersama anggota BRAPTA lainnya."Lo udah makan?" tanyanya pada gadis yang duduk di sampingn
•Bad Antagonist•-Bertemu Tokoh Utama-26 Juli 2k21"Melupakan itu mudah, yang susah itu melepaskan. Karena semua akan menjadi sia-sia saat kita merasa benar-benar kehilangan."-o0o-Mentari masih malu-malu menunjukan sinarnya. Membuat sang fajar masih enggan pergi dari cakrawala. Cahayanya begitu menggemaskan di mata seorang gadis yang sedang duduk di atas boncengan pemuda berjaket hitam. Ia memeluk erat perut sepupunya itu dengan mata yang terpejam seolah tengah menikmati udara pagi ini.
•Bad Antagonist•-Drama Apa ini?-27 Juli 2k21"Stay Calm, ini hanya sebuah ekspetasi bukan realita. Hanya sebuah kehaluan bukan kenyataan."-o0o-Brukk!Semesta sepertinya tak merestui rencana buruk gadis antagonis itu. Niatnya ingin menyalakan sang pemeran utama justru ia yang terkenal sial.Aih! Lihatlah, baru saja hendak melangkah dengan segala rencana busuk yang tercipta kini ia harus menanggung akibat pe