Share

Bab 8. Dijemput Paksa

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2024-11-18 14:54:52

“Ayolah, Rai, kamu tak perlu membuat drama suami istri. Cukup kamu tanda tangani surat pengajuan cerai itu dan mengurusnya. Maka kita tidak perlu lagi mencampuri satu sama lain.”

“Kooperatiflah sedikit, Camelia. Kondisi Kakekku sedang tidak baik-baik saja, tidak mungkin kita bercerai saat kondisi Kakek seperti itu,” ucap Rainer.

Benar. Kondisi Kakek Wijaya memang sedang tidak baik beberapa waktu ini, Camelia bahkan sempat mengunjunginya sehari sebelum dia memutuskan untuk bercerai dari Rainer. Camelia nampak berpikir.

Melihat istrinya yang seperti sedang memikirkan sesuatu, Rainer kembali berbicara, “Kakek juga meminta kita untuk menghadiri pesta ulang tahun Tuan dan Nyonya Adiwangsa bersama. Apa kamu masih ingin menolak permintaannya?”

Karena kebohongannya pada Agnes Rainer justru mendapatkan ide. Camelia sangat menyayangi dan juga patuh pada Kakeknya. Rainer akan menggunakan Kakeknya untuk mengikat Camelia.

“Kemasi barang-barangmu dan kita akan kembali ke rumah,” ujar Rainer s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 9

    Rainer menarik napas pelan lalu menghembuskan perlahan, mengumpulkan serpihan-serpihan kesabaran agar tidak berhamburan hingga terjadi sebuah ledakan yang membara di dalam jiwa.Camelia melirik ke arah Rainer yang hidungnya kembang-kempis seperti orang yang sedang meniup balon.“Kenapa malah diam? Yakin kamu ingin aku yang memilihkan? Aku tidak tahu makanan kesukaanmu lho,” tanya Camelia. Gadis cantik itu sengaja memancing Rainer, ingin tahu sebesar apa harga dirinya.“Coba kita lihat, apakah gengsimu akan sebesar gunung Everest, Rai,” batin Camelia.“Tidak perlu, aku pilih sendiri saja, bisa-bisa kamu memilihkan makanan yang membuatku alergi,” ucap Rainer kemudian meraih buku menu, melihat sekilas dan menyebutkan satu per satu makanan yang dia mau.Sedangkan Camelia duduk bersandar dan menatap sinis suaminya.“Memangnya kamu saja yang bisa berbuat seenaknya? Rasakan saja pembalasanku, akan kubuat kamu melepaskanku, Rai

    Last Updated : 2024-11-21
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 10

    “Pelakor? Maksudmu aku pelakor?” tanya Camelia seraya menunjuk dirinya sendiri.“Memangnya ada orang lain di sini?” balas Wulan.“Asal kamu tahu, hanya Nona Agnes yang pantas bersanding dengan Tuan Rainer! Wanita yang hanya mengincar hartanya seperti kamu benar-benar menjijikan,” ejek Wulan.“Mulutmu benar-benar tak tahu sopan santun,” balas Camelia.Brak!!!Pintu ruang ganti itu dibuka dengan kasar hingga menimbulkan suara yang memekakan telinga dan mengundang banyak perhatian, termasuk manajer butik. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Rainer.Wulan langsung tertunduk karena pria itu menatapnya dengan tajam. Sedangkan Camelia bersikap biasa saja tidak terpengaruh dengan kedatangan Rainer.Pegawai yang lain berkumpul dan mulai saling berbisik sambil menatap aneh ke arah ruang ganti itu. Manajer butik pun bergegas melihat apa yang sebenarnya terjadi.“Siapa kamu, berani sekali berkata seperti itu pada istriku?” ben

    Last Updated : 2024-11-22
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 11

    Langkah Camelia terhenti lalu kembali melihat ke arah Rainer dengan kesal.“Benar kamu memang masih suamiku, tetapi–.”Ucapan Camelia terhenti karena Rainer langsung mengangkat tubuh wanita itu seperti karung beras.“Rai!” pekik Camelia.Rainer membawa Camelia dan mengambil koper yang ada di tangan Ella, masuk ke dalam kamar, menutup pintu, terakhir menguncinya.Melihat kedua majikannya, Ella pun tersenyum semringah dan bergumam, “Sepertinya Kakek Wijaya akan segera mendapatkan cicit yang sudah lama ditunggu.”“Rai! Turunkan aku! Kenapa kamu suka berbuat seenaknya?” teriak Camelia seraya memukuli punggung suaminya.“Diamlah!” bentak Rainer. Dia hanya tidak ingin istrinya terjatuh jika terus meronta.Camelia terus memukul dan berteriak meminta Rainer untuk menurunkannya.Rainer menjatuhkan Camelia di atas ranjang berukuran king size miliknya sampai terdengar deritan.Belum sempat Camelia mengger

    Last Updated : 2024-11-23
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 12

    Camelia membangunkan tubuhnya dan mendesis kesal, dia mulai mendengar suaminya menghitung.“Ya ampun, kenapa dia begitu keras kepala?” Dengan terus menggerutu Camelia bangkit dari ranjang. Benar saja Rainer mulai mendobrak pintu itu.“Dia pikir mudah mendobrak pintu? Coba saja, sampai tulangmu patah, kamu tidak akan bisa membuka pintu ini kecuali membawa pasukan,” cemooh Camelia. Pada kenyataannya Rainer tidak mendobrak pintu kamar Camelia. Pria itu hanya menendang agar menimbulkan suara yang bising untuk memancing Camelia keluar. Tiba-tiba saja pintu terbuka tanpa Rainer mendengar suara kunci yang diputar, padahal posisi Rainer sudah siap menendang ke arah pintu.“Aaaaa,” teriak Camelia.Rainer mencoba mengendalikan tubuhnya agar tidak menendang sang istri, tetapi justru membuat tubuh oleng dan menerjang Camelia hingga mereka terjatuh di lantai.Brruugghhh!Rainer masih sempat menukar posisi sebelum

    Last Updated : 2024-11-24
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 13

    “Ada apa?” tanya Camelia seraya berjalan ke arah pintu ruangan lemari raksasa itu. Rainer terlihat sedang melihat rak dasi miliknya.“Apa kamu lihat dasiku?”“Dasi yang mana? Dasimu terlalu banyak, aku tidak mungkin menghafalnya satu per satu,” balas Camelia.“Dasi berwarna marun yang bercorak garis-garis hitam,” jawab Rainer dengan wajah serius.Camelia terdiam sejenak, dasi yang dimaksud suaminya adalah dasi dari pemberian darinya di awal pernikahan mereka. Benda yang sama sekali tak pernah Rainer sentuh bahkan dipakai barang satu kali pun lalu untuk apa sekarang ditanyakan? “Oh, dasi itu? Aku sudah membuangnya,” jawab Camelia tanpa rasa bersalah. “Kenapa dibuang? Siapa yang menyuruhmu membuangnya?” tanya Rainer. Ada nada kekecewaan dari ucapan Rainer.“Dari awal aku memberikannya kepadamu, kamu tidak pernah mau menyentuh apalagi memakainya. Jadi lebih baik aku buang saja,” jawab Camelia dengan enteng.Wanit

    Last Updated : 2024-11-25
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 14

    “Apa kamu senang selalu bersama Rainer?” ucap seorang wanita yang sejak tadi sudah menunggu Camelia keluar dari bilik toilet.Camelia berjalan menuju wastafel lalu mencuci tangan sebelum menanggapi wanita itu.“Selalu katanya? Aku baru 24 jam bersama Rainer dia bilang selalu, apa dia sengaja mengejekku? Dasar wanita ulat bulu,” monolog Camelia dalam hati seraya melirik Agnes yang berdiri tak jauh darinya melalui cermin besar yang ada di atas wastafel.Merasa diacuhkan oleh Camelia, wanita itu kembali berkata, “Jangan senang dulu, karena Rainer pasti akan segera menceraikanmu. Jadi aku akan sedikit membiarkanmu dekat dengannya, baik sekali bukan?”“Baguslah kalau memang seperti itu. Aku sangat menantikannya perceraian ini, syukur-syukur kamu bisa membantuku untuk segera bercerai dari Rai, tetapi sepertinya dia tidak ingin cerai dariku tuh,” balas Camelia dengan setengah mengejek Agnes lalu membuang tisu ke tong sampah dan berjalan melewati wanita i

    Last Updated : 2024-11-26
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 15

    Camelia berjalan keluar dari restoran dengan tergesa, muak rasanya melihat suami dan kekasihnya.“Bu Lia mau kemana?” tanya Levi menghadang langkah wanita itu.“Pergi!” jawab Camelia tanpa mempedulikan Levi.Levi langsung mencekal tangan Camelia. Sontak wanita itu menghentikan langkah, melihat ke arah asisten pribadi suaminya dan juga tangan yang mencekal tangannya itu secara bergantian.“Maafkan saya, Bu.” Levi langsung melepas cekalan tangannya. Canggung.“Jangan halangi aku. Aku malas berurusan dengan Rai dan si ulat bulu,” ucap Camelia.Levi mengernyitkan keningnya, belum mengerti maksud perkataan Camelia.“Tapi, Bu–.” Camelia langsung mengibaskan tangan, tanda menyuruh Levi untuk tidak banyak bicara dan protes.Camelia berjalan menuju jalan raya dan Levi masih mengekor. “Kenapa mengikutiku?” Pria itu terlihat gugup, yang terpatri dalam otaknya hanya tidak boleh membiarkan Camelia kabur s

    Last Updated : 2024-11-27
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 16

    Daniel adalah pengacara muda yang karirnya sedang menanjak, tempatnya bekerja pun tidak main-main. Firma hukum yang terkenal sering memenangkan kasus.“Di tempatku bekerja ada satu pengacara yang handal dalam urusan perceraian, besok akan aku pertemukan denganmu. Aku akan buatkan janji lebih dulu,” ujar Daniel.“Terima kasih, Daniel.” “Pastikan alasanmu bercerai masuk akal.”“Memang ada alasan bercerai tidak masuk akal? Sudah jelas-jelas suamiku itu memiliki simpanan, masih kurang jelas apa?” terang Camelia.“Akhirnya matamu terbuka juga,” sahut Maura.Camelia berdecak, tetapi tidak menampik. Dulu dirinya memang bodoh dan menutup mata tentang hal itu, yang ada dalam pikirannya hanya membuat Rainer jatuh cinta, maka semua akan beres.Setelah berbincang sebentar, Daniel memutuskan untuk kembali bekerja dan membiarkan dua wanita itu menikmati waktu bersama.Camelia menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya p

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 105. Keputusan Akhir

    Senyum Daisy mengembang begitu sosok Camelia melangkah masuk ke ruang utama. Tanpa banyak basa-basi, wanita paruh baya itu langsung menariknya dalam pelukan hangat. Aroma khas teh melati bercampur dengan wangi lembut kain yang dikenakan Daisy, menciptakan suasana nyaman yang sudah lama tidak dirasakan Camelia.“Kamu semakin kurus,” komentar Daisy begitu mereka saling melepaskan pelukan, matanya mengamati Camelia dengan sorot khawatir.Camelia hanya tersenyum tipis, mengabaikan komentar itu. Tubuhnya memang sedikit lebih ringan belakangan ini, tapi bukan itu yang penting sekarang. Dia mengikuti langkah Daisy ke ruang santai.“Akhirnya urusanmu dengan wanita bernama Amanda itu selesai juga,” ujar Daisy.Seluruh keluarga Wijaya memang tahu apa yang sempat dialami oleh Camelia tidak terkecuali Daisy. Bahkan Kakek Wijaya dan Yasa Wijaya–ayah mertua Camelia sempat menawarkan bantuan.“Iya, Bu. Akhirnya selesai. Aku lelah sekali,” balas Camelia.Keduanya berbincang tentang kesehatan Camelia,

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 104. Tukang Cemburu

    “Entahlah, aku tidak yakin, aku hanya merasa ada seseorang yang mengawasiku,” jujur Camelia, lalu berjalan menuju mobilnya, diikuti oleh Anne. “Sudah berapa lama kamu merasa diawasi?” tanya Danar seraya menyamakan langkah dengan Camelia. “Entahlah. Aku juga tidak yakin. Tidak perlu khawatir. Aku masih bisa menanganinya, kalau begitu aku pulang dulu,” balas Camelia lalu masuk ke dalam mobil tanpa memberi kesempatan pada Danar untuk menanggapi. Danar jelas tidak akan tinggal diam, dia pun menghubungi seseorang untuk mengawasi Camelia. Dia tidak ingin kejadian di Singapura terulang lagi. Apalagi sekarang belum diketahui kebenaran Rainer masih hidup atau tidak. Siapa tahu musuh-musuh suami Camelia itu masih mengincar Camelia. “Apa kita perlu ke rumah sakit, Camelia? Aku lihat kondisimu tidak baik-baik saja,” tanya Anne memecah keheningan di dalam mobil. “Tidak perlu, Anne. Kita langsung pulang saja,” jawab Cameli

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 103. Makan Bersama

    “Kenapa hanya menunggu di sini? Harusnya kamu masuk dan memastikan keadaannya,” ucap Camelia. Danar. Pria itu sudah menunggu di parkiran bersama Reno. Sebelum menjawab, pria itu hanya tersenyum lembut. Meskipun ucapan Camelia terdengar seperti sebuah sindiran. “Aku baru saja datang, dan hanya ingin bertemu denganmu.” Camelia menarik sebelah sudut bibirnya dan mengangguk. “Mau makan siang bersama? Biar mobilmu Anne yang bawa,” tawar Danar. Terlihat Camelia menoleh pada asisten pribadinya, dan Anne pun mengangguk. “Baiklah,” jawab Camelia. Semua sudah selesai, mungkin ini saatnya mereka meluruskan semua yang sempat menjadi benang kusut. “Kamu bisa pergi bersama Anne, Reno,” titah Danar pada asistenya, dan pria itu hanya mengangguk. Setelah itu, Danar segera memacu kendaraannya keluar dari parkiran gedung pengadilan itu. Hanya keheningan yang menyelimuti ked

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 102. Keputusan untuk Amanda

    “Pak, pengacara Nyonya Amanda kembali menghubungi,” ujar Reno di sela-sela dia melaporkan pekerjaannya.“Untuk apa lagi mereka terus menghubungi? Bukankah semuanya sudah jelas,” balas Danar dengan malas.Reno terlihat sedikit ragu-ragu sebelum akhirnya mengutarakan pendapatnya.“Menurut saya, Anda setidaknya mengunjungi Nyonya Amanda.”Wajah Danar masih datar, tetapi dalam tempurung kepalanya dia memikirkan hal yang sama.Langkah kaki terdengar berat saat Danar melewati lorong sempit yang berbau lembab. Pikirannya berputar, penuh dengan ketidakpastian. Dia tahu alasan mengapa akhirnya memutuskan untuk datang ke sini, namun rasa enggan tidak bisa ditepis. Reno telah berkali-kali menyampaikan pesan dari pengacara Amanda, setiap kali menyisipkan nada memohon seolah-olah hidup Amanda bergantung sepenuhnya pada satu keputusan dari Danar.Saat tiba di ruangan pertemuan, Amanda sudah menunggu di balik kaca tebal yang memisahkan ked

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 101. Hati yang Kacau

    Danar memandangi layar laptopnya, grafik keuangan Adiwangsa Grup terpampang dengan stabilitas yang perlahan kembali. Efek dari ulah Amanda memang sempat menggoyahkan beberapa cabang bisnis, tapi semua mulai terkendali. Sekalipun dia tidak ingin mengakuinya, Amanda harus menanggung hukuman atas perbuatannya. Wanita itu telah menempatkan perusahaan dan keluarganya dalam posisi sulit yang tidak bisa ditoleransi.Danar mengangkat interkom yang berada di dekatnya memberi perintah pada asisten pribadinya untuk datang ke ruangan. Pria itu menyandarkan tubuh ke sandaran kursi, matanya tajam menatap layar tablet yang ada di tangan. Beberapa laporan mengenai aktivitas terakhir Amanda muncul di sana, membuat rahangnya mengencang.Beberapa saat kemudian, pria tampan dengan setelan jas mahal masuk ke dalam ruangan Danar.“Ada yang bisa saya bantu, Pak?”"Reno, tentang Ryo," kata Danar tanpa memalingkan pandangan dari layar datar yang dipegangnya, "ap

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 100. Bukan untuk Negosiasi

    “Maaf Bu Camelia, sebelum kita tidak pernah bertegur sapa secara pribadi maupun soal pekerjaan. Ada apa sebenarnya sampai Anda mengajak saya bertemu?” tanya Ryo penuh penasaran.Siapa yang tidak tahu Camelia Agatha namanya sempat menjadi headline hampir semua surat kabar dan media elektronik. Wanita dengan karir cemerlang.“Apa benar Anda tidak tahu tujuan saya mengajak Anda bertemu? Atau hanya pura-pura tidak tahu?” tanya Camelia.Ekspresi Ryo tidak bisa berbohong. Pria itu terlihat tidak tahu apa-apa tentang tujuan Camelia menemuinya. Belum lagi urusan perusahaan yang berhasil membuatnya kelimpungan.“Saya benar-benar tidak tahu maksud Anda,” jawab Ryo.Camelia hanya tersenyum. Beberapa saat kemudian ponsel Ryo berdering, nomor asing dengan kode daerah, menandakan jika nomor itu adalah nomor kantor.Ryo meminta izin pada Camelia untuk mengangkat telepon tersebut. Betapa terkejutnya pria itu setelah orang di seberang sana memper

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 99. Danar Galau

    Amanda terperanjat saat mendengar suara Ryo yang sudah berada di dekatnya. Kehadiran pria itu bahkan tidak disadari olehnya yang sibuk dalam pikirannya.Wanita itu tampak gelagapan, terlihat sekali tidak bisa mengendalikan situasi.“Apa yang baru-baru ini kamu lakukan, Amanda?”Amanda berdehem, lalu mengambil gula dan teh, memasukkannya ke dalam cangkir, sedikit mengalihkan perhatian.“Apa maksudmu, Ryo?” tanya Amanda untuk mengurai rasa gugup. “Kamu akan bersikap seperti ini saat melakukan kesalahan, aku harap kamu tidak melakukan sesuatu yang melebihi batas,” ujar Ryo. Matanya menatap Amanda dengan tajam. Namun, dia segera meninggalkan wanita yang masih diam membisu itu menuju kamarnya.Cahaya redup dari lampu meja menerangi sudut kamar, menciptakan bayangan di dinding yang tak bisa mengalihkan pikiran Danar. Dia berdiri di samping jendela, mata menatap keluar yang gelap, tangan menggenggam ponsel, namun tidak ada pe

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 98. Pembuktian

    Camelia tidak akan diam saja, dia sengaja meminta Levi untuk mengutus orang dan mengawasi Amanda. Camelia berpura-pura menjadi orang lain dan mengajak Amanda bekerjasama. Dengan kata lain, wanita itu menjebak Amanda agar mengakui perbuatannya.Amanda sedang menunggu kedatangan seseorang di sebuah restoran. Hingga akhirnya Camelia datang.“Sedang menunggu seseorang, Nyonya Amanda?” tanya Camelia untuk sekedar basa-basi.“Bukan urusanmu,” balas Amanda dengan sengit.“Benarkah? Tapi sayangnya ini menjadi urusanku karena semua menyangkut kehidupanku,” balas Camelia lalu duduk di depan Amanda.Amanda mengernyit, menolak untuk paham kemana arah pembicaraan Camelia.“Apa maksudmu?” tanya Amanda.“Tidak perlu berpura-pura lagi. Aku tahu semuanya.”Camelia mengambil lalu meletakkan tablet di atas meja. Layar itu menampilkan serangkaian dokumen dan bukti rekaman, tentang kejahatan yang Amanda lakukan padanya.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 97. Kemarahan Danar

    Sebagian kertas itu lepas dari jepitannya dan berhamburan.Camelia memandang Danar dengan pandangan yang berkecamuk, kecewa, marah, sakit hati. Baru kali ini dia mendapatkan perlakuan yang begitu kasar dari pria itu.Dalam diam Camelia berjongkok, mengambil dokumen itu di lantai. Sebelum berdiri dia membaca dengan cepat dokumen itu. Hasil audit benar-benar mengarah padanya tanpa terkecuali.“Apa maksudnya ini?” ucap Camelia lirih, tetapi Danar masih bisa mendengarnya.“Jangan berpura-pura bodoh. Aku tahu kamu mencoba menghancurkan perusahaan ini!”Ucapan Danar adalah pukulan telak. Camelia menggeleng keras, mencoba menjelaskan, tetapi Danar terus memotong. Kata-katanya tajam, menyerang langsung ke inti.“Jika kamu pikir bisa mempermainkan aku seperti ini, kamu salah besar. Aku akan memastikan kamu tidak akan bisa melangkah lagi di dunia bisnis.”Camelia membeku. Jantungnya terasa seperti tidak lagi berdetak, dia memaksa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status