Share

Bab 10

Penulis: Lemongrass
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 20:00:26

“Pelakor? Maksudmu aku pelakor?” tanya Camelia seraya menunjuk dirinya sendiri.

“Memangnya ada orang lain di sini?” balas Wulan.

“Asal kamu tahu, hanya Nona Agnes yang pantas bersanding dengan Tuan Rainer! Wanita yang hanya mengincar hartanya seperti kamu benar-benar menjijikan,” ejek Wulan.

“Mulutmu benar-benar tak tahu sopan santun,” balas Camelia.

Brak!!!

Pintu ruang ganti itu dibuka dengan kasar hingga menimbulkan suara yang memekakan telinga dan mengundang banyak perhatian, termasuk manajer butik. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Rainer.

Wulan langsung tertunduk karena pria itu menatapnya dengan tajam. Sedangkan Camelia bersikap biasa saja tidak terpengaruh dengan kedatangan Rainer.

Pegawai yang lain berkumpul dan mulai saling berbisik sambil menatap aneh ke arah ruang ganti itu. Manajer butik pun bergegas melihat apa yang sebenarnya terjadi.

“Siapa kamu, berani sekali berkata seperti itu pada istriku?” ben
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dyah Wiryastini
Lanjutttt kakkk.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 11

    Langkah Camelia terhenti lalu kembali melihat ke arah Rainer dengan kesal.“Benar kamu memang masih suamiku, tetapi–.”Ucapan Camelia terhenti karena Rainer langsung mengangkat tubuh wanita itu seperti karung beras.“Rai!” pekik Camelia.Rainer membawa Camelia dan mengambil koper yang ada di tangan Ella, masuk ke dalam kamar, menutup pintu, terakhir menguncinya.Melihat kedua majikannya, Ella pun tersenyum semringah dan bergumam, “Sepertinya Kakek Wijaya akan segera mendapatkan cicit yang sudah lama ditunggu.”“Rai! Turunkan aku! Kenapa kamu suka berbuat seenaknya?” teriak Camelia seraya memukuli punggung suaminya.“Diamlah!” bentak Rainer. Dia hanya tidak ingin istrinya terjatuh jika terus meronta.Camelia terus memukul dan berteriak meminta Rainer untuk menurunkannya.Rainer menjatuhkan Camelia di atas ranjang berukuran king size miliknya sampai terdengar deritan.Belum sempat Camelia mengger

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 12

    Camelia membangunkan tubuhnya dan mendesis kesal, dia mulai mendengar suaminya menghitung.“Ya ampun, kenapa dia begitu keras kepala?” Dengan terus menggerutu Camelia bangkit dari ranjang. Benar saja Rainer mulai mendobrak pintu itu.“Dia pikir mudah mendobrak pintu? Coba saja, sampai tulangmu patah, kamu tidak akan bisa membuka pintu ini kecuali membawa pasukan,” cemooh Camelia. Pada kenyataannya Rainer tidak mendobrak pintu kamar Camelia. Pria itu hanya menendang agar menimbulkan suara yang bising untuk memancing Camelia keluar. Tiba-tiba saja pintu terbuka tanpa Rainer mendengar suara kunci yang diputar, padahal posisi Rainer sudah siap menendang ke arah pintu.“Aaaaa,” teriak Camelia.Rainer mencoba mengendalikan tubuhnya agar tidak menendang sang istri, tetapi justru membuat tubuh oleng dan menerjang Camelia hingga mereka terjatuh di lantai.Brruugghhh!Rainer masih sempat menukar posisi sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 13

    “Ada apa?” tanya Camelia seraya berjalan ke arah pintu ruangan lemari raksasa itu. Rainer terlihat sedang melihat rak dasi miliknya.“Apa kamu lihat dasiku?”“Dasi yang mana? Dasimu terlalu banyak, aku tidak mungkin menghafalnya satu per satu,” balas Camelia.“Dasi berwarna marun yang bercorak garis-garis hitam,” jawab Rainer dengan wajah serius.Camelia terdiam sejenak, dasi yang dimaksud suaminya adalah dasi dari pemberian darinya di awal pernikahan mereka. Benda yang sama sekali tak pernah Rainer sentuh bahkan dipakai barang satu kali pun lalu untuk apa sekarang ditanyakan? “Oh, dasi itu? Aku sudah membuangnya,” jawab Camelia tanpa rasa bersalah. “Kenapa dibuang? Siapa yang menyuruhmu membuangnya?” tanya Rainer. Ada nada kekecewaan dari ucapan Rainer.“Dari awal aku memberikannya kepadamu, kamu tidak pernah mau menyentuh apalagi memakainya. Jadi lebih baik aku buang saja,” jawab Camelia dengan enteng.Wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 14

    “Apa kamu senang selalu bersama Rainer?” ucap seorang wanita yang sejak tadi sudah menunggu Camelia keluar dari bilik toilet.Camelia berjalan menuju wastafel lalu mencuci tangan sebelum menanggapi wanita itu.“Selalu katanya? Aku baru 24 jam bersama Rainer dia bilang selalu, apa dia sengaja mengejekku? Dasar wanita ulat bulu,” monolog Camelia dalam hati seraya melirik Agnes yang berdiri tak jauh darinya melalui cermin besar yang ada di atas wastafel.Merasa diacuhkan oleh Camelia, wanita itu kembali berkata, “Jangan senang dulu, karena Rainer pasti akan segera menceraikanmu. Jadi aku akan sedikit membiarkanmu dekat dengannya, baik sekali bukan?”“Baguslah kalau memang seperti itu. Aku sangat menantikannya perceraian ini, syukur-syukur kamu bisa membantuku untuk segera bercerai dari Rai, tetapi sepertinya dia tidak ingin cerai dariku tuh,” balas Camelia dengan setengah mengejek Agnes lalu membuang tisu ke tong sampah dan berjalan melewati wanita i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 15

    Camelia berjalan keluar dari restoran dengan tergesa, muak rasanya melihat suami dan kekasihnya.“Bu Lia mau kemana?” tanya Levi menghadang langkah wanita itu.“Pergi!” jawab Camelia tanpa mempedulikan Levi.Levi langsung mencekal tangan Camelia. Sontak wanita itu menghentikan langkah, melihat ke arah asisten pribadi suaminya dan juga tangan yang mencekal tangannya itu secara bergantian.“Maafkan saya, Bu.” Levi langsung melepas cekalan tangannya. Canggung.“Jangan halangi aku. Aku malas berurusan dengan Rai dan si ulat bulu,” ucap Camelia.Levi mengernyitkan keningnya, belum mengerti maksud perkataan Camelia.“Tapi, Bu–.” Camelia langsung mengibaskan tangan, tanda menyuruh Levi untuk tidak banyak bicara dan protes.Camelia berjalan menuju jalan raya dan Levi masih mengekor. “Kenapa mengikutiku?” Pria itu terlihat gugup, yang terpatri dalam otaknya hanya tidak boleh membiarkan Camelia kabur s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 16

    Daniel adalah pengacara muda yang karirnya sedang menanjak, tempatnya bekerja pun tidak main-main. Firma hukum yang terkenal sering memenangkan kasus.“Di tempatku bekerja ada satu pengacara yang handal dalam urusan perceraian, besok akan aku pertemukan denganmu. Aku akan buatkan janji lebih dulu,” ujar Daniel.“Terima kasih, Daniel.” “Pastikan alasanmu bercerai masuk akal.”“Memang ada alasan bercerai tidak masuk akal? Sudah jelas-jelas suamiku itu memiliki simpanan, masih kurang jelas apa?” terang Camelia.“Akhirnya matamu terbuka juga,” sahut Maura.Camelia berdecak, tetapi tidak menampik. Dulu dirinya memang bodoh dan menutup mata tentang hal itu, yang ada dalam pikirannya hanya membuat Rainer jatuh cinta, maka semua akan beres.Setelah berbincang sebentar, Daniel memutuskan untuk kembali bekerja dan membiarkan dua wanita itu menikmati waktu bersama.Camelia menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 17

    Camelia memandang pria keriput yang ada di depannya. Sungguh dirinya tidak suka mendapatkan pertanyaan seperti itu, sebab sulit sekali mencari jawaban yang tepat. Bisa saja dia langsung mengatakannya dengan gamblang, tetapi tidak ingin membuat luka di hati pria sepuh itu.“Kakek, apa aku boleh menyampaikan isi hatiku?” tanya Camelia.Dia pun memberanikan diri bertanya seperti itu, sebab keputusannya bercerai dari Rainer sudah bulat.“Tentu saja, memangnya untuk apa aku memanggilmu jika bukan untuk itu? Katakan saja apa yang ada di hatimu, tidak perlu khawatirkan aku. Aku tahu sebagai orang yang lebih muda kamu pasti lebih memilih untuk menjaga hatiku,” ucap Kakek Wijaya panjang lebar.Ini bukan kali pertama Camelia berbincang santai seperti ini dengan Kakek Wijaya, tetapi rasanya masih sulit jika membicarakan perceraian, mengingat kondisi pria itu akhir-akhir ini sedang tidak baik.“Kenapa malah diam?” Pertanyaan itu membuat Camelia ters

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 18

    Hari yang dimaksud akhirnya tiba, sejak siang tadi Camelia sudah melakukan berbagai treatment untuk persiapan datang ke acara pesta ulang pernikahan pasangan Adiwangsa di sebuah salon terbaik. Kini wanita cantik itu sudah siap dengan gaun pesta dan riasan natural. Sungguh memesona. Sayangnya, pria yang bertanggung jawab mengajaknya tak kunjung datang.“Maaf, Bu Lia saya sedikit terlambat,” ujar Levi yang baru saja datang bersamaan dengan asisten pribadi Kakek Wijaya–Lukman.Pria berumur kurang lebih 40 tahun itu mengangguk hormat begitu pun dengan Camelia dan Levi.“Ada apa gerangan Pak Lukman sampai datang kemari?” tanya Camelia. Wanita itu bahkan tidak sempat membalas pernyataan Levi.“Saya diperintahkan oleh Tuan Besar Wijaya untuk menjemput dan mendampingi Anda di pesta ulang tahun pernikahan Adiwangsa, Nyonya Muda.”Camelia dan Levi saling pandang. “Rainer pasti pergi bersama wanita itu kan, Pak Levi? Itu sebabnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 51. Agnes

    “Kekasih yang pada akhirnya tak bisa bersatu maksudmu? Kamu tahu kenapa sampai sekarang Rainer tidak juga menceraikanku dan menikahimu?” tanya Camelia penuh intimidasi.Agnes menatap Camelia dengan kekesalan yang menggunung.“Karena sebenarnya Rainer itu mencintai dan peduli padaku lebih dari yang dia rasakan, alias dia tidak sadar,” jawab Camelia dengan percaya diri. Dia sengaja memprovokasi Agnes.“Kamu hanya istri status, tidak lebih! Aku juga tahu Rainer belum pernah menyentuhmu, jangan sombong di depanku!” balas Agnes.Camelia menyeringai lalu berjalan mendekati Agnes dan berbisik di telinganya, “Kamu tidak tahu betapa dahsyatnya Reiner di atas ranjang.”Setelah mengatakan itu Camelia berjalan menjauh dari Agnes dengan senyum penuh kemenangan telah berhasil membuat kekasih suaminya itu kesal. Meskipun semua itu hanya sebuah kebohongan untuk menjatuhkan lawan.Agnes memandang punggung Camelia yang semakin membaur diantara kerumunan. Hatinya kesal.“Kamu pikir kamu sudah menang? Ka

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 50. Gala Dinner

    Rainer hanya menatap datar pada Agnes dan Camelia bergantian.“Maaf, Nona. Tapi kami tidak ingin diganggu oleh siapapun, jadi kalian bisa menggunakan meja lain, di restoran ini masih banyak yang kosong,” sahut Danar.Dia bukan hanya ingin membantu Camelia tetapi juga tidak mau ada orang lain mengganggu sarapannya bersama wanita itu.“Kenapa begitu, aku hanya ingin mengobrol dengan Camelia, kami sudah lama tidak bertemu?” balas Agnes.Tentu saja itu bukan alasan yang sebenarnya, dia hanya ingin menunjukan kepemilikan atas Rainer.“Masih bertanya kenapa? Coba kalau tukar posisi, kalau jadi kami apa Anda juga akan setuju ada orang lain bergabung?” ucap Danar lagi, nada bicara sedikit meninggi.Camelia menyentuh tangan Danar dengan lembut dan berkata, “Kakak, tenangkan dirimu. Aku juga tidak mau ada ulat bulu duduk bersama kita, nanti aku gatal-gatal.”Rainer dan Agnes menatap kesal ke arah Camelia, tetapi berbeda kondisi. R

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 49. Apa yang Harus Kulakukan?

    "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Camelia, nada suaranya tetap santai meski ada sedikit kekhawatiran. “Aku sudah menghubungi beberapa orang untuk menyelidiki hal ini,” jawab Rainer. "Kamu berhati-hatilah. Jangan percaya siapa pun, bahkan Danar sekalipun,” imbuh Rainer. Kata-kata terakhir Rainer membuat Camelia tersentak. “Kamu masih menuduh Kak Danar? Rai, dia orang yang bisa aku percaya, dan aku tidak melihat alasan mengapa dia akan mengkhianatiku. Aku lihat selama ini kalian juga bersaing secara adil. Kalau begitu aku juga harus berhati-hati denganmu,” balas Camelia. Rainer mendengkus pelan, kesal mendengar istrinya membela Danar mati-matian, apalagi memanggil rivalnya itu dengan sebutan “Kak” sedangkan dengannya wanita itu hanya menyebut nama. “Lia, kamu harus sadar. Dunia ini tidak sehitam dan seputih itu. Orang-orang bisa berubah menjadi abu-abu. Bahkan mereka yang terlihat pa

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 48. Berdebat

    Camelia tak menampik ucapan suaminya, meski ucapan pria itu tak sepenuhnya benar. “Menyebalkan!” batin Camelia. Meski hati Camelia dipenuhi keraguan, ada sesuatu dalam cara Rainer berbicara yang membuatnya sedikit goyah. Mata suaminya itu, meski sering kali penuh dengan perhitungan, kali ini tampak tulus dan khawatir. "Aku tahu ini sulit untukmu," Rainer melanjutkan, suaranya lebih lembut, "tapi aku hanya ingin kamu aman. Itulah sebabnya aku memastikan malam ini, Danar tidak bisa mengganggu kita." Camelia mengangkat alisnya. "Apa maksudmu?" Rainer menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, dengan santai dia menjawab, "Tidak perlu khawatir aku hanya membuatnya sedikit sibuk dengan masalah pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan. Dia terlalu sibuk sekarang untuk memikirkan kita." "Jangan macam-macam kamu, Rai!"

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 47. Makan Malam Romantis

    Waktu menunjukkan pukul 19.00, Camelia sudah bersiap di lobi hotel, mengenakan gaun yang dikirim oleh Rainer. Rainer tiba tepat waktu, seperti yang dijanjikan. Saat pintu mobilnya terbuka, senyumnya yang penuh misteri menyambut Camelia."Senang kamu datang, Sayang. Ini akan menjadi malam yang tidak akan kamu lupakan," ucap Rainer.Camelia menatapnya tanpa ekspresi, mencoba menahan kegelisahan yang semakin dalam. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan, Rainer?"Rainer hanya tersenyum tipis, memberikan isyarat untuk masuk ke mobil. "Hai, harusnya kamu menanyakan kabarku lebih dulu, bukan menanyakan hal lain," protes Rainer. "Jangan bermain-main, Rai--"Tanpa diduga Rainer menyandarkan kepalanya di bahu Camelia."Tolong biarkan aku seperti ini, Camelia, aku lelah. Benar-benar lelah," ucap Rainer seraya menutup matanya. Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta. Camelia membiarkan suaminya tetap p

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 46. Duduk Berdampingan

    “Halo, Sayang, sepertinya dunia ini begitu sempit sampai kita bisa duduk berdampingan seperti ini,” ucap Rainer penuh kemenangan. Tidak sulit bagi Rainer untuk melakukan hal seperti itu, dengan uang dan koneksi dia bisa melakukan yang diinginkan.Camelia mengeraskan rahang seraya menatap kesal suaminya. Dengan sekuat tenaga dia menginjak kaki Rainer dengan ujung highheel-nya. Rainer menahan sakit di punggung kakinya, lalu menatap kesal istrinya.“Menyebalkan!” gumam Camelia. Dia menyilangkan tangan di dada dan fokus ke depan.Sesi pertemuan itu dimulai dengan presentasi dari berbagai pemimpin industri. Hingga tiba perusahaan Camelia melakukan presentasi, dia berusaha untuk tetap fokus, tetapi sulit untuk mengabaikan tatapan dingin Rainer yang terus mengawasinya. Wanita itu tahu Rainer sedang merencanakan sesuatu. Sesuatu yang mungkin bisa menghancurkan segalanya jika dia tidak berhati-hati.Benar saja, baru saja seles

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 45. Berusaha Sekuat Tenaga

    Setelah kejadian malam itu, Camelia benar-benar mengerahkan semua pikiran dan tenaganya agar bisa memberikan yang terbaik saat pertemuan global di Singapura nanti. Dia tidak boleh kalah dari Rainer Wijaya atau semuanya akan sia-sia.“Hei, Lia, sepertinya akhir-akhir ini kamu terlalu memforsir diri,” ucap Danar lalu menghembuskan napas pelan, “apa ada yang terjadi saat makan malam beberapa hari lalu?” “Tidak ada, Kak. Aku hanya harus menang dari Rainer atau dia akan semakin menginjak-injak harga diriku,” jawab Camelia masih fokus pada layar laptopnya. “Biarpun begitu, kamu tidak boleh seperti ini, lihatlah dirimu saat ini, sudah seperti mayat hidup. Jangan sampai di hari H nanti kamu malah sakit,” tutur Danar.Camelia menghela napas kasar dan menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Memejamkan mata sejenak seraya mengenyahkan segala gejolak dalam hatinya.“Aku tahu kamu harus menang dan aku akan selalu di sampingmu untuk mewujudkan itu.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 44. Rindu yang Tak Terucap

    Kakek Wijaya tersenyum miring lalu berkata, “Baguslah, kalau kamu paham apa yang aku maksud, kamu memang pintar, Camelia.”Camelia memaksakan senyum, untuk beberapa saat suasana di antara keduanya menjadi canggung, beruntung Daisy datang menghampiri mereka.“Ayah jangan terlalu menekan Camelia, sudah lama dia tidak datang ke rumah ini jangan sampai dia benar-benar pergi,” ucap Daisy seraya menepuk pelan pundak ayah mertuanya, mengisyaratkan menenangkan urat-urat syaraf yang menegang.“Ah, sudahlah, sudahlah. Lebih baik kalian ngerumpi saja di dapur, aku ingin bersantai.” Kakek Wijaya mengusir secara halus.Daisy tersenyum lalu mengajak Camelia meninggalkan kakek tua itu sendirian.“Kamu ‘kan baru pulang kerja, lebih baik segera membersihkan diri. Ibu sudah suruh asisten untuk membersihkan kamar kalian dan menyiapkan pakaian kalian. Sudah lama tidak pernah dipakai, semuanya apek, jadi ibu sudah mencucinya.”“Aku jadi merepotkan ib

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 43. Peringatan

    Camelia berpikir sejenak, pilihan yang sulit. Danar masih menatap Camelia, menuntut sebuah jawaban atas pertanyaannya.Dengan ekspresi sedikit tidak enak Camelia menjawab, “Kalau malam ini aku tidak bisa, Kak. Aku ada acara keluarga.”Benar, keluarga Wijaya atau keluarga Rainer bukan hanya sekedar keluarga karena pernikahan, melainkan keluarga yang telah membesarkan, mengayomi dan melindunginya sejak kecil. Mana mungkin Camelia tega menghancurkan harapan orang tua yang ingin bertemu dengan anaknya, padahal itu hanya sekedar makan malam.Danar mengernyitkan keningnya, “Keluarga?”Camelia memaksakan senyum lalu menjawab, “Ibu memintaku untuk makan malam bersama, dia sudah tahu kabar tentangku. Aku tidak bisa mengecewakan orang tua yang ingin bertemu dengan anaknya.”“Ibu?” tanya Danar semakin bingung, yang dia tahu Camelia yatim piatu, seketika dia ingat siapa yang dimaksud.“Maksudmu, Nyonya Daisy, Ibu Rainer?”

DMCA.com Protection Status