Share

Bab 79. Penyelidikan

Author: Lemongrass
last update Last Updated: 2025-02-08 19:56:25

“Siapa orang yang ingin kamu selidiki?” tanya Danar pada Levi.

"Jean,” jawab Levi tanpa ragu.

Danar mengernyit. "Jean? Maksudmu Jean Hendra? Bukankah dia orang kepercayaan Rainer?"

“Benar. Tapi belakangan ini kami mengetahui banyak orang-orang yang berkhianat. Dia bersama Rainer ke Singapura, bertugas untuk mengawal dan mendampingi Rainer. Tapi bisa-bisanya membiarkan Rainer hanya pergi bersama supir. Aku rasa ini tidak masuk akal kalau itu hanya kecelakaan biasa,” ujar Levi.

Danar menelaah setiap perkataan Levi.

"Kamu mencurigainya terlibat?"

Levi mendesah. “Aku tidak yakin, tapi instingku mengatakan dia menyembunyikan sesuatu. Saya tidak meragukan tim IT Anda, Tuan Danar. Jadi, saya minta Anda untuk mencari tahu apakan Jean terlibat.”

"Baiklah, aku akan menyelidikinya. Tolong berikan aku akses gps dan pendukungnya di saat terakhir Rainer berada."

Levi masih tidak sepenuhnya percaya pada Danar, tetapi dia yakin pria itu bisa membantu apalagi ini bersangkutan dengan Camelia.

"Baikla
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 80. Kecurigaan

    “Kamu belum menjawab pertanyaanku,” hardik Rainer seraya mencekal tangan Mia.Dengan tenang Mia tersenyum, lalu perlahan melepas tangan Rainer yang lemah.“Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Aku hanya tahu kamu ditemukan dalam kondisi cukup parah, bagaimana kronologinya aku tidak terlalu paham, yang aku tahu sopirmu tewas di tempat kejadian,” ujar wanita itu tanpa melihat ke arah Rainer.Kalimat terakhir itu menghantam Rainer seperti pukulan. Dia mengerutkan kening, mencoba mengingat wajah sopirnya, tapi tidak ada yang muncul di benaknya selain bayangan buram.“Kamu tidak perlu memaksakan diri untuk mengingat semuanya sekarang. Fokus saja pada pemulihanmu,” kata wanita itu dengan lembut.Namun, bagi Rainer, ketenangan wanita itu justru membuatnya semakin gelisah. Ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang terasa seperti bagian besar dari teka-teki yang hilang. “Siapa yang membawaku ke sini?”Wanita itu te

    Last Updated : 2025-02-08
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 81. Rahasia Apa?

    Rainer memalingkan pandangannya dari jendela, lalu menghela napas panjang. Kepalanya berdenyut, terasa seperti ada ribuan pecahan kaca yang menusuk dari dalam. Rainer tidak tahu apa yang lebih menyakitkan, rasa sakit fisik atau kekosongan di benaknya. Semuanya terlihat kabur. Tidak ada yang jelas selain fakta bahwa dia ada di tempat asing, bersama orang-orang yang tidak dikenalnya. Mia, wanita yang mengaku menyelamatkannya, selalu bersikap lembut dan penuh perhatian. Tapi ada sesuatu yang tidak beres. Sikapnya terlalu tenang, terlalu terukur. Ketika Rainer mencoba bertanya lebih dalam, jawabannya selalu ambigu, seperti selubung yang sengaja tidak dibuka. Rainer memijat pelipis, mencoba memungut serpihan ingatan yang tercecer. Wajah seorang pria tua muncul, samar-samar. Kakek Wijaya. Kakeknya. Kemudian, suara seperti ledakan keras menggema, membuat tubuhnya berguncang hebat. Tapi setelah itu, hanya ada gelap.

    Last Updated : 2025-02-09
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 82. Bayangan Semu

    "Kamu tidak seharusnya berada di sini."Suara itu terdengar penuh amarah, tetapi ada nada kecewa yang terselip di dalamnya. Mia berdiri di ambang pintu, tubuhnya tegak dengan tatapan menusuk. Namun, Rainer tidak mundur. Dia berdiri di tengah ruangan.“Bagaimana kamu bisa masuk ke sini?” hardik Mia.“Masuk ke sini bukan hal yang sulit bagiku,” jawab Rainer dengan sedikit menyombongkan diri.“Cepat pergi dari sini!”“Aku tidak akan pergi sampai kamu menjelaskan semua ini.”Mia melangkah masuk, menutup pintu dengan tenang. Matanya bergerak cepat, menyapu ruangan, seperti memastikan bahwa setiap sudutnya masih berada dalam kendalinya. “Tidak ada yang perlu aku jelaskan, Devan. Kamu seharusnya mempercayaiku.”Diam-diam Mia sudah mendoktrin Rainer sejak tersadar jika namanya adalah Devan. Dan Rainer tersadar sudah sejak hari kedua setelah kecelakaan.“Percaya pada apa? Kebohongan? Penyekapan ini? Atau pesan

    Last Updated : 2025-02-09
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 83. Lorong yang Gelap

    Cahaya mentari di pagi hari menyelinap melalui sela-sela gorden. Rainer duduk di tepi ranjang, pandangannya tertuju pada jendela yang masih tertutup rapat. Cahaya lampu dari lorong menyelinap melalui celah pintu yang tidak tertutup sempurna. Seperti biasa, setiap kali dia bangun dari tidur, tubuhnya terasa lemah. Entah apa yang sebenarnya terjadi. Entah beberapa hari Rainer berada di rumah ini, semakin hari keganjilan itu tampak lebih jelas dan terus membayangi. Ada sesuatu yang hilang, seperti potongan puzzle yang terselip, menghalangi gambaran utuh yang seharusnya dia pahami.“Kenapa selalu begini? Padahal aku selalu merasa baik-baik saja,” keluh Rainer lirih.Kepala Rainer terasa sakit setiap kali mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi. Dia tidak bisa terus begini dan harus segera bertindak.Dia bangkit perlahan, membiarkan tubuhnya terbiasa dengan kelemahan yang terus membelenggu. Langkahnya terhenti saat menyadari keanehan l

    Last Updated : 2025-02-10
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 84. Pergi Sebentar

    Sebuah pesan masuk, membuat Mia menghentikan aktivitasnya sejenak. Dia menatap layar ponsel dengan ekspresi serius. Gerakan tangan yang sebelumnya lincah kini terhenti. Isi pesan itu lebih merajuk ada sebuah perintah yang tak bisa diabaikan. Setelah membaca isi pesan itu, Mia menghela napas pendek, lalu mengangguk kecil pada dirinya sendiri, seperti membuat keputusan mendadak.“Dev, aku akan pergi keluar, sepertinya akan lebih lama. Mungkin sebentar lagi ayah juga akan kembali. Kamu baik-baik di rumah,” ujar Mia setelah memastikan makan siang Rainer habis.Rainer pun mengangguk dan tersenyum tipis.Sebelum melangkah pergi, Mia memanggil salah satu orang kepercayaannya dan memberi instruksi singkat.“Awasi dia. Jangan sampai ada celah.”Tatapannya tajam, dia tak perlu khawatir tentang pergerakan Rainer karena dia telah memasukkan obat tidur ke dalam makanannya. Orang itu mengangguk cepat, sementara Mia segera bersiap. Tanpa menu

    Last Updated : 2025-02-10
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 85. Pertemuan Rahasia

    Kesenyapan menggantung di antara dua sosok yang saling menatap tajam. Jean berdiri dengan posisi tegas, tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Di depannya, Mia berdiri santai namun dengan tatapan penuh kewaspadaan. Suara aliran air dari sungai kecil di dekat mereka nyaris tenggelam oleh ketegangan yang menyelimuti.“Ada apa sampai memanggilku ke sini?” tanya Mia.Ya, Jean adalah orang yang membuat Mia buru-buru pergi dari rumahnya.“Kamu tidak pernah memberi laporan yang jelas tentang Tuan Rainer, apa kamu sudah bosan hidup?” ucap Jean penuh penekanan.“Dia baik-baik saja. Aman. Kamu tidak perlu khawatir dan tidak usah menampakkan tampang seperti itu.” Mia berbicara dengan nada tenang, mencoba mempertahankan kendali.Jean mendekat selangkah, jaraknya kini hanya sejengkal dari Mia. Sorot matanya menghunus, penuh peringatan. Dia selalu mengawasi gerak-gerik Mia dan juga Rainer dan mulai menemukan kecurigaan.“Pastikan tetap begitu. Kamu tahu apa yang akan terjadi jika terjadi apa-apa deng

    Last Updated : 2025-02-11
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 86. Laporan

    Pintu terbuka perlahan, memunculkan siluet seorang pria yang berdiri dengan tenang di ambang. Tatapan dingin salah satu anak buah Danar bertemu dengan majikannya yang sedang sibuk meneliti laporan.“Ada apa?” tanya Danar."Pria itu. Maksud saya Jean, dia sudah bergerak. Dia bertemu dengan seseorang,” ucap pria itu.Danar berhenti membaca, alisnya sedikit terangkat, mengisyaratkan bahwa dia ingin mendengar laporan itu lebih lanjut."Lokasi pertemuannya ada di dekat perbatasan antara Singapura dan Malaysia, Johor Bahru. Kami berhasil mencari identitas wanita itu, Mia Scholastika. Ini adalah biodata wanita itu.” Pria itu memberikan data lengkap Mia pada Danar “Mereka berbicara cukup intens. Belum ada indikasi ancaman langsung, tetapi pergerakan ini mencurigakan,” imbuh pria itu.Danar menyandarkan tubuhnya ke kursi, lalu membaca sekilas tentang Mia, jemarinya mengetuk meja dengan irama teratur. Dia berpikir keras, memetakan skenari

    Last Updated : 2025-02-11
  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 87. Gembel

    Keringat mengalir di pelipis Rainer, kaki terasa seperti bukan miliknya lagi saat dia keluar dari kapal setelah perjuangan mengamankan diri sendiri selama beberapa hari berada di kapal.Aroma asin dan lembap masih menempel di hidungnya, mengingatkan pada perjalanan yang begitu menyesakkan di kapal itu. Sesekali, matanya menyapu sekeliling, memastikan tidak ada wajah yang dikenalnya. Tempat ini terasa asing, mungkin selama dia menjadi Rainer belum pernah datang ke tempat ini. “Akhirnya aku sampai di sini? Aduh, aku lapar sekali,” gumam Rainer.Tubuh Rainer terasa lelah, tetapi pikirannya lebih berat lagi, memikirkan bagaimana cara bertahan di tempat asing ini tanpa uang sepeser pun. Rambut yang kusut dan wajah penuh jambang membuat pria itu tampak seperti pria yang kehilangan segalanya, gelandangan.“Apa ini aku? Ternyata aku masih cukup tampan meski seperti gembel,” gumam Rainer.Rainer mengusap wajah, ujung jarinya menyentuh jambang yan

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 116. Pengusik

    "Di mana Agnes?" tanya orang itu tanpa basa basi seraya mengunci tubuh Rainer di tembok.Ya, orang itu adalah Steve, kakak kandung Agnes.Rainer menyeringai."Sudah lama sekali kita tidak bertemu, dan ini caramu memberi salam? Setidaknya kamu harus menanyakan kabarku lebih dulu, bukan langsung pada intinya?" balas Rainer.Steve mendengkus kesal, sorot matamya tajam. "Jangan pura-pura. Aku sudah cukup bersabar. Setahun lebih aku mencari adikku, dan satu-satunya orang yang mungkin tahu keberadaannya adalah kamu."Rainer mengangkat bahu. "Maaf mengecewakanmu, tapi aku tidak tahu di mana dia."Ketegangan di wajah Steve semakin nyata. Tatapan semakin tajam, penuh amarah yang siap meledak kapan saja. "Kamu pikir aku bodoh? Agnes menghilang begitu saja setelah terakhir kali bersamamu. Kamu benar-benar ingin aku percaya ini kebetulan?"Nada bicara Steve menekan, sarat dengan tuduhan.Rainer tetap tenang.

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 115. Menang Lagi

    Camelia langsung melihat ke Levi, penasaran. "Kenapa tiba-tiba ingin cuti?" tanya Camelia.Levi melirik lewat kaca spion, menyeringai. "Mau kencan, tentu saja. Usiaku sudah matang, tapi jangankan menikah, berkencan saja aku tidak punya waktu."Ekspresi Camelia menjadi bersemangat. "Serius? Akhirnya kamu punya kekasih?"Rainer terkekeh. "Kekasih? Jangankan kekasih, dekat dengan wanita saja tidak. Pasti itu hanya alasan dia saja agar bisa cuti," sahut Rainer.Levi langsung memasang ekspresi pura-pura tersinggung. "Astaga, kamu benar-benar tidak percaya padaku? Padahal, karena siapa aku tidak pernah dekat dengan wanita."Rainer melipat tangan di dada. "Jadi kamu menyalahkanku? Bukankah itu komitmen yang sudah kamu ambil ketika memutuskan menjadi orang kepercayaanku."“Ya, ya, terserah kamu saja,” balas Levi.Camelia tertawa. "Kenapa kalian malah berdebat?”Camelia mencondongkan tu

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 114. Kebahagiaan Bersama

    Maura dan Daniel saling pandang. Wanita itu lalu memberikan sebuah undangan bernuansa emas berkilauan di bawah cahaya lampu.Camelia membulatkan mata sempurna, mulutnya menganga karena terkejut. Lalu, mengambil benda itu dari tangan Maura. Jari-jari meraba teksturnya yang elegan, sementara matanya membaca nama-nama yang tertulis di sana.Maura & Daniel.Ekspresi wajah Camelia semakin terkejut, lalu menatap.dua insan itu bergantian.“Jangan bilang kamu masih syok?” ujar Maura tawa kecil meluncur dari bibirnya. “Aku pikir kamu sudah bisa menebaknya sejak lama. Tidak mungkin ‘kan kami pacaran selamanya, kami juga ingin merajut masa depan bersama.”Camelia menggeleng, tetapi ekspresi wajahnya masih tercengang. Dia benar-benar tidak menduga hari itu akan tiba, mengingat mereka tidak benar-benar serius membahas pernikahan selama ini. Atau bisa saja banyak hal yang dia lupakan karena memang fokusnya pada diri sendiri dan kehidupan bersama Rainer

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 113. Bukan Aku

    Tanpa sadar Danar menghela napas. Pandangan matanya tertuju ke arah lain, bagian dari restoran tempatnya menikmati makan malam hari ini. Kenapa dia harus bertemu dengan Camelia malam ini? Dari sekian banyak restoran kenapa harus berada di tempat yang sama? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala Danar, membentuk sebuah penyesalan akan kebetulan yang baru saja terjadi.Sosok itu masih terlihat dari kejauhan. Senyumnya, caranya berbicara, bahkan gestur kecil yang selalu begitu familiar. Camelia tetap sama, hanya saja kali ini bukan dia yang berdiri di sampingnya.Danar menyesap minumannya perlahan, membiarkan cairan dingin itu melewati tenggorokannya, berharap sensasi itu bisa meredam sesuatu yang bergejolak di dalam dirinya. Tetapi tidak.Bukan pahit dari kopi yang tersisa di lidahnya, melainkan rasa kehilangan yang sejak tadi berusaha dia abaikan.Dia memang sudah melepaskan Camelia, tetapi bukan berarti perasaannya lenyap beg

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 112. Perayaan Kecil

    Pelayan membungkuk sopan, memastikan setiap detail di meja sudah tertata sempurna. Rainer menyusuri area restoran dengan tatapan teliti, sesekali mengangguk puas.Camelia berdiri di sampingnya, satu tangan menyentuh perutnya dengan lembut. "Semua sudah sesuai rencana," bisiknya dengan senyum tipis.Rainer melirik ke arah istrinya, sudut bibirnya terangkat. "Tentu saja. Aku sudah pastikan semuanya sempurna untuk malam ini. Kita harus memberi mereka kejutan yang tidak terlupakan."“Ayo, kita selesaikan sebelum mereka datang.”Langkah keduanya berhenti saat mereka berpapasan dengan beberapa orang. Sosok yang familiar berdiri tidak jauh dari mereka, bersama seorang wanita paruh baya dan seorang pria yang membawa anak kecil dalam gendongannya.Senyum Sofia merekah saat bertemu pandang dengan Camelia. "Camelia! Ya ampun, sudah lama sekali. Bagaimana kabarmu?" sapa Sofia.Wanita paruh baya itu bahkan tidak segan mend

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 111. Terlalu Berlebihan

    Pintu kamar mandi bergeser dengan kasar, tangan Camelia berpegangan erat pada wastafel, sementara rasa mual kembali menghantamnya tanpa ampun. Cairan asam meluncur keluar, meninggalkan sensasi terbakar di tenggorokannya.Punggungnya terasa hangat, dibelai dengan lembut. Rainer berdiri di sampingnya, ekspresinya penuh kecemasan yang sulit dia sembunyikan.“Pelan-pelan, Sayang.” Suaranya nyaris berbisik, seakan takut mengganggu momen rapuh istrinya.Camelia menghela napas panjang setelah muntahnya mereda, lalu menyandarkan tubuh pada suaminya. “Ini nikmat sekali, Rai,” kata Camelia lemah.“Tunggu di sini, aku ambilkan air minum.”Belum sempat Rainer melangkah, Camelia menahan pergelangan tangannya. “Jangan pergi, temani aku sebentar lagi.”Rainer menatap istrinya sejenak, lalu tanpa ragu duduk di kursi yang ada di kamar mandi, membiarkan Camelia bersandar padanya. Kursi itu sengaja dia letakkan semenjak Camelia

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 110. Kebahagiaan yang Utuh

    Rainer duduk di sofa dengan satu tangan menopang dagu, sementara mata tajamnya tidak lepas dari sosok Camelia yang tengah sibuk membaca buku novel romansa. Senyum di wajahnya tidak kunjung memudar, seolah dunia ini hanya milik mereka berdua.Camelia, yang menyadari tatapan itu pun menutup buku, lalu ikut menopang dagu dan menatap Rainer. “Kenapa dari tadi kamu melihatku seperti itu?”Rainer menggeser duduknya lebih dekat, lalu tanpa peringatan mengecup pipi istrinya. “Karena aku masih tidak percaya.”Camelia tertawa lirih. “Tidak percaya apa?” tanyanya.“Tuhan benar-benar memberiku hadiah terbaik setelah semua yang kita lalui.” Rainer mengulurkan tangannya, mengusap perut Camelia yang masih rata. “Aku tidak pernah menyangka akan sebahagia ini.”Camelia tersenyum lembut, menumpangkan tangannya di atas tangan Rainer. “Aku juga. Rasanya seperti mimpi.”Rainer tertawa pelan, lalu menarik Camelia ke dalam pelu

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 109. Hadiah Spesial

    Beberapa hari setelah Rainer kembali ke kediaman Wijaya, mau tidak mau dia harus segera muncul ke publik. Setelah memberitahu rencananya pada Levi, hari ini dia pun datang ke perusahaan. Diajaknya Camelia turut serta, agar semua orang tahu siapa wanita itu. Wanita yang beberapa waktu terakhir menggemparkan dunia bisnis dan berita terbaru tentang hengkangnya Camelia dari Adiwangsa grup. Ya wanita itu adalah istrinya.Mobil mewah itu berhenti di depan lobby. Rainer keluar lebih dulu lalu membukakan pintu untuk istrinya.“Silakan, Nyonya Muda,” ujar Rainer setengah bergurau.“Terima kasih, Tuan Rainer WIjaya,” balas Camelia.Mereka melangkah berdampingan memasuki lobi utama Wijaya Grup. Sontak keduanya menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana. Levi menyambut kedatangan mereka seperti sudah lama menunggu.Bisikan pelan berubah menjadi dengungan di antara para karyawan yang melihat sepasang suami istri itu.Tatapan me

  • Ayo Bercerai, Tuan CEO Terhormat!   Bab 108. Melepas dan Kembali

    Tak ada yang lebih sulit dari melepaskan sesuatu yang begitu erat menggenggam hati. –Danar Adiwangsa.***Danar duduk di ruang rapat yang terasa lebih luas dari biasanya. Dokumen di hadapannya sudah tertata rapi, menunggu tanda tangan terakhir. Tangannya menggenggam pena, tetapi tak kunjung bergerak. Tatapannya jatuh pada sosok di seberangnya—Camelia Agatha, wanita yang selama ini selalu berdiri sejajar dengannya dalam dunia bisnis.Camelia duduk dengan punggung tegak, ekspresinya tenang seperti biasa. Tidak ada sedikitpun keraguan dalam matanya. Seolah semua ini memang sudah menjadi bagian dari rencana yang matang.“Apa keputusanmu sudah final? Kamu tidak akan menyesali keputusan ini?” tanya Danar. Berharap wanita itu akan berubah pikiran.“Aku sudah mempertimbangkan semuanya,” balas Camelia, suaranya terdengar stabil, tanpa getaran. “Setelah ini, aku ingin fokus pada diriku sendiri, aku akan menikmati hari-hariku dengan santai dan menikmati hasil investasi yang kulakukan.”Walau ya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status