Share

86. Enci kesayangan

Setelah satu minggu berlalu sejak mereka pergi ke arena pertandingan David, Ranialah yang bersusah payang mengurus kelinci kesayangan Vano. hingga suatu musibah terjadi, hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"K-kau dimana?"

"Ada apa? Aku masih di kantor mengurus surat kepindahanku ke Bandung."

"Ah, aku mengganggu, ya."

Ingatan kecil itu akan selalu membekas di buku yang sudah kita tulis sebagai bagian dari takdir. Terima kasih sudah menjadi anak mawar paling bersinar di antara lainnya.

"Tidak, katakan ada apa," balas Renan lagi di ujung telpon sana, dirinya sedang bersiap membereskan dokumen kepindahannya sore ini. Dia akan segera pindah dari pekerjaannya di Jakarta.

"Encinya mati, Ano menangis dari tadi, aku ingin mengubur encinya, tapi dia menolak sambil memeluk erat encinya, Ren."

Dari ucapannya, Rania sepertinya sangat khawatir, pasalnya jika si bungsu sudah menangis seperti itu pasti akan membuat tubuhnya sendiri menjadi down dan akan mengganggu kesehata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status