Share

89. Selamat tinggal buna dan handa

Vano kecil menundukkan kepalanya pelan dan berdiam begitu saja saat mendengar penuturan dari bunanya. Sejujurnya, tubuhnya sangat lemah sekali, tapi ia ingin bermain bersama buna dan handa. Dia masih ingin bercanda ria ataupun bermain bersama kedua orang tuanya. Tuhan, apa tidak bisa kabulkan keinginan Vano untuk sembuh?

"Kepalanya tertekuk? Handa dan Buna tentu seperti orang tua Tatan. Iya kan, Bun?" Raihan mendekat dan duduk disamping Rania. Dia berusaha membuat Vano percaya bahwa mereka adalah orang tua yang rukun. Tentunya, Rania pasti mengangguk sebagai persetujuan.

"Sayang, jangan sedih .... Buna dan handa menyayangi Ano."

Vano mengangkat kepalanya hati-hati dan menatap kedua orang tuanya dengan mata yang sayu. "Ano uga sayang Buna dan Handa," gumamnya dengan suara mengecil di akhir. Matanya bergantian menatapi Buna dan Handa, dia menunggu momen itu terjadi. Momen apa? Momen pasangan orang tua seperti orang tua Tatan. Ayo, kabulkan, Vano pasti akan sangat senang sekali atas i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status