Berulangkali dia mengingat semua ucapan Syafira dan berulangkali juga rasa tidak percaya ada dihatinya. Dia tidak yakin dengan apa yang keluar baru saja dari bibir yang telah membuatnya candu. "Syafira, kamu sangat kejam, kejam sekali, ucapnya dalam hati. Bayu berdiri menghadap kaca sambil memandangi bayangannya pada kaca dihadapannya. Dia menatap wajahnya didepan sana. "Sungguh menyedihkan, bukan? Tanyanya berbicara dengan bayangannya sendiri. Bayu diam. Dan diam-diam pula ia merutuki dirinya karena telah melukai Inara, wanita yang telah bertahun-tahun menemaninya dalam suka maupun duka."Aku tidak jadi pergi, aku akan disini dan akan menerima kamu apa adanya, ucap Syafira yang membuat senyum Bayu yang tadi hilang seketika kembali seperti semula.Bayu langsung memeluk Syafira."Kita akan menikah secepatnya."Bayu memperjelas ucapannya sambil memegang tangan Syafira."lebih tepatnya besok."Syafira menggeleng, "mbak Inara bagaimana? Tanyanya dengan agak ragu."Hmmmm, aku sudah me
Pelan-pelan Inara membuka matanya, perih terasa di punggungnya akibat tendangan mantan suaminya yang begitu kuat. Dia terkejut melihat Ardi tertidur pulas sambil menggenggam tangannya, ingin rasanya dia melepaskan tangan Ardi tetapi ia mengurungkan niatnya karena melihat Ardi tertidur begitu pulas. Inara dengan gelisah dan sesekali melihat ke Ardi berharap Ardi cepat bangun dan melepaskan genggaman tangannya. Bu Khadijah sengaja memasak bubur untuk sarapan Inara, dia sangat merasa bersalah dengan semua yang telah diperbuat oleh anaknya. Bu Khadijah masuk kekamar dimana Inara istirahat. Sementara Inara mendengar suara langkah kaki segera menutup matanya kembali berpura-pura tertidur pulas seperti Ardi. Melihat dua tangan berpegangan seperti itu, Bu Khadijah mengerutkan dahinya merasa heran dengan Ardi dan juga Inara. Bu Khadijah membangunkan Ardi dan bertanya apa maksud Ardi melakukan hal tersebut. "Semalam Inara mimpi sambil menangis-nangis Bu, Ardi sudah mencoba membangunkan d
Enam bulan berlalu terasa begitu cepat. Waktunya Inara mengurus surat cerainya dengan Bayu guna memperjelas statusnya. Ia juga ingin melanjutkan hidupnya sama seperti Bayu yang sudah bahagia seperti apa yang dilihatnya akhir-akhir ini.Kecewanya terhadap Bayu dan juga Syafira sudah betul-betul tidak bisa diungkapkannya lagi. "Apa tidak bisa menunggu sampai status Bayu dan aku benar-benar jelas? Ucapnya dalam hati.Selama enam bulan, Inara hanya di rumah mengerjakan yang bisa dikerjakannya. Dia hanya bisa berdiam diri disana sesuai permintaan dan keinginan Bu Khadijah selaku mantan ibu mertuanya.Inara hanya ingin melakukan baktinya untuk yang terakhir, dia hanya ingin memberi kesan yang baik sebelum dia benar-benar pergi menjauh dari keluarga Bayu dan mencari kebahagiannya sendiri.Inara ditemani Ardi dan Bu Khadijah berangkat ke pengadilan mengurus perceraian antara Inara dan juga Bayu. Setelah semua persyaratan sudah lengkap akhirnya berkas Inara dan Bayu dengan secepatnya akan nai
"Di, kamu kenapa melamun?Ardi tersentak yang langsung membuyarkan lamunannya tentang masa lalunya dengan Inara.Mata mereka berdua saling bertemu di kaca spion yang membuat mereka berdua salah tingkah.Rasa yang ada diantara mereka berdua masih ada, masih tersimpan rapi jauh disana,didalam lubuk hati."Bu, besok Inara mau pulang kampung mau nyekar ke makam ayah dan juga bunda, lagian sudah lama tidak mengunjungi paman, ucap Inara.ingin rasanya Ardi menahan Inara untuk tidak pergi, dia tidak ingin kehilangan kesempatan kedua untuk mendapatkan gadis pujaannya.Bu khadijah menggangguk menandakan setuju, tidak ada haknya lagi untuk melarang Inara yang sudah bukan menantunya lagi."Adnan ikut? timpal Ardi yang ikut nimbrung dalam obrolan Inara dan ibunya."Iya, karena mungkin Inara akan lama dikampung."Bu Khadijah mendengus, dia sedih karena nantinya akan lama bertemu dengan cucu satu-satunya."Ya sudah, besok biar Ardi yang mengantar kalian, kasihan Adnan nanti naik turun bus dan pasti
Setelah merasa semua rencananya telah matang, dengan penuh keyakinan pagi itu Bayu mengantarkan motornya untuk digunakan Ardi mengantar Inara ke kampung halamannya hujan untuk menenangkan dirinya. Bayu menepikan motornya dan segera masuk setelah memberikan salam. Mendengar suara Bayu, Inara ingin berlari sejauh mungkin, tetapi hati kecilnya menyuruhnya untuk berada tetap disana, "harus kuat, tunjukkan padanya kalau mampu tanpa dia." Ucapnya dalam hati. Bayu langsung mengendong Adnan, enam bulan terpisah membuatnya begitu merindukan Adnan pelipur laranya. Sesekali Bayu curi-curi pandang kearah Inara yang terus sibuk mempersiapkan bekal mereka dalam perjalanan. "Kamu apa kabar? Tanya Bayu pelan. Yang ditanya tetap diam, sama sekali tidak menggubris dan menganggapnya ada disana. Bayu tetap sabar dan mengulang lagi pertanyaan-pertanyaannya. "Inara, kamu apa kabar? Dan seperti sebelumnya, Inara mengganggap Bayu seperti kentut yang keluar begitu saja. Dia tetap tidak mengh
Bu Khadijah mondar-mandir bak gosokan, dia bingung dengan berita yang disampaikan oleh Ardi. Dia tidak tahu harus bersikap bagaimana, senang atau sedih.Di satu sisi dia senang karena Inara tetap akan menjadi menantunya, di sisi lain dia sedih karena Ardi pasti menikahi Inara karena terpaksa yang akan membuatnya merasa bersalah karena telah menyuruh Ardi mengantarkan Inara.Dia kasihan kepada Ardi karena telah berkorban sangat jauh hanya untuk menyelamatkan harga diri Inara seperti suruhan dia."Ardi, kamu nikahi Inara yah nak, kasihan dia kalau sampai di seret ke kantor polisi, ibu tidak bisa membayangkan bagaimana dia disana."Masih terlintas di bayangannya tadi saat Ardi menelepon mengabari apa yang telah mereka alami, dan tanpa memikirkan perasaan Ardi dia langsung mengambil keputusan agar Ardi segera menikahi Inara.Dan Bayu, dia bersiul-siul bahagia setelah mendengar berita dari suruhannya kalau segala rencananya berjalan seperti yang ia mau. Rasa bahagia meledak-ledak di dada B
Bu khadijah menatap Inara dan Ardi satu persatu secara bergantian. Ia menghela nafas panjang seolah-olah hembusan nafas itu pertanda kalau ia sedang tidak baik-baik saja. "Inara, bagaimana dengan kalian? Inara hanya diam. Ia melirik Ardi yang sengaja duduk disampingnya, ia berharap Ardi yang akan menjawab pertanyaan dari mertuanya. Seakan paham dengan lirikan Inara, Ardi pun berusaha menenangkan Bu Khadijah yang dari tadi gelisah karena hubungan mereka berdua. "Aku akan melanjutkan pernikahan ini Bu jika Inara redha dan ikhlas menerima aku jadi pengganti bang Bayu, ujarnya dengan mantap. Seakan tidak percaya dengan jawaban Ardi, Bu Khadijah mengulang kembali pertanyaannya, ia ingin memastikan keseriusan jawaban dari anaknya. Ardi tetap dengan pendiriannya, ia akan tetap melanjutkan pernikahannya dengan Inara. Bu khadijah tetap merasa tidak puas dengan jawaban Ardi meski dia sudah beberapa kali pertanyaan yang sama diulanginya. "Inara, ibu mau bicara berdua dengan Ar
Bayu mondar-mandir gelisah menunggu Syafira yang tidak kunjung pulang. Gelisah dan juga cemas dirasakannya. Bayu memutuskan untuk mencari Syafira ke kampus dimana Syafira menimba ilmunya. Bayu bingung harus bertanya kepada siapa, diantara teman-teman Syafira satu pun tidak ada yang dikenalnya. Sial. Bayu pulang ke rumah tanpa mendapatkan apa-apa. Bayu terus mencoba menghubungi Syafira. Dan jawabannya tetap sama yaitu nihil. Syafira terkurai lemas disamping Denis, laki-laki yang dikenalnya saat berada di club' malam. Denis memapah dia ke hotel karena Syafira sudah setengah sadar dan juga mulai tidak sadarkan diri. Denis tidak kuasa menahan hasratnya melihat paha mulus dan bibir Syafira. Dia mencoba merayu Syafira, dan... gayung bersambut, dia yang tergoda malah dia yang digoda. Karena sudah terbiasa aktif di atas ranjang demi kepuasan Bayu, Syafira menarik tubuh Denis. Dia menciumi Denis sampai-sampai Denis geleng kepala gelagapan menahan nikmat. "Wow, gadis bina