Bayu mondar-mandir gelisah menunggu Syafira yang tidak kunjung pulang. Gelisah dan juga cemas dirasakannya. Bayu memutuskan untuk mencari Syafira ke kampus dimana Syafira menimba ilmunya. Bayu bingung harus bertanya kepada siapa, diantara teman-teman Syafira satu pun tidak ada yang dikenalnya. Sial. Bayu pulang ke rumah tanpa mendapatkan apa-apa. Bayu terus mencoba menghubungi Syafira. Dan jawabannya tetap sama yaitu nihil. Syafira terkurai lemas disamping Denis, laki-laki yang dikenalnya saat berada di club' malam. Denis memapah dia ke hotel karena Syafira sudah setengah sadar dan juga mulai tidak sadarkan diri. Denis tidak kuasa menahan hasratnya melihat paha mulus dan bibir Syafira. Dia mencoba merayu Syafira, dan... gayung bersambut, dia yang tergoda malah dia yang digoda. Karena sudah terbiasa aktif di atas ranjang demi kepuasan Bayu, Syafira menarik tubuh Denis. Dia menciumi Denis sampai-sampai Denis geleng kepala gelagapan menahan nikmat. "Wow, gadis bina
Rumah bagiku sekarang bagai neraka. Namun, aku tetap harus pulang demi menghargai sebuah pernikahan yang tidak pernah aku mau. Menikah dengan suamiku bukan dari list daftar rencana hidupku, tetapi karena keegoisan dan sikap kurang ajar ku membuat semuanya hancur berantakan. Sekarang semua sudah terlambat, aku terlambat menyadari dan aku tidak tahu apa aku masih bisa memperbaiki semuanya yang telah ku rusak. Syafira menangis tersedu-sedu di pelukan Denis, laki-laki yang tidak sengaja dikenalnya. Laki-laki yang telah memberinya arti dari kepuasan. Denis menatap Syafira, meski baru mengenal Syafira kurang dari dua puluh empat jam ia bisa pastikan kalau Syafira perempuan yang telah mengambil keperjakaannya merupakan perempuan yang sangat lembut hatinya. Denis semakin mempererat pelukannya, ia berjanji akan membantu Syafira memperbaiki hubungan Bayu dan Inara. Entah kenapa Denis merasa sangat nyaman berada didekat Syafira, dia merasakan debaran jantung yang tidak biasa mulai dari me
"Sok jagoan, gaya-gayaan." Inara terus mengomel, Ardi cuma bisa diam. Ia seperti anak kecil yang sedang dimarahi ibunya karena merengek meminta kinder Joy di Indomaret. Inara tetap mengomel tidak berhenti. Ardi mulai bosan dan risih mendengarkannya. "Kamu kapan berubahnya haa, kamu kapan bisa mengontrol emosi, kalau kamu kenapa-kenapa, si-- Muaaahhhh Bibir Inara spontan berhenti karena Ardi. Ia melumat bibirnya Inara sampai Inara tidak kuasa menahan dirinya, Inara menutup matanya , ia meresapi dan menikmati ciuman Ardi yang semakin dalam masuk kedalam mulutnya. Inara mulai terangsang, dia membuka mulutnya mempermudah lidah Ardi bermain bebas disana. Ardi semakin liar melihat Inara memberikan kode lampu hijau. Tangannya mulai merayap mencari tempat-tempat yang tersembunyi yang pastinya akan memberikan nikmat yang tiada tara. Inara dan Ardi sama tidak sadar kalau mereka sudah bergumul ditempat tidur, mereka telah melupakan Bu Khadijah yang sampai sekarang masih ngereog
Setelah menyelesaikan urusannya dengan pak RT, Ardi langsung tancap gas pulang ke rumah. Ia tidak sabar ingin mengeksekusi Inara sampai ke akar-akarnya. Harapannya sangat besar sekali, saat dia sampai dirumahnya, Inara sudah dalam keadaan bersih yang artinya sudah siap diajak duel berlomba mencari kenikmatan.Ardi mengurungkan niatnya untuk langsung masuk, ia terdiam dan juga terpana saat mendengar Inara sedang membaca ayat suci Al-Quran.Ia duduk di kursi depan teras rumah, ia senyum-senyum sendiri mendengarkan Inara mengaji sambil mengingat peristiwa 11 tahun yang lalu.Awal mula ia jatuh cinta kepada Inara karena mendengar Inara mengaji pas peringatan maulid nabi Muhammad Saw."Wow, merdu sekali." Bukan mudah untuk mendapatkan hati Inara, ia harus melalui proses pendekatan yang sangat rumit. Ia harus merubah penampilannya dari yang metal sampai jadi laki-laki yang setidaknya mengenal amal biarpun cuma dasar-dasarnya saja.Sering dia ingin menyerah mendapatkan hati Inara, tetapi sa
Bayu dan seluruh keluarganya kaget melihat Inara terkurai pingsan tak sadarkan diri. Setelah kejadian itu Inara dan Ardi saling diam. Mereka dengan rapi menyimpan rahasia yang ada antara mereka. Inara menjalani hidupnya menjadi seorang istri, sementara Ardi kembali menggapai mimpinya seperti yang dicita-citakan nya. Berulang kali Ardi mencuri waktu untuk berbicara berdua dengan Inara, dan berulang kali juga Inara menolaknya mentah-mentah dengan alasan karena ingin menjaga hati suaminya, Bayu yang tidak merupakan abang kandungnya sendiri. Setelah kejadian Inara berulang-ulang menolak berbicara dengannya, sejak saat itu juga Ardi memutuskan mengubur kenangannya dengan Inara. Namaku Ardi lebih lengkapnya Ardi Prasetyo, anak kedua dari tiga bersaudara. Jadi anak kedua itu banyak cobaan dan tuntutannya. Aku dipaksa harus paham melihat ibu selalu memprioritaskan abang ku, Bayu dan harus rela ibu memanjakan adik lerempuan ku, Nia. Aku kehilangan arah dan tujuan, di rumah aku tida
"assalamualaikum.." Ardi yang lagi senyum-senyum tidak menyadari Salma telah ada disana menatapnya penuh curiga. "Helooo, spada, hai orang gila? Ucap Salma sambil menggoyang tubuh Ardi. "Ehh, ka-kamu kapan kesini? Sahut Ardi yang celengak-celenguk mencari motor Salma. Salma langsung duduk meski tidak dipersilahkan oleh Ardi. Wajahnya yang manyun sudah jelas menggambarkan kalau ia lagi ada masalah. "Kamu disuruh papa ke rumah." Ardi langsung gelisah, ia benar-benar takut kalau sampai Inara mendengar percakapan antara dia dan Salma. Ardi tidak ingin ada salah paham diantara mereka berdua. "Kamu pulang, besok aku kesana." "Janji? ucap Salma dengan wajah bahagia. Ardi mengangguk, ia berdiri dan menarik tubuh Salma untuk berdiri dan segera pergi dari rumahnya. "Kamu kenapa? Kamu mengusir aku?" Ardi geleng-geleng kepala. "Terus?" Ardi menarik nafasnya dalam-dalam. "Pulang lah, besok aku janji akan menjelaskan kepadamu semuanya." Salma menatap heran kepada Ardi. "Kenapa harus
Bayu masih terus sibuk mencari keberadaan Syafira yang sampai sekarang belum ada titik terangnya. Dan... Syafira datang diantar oleh laki-laki yang Bayu tidak mengenalnya sama sekali. Wajah sumringah karena jatuh cinta membuatnya menghiraukan Bayu. Tanpa berucap apa-apa ia langsung masuk ke rumah dan segera berbaring. Bayu tidak menyangka dengan sikap acuh tak acuhnya Syafira. Bahkan mengucapkan salam atau say hello saja tidak. "Dia anggap aku mungkin angin." ucapnya membatin. Bayu menutup pintu dan menemui Syafira Yeng telah berbaring mengenakan baju lingerie merah yang membuatnya semakin sexi dan pastinya mempesona. Bayu yang terlanjur terpana melihat paha dan tubuh Syafira yang sexi langsung lupa dengan tujuannya ingin memarahi isterinya. Tombak perkasanya langsung naik, ia langsung gelisah tidak tau mau berbuat apa. Syafira sebenarnya hanya pura-pura tidur dengan memejamkan matanya. Mendengar Bayu mondar-mandir, ia tersenyum paham dengan apa yang dirasakan suamin
Ardi langsung berlari ke arah teriakan ibunya, Khadijah. "Ke-kenapa ma? ucapnya dengan nafas ngos-ngosan. Khadijah melempar celana piyama Inara ke wajah Ardi sambil geleng-geleng kepala. Sebelum pergi meninggalkan Ardi yang kelihatan malu berbisik ke telinga Ardi yang semakin membuat dia malu. "Agak di rem sedikit boy, jangan pulak dapur ini hancur berantakan karena ulah kalian yang dimabuk cinta." Khadijah segera berlalu sambil cengengesan melihat muka anaknya seperti kepiting rebus merah padam menahan malu. Inara yang mendengar jeritan mertuanya tidak bisa berbuat apa-apa dengan keadaannya yang sama sekali tidak memakai apa-apa, tubuhnya hanya di balut selimut untuk menutupi badannya yang telanjang. Dia sangat ingin berlari dari ranjang itu, ranjang yang telah memberinya arti dari sebuah kenikmatan, ia sangat rindu dengan Adnan, anaknya. Akhirnya Ardi muncul juga setelah Inara merasa lama menunggu. Melihat Ardi memegang celana piyamanya, ia langsung teringat kejadi