Saat Ramsey melangkah dari ruang CEO menuju ruang bendahara, Ella terus menempel ketat dirinya. Ramsey agak risih karena mendapat pengawalan, tapi Ella yang centil sengaja melakukan hal demikian.
Ramsey tidak terlalu mengindahkan kehadiran wanita ini karena dia sedang buru-buru. Setibanya di ruang bendahara, dia mesti berhadapan dengan Kate. Ramsey menyabarkan dirinya sendiri.“Ramsey, jika kau tidak menjadi seorang penjilat mahir, kau tidak akan kehilangan Carlos. Sadarilah, sekarang Carlos tidak lagi bekerja di Luxor. Kau telah menghancurkan karirnya.” Kate masih saja melayangkan tudingan kotor tak berdasar.Tidak terima atas tudingan tersebut, Ramsey membela diri. “Berhenti menebar fitnah, Kate. Silakan kau temui Carlos dan tanyakan apa alasan dia bisa diberhentikan bekerja. Jujur saja, aku pun sampai saat ini tidak tahu apa alasannya.”Ella menurunkan pangkal alisnya. “Ramsey, kau pandai sekali bersilat lidah. Bilang saja kau penjilat. Kami piHari itu juga Ella dan Kate langsung dipindahkan ke bagian pos terdepan. Hukuman yang mereka terima belum tahu pasti kapan akan selesai. Ketika menyaksikan dua wanita layaknya artis itu, semua orang pun tercengang heran, termasuk Annita.Annita mengawasi mereka dengan pandangan heran. “Aku melihat dua anak yang baru magang.” Annita tidak bisa untuk tidak tertawa, hanya saja dia membekap mulutnya agar tawa kecilnya tidak pecah. Matanya berbinar bahagia kala menyaksikan dua wanita yang selama ini mem-bully-nya akhirnya dapat hukuman juga.Jika biasanya Ella dan Kate selalu tampil dominan dan banyak oceh, sekarang mereka layaknya patung butik, bahkan parahnya lebih menyedihkan dari pada patung butik. Ujung bibir mereka melengkung ke bawah seperti mangkok terbalik dan kening mereka berkerut, melepaskan kekecewaan di hati.“Kan kalian berdua wanita tercantik di Luxor, jadi kalian sangat pantas berada di garda terdepan supaya memikat perhatian para pengunju
Saat beberapa jam menempuh perjalanan, Ramsey meminggirkan mobilnya karena dia mau membeli sesuatu di sebuah toko. Toko kecil tersebut sendirian dan tidak ada bangunan lain. Tampak kotor dan tidak terawat, tetapi masih aktif.“Permisi,” ucap Ramsey setelah membuka pintu toko.Seorang wanita paruh baya yang wajahnya sedikit kumal karena debu jalanan pun menyambut kehadiran sang pembeli. “Silakan, Tuan.”Ramsey mengedarkan pandangan ke seisi toko. Tidak seperti mini market yang bagus dan bersih, di dalam sini tidak hanya kotor dan berantakan tetapi makanan dan minuman yang dijual juga tidak lengkap. Bahkan Ramsey tidak menemukan minuman berenergi yang biasa dia minum. Dia hanya mendapati air mineral, teh botol, dan minuman soda. Itu pun hanya sedikit pilihan merek.Sebagian produk pun sudah tidak layak konsumsi dan parahnya ada bungkus yang sobek. Ramsey heran kenapa sang pemilik toko tidak bisa merawat dan mengelola toko dengan baik. Toko kecil ini
Ramsey melanjutkan perjalanan. Selama berjam-jam lamanya di dalam mobil, dia menunggu kabar dari Bastian. Seharusnya Bastian menelepon Ramsey, namun sampai malam hari dan perjalanan lebih kurang satu jam lagi, Bastian tak kunjung menelepon Ramsey.Mengherankan, kenapa tidak sesuai prediksi?Pada awal malam, tiba-tiba mobil ekspedisi ukuran kecil yang Ramsey kemudikan dibuntuti oleh dua mobil jip hitam. Ramsey sedikit was-was karena jalanan sedang sepi. Ketika Ramsey memperlambat laju mobilnya dan memberikan ruang, namun anehnya dua mobil tersebut juga memperlambat laju mobil dan tidak mau menyalip. Dan ketika Ramsey mempercepat laju, dua mobil tersebut juga mempercepat laju.Meski merasa terancam, Ramsey tetap duduk tenang dan tidak gegabah sedikit pun. Beberapa kali dia mengawasi spion kiri kanan, memastikan bahwa dua mobil asing tersebut masih membuntutinya. Dan pada akhirnya Ramsey meminggirkan mobilnya supaya dua mobil tadi pergi duluan.Namun
Selain itu, Ramsey juga tidak mau ada sentuhan fisik, jika ada sedikit saja, maka mereka akan gagal. Sementara itu para pembegal tidak punya banyak waktu untuk bernegosiasi. Pemimpin mereka tetap tidak akan mengatakan siapa mereka sebenarnya karena dinilai akan sangat berbahaya.Kemudian Ramsey diseret menuju bagian dalam mobil dan dipaksa untuk segera membuka pintu brankas. Namun, Ramsey tetap tidak mau. Dia sengaja mengulur waktu agar rombongan Zion bisa tiba sebelum adanya adu fisik. Jika sekarang Ramsey kena keroyok, dia pasti mati.“Darky, Vox, Morgan, atau gangster, atau preman jalanan biasa?” Suara Ramsey agak tertahan oleh kain penutup wajahnya.“Diam kau!” teriak seorang dari mereka. “Jangan banyak bicara! Lakukan saja apa yang kami perintahkan kalau kau ingin tetap hidup. Kami hanya butuh barang-barang di dalam, lalu kau bisa pergi.”Tidak semudah itu. Ramsey punya tanggung jawab besar di dalam pekerjaannya. Jika dia dirampok dan barang
Karena rencana penculikan anakny Ramsey telah gagal, maka Mark dan anak buahnya mencari peruntungan lain untuk biaya hidup mereka di negeri orang, salah satunya adalah mereka membegal mobil-mobil yang membawa barang mahal, seperti Luxor.Ramsey dan Zion mendesak Mark agar membuka semua rahasia dan tidak perlu ada yang ditutup-tutupi. Dan pada akhirnya Mark memberi tahu bahwa nanti Mafia Darky bakal menghadang mobil ekspedisi Luxor pada perjalanan menuju New Garcia.“Aku memastikan bahwa mereka akan melakukannya.” Mark tertunduk lemas.“Dari mana kau bisa memastikannya? Dan dari mana Darky bisa tahu bahwa nantinya akan ada mobil ekspedisi Luxor yang berangkat ke sana?”“Orang dalam.” Mark menjawab tanpa ragu.Ramsey menatap Mark, dan seandainya Mark tahu bahwa di hadapannya sekarang adalah Marvin Rock, dia bisa pingsang di tempat.“Kau harus jawab sekarang, bayi yang diculik akan dijual ke mana?” sentak Ramsey dengan memasang
Siang harinya, ketika Ramsey telah tiba di toko yang tidak terurus itu, dia terkejut karena di sana sudah ada dua alat berat yang akan merobohkan toko tersebut. Sementara di satu sisi tepatnya di bawah pohon, ibu dan anak sedang menangis tersedu, tidak mau kehilangan tempat yang telah menghidupi mereka selama bertahun-tahun.Ramsey memarkirkan mobilnya pas di samping toko dan hal itu tentu memancing perhatian orang-orang yang sedang bekerja. Apa Ramsey sudah gila meletakkan mobil di samping bangunan yang akan dirobohkan?“Pinggirkan mobilmu! Kami sedang bekerja!”“Apa kau mau melihat mobil kerjamu hancur ha?”Ramsey berdiri di tengah-tengah. “Aku ingin bertemu dengan pria pemilik bangunan ini dan orang yang telah menyuruh kalian!” Ramsey berkata dengan tegas dan nada yang cukup tinggi supanya suaranya tidak kalah dengan suara mesin alat berat.Selain dua operator alat berat, ada satu orang yang sepertinya pengawas, orang itu membawa catat
Ramsey tetap tenang. Bukan hanya mau baik terhadap orang, tapi dia ingin bertemu langsung dengan salah seorang dari anggota Mafia Darky, Manuel. Sesuai apa kata wanita itu bahwa Manuel bakal datang ke lokasi siang hari ini, tetapi Ramsey masih belum melihat kedatangan Manuel.Karena penghancuran bangunan ditunda selama sekitar satu jam, Evan mau menghabiskan waktunya yang berharga untuk meladeni seorang sopir Luxor, bermaksud meninggikan dirinya. Kemudian dia memanggil ibu dan anak yang sedang bersedih itu.“Jangan salahkan aku, tapi salahkan suamimu! Dia telah menjual toko dan tanah di sini kepadaku. Jadi semua apa yang ada di sini sudah resmi menjadi milikku.” Evan menyilangkan kedua tangannya di dada sambil mendongakkan dagunya sedikit ke atas.Wanita itu memelas penuh iba. “Tuan, tolong jangan ambil tempat ini. Tempat ini adalah satu-satunya rumah dan tempat kami mencari rezeki. Kami mohon belas kasih dari Tuan.”Anaknya mengusap air mata
Manuel tidak jauh berbeda dengan kasus Rick, ayahnya Annita. Tidak jauh dari persoalan uang. Bedanya, dia terlilit utang karena sering kalah judi online, dan terpaksa menjadi anggota Mafia Darky untuk menutupi semua utangnya, namun masih kurang juga, pada akhirnya terpaksa dia menjual satu-satunya harta yang tersisa tanpa peduli bagaimana nasib anak dan istrinya ke depan.Sedikit bingung karena toko itu belum juga hancur, Manuel menggaruk kepalanya seraya terus berjalan mendekati Evan. “Bos, kenapa belum dihancurkan?” tanya Evan heran.“Alat berat rusak dan harus diperbaiki. Tenang saja, Manuel. Kau tidak perlu capek-capek mengurusinya karena semuanya sudah menjadi tanggung jawab sang pemilik, yaitu aku sendiri. Lebih baik sekarang kau urus tiga sampah di depan kita saja. Kau lihatlah sopir itu ingin memberikan pembelaan terhadap istrimu. Apa kau tidak curiga?”Mendengar itu, Manuel menggertakkan geraham. “Apa? Di saat kita sedang terpuruk, kau malah