Carlos dipaksa untuk membuka brankas besar di dalam mobil tapi karena dia tidak tahu menahu soal cara membukanya, dia malah menunduk dan berkata pelan, “Kami hanya mengantarkan. Kami tidak tahu cara membukanya. Benda ini harus sampai ke tempat tujuan terlebih dahulu karena orang yang bisa membukanya hanya mereka.”
Bugh!Satu pukulan mendarat di wajah Carlos.Carlos meringis kesakitan.Penjahat itu kembali memaksa agar Carlos segera membuka brankas tersebut. “Nama kau adalah Marco Carlos. Kau tahu bagaimana cara membuka brankas ini. Apa kau kira kami bodoh ha?!” cecar pria kekar itu. Namanya Oblak, sang pimpinan tugas.Sebenarnya, Carlos memang tahu kode atau sandi untuk membuka brankas tersebut namun karena dia punya tanggung jawab besar agar semua barang yang dibawa harus sampai ke lokasi tujuan, maka dia teguh menjalankan tanggung jawab pekerjaan meskipun saat ini dia berada dalam bahaya.Dia tidak menyangka kalau mereka bakalTimbul pertanyaan, kenapa anggota Morgan yang berkhianat tersebut berani melakukannya? Apa motif dan tujuan mereka melakukannya? Zion harus segera mendapatkan jawabannya. Tidak hanya Zion, tentu saja Ramsey harus tahu semua jawaban atas semua permasalahan.“Jangan bunuh kami,” Oblak memelas seperti pengemis. Jika tadi dia sok jagoan, sekarang dia malah seperti kerupuk kena air, melempem. Dia sudah menyerah, tentu saja sebelas anak buahnya pun pasrah saja.Atas perintah Ramsey, para pembegal dari Mafia Vox ini pun dibiarkan selamat. “Aku tidak mau ada anggota Mafia Vox yang kembali berulah seperti ini. Selain itu, aku tidak mau ada di antara kalian yang membocorkan apa saja yang terkait dengan perjalanan kami.”Oblak mengangguk patuh. “Baiklah, Tuan.”Oblak dan lainnya pun meninggalkan lokasi tanpa membawa barang secuil pun. Parahnya, mereka malah mendapat pukulan dan ancaman, dan mereka mesti menuruti apa saja yang tadi mereka dengar.Set
Terjadi adu mulut yang agak lama antara Rafael dan Carlos.“Carlos, kau sangat tidak becus. Aku yakin pekerjaanmu di Luxor bakal terancam!” Rafael berulang kali mendengus untuk melampiaskan emosi yang menggumpal di dadanya.Ramsey tidak mengerti duduk perkaranya, tetapi dia berusaha membela Carlos. “Pak Rafael, kami mendapatkan musibah di mana kami tidak mau mendapatkannya. Lagi pula, kami semua tetap aman. Kami tidak terluka apalagi mati, dan barang yang kami bawa juga aman. Jadi, apa yang mesti dipersoalkan?”Rafael membuang pandangannya ke arah mobil yang sedang melewati tahapan scanning. “Kau anak baru! Tidak perlu tahu untuk sekarang ini sampai Bos Bastian memberi tahumu!”Saking kesalnya, Rafael hampir saja memukul wajah Carlos, namun Ramsey segera memisahkan mereka. Meski Ramsey berulang kali menanyakan pokok masalahnya apa, namun Rafael tak kunjung menjawabnya. Dia meninggalkan lokasi dengan raut wajah penuh kekesalan.Ketika Rams
“Selamat, Ramsey!” Bastian tersenyum getir dan tidak banyak omong setelah itu. Meski dia memberikan apresiasi dan selamat, masih ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya. Sebelum dia membahas lebih jauh tentang keberhasilan tersebut, Bastian terlebih dahulu mesti menyidang Carlos. “Ikut aku ke ruangan, Carlos! Hanya kau!”Carlos sudah tahu bahwa hari ini adalah yang buruk baginya. Awalnya Ramsey ingin masuk ke dalam pembicaraan tersebut tetapi karena Bastian melarang Ramsey agar tidak ikut campur, Ramsey pada akhirnya tertegun bisu, berpikir sendiri.Di ruangan Manager Ekspedisi, Carlos menunduk tak berdaya.“Tolol!” sembur Bastian murka. “Aku makin muak melihat wajahmu, Carlos! Kau tidak bisa diandalkan. Mulai sekarang kau dipecat. Tidak berada di ekspedisi, maupun divisi lainnya. Kau tidak akan pernah lagi bisa bekerja di Luxor! Pergi kau dari ruangan ini!”Tidak ada kata dan kalimat apa pun dari Carlos. Semua terjadi sesuai apa yang telah dia
Kasus jelek yang menimpa Carlos, itu dianggap oleh Kate karena kesalahan Ramsey. Kate pikir, Ramsey sengaja berlagak sok menjadi pahlawan, lalu dengan begitu Ramsey gampang menjilat petinggi Luxor supaya bebas melakukan sesuatu seperti naik posisi maupun menyingkirkan kompetitor. Dan Kate pikir, Ramsey sengaja menyingkirkan Carlos.Selain itu, Ella tidak suka atas pesta kecil di Luxor dalam penyambutan Ramsey yang dianggap sebagai pahlawan baru. Ella makin jijik terhadap Ramsey yang dalam waktu beberapa minggu saja, sudah sangat terkenal, jauh melebihi popularitas dirinya sebagai sekretaris.Untuk menghajar Ramsey, dua wanita tersebut telah merencanakan sesuatu yang cukup terencana dan terorganisir, dan bisa dikatakan sangat niat. Mereka menyewa satu lantai gedung restoran di lantai 12 atau lantai paling atas Hotel Daire Gold. Uniknya, mereka memesan untuk seratus orang undangan tapi orang yang hadir tak lebih dari dua puluh.Mereka sengaja memesan ba
Ketika mengangkat telepon, Ramsey sedang berada di depan laptop dan mengurus laporan dari perusahaan besarnya di Gloriston, The Rock Holding Company. Dia sangat kaget begitu tahu bahwa di Hotel Daire sedang ada acara makan-makan dan acara tersebut atas nama Ramsey Aaron.Saat itu juga Ramsey bergegas menuju lokasi dan sesampainya di sana, dia meminta kejelasan kepada pihak hotel terkait ada nama dirinya. Ramsey mengatakan bahwa dia tidak melakukan reservasi apa pun, apalagi sampai menyewa satu ruangan restoran untuk seratus orang plus semua hidangan mewah.Meski Ramsey sempat kecewa terhadap pihak hotel karena dengan mudahnya menerima reservasi bukan dari orang yang bersangkutan, dia berlapang dada dan tetap tenang sampai tahu siapa yang telah merencanakan semuanya. “Berapa total biayanya?” tanya Ramsey kepada manager hotel.“Termasuk sewa ruangan restoran hotel, totalnya dua ratus delapan puluh ribu dollar.”“Baiklah, aku akan melunasinya.” Namun
Terlepas dari bagaimana cara Ramsey menyelesaikan transaksinya, Ella dan Kate acuh tak acuh, karena yang terpenting bagi mereka adalah rencana mereka berjalan dengan mulus. Tapi, itu menurut mereka. Sebab, Ramsey hanya tersenyum geli dalam hati menyaksikan tingkah dua wanita itu.“Ramsey, katakan pada kami apa hubungan istimewa antara kau dan Annita.” Ella tersenyum licik.“Sekarang, kalian bisa bertemu. Jadi jangan sampai ada yang ditutup-tutupi lagi.” Kate mengerutkan bibir dan salah satu matanya memicing remeh.Ramsey tetap tenang dan kalem meskipun mendapatkan tekanan dan perlakuan kurang pantas dari rekan-rekannya di Luxor. Dia tidak bodoh. Dia tahu apa yang ada di dalam kepala Ella dan Kate.Sambil tersenyum tipis, Ramsey pun menjawab santai. “Astaga! Apa kalian pikir aku menjalin hubungan spesial bersama Annita? Kalian semua sudah tahu bahwa aku punya anak dan istri. Mana mungkin aku berhubungan dengan dia. Mulai sekarang, aku harap kalian
“Ya, tentu saja aku menikmatinya, Ramsey. Baru kali ini aku makan di restoran terbaik di Daire York. Kalau bukan karena Ella dan Kate yang memberikan undangan, mungkin aku tidak akan pernah seumur hidup masuk ke sini.”“Aku pun sama. Jujur, aku pun baru kali ini masuk ke Hotel Daire, apalagi naik ke lantai atas. Restorannya sangat mewah dan megah. Aku beruntung bisa diperkenalkan oleh Ella dan Kate tentang restoran terbaik di sini. Ya, aku sangat berterima kasih.”“Aku sudah cukup lama mengenal Ella dan Kate, mereka memang hobi menikmati makanan di tempat-tempat mahal dan berkelas. Ide makan di sini memang tepat. Aku pikir, mereka sudah cukup sering makan di sini. Betul kan, Ramsey?”“Bisa jadi. Setahuku, mereka memang dua wanita yang tidak asal kalau memilih tempat makan dan semacamnya. Ya, mungkin mereka cukup sering makan di sini. Ide yang luar biasa, bahkan aku tidak pernah terpikir untuk mentraktir rekan-rekan yang belum pernah aku kenal sekali p
Ketika telah tiba di rumah Annita, Ramsey ditahan oleh ibunya Annita agar tidak pulang terlebih dahulu. Ibunya Annita mengucapkan terima kasih banyak karena telah memberikan bantuan kepada keluarganya, biaya rumah sakit dan biaya sekolah.Pas berada di ruang tamu, satu adiknya Annita yang baru beranjak remaja menangis tersedu sembari membicarakan tentang ayah mereka yang telah lama tidak pulang. “Kak Annita, ke mana Ayah?” tanya Tannia sambil memanyunkan bibir.Rick pergi semenjak Tannia si bungsu lahir, sektiar tiga belas tahun lalu, hingga sekarang belum juga pernah pulang ke rumah. Alasannya tidak jelas. Parahnya, Rick tidak pernah pula mengirimkan uang nafkah atau apa pun untuk keperluan anak dan istrinya.Seandainya Rick masih berada di rumah dan bekerja seperti suami dan ayah pada umumnya, tentu keluarga ini tidak akan melarat seperti sekarang. Oleh karena itu, Annita terpaksa menjadi tulang punggung keluarga untuk mencukupi semua kebutuhaan, da