Mathieu kagum terhadap Ramsey dengan segala kelebihan dan kebaikannya, maka dari itu Mathieu berusaha untuk membalas kebaikan tersebut. “Tentang kasus penyanderaan istri seorang petinggi kepolisian.”Ramsey melangkah maju hingga posisinya dengan Mathieu hanya terpaut tiga meter saja, lalu berkata dengan sangat penasaran. “Kau tau di mana mereka berada, Math? Katakan pada kami.”Di saat bersamaan, Adrian, Carlos, Zion beserta anak buahnya sudah mengamankan belasan anak buah Mathieu. Para remaja dan dewasa muda itu pasrah, tidak berkutik sedikit pun, dan rela tangan mereka terikat tali dan tersambung satu sama lain.Lalu Adrian, Carlos, dan Zion masuk ke dalam ruangan bawah tanah. Mereka sangat kaget begitu melihat apa yang ada di dalam sana. Mereka melihat berkelilin dengan perasaan takjub dan terheran-heran.Puluhan senjata api, mulai dari pistol, shotgun, senjata laras pendek, sampai senapan sniper, semuanya lengkap tersusun dengan rapi. Semua s
Di waktu bersamaan dan di tempat yang berbeda, seorang anak bayi menangis dan merengek.“Howeek ... Howeek ....”Lord Darky yang sedang menikmati secangkir kopi dan cerutu, mendengar cukup jelas tangisan dan rengekan itu.“Baby sitter, cepat kasih dia susu! Aku malas mendengar suara melengking itu!” perintah Lord Darky.Sebentar lagi, dia akan keluar dari mansion mewahnya, lalu melakukan aktivitas seperti biasanya. Hampir setiap hari dia selalu mendengar suara bayi yang sangat menggelisahkan itu.Seorang ajudannya menunduk sedikit lalu berkata pelan, “Bos, kenapa tidak kita bunuh saja anak itu?”Lord Darky yang masih sangat muda mengangkat kaki sembari menghembuskan asap cerutunya dengan sangat angkuh. “Aku mendapatkan info bahwa Marvin Rock telah keluar dari Gloriston dan melakukan pencarian terhadap anaknya. Aku tidak mau membunuh bayi tersebut karena bagaimana pun darah bayi itu mengalir darah Keluarga Rock yang sangat te
Siang hari itu, Ramsey mengenakan jas warna cokelat dan celana warna cokelat, serta topi koboi warna cokelat. Kaca mata hitamnya semakin menutupi identitasnya aslinya. Lalu, dia terus menahan pedal gas Ferrari merah terang, menuju kantor pemasaran Blue Beach Hills. Sebagian besar rumah-rumah mewah di sini menghadap pantai secara langsung.***Di dalam kantor, seorang wanita bernama Caroline sedang membolak-balikkan sebuah berkas kerjanya. Dari sekian banyak pekerja agen properti, hanya wanita yang mirip Gal Gadot itu saja yang belum mendapatkan satu pembeli selama satu bulan terakhir. Selain itu, Caroline sedang butuh uang untuk kebutuhan keluarganya.Dia menyugar rambut blonde panjangnya sehingga tampaklah leher putih nan mulus itu, lalu merapikan blazer hitamnya, beranjak pergi. Kesal, dia ingin menghibur diri, entah ke mana, bisa jadi di sebuah bar dia akan bertemu seorang tajir yang ingin membeli satu properti di Blue Beach.Caroline
Caroline memastikan bahwa pria tampan dan keren di hadapannya ini pasti orang berduit. Jika dilihat dari segi apa pun dan apa saja yang melekat di tubuh pria itu, tentu Caroline memastikan bahwa pria ini memiliki sebuah kepentingan di Pulau Latya.Sambil menutupi bagian yang koyak, dia menundukkan kepala dan berbicara kepada Ramsey, “Tuan, sepertinya kau ingin berkunjung ke kantor Blue Beach. Perkenalkan namaku Caroline, aku bekerja sebagai agen properti di sini. Mungkin aku bisa membantu mu?” Dia sangat gelisah kalau-kalau ada orang yang memperhatikan bokongnya.Ramsey menoleh ke kiri. “Agen properti? Kau adalah orang yang aku cari. Baiklah, masuklah ke dalam!” ajak Ramsey tanpa ragu.Lalu, Caroline melangkah pendek sembari memegangi bagian belakang anderoknya kemudian duduk pas di sebelah Ramsey.Caroline menutupi wajahnya yang merah. “Astaga! Aku sangat malu. Aku harus mengganti pakaianku segera.”“Nanti saja, setelah kau melakuka
Ramsey menjawab apa adanya. “Ya, aku bahkan sudah punya anak.”Caroline mendengus tipis, bibirnya agak manyun. “Oh.” Setelah melempar pandangannya ke arah pantai, lalu dia menjawab, “Wajar saja kalau Tuan Ramsey sudah punya istri dan anak. Aku rasa, Tuan ingin membiarkan keluarga Tuan hidup tenang di Blue Beach. Aku percaya itu. Ada banyak pria yang membawa keluarganya ke sini, tetapi aku terlalu sering melihat pria yang sudah punya cucu, usia mereka biasanya lebih dari lima puluh. Aku cukup heran karena Tuan Ramsey masih sangat muda. Aku rasa, Tuan usianya tidak lebih dari tiga puluh.”“Kau benar, Caroline. Usiaku belum tiga puluh. Mentang-mentang aku masih muda, apa aku tidak layah mengeluarkan uang dua puluh juta dollar dalam sehari?” Ramsey menoleh beberapa detik sebelum membelokkan mobil sedikit ke kiri.“Tidak ada pengaruhnya dengan usia, Tuan Ramsey. Jadi, aku hanya menyimpan kagum pada mu. Aku salut, di usia yang masih sangat muda, Tuan bisa membel
Sesuai tadi apa kata Ramsey, maka mereka pun segera menuju satu-satunya mall yang ada di sini, yakni Latya Mall. Meskipun tidak sebesar mall yang ada di kota-kota besar, Latya Mall memang didesain tidak besar karena penduduk di pulau ini memang sangat sedikit, tidak lebih dari lima puluh ribu jiwa, tetapi semuanya orang kaya.Ramsey memberikan satu jas cokelatnya agar Caroline bisa menempelkan jas tersebut untuk menutupi bagian belakang anderoknya yang robek tadi, setelah itu mereka pun memasuki mall. Meski hari biasa, suasana di dalam mall mewah ini tidak pernah sepi, karena bagi orang kaya, setiap hari merupakan hari berlibur.“Tuan Ramsey, aku tidak meminta pada mu agar membelikan aku satu anderok baru, tetapi kau sendiri yang menawarkan. Maaf, karena telah merepotkan kau.” Caroline berjalan alon, walaupun dalam kondisi yang tidak nyaman, sebisa mungkin dia tetap berusaha anggun, di mana pun.“Anggap saja sebagai hadiah perkenalan dan juga kau
Dia adalah ibu kandung Caroline. Saat ini, janda tua itu memang sedang susah karena selain hidup serba keterbatasan, dia juga sedang sakit, dan menahan diri untuk tidak pergi berobat, alasannya klasik : Uang.Janda tua yang sudah bungkuk itu marah. “Seharusnya kau sudah punya suami biar bisa bantu ekonomi keluarga kita. Satu adik laki-laki mu sedang kuliah. Hanya kau yang menjadi harapan kami, Caroline, tapi kau malah menghabiskan waktu dengan pria asing. Aku sebagai ibu, sangat kecewa pada mu.” Lalu dia pun masuk ke dalam rumah dan tidak mau bicara lagi.Caroline menunduk dan berkata dengan nada sedih. “Ibuku sedang sakit dan seharusnya dia mendapatkan perawatan di rumah sakit, tapi kami tidak punya biaya. Adikku kuliah dan juga freelancer, tapi uang yang dia hasilkan hanya bisa menutupi sebagian biaya kuliah, aku pun harus menutupi sebagian yang lain.”Pada intinya, keluarga Caroline sedang dirundung permasalahan finansial. Gaji pokok Caroline di kantor
Carlos dan Adrian sukses melaksanakan tugasnya. Mereka mendapatkan informasi bahwa pada pagi hari ini Hugo dan sejumlah orang di dalam rumah akan pergi ke sebuah acara di Pulau Latya, maka hanya akan ada satu atau dua orang saja di dalam rumah tersebut.Ramsey segera menemput Caroline, kemudian tancap gas menuju rumah Hugo. Selama dalam perjalanan, Ramsey menanyakan tentang apa rencana Caroline nantinya sehingga mereka berdua bisa masuk ke dalam rumah yang memang sedang agak sepi tersebut.“Pagi ini adalah waktu yang pas. Jadi, apa rencana mu, Caroline?” “Mereka tahu kalau aku bekerja di kantor Blue Beach. Tidak sulit bagiku untuk bisa masuk ke rumah mereka.” Kemudian Caroline melihat penampilan Ramsey. “Pakaian formal dan cukup rapi, Tuan Ramsey menuruti apa yang aku mau. Tuan akan menjadi rekan juniorku saja. Aku akan bilang kepada orang di sana bahwa akan ada pemeriksaan rutin oleh petugas kantor. Saat aku sibuk berbincang dengan mereka, Tuan Rams