Siang hari itu, Ramsey mengenakan jas warna cokelat dan celana warna cokelat, serta topi koboi warna cokelat. Kaca mata hitamnya semakin menutupi identitasnya aslinya. Lalu, dia terus menahan pedal gas Ferrari merah terang, menuju kantor pemasaran Blue Beach Hills. Sebagian besar rumah-rumah mewah di sini menghadap pantai secara langsung.
***Di dalam kantor, seorang wanita bernama Caroline sedang membolak-balikkan sebuah berkas kerjanya. Dari sekian banyak pekerja agen properti, hanya wanita yang mirip Gal Gadot itu saja yang belum mendapatkan satu pembeli selama satu bulan terakhir. Selain itu, Caroline sedang butuh uang untuk kebutuhan keluarganya.Dia menyugar rambut blonde panjangnya sehingga tampaklah leher putih nan mulus itu, lalu merapikan blazer hitamnya, beranjak pergi. Kesal, dia ingin menghibur diri, entah ke mana, bisa jadi di sebuah bar dia akan bertemu seorang tajir yang ingin membeli satu properti di Blue Beach.CarolineCaroline memastikan bahwa pria tampan dan keren di hadapannya ini pasti orang berduit. Jika dilihat dari segi apa pun dan apa saja yang melekat di tubuh pria itu, tentu Caroline memastikan bahwa pria ini memiliki sebuah kepentingan di Pulau Latya.Sambil menutupi bagian yang koyak, dia menundukkan kepala dan berbicara kepada Ramsey, “Tuan, sepertinya kau ingin berkunjung ke kantor Blue Beach. Perkenalkan namaku Caroline, aku bekerja sebagai agen properti di sini. Mungkin aku bisa membantu mu?” Dia sangat gelisah kalau-kalau ada orang yang memperhatikan bokongnya.Ramsey menoleh ke kiri. “Agen properti? Kau adalah orang yang aku cari. Baiklah, masuklah ke dalam!” ajak Ramsey tanpa ragu.Lalu, Caroline melangkah pendek sembari memegangi bagian belakang anderoknya kemudian duduk pas di sebelah Ramsey.Caroline menutupi wajahnya yang merah. “Astaga! Aku sangat malu. Aku harus mengganti pakaianku segera.”“Nanti saja, setelah kau melakuka
Ramsey menjawab apa adanya. “Ya, aku bahkan sudah punya anak.”Caroline mendengus tipis, bibirnya agak manyun. “Oh.” Setelah melempar pandangannya ke arah pantai, lalu dia menjawab, “Wajar saja kalau Tuan Ramsey sudah punya istri dan anak. Aku rasa, Tuan ingin membiarkan keluarga Tuan hidup tenang di Blue Beach. Aku percaya itu. Ada banyak pria yang membawa keluarganya ke sini, tetapi aku terlalu sering melihat pria yang sudah punya cucu, usia mereka biasanya lebih dari lima puluh. Aku cukup heran karena Tuan Ramsey masih sangat muda. Aku rasa, Tuan usianya tidak lebih dari tiga puluh.”“Kau benar, Caroline. Usiaku belum tiga puluh. Mentang-mentang aku masih muda, apa aku tidak layah mengeluarkan uang dua puluh juta dollar dalam sehari?” Ramsey menoleh beberapa detik sebelum membelokkan mobil sedikit ke kiri.“Tidak ada pengaruhnya dengan usia, Tuan Ramsey. Jadi, aku hanya menyimpan kagum pada mu. Aku salut, di usia yang masih sangat muda, Tuan bisa membel
Sesuai tadi apa kata Ramsey, maka mereka pun segera menuju satu-satunya mall yang ada di sini, yakni Latya Mall. Meskipun tidak sebesar mall yang ada di kota-kota besar, Latya Mall memang didesain tidak besar karena penduduk di pulau ini memang sangat sedikit, tidak lebih dari lima puluh ribu jiwa, tetapi semuanya orang kaya.Ramsey memberikan satu jas cokelatnya agar Caroline bisa menempelkan jas tersebut untuk menutupi bagian belakang anderoknya yang robek tadi, setelah itu mereka pun memasuki mall. Meski hari biasa, suasana di dalam mall mewah ini tidak pernah sepi, karena bagi orang kaya, setiap hari merupakan hari berlibur.“Tuan Ramsey, aku tidak meminta pada mu agar membelikan aku satu anderok baru, tetapi kau sendiri yang menawarkan. Maaf, karena telah merepotkan kau.” Caroline berjalan alon, walaupun dalam kondisi yang tidak nyaman, sebisa mungkin dia tetap berusaha anggun, di mana pun.“Anggap saja sebagai hadiah perkenalan dan juga kau
Dia adalah ibu kandung Caroline. Saat ini, janda tua itu memang sedang susah karena selain hidup serba keterbatasan, dia juga sedang sakit, dan menahan diri untuk tidak pergi berobat, alasannya klasik : Uang.Janda tua yang sudah bungkuk itu marah. “Seharusnya kau sudah punya suami biar bisa bantu ekonomi keluarga kita. Satu adik laki-laki mu sedang kuliah. Hanya kau yang menjadi harapan kami, Caroline, tapi kau malah menghabiskan waktu dengan pria asing. Aku sebagai ibu, sangat kecewa pada mu.” Lalu dia pun masuk ke dalam rumah dan tidak mau bicara lagi.Caroline menunduk dan berkata dengan nada sedih. “Ibuku sedang sakit dan seharusnya dia mendapatkan perawatan di rumah sakit, tapi kami tidak punya biaya. Adikku kuliah dan juga freelancer, tapi uang yang dia hasilkan hanya bisa menutupi sebagian biaya kuliah, aku pun harus menutupi sebagian yang lain.”Pada intinya, keluarga Caroline sedang dirundung permasalahan finansial. Gaji pokok Caroline di kantor
Carlos dan Adrian sukses melaksanakan tugasnya. Mereka mendapatkan informasi bahwa pada pagi hari ini Hugo dan sejumlah orang di dalam rumah akan pergi ke sebuah acara di Pulau Latya, maka hanya akan ada satu atau dua orang saja di dalam rumah tersebut.Ramsey segera menemput Caroline, kemudian tancap gas menuju rumah Hugo. Selama dalam perjalanan, Ramsey menanyakan tentang apa rencana Caroline nantinya sehingga mereka berdua bisa masuk ke dalam rumah yang memang sedang agak sepi tersebut.“Pagi ini adalah waktu yang pas. Jadi, apa rencana mu, Caroline?” “Mereka tahu kalau aku bekerja di kantor Blue Beach. Tidak sulit bagiku untuk bisa masuk ke rumah mereka.” Kemudian Caroline melihat penampilan Ramsey. “Pakaian formal dan cukup rapi, Tuan Ramsey menuruti apa yang aku mau. Tuan akan menjadi rekan juniorku saja. Aku akan bilang kepada orang di sana bahwa akan ada pemeriksaan rutin oleh petugas kantor. Saat aku sibuk berbincang dengan mereka, Tuan Rams
Adrian dan Carlos tetap melakukan penyamaran seperti biasa, berpura-pura menyapu jalanan dan halaman rumah-rumah di sekitar. Wajah mereka tidak bisa dikenali satu sama lain. Ketika sedang bersantai sembari menunggu kehadiran Hugo dan rombongannya, mereka pun berbincang.Adrian mengernyitkan kening, mengawas dengan pandangan penasaran. “Carlos, apa kau sudah tahu siapa Ramsey sebenarnya?”Carlos mengangkat bahuya sekali. “Aku sudah cukup sering menanyakan hal itu, tetapi Ramsey selalu tidak mau berterus terang. Prediksiku, Ramsey merupakan kepala mafia juga. Bisa jadi, Ramsey adalah musuh utama Mafia Darky. Mungkin, Ramsey sedang memperebutkan kekuasaan di Daire York dan sekitarnya.”“Ramsey merupakan pimpinan mafia? Dia berafiliasi dengan Mafia Morgan? Menjadi musuh utama Mafia Darky? Ingin menjadi penguasa?” Adrian menggaruk kepalanya yang tak gatal. Suara deburan ombak dan hembusan angin di belakang punggungnya jadi seperti tak ada karena kepalanya bera
Dengan bermodalkan senjata dari pemberian Mathieu, Ramsey dan empat orang lainnya akan melawan Hugo beserta tujuh anak buahnya, langsung menyambangi rumah Hugo itu sendiri. Ramsey memilih waktu malam hari karena pada saat melakukan pengintaian melalui kamera CCTV, Hugo dan lainnya tidak akan keluar rumah dan justru mereka mau mengadakan private party bersama para gadis.“Setelah mereka mabuk parah dan sebagian mereka sedang bercinta dengan gadis di sana, kita langsung menggerebek mereka,” ujar Ramsey sambil memasukkan magazine full amunisi di AK-12 di tangannya.Sementara itu, Adrian, Carlos, Zion dan dua anak buahnya juga telah dipersenjatai secara lengkap.Adrian duduk di samping Ramsey sambil memasukkan pistol di balik jaket kulit hitamnya. “Ramsey, kenapa kita tidak melibatkan pihak kepolisian?”Ramsey menjawab dengan tenang dan tanpa keraguan. “Aku memastikan Hugo telah membayar polisi agar diberikan keamanan, padahal, dia menyandera ist
Ramsey yang memimpin penyergapan itu secara langsung. Ketika sudah berada di ruang depan, Ramsey langsung menekan tombol otomatis untuk memutus aliran listri yang ada di rumah Hugo Lander.Dep!Suara musik pun ikut mati, kemudian terdengar suara ocehan para para dan wanita di lantai dua. Ada suara gemuruh amarah, keluhan, bahkan sampai rintihan ketakutan karena khawatirnya telah terjadi sebuah hal yang mengerikan di dalam rumah.Dua orang pria turun ke lantai dasar. Di tangga yang sangat gelap, Carlos dan Adrian sudah bersiap melakukan penyergapan. Tiba-tiba ada cahaya senter yang menerangi dari lantai dua, benar saja, dua pria turun, berjalan terhuyung-huyung karena pengaruh alkohol.Pada saat dua orang itu memijakkan kaki di anak tangga terakhir, Carlos dan Adrian langsung membekap mulut mereka, menyeret mereka sampai ke bawah tangga. dua anak buah Zion sigap mengikat dua orang itu dengan menggunakan tali.“Aman!” gumam Carlos.