Helen bergegas datang untuk memeriksa Yasmin. Yasmin sudah pingsan, tapi tubuhnya baik-baik saja.""Suasana hatinya nggak stabil karena dia sedang hamil. Tuan Daniel hanya perlu menurutinya," ujar Helen."Menurutinya? Dia mau menggugurkan anaknya! Dia mau pergi!" Ekspresi Daniel terlihat masam. Dia tidak bisa melakukan itu!Pengawal bahkan berkata dia melarikan diri ketika melihat anak-anak."Kecuali itu, ibu hamil perlu dilayani dengan baik."Wajah Daniel tampak tegang. Dia sudah sangat baik pada Yasmin. Dia bersabar dan tidak pernah naik darah.Apa itu masih belum cukup?Dia melambaikan tangannya dengan kesal.Helen pun keluar.Daniel menatap wajah Yasmin yang perlahan-lahan tambah kurus. Bagaimanapun juga, Yasmin tidak boleh meninggalkannya dan menggugurkan anaknya. Kalau yang lain, Daniel mengizinkannya.Besok harinya, Yasmin juga bangun pagi. Dia bangun di pelukan Daniel.Dia duduk, lalu hendak turun dari tempat tidur.Daniel memeluk pinggangnya. "Ngapain?""Aku mau pergi ke perus
Kalau Yasmin ingin pulih, dia hanya bisa meninggalkan Daniel.Dia tidak boleh berada di sisi Daniel dan melahirkan anaknya.Dia bukan orang yang mengalami keterbelakangan mental. Dia adalah manusia dan memiliki hak. Semua kesakitan yang disebabkan oleh Daniel padanya mulai membesar di dalam hatinya dan hampir menghancurkan tubuhnya ....Saat mereka keluar dari restoran, Yasmin bahkan merasa sinar matahari sangat menyilaukan dan tubuhnya terasa sangat tidak nyaman."Aku mau pulang ...." Yasmin masuk ke dalam mobil.Daniel khawatir suasana hatinya tidak stabil, jadi dia menuruti keinginan Yasmin dan membawanya pulang ke rumah.Begitu Yasmin memasuki rumah, dia langsung menuju ke atas.Kakinya baru menginjak anak tangga pertama ketika tubuhnya mendadak terasa ringan dan digendong.Dia tidak menunjukkan reaksi apa-apa.Daniel meletakkannya di atas tempat tidur, lalu berkata, "Tidurlah. Aku akan menemanimu di sini.""Keluar ...." ucap Yasmin dengan sangat lembut.Daniel tetap mendengarnya.
"Bukankah kamu ingin beristirahat? Perusahaan nggak akan pergi ke mana-mana," ucap Daniel. "Sekarang yang paling penting untukmu adalah istriahat yang cukup."Yasmin mencari alasan, "Aku harus mencari kesibukan atau otakku akan berpikir yang nggak-nggak."Daniel setuju. "Pergilah besok pagi, tapi sore kamu harus sudah pulang, ya.""Ya," sahut Yasmin.Selama dia bisa keluar dan memiliki kebebasan, dia bisa memikirkan cara untuk kabur.Tempat ini sudah tidak ada benda miliknya lagi.Mengenai anak-anak, mereka akan hidup lebih baik bersama Daniel.Setelah Yasmin kabur, dia akan menggugurkan anaknya. Dengan begitu, dia tidak perlu melahirkan untuk Daniel lagi.Karena Yasmin sudah mempunyai rencana, malam itu Yasmin tidur jauh lebih pulas.Sebelumnya, dia merasa sedang bermimpi buruk meskipun dia sedang tidur.Daniel menatap wajah tenang di pelukannya itu. Selama Yasmin menurutinya, dia mengizinkan Yasmin pergi ke perusahaan.Pagi hari, Yasmin pergi ke perusahaan naik mobil Rolls Royce.Saa
Yasmin baru melewati alun-alun kota. Ketika dia menoleh, dia melihat pengawal sedang berlari ke arahnya. Yasmin ketakutan dan langsung berlari.Padahal dia sedang memakai sepatu hak tinggi, tapi dia sudah tidak peduli. Hanya ada satu pikiran di dalam benaknya, yaitu lari! Cepat lari! Lebih baik lari makin jauh!Dia berlari sambil memikirkan taksi. Dia harus menghentikan taksi di jalan.Namun, tidak ada taksi yang kosong.Saat dia berlari ke jalan raya, dia bahkan hampir tertabrak.Setelah Daniel mendapatkan kabar, ekspresinya menjadi sangat menyeramkan. "Lebih cepat!"Pengemudi tidak bisa menginjak gas pedal sampai habis karena ada banyak mobil dan trotoar di jalan.Melihat itu, Daniel pun menelepon dan meminta semua lampu lalu lintas menyalakan lampu merah.Dengan begitu, mobil-mobil lainnya akan berhenti. Di jalan, hanya mobil Rolls Royce-nya yang tidak bisa dihentikan.Akhirnya Yasmin mendapatkan taksi. Dia masuk ke dalam, kemudian meminta sopir segera jalan.Pengawal naik mobil men
Gedung-gedung tinggi memenuhi dua sisi sehingga sinar matahari terhalang. Jalan itu sangat gelap.Di depan ada cahaya yang seakan-akan menuntun Yasmin. Selama dia berlari ke cahaya itu, dia akan terselamat.Wajah Yasmin bahkan tampak gembira.Keluar dari jalan kecil adalah jalan raya. Yasmin sama sekali tidak berhenti dan bergegas ke jalan raya yang ramai.Yasmin berhenti, lalu menoleh. Dia melihat sebuah mobil melaju ke arahnya dengan cepat.Dia menatap itu dengan ekspresi kosong atau mungkin dia sudah tidak sempat menunjukkan ekspresi apa pun.Semuanya terjadi dengan lambat."Yasmin!" Daniel sudah berlari dengan secepatnya. Tanpa memedulikan bahaya, dia bergegas ke jalan raya untuk mendekati Yasmin.Namun, tangan Daniel masih tidak cukup panjang untuk meraih Yasmin. Tepat di depan matanya, dia melihat Yasmin ditabrak ...."Bam!"Yasmin terhempas beberapa meter, lalu dia menghantam tanah dengan keras dan berguling beberapa kali."Ugh ...." Darah keluar dari mulutnya.Namun, dia masih
Rafael menarik perawat itu, lalu menyuruhnya pergi.Apa mereka tidak bisa melihat darah di tubuh Daniel?Tidak ada yang berani berbicara dengan Daniel.Selama Yasmin sedang diperasi, Daniel menunggunya di luar. Satu jam demi satu jam berlalu, tapi dia tidak pernah bergerak, apalagi duduk.Lalu, pintu ruang operasi terbuka.Daniel tersentak, lalu dia bertanya dengan suara serak, "Bagaimana kondisinya?"Perawat itu menjadi gugup. Dia keluar hanya untuk mengambil barang. "Dok ... Dokter Helen dan dokter lainnya masih sedang menyelamatkan pasien.""Aku bertanya bagaimana kondisinya?!" Daniel mengepalkan tangannya, lalu berjalan mendekat.Rafael bergegas menasihati, "Tuan Daniel, Nona Yasmin masih dioperas ...." Lalu, dia menyuruh perawat itu pergi.Perawat itu pun segera melarikan diri.Daniel menahan emoisnya. Dia berjalan ke dinding, lalu menopang tangannya di dinding. Darah di tangannya menodai dinding yang putih. Pemandangan itu tampak sangat menakutkan.Pembuluh darah di keningnya men
Daniel baru turun dari mobil dan anak-anak sudah mengelilinginya dengan tidak sabar. Mereka berdiri di depan kakinya."Kenapa Papa baru pulang sekarang?""Apa semalam Papa dan Mama pergi berkencan?""Di mana Mama? Kami sudah lama nggak melihat Mama!"Sebelum Daniel bisa menjawab mereka, mata tajam Julius melihat darah di tangannya. "Apa itu darah di tangan Papa?"Daniel mengepalkan tangannya, kemudian berkata, "Bukan, itu cat. Nanti kita baru berbicara, ya. Papa kembali ke kamar dulu."Kemudian, dia meninggalkan anak-anak.Ketiga anak kecil itu melihat punggung papa mereka dengan bingung. Bagaimana tangan Daniel bisa terkena cat?Apa Daniel mewarnai seperti mereka?Shower dinyalakan, lalu air membasahi tubuh Daniel. Pakaian yang dia lepaskan dibuang ke lantai sebelah shower.Air di bawah kakinya langsung menjadi air darah.Daniel tercengang. Dia menatap itu dan mematung.Itu semua adalah darah Yasmin.Daniel merasa tubuhnya mematung, gemetaran dan dingin. Air panas tidak bisa menghanga
"Apa kalian bisu?" Aura Daniel terasa sangat menakutkan.Helen berkata, "Tuan Daniel, Nona Yasmin belum bangun pasti karena ada kaitannya dengan otaknya. Masa pemulihannya pun lebih lambat dan waktu bangunnya akan tertunda. Tapi, saya jamin dia pasti akan bangun.""Satu minggu, satu bulan atau satu tahun? Aku nggak bisa menunggu begitu lama," kata Daniel."Seharusnya nggak sampai satu bulan," kata direktur rumah sakit."Seharusnya?" Daniel meliriknya dengan sinis.Direktur rumah sakit segera menundukkan kepalanya. "Cedera Nona Yasmin nggak termasuk serius atau ... atau kondisinya nggak akan seoptimis itu. Tuan Daniel perlu bersabar menunggu ....""Kalau aku nggak sabar, kamu sudah nggak ada di sini sekarang," kata Daniel dengan sinis.Kening direktur rumah sakit langsung berkeringat dingin."Apa mungkin dia nggak bersedia bangun? Beberapa orang lebih lambat bangun kalau keinginan mereka untuk bertahan hidup nggak kuat ...." Kata-kata dewan rumah sakit membuat Daniel menoleh ke arahnya,
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati