Daniel baru turun dari mobil dan anak-anak sudah mengelilinginya dengan tidak sabar. Mereka berdiri di depan kakinya."Kenapa Papa baru pulang sekarang?""Apa semalam Papa dan Mama pergi berkencan?""Di mana Mama? Kami sudah lama nggak melihat Mama!"Sebelum Daniel bisa menjawab mereka, mata tajam Julius melihat darah di tangannya. "Apa itu darah di tangan Papa?"Daniel mengepalkan tangannya, kemudian berkata, "Bukan, itu cat. Nanti kita baru berbicara, ya. Papa kembali ke kamar dulu."Kemudian, dia meninggalkan anak-anak.Ketiga anak kecil itu melihat punggung papa mereka dengan bingung. Bagaimana tangan Daniel bisa terkena cat?Apa Daniel mewarnai seperti mereka?Shower dinyalakan, lalu air membasahi tubuh Daniel. Pakaian yang dia lepaskan dibuang ke lantai sebelah shower.Air di bawah kakinya langsung menjadi air darah.Daniel tercengang. Dia menatap itu dan mematung.Itu semua adalah darah Yasmin.Daniel merasa tubuhnya mematung, gemetaran dan dingin. Air panas tidak bisa menghanga
"Apa kalian bisu?" Aura Daniel terasa sangat menakutkan.Helen berkata, "Tuan Daniel, Nona Yasmin belum bangun pasti karena ada kaitannya dengan otaknya. Masa pemulihannya pun lebih lambat dan waktu bangunnya akan tertunda. Tapi, saya jamin dia pasti akan bangun.""Satu minggu, satu bulan atau satu tahun? Aku nggak bisa menunggu begitu lama," kata Daniel."Seharusnya nggak sampai satu bulan," kata direktur rumah sakit."Seharusnya?" Daniel meliriknya dengan sinis.Direktur rumah sakit segera menundukkan kepalanya. "Cedera Nona Yasmin nggak termasuk serius atau ... atau kondisinya nggak akan seoptimis itu. Tuan Daniel perlu bersabar menunggu ....""Kalau aku nggak sabar, kamu sudah nggak ada di sini sekarang," kata Daniel dengan sinis.Kening direktur rumah sakit langsung berkeringat dingin."Apa mungkin dia nggak bersedia bangun? Beberapa orang lebih lambat bangun kalau keinginan mereka untuk bertahan hidup nggak kuat ...." Kata-kata dewan rumah sakit membuat Daniel menoleh ke arahnya,
"Aku nggak tahu apa dia sudah mati atau belum, tapi sesuatu pasti sudah terjadi padanya. Susan bilang Yasmin nggak pulang ke rumah ataupun Taman Royal. Dia juga bilang tiga hari yang lalu ketika Daniel pulang, ada darah di tangannya.""Tiga hari yang lalu? Sebelumnya ngapain dia?""Dia pasti sedang mengumpulkan informasi. Hanya saja, Daniel menutupi informasi ini sangat ketat. Tidak ada yang keluar sedikit pun. Bahkan Emma saja nggak tahu apa-apa," kata Dahlia."Kenapa ada darah di tangannya? Apa itu darah Yasmin?" tebak Irene. "Dia pasti sudah meninggal!""Aku juga merasa seperti itu." Dahlia berkata, "Makanya, aku meneleponmu untuk memberitahumu kabar baik ini. Mungkin beberapa hari lagi kita akan menerima kabar tentang kematian Yasmin. Kamu bisa lebih lega sekarang dan jangan merasa tertekan. Sekarang pikirkan bagaimana mendapat kembali Daniel.""Tentu saja aku tahu itu."Setelah Irene menutup telepon Dahlia, dia tenggelam dalam pikirannya.Darah .... Darahnya Yasmin .... Jangan-jan
Hanya saja, Irene tidak bisa berkata kalau dia mendapat informasi itu dari Rachel.Dia bersembunyi di pojok dan melihat Eric memasuki kamar pasien dari kejauhan. Sepuluh menit kemudian, dia keluar dan pergi.Pengawal berjaga di depan pintu dengan ketat. Irene pasti tidak bisa menyelinap masuk.Namun, dia merasa Daniel tidak akan menghalanginya.Bukankah lebih baik Daniel menemani Yasmin yang sedang menginap di rumah sakit sekarang?Irene berjalan ke pintu. Ketika dia ingin melewati garis kuning itu, dia dihalangi oleh para pengawal. "Kamu nggak boleh masuk.""Apa kalian nggak mengenaliku? Aku Irene. Aku datang untuk melihat Yasmin. Daniel juga ada di dalam, 'kan?""Maaf, siapa pun nggak boleh masuk," ucap pengawal."Kenapa? Ini aku, Irene. Apa kalian nggak mengenaliku? Kalau kalian nggak membiarkanku masuk dan Daniel mengetahui kalian menghalangiku, dia pasti nggak akan senang," kata Irene seperti itu untuk menakuti mereka.Akan tetapi, pengawal tidak takut dan diam saja. Mereka juga t
Daniel sudah menganggap kamar pasien ini sebagai rumah. Dia menangani urusan perusahaan di sini setiap hari.Terkadang dia baru pergi ke perusahaan kalau ada urusan penting. Terkadang dia akan pulang ke Taman Royal untuk melihat anak-anak.Siang ini dia pulang ke Taman Royal untuk makan bersama anak-anak, tapi dia tidak melihat mereka.Tony berkata, "Mereka sudah keluar."Anak-anak berusia dua tahun bermain keluar adalah hal yang biasa.Ponsel di kantong Daniel berbunyi. Itu telepon dari Rafael. "Tuan Daniel, anak-anak datang ke perusahaan Bu Yasmin untuk mencari Bu Yasmin ....""Suruh Mama keluar atau aku nggak akan segan-segan!" Daniel mendengar suara galak Julian di ujung telepon.Daniel menutup telepon. Sepertinya mereka sudah tidak bisa dibujuk.Dulu ketika mereka merindukan Yasmin, mereka akan mencarinya sendiri dan pasti akan menemukannya.Sekarang mereka membuat onar karena mereka tidak menemukannya.Daniel pergi ke perusahaan naik mobil Rolls RoyceSinar matahari menembus cela
Helen belum pergi. Saat dia melihat Daniel masuk, ekspresinya menjadi serius.Dia sudah memberi tahu segalanya kepada Daniel. Yasmin mungkin ... menderita amnesia sementara.Yasmin tidak mengingat apa pun.Ketika Yasmin melihat Daniel, matanya sedikit mengelak.Itu bisa dipahamkan karena aura Daniel sangat kuat.Daniel berjalan mendekat, lalu bertanya, "Apa kamu tahu siapa aku?"Yasmin merasa orang ini bermartabat dan memiliki aura yang kuat. Sepertinya pria ini berbahaya.Dia melihat Helen dengan tatapan memelas.Jelas kalau Yasmin tidak tahu siapa pria ini.Helen berkata, "Dia bahkan nggak tahu namanya sendiri. Semua sudah dilupakannya. Sebelum Anda datang, saya sudah mengambil rontgennya. Otaknya pulih dengan baik."Daniel duduk di tepi tempat tidur agar dia bisa melihat Yasmin lebih dekat. Dia mengangkat dagu Yasmin dan memaksa Yasmin untuk melihatnya. "Kamu benar-benar nggak mengingat apa pun atau sedang berpura-pura, hm?"Yasmin tidak tahu apa yang ingin dilakukan pria ini. Dia s
"Keluargamu hanya aku dan anak-anak.""Ibuku juga sudah meninggal?""Iya."Yasmin mengedipkan matanya. Dia menggigit bibirnya sambil berpikir.Tampang Yasmin membuat Daniel ingin sekali menggigitnya, tapi Daniel menahan diri dan menggenggam tangan Yasmin lebih erat."Kalau begitu ... kenapa kamu menikahiku?" tanya Yasmin dengan penasaran.Daniel baru ingin menjawab, tapi kemudian pintu kamar pasien terbuka dengan keras. Dia mengerutkan alisnya melihat anak-anak masuk."Mama!""Mama!""Mama!"Anak-anak yang sudah lama tidak melihat Mama berlari dengan penuh semangat."Mama, ternyata kamu sakit!""Papa merahasiakannya dan nggak memberi tahu kami! Dasar pelit!""Ada apa dengan kepala Mama? Sakit?"Anak-anak memanjat ranjang dan mulut kecil mereka tidak berhenti bersuara. Mereka sangat menggemaskan dan Yasmin terpana.Yasmin tanpa sadar menyentuh kepalanya sendiri yang dibalut kain kasa, tapi dia masih tercengang menatap anak-anak.Walaupun dia tidak mengingat apa-apa, itu bukan berarti di
Saat Helen mendengar itu, kenapa sepertinya ada maksud terselubung di dalam kata-kata itu? Apa Daniel tidak ingin ingatan Yasmin kembali?Mereka mencapai kesimpulan setelah memikirkan suasana hati Yasmin sebelum kecelakaan mobil itu.Bagaimanapun juga, Yasmin yang menderita amnesia kini jelas tidak menolak Daniel."Ya. Faktornya nggak pasti. Ingatannya bisa kembali kapan saja dan ada kemungkinan kita harus menunggu sangat lama," kata Helen dengan jujur.Mata Daniel tampak gelap dan dia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Beberapa saat kemudian, dia berdiri dan pergi.Siang ini Yasmin sudah dapat keluar dari rumah sakit. Anak-anak, Papa dan Mama makan siang di kamar pasien.Anak-anak sangat senang bersama Papa dan Mama, jadi mereka memakan lebih banyak.Yasmin yang duduk di samping diam-diam melihat perut anak-anak. Perut bulan mereka sangat lucu."Mama, makan ini!" Julia mengambil sepotong daging, lalu menyodorkannya ke depan mulut Yasmin.Yasmin merasa agak segan. Setelah dia melihat